Lompat ke isi

Candi Gununggangsir

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 15 November 2023 13.49 oleh Rakehino (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Candi Gunung Gangsir adalah sebuah bangunan candi yang diduga dibuat paling awal pada masa Mpu Sindok hingga Airlangga, atau merupakan peninggalan dari zaman Majapahit dilihat dari kemiripan dengan Candi Pari, juga diduga adalah tinggalan raja Hayam Wuruk sebagai Wisesapura untuk pendharmaan neneknya Gayatri Rajapatni. Candi Gunung Gangsir terletak di Dukuh Kebon Candi, Desa Gunung Gangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Candi Gununggangsir
جند غوننغ غنغسير
Candi Nggangsir
Candi Gununggangsir
Candi Gununggangsir di Jawa
Candi Gununggangsir
Location within Jawa
Candi Gununggangsir di Indonesia
Candi Gununggangsir
Candi Gununggangsir (Indonesia)
Informasi umum
Gaya arsitekturCandi Jawa Timuran
LokasiGununggangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur
KotaKabupaten Pasuruan
Negara Indonesia
Data teknis
Sistem strukturBatu bata

Nama candi ini masih merupakan mitos penduduk sekitar, yaitu bahwa nama 'gunung' diambil dari keberadaan bangunan candi ini pada masa lampau yang dilingkupi oleh gunung. Sedangkan kata gangsir (Jawa: nggangsir) berarti menggali lubang di bawah permukaan tanah.

Menurut keterangan penduduk, nama ini muncul ketika pada suatu saat ada seseorang yang berusaha 'menggangsir' gunung ini untuk mencuri benda-benda berharga di dalam bangunan candi ini. Maka dikenallah bangunan candi ini dengan nama Candi Gunung Gangsir.

Candi Gunung Gangsir merupakan candi yang unik. Karena satu-satunya candi yang menggabungkan gaya arsitektur Jawa Timuran dengan gaya ragam hias Jawa Tengahan. Dan candi ini meupakan satu-satunya candi yang menggunakan teknik cetak untuk menampilkan ragam hiasannya.

Struktur Candi

[sunting | sunting sumber]

Bangunan candi yang terbentuk terbuat dari batu bata ini, memiliki 4 lantai, dengan dua lantai dasar yang merupakan tubuh dan atap candi yang sebenarnya. Denah lantai dasar merupakan segi empat dengan sebuah tonjolan pada sisi timur, berlawanan arah dengan keletakan tangga. Denah tubuh dan atap candi juga segi empat, tetapi pada bagian ini keempat sisi dinding tubuh candi memiliki sebuah bidang tonjolan yang ramping.

Candi tersebut sangat kaya dengan relung-relung,pelipit dan antefiks yang dihiasai sangat indah. Panil-panil yang indah ,menampilkan hiasan yang berupa relief tokoh, bejana-bejana dengan motif bunga, pilaster, pepohonan dan binatang, yang dibuat dengan teknik cetakan. Seluruh permukaan candi ini dilapisi dengan plesteran stuko, yang sama terdapat pada Candi Kalasan di Prambanan.[1]

Penelitian

[sunting | sunting sumber]

Menurut Marijke J. Klokke mengenai struktur candi ini, mungkin Candi Gunung Gangsir pernah direstorasi pada masa akhir Jawa Timuran dengan menggunakan material dari candi yang lebih tua.

Kondisi Candi Sekarang

[sunting | sunting sumber]

Sekarang kondisi candi berupa runtuhan, dan hampir semua sudut pada lantai-lantai dalam keadaan rusak, begitu juga pada bagian-bagian yang horizontal, tempat bertemunya lantai-lantai tersebut, sedangkan bagian puncak candi telah hilang. Akibat kerusakan ini, bangunan candi Gunung Gangsir tampak seperti bentuk piramida yang telah terpotong bagian atapnya.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Sedyawati, Edi, 1938-. Candi Indonesia. Latief, Feri,, Indonesia. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, (edisi ke-Cetakan pertama). [Jakarta]. ISBN 9786021766934. OCLC 886882212.