Lompat ke isi

Celimpungan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 3 Februari 2024 14.02 oleh Apriadi ap (bicara | kontrib) (menambahkan penjelasan lebih untuk pengembangan artikel "Makanan Tradisional Khas Indonesia")

Celimpungan adalah makanan yang berasal dari Sumatera Selatan. Bahan dasar celimpungan adalah adonan sagu dan ikan seperti halnya Pempek yang juga berasal dari Sumatera Selatan. Perbedaan di antara keduanya terletak pada bentuk dan kuahnya. Celimpungan berbentuk bulat dengan diameter 10 cm dan tipis (pipih). Kuahnya terbuat dari santan dan racikan bumbu-bumbu lainnya. Celimpungan dimakan bersama sambal gorengnya. [1] Tidak sulit untuk menemukan celimpungan di daerah Sumatera Selatan, terutama di Kota Palembang, baik di restoran atau warung kaki lima. Menurut cerita dari masyarakat setempat, asal usul kuliner ini berawal dari inovasi kreatif masyarakat yang sering menciptakan hidangan baru. Salah satunya adalah dengan menggabungkan ikan dengan sagu dan meracik kuah rempah-rempah.[2]

Kata "celimpungan" konon berasal dari bunyi "plung" yang terdengar saat mencemplungkan adonan dari biji celimpungan ke dalam kuah saat merebusnya. Seiring berjalannya waktu, nama "celimpungan" kemudian digunakan untuk hidangan ini karena asosiasi dengan bunyi tersebut. Ciri khas celimpungan adalah kuah kuning cerah yang digunakan, yang dalam makna budaya Palembang diartikan sebagai simbol kegembiraan dan semangat untuk beraktivitas. [2]

Dari segi komposisi bahan, celimpungan memiliki isian yang mirip dengan pempek, menggunakan ikan dan sagu. Perbedaannya utamanya terletak pada jenis kuah yang menyertainya. Bila hanya memakan biji celimpungan, rasanya mirip dengan pempek biasa tanpa tambahan apa pun. Namun, perbedaan signifikan terletak pada kuah yang mengiringi hidangan tersebut. Jika pempek menggunakan kuah cuko yang asam manis segar, celimpungan menggunakan kuah santan yang gurih. Campuran rempah-rempah seperti serai, lengkuas, dan kunyit juga memberikan cita rasa khas pada kuahnya. Kombinasi antara biji celimpungan dan kuah santannya memberikan cita rasa unik yang disukai banyak orang Palembang. Kelezatan kuah santan yang gurih dengan tekstur kenyal dari biji celimpungan menciptakan sensasi yang istimewa. Biasanya, celimpungan disajikan dengan lontong, bawang goreng, dan kerupuk udang sebagai pelengkap. Ditambah dengan sambal goreng khas Palembang, menjadikannya lebih nikmat. Celimpungan sering dijadikan sarapan, tetapi kini juga dapat dinikmati kapan saja. Di acara perayaan atau hari besar seperti pesta pernikahan atau Idul Fitri, celimpungan menjadi hidangan yang tak terlewatkan untuk memanjakan lidah para tamu.[2]


Referensi

  1. ^ Aisyah 08 Agustus 2021.
  2. ^ a b c Mileneo, Muhammad Fazer (2023-01-08). "Celimpungan, Olahan Ikan Berkuah Santan yang Menjadi Simbol Semangat Masyarakat Palembang". good news from indonesia. Diakses tanggal 2024-02-03. 

Daftar Pustaka