Lompat ke isi

Gambir, Jakarta Pusat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 11 Mei 2024 03.36 oleh Gilang Bayu Rakasiwi (bicara | kontrib) (Transportasi)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Gambir
Monas di Gambir, Jakarta Pusat
Monas di Gambir, Jakarta Pusat
Letak kecamatan Gambir di Jakarta Pusat
Letak kecamatan Gambir di Jakarta Pusat
Peta lokasi Kecamatan Gambir
Gambir di Jakarta
Gambir
Gambir
Peta lokasi Kecamatan Gambir
Gambir di Jawa
Gambir
Gambir
Gambir (Jawa)
Gambir di Indonesia
Gambir
Gambir
Gambir (Indonesia)
Koordinat: 6°10′S 106°50′E / 6.17°S 106.83°E / -6.17; 106.83
Negara Indonesia
ProvinsiDaerah Khusus Ibukota Jakarta
Kota AdministrasiJakarta Pusat
Pemerintahan
 • CamatFauzi, S.Sos[1]
Populasi
 • Total96.940 jiwa
 • Kepadatan12.755/km2 (33,040/sq mi)
Kode pos
10110–10160
Kode Kemendagri31.71.01 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3173080 Edit nilai pada Wikidata
Luas7,60 km²
Kepadatan12755
Desa/kelurahan6 kelurahan
Peta
PetaKoordinat: 6°10′34″S 106°49′18″E / 6.17611°S 106.82167°E / -6.17611; 106.82167


Gambir adalah sebuah kecamatan di Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia. Monumen Nasional atau Monas, dan Stasiun Gambir terletak di kecamatan ini.

Gambar udara sudut timur laut Koningsplein memperlihatkan istana gubernur jenderal yang kini menjadi Istana Merdeka
Gambar Stasiun Gambir dari udara selama era kolonial

Pada masa penjajahan Belanda, wilayah Gambir, khususnya daerah Kelurahan Gambir dan sekitarnya, dinamakan Weltevreden (termasuk stasiun kereta apinya). Nama "Gambir" sendiri sudah dipakai pula untuk kawasan yang sama sejak awal abad ke-19, diambil dari nama seorang letnan Belanda keturunan Prancis bernama Gambier yang ditugaskan Daendels untuk membuka jalan ke arah selatan.[3]

Sebelum dikembangkan oleh Daendels sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda di daerah baru yang disebutnya Weltevreden sejarah kawasan ini telah dimulai sejak tahun 1658 di mana masih berupa daerah rawa-rawa dan padang ilalang. Oleh pemiliknya yang bernama Anthony Paviljoen, daerah ini mulai disewakan kepada masyarakat Tionghoa untuk digarap sebagai lahan pertanian sayur-sayuran dan sawah. Setelah makin berkembang daerah ini timbul pasar yang berlanjut terus menerus sebagai pasar tempat memperingati hari lahir penguasa Belanda yang diadakan pasar malam setiap tahun. Pasar yang tumbuh dan berkembang terus itu disebut pasar Gambir.

Setelah Daendels berkuasa dan memindahkan pusat pemerintahan dari Kota ke Weltevreden yang dalam bahasa Belanda berarti tempat yang paling ideal sebagai lokasi pemukiman (tempat yang nyaman), maka Belanda mulai membangun berbagai macam sarana prasarana perkotaan di daerah baru ini. Salah satu sarana perkotaan yang terkenal pada waktu itu adalah lapangan Koningsplein yang disebut juga oleh masyarakat lokal dengan nama lapangan Gambir. Lapangan ini kemudian dikenal dengan nama Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta). Lapangan ini menjadi tempat dilaksanakannya rapat raksasa rakyat Jakarta yang terjadi di lapangan Ikada. Pada masa lalu, di lapangan ini terdapat perkumpulan-perkumpulan olahraga, yang paling terkenal adalah Bataviaasche Sport Club (BSC) dan Batavia Buitenzorg Wedloop Societiet (BBWS). BSC adalah perkumpulan olahraga biasa dan BBWS adalah perkumpulan olahraga berkuda.[4]

Demografi

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2021, penduduk kecamatan Gambir sebanyak 96.940 jiwa, dengan kepadatan 12.755 jiwa/km².[2] Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2021 mencatat bahwa mayoritas penduduk kecamatan ini memeluk agama Islam. Adapun persentasi penduduk menurut agama yang dianut adalah Islam sebanyak 71,87%, kemudian Kristen sebanyak 21,39%, di mana Protestan 12,99% dan Katolik 8,40%. Kemudian sebagian lagi memeluk agama Buddha yakni 6,44%, Hindu 0,28% dan Konghucu 0,02%.[2] Untuk sarana rumah ibadah di Gambir, terdapat 57 masjid, 42 musala, 20 gereja Protestan, 5 vihara, 3 gereja Katolik dan 1 pura.[5]

Administrasi

[sunting | sunting sumber]

Pembagian wilayah

[sunting | sunting sumber]

Kecamatan Gambir terdiri dari 6 kelurahan, yakni;

  1. Gambir dengan kode pos 10110
  2. Kebon Kelapa dengan kode pos 10120
  3. Petojo Utara dengan kode pos 10130
  4. Duri Pulo dengan kode pos 10140
  5. Cideng dengan kode pos 10150
  6. Petojo Selatan dengan kode pos 10160

Transportasi

[sunting | sunting sumber]

Kecamatan Gambir mempunyai transportasi publik seperti bus BRT dan kereta api komuter, yaitu:

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Daftar Pejabat Kecamatan Pemerintahan Kota Administrasi Jakarta Pusat". www.pusat.jakarta.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-30. Diakses tanggal 9 Januari 2022. 
  2. ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 9 Januari 2022. 
  3. ^ Pradaningrum Mijarto.Pasar Gambir Puluhan Tahun Lalu Diarsipkan 2011-07-13 di Wayback Machine.. Kompas daring. Edisi 29 Agustus 2009.
  4. ^ Pemprov DKI Jakarta.[1] Diarsipkan 2012-05-26 di Wayback Machine..
  5. ^ "Kecamatan Gambir dalam Angka 2021" (pdf). Badan Pusat Statistik Indonesia. 2021. hlm. 49. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-27. Diakses tanggal 9 Januari 2022. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]