Lompat ke isi

Pengeringan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 24 Juni 2024 00.11 oleh Kim Nansa (bicara | kontrib) (Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Pengeringan adalah proses perpindahan massa air atau pelarut lainnya dari suatu zat padat atau semi padat dengan menggunakan penguapan.[1] Proses ini sering kali merupakan tahap akhir proses prduksi sebelum dikemas atau dijual ke konsumen. Benda yang telah dikeringkan akan menjadi benda yang padat dalam wujud bubuk (misal susu bubuk) maupun potongan besar (misal kayu) meski bahan awal sebelum pengeringan adalah benda semi padat (misal keju "hijau"). Sumber panas dan cara penghantaran panas dibutuhkan dalam pengeringan.

Dalam pengeringan konveksi, aliran gas (misal udara) dipanaskan lalu dipaparkan ke bahan yang akan dikeringkan sehingga gas tersebut membawa uap air. Pengeringan vakum memanaskan bahan secara konduksi atau radiasi sementara uap air dihisap keluar. Metode tidak langsung lainnya adalah pengeringan drum. Metode lain dalam ekstraksi cairan seperti menggunakan sentrifugasi tidak disebut sebagai proses pengeringan.

Mekanisme pengeringan

[sunting | sunting sumber]

Beberapa bahan yang memiliki kadar air awal yang relatif tinggi, pengurangan kadar air awal secara linear dapat dihitung berdasarkan fungsinya berdasarkan waktu pada interval waktu tertentu, yang disebut dengan "periode laju pengeringan konstan". Biasanya pada periode ini, kadar air permukaan di luar partikel sedang berpindah dari bahan. Laju pengeringan pada periode ini bergantung pada laju pindah panas dari bahan. Jika pengeringan dilanjutkan, kemiringan kurva akan berubah menjadi lebih landai (laju pengeringan berkurang) dan tidak menjadi linear, hingga akhirnya kurva menjadi datar. Kadar air produk lalu berada pada kondisi konstan yang disebut dengan kadar air kesetimbangan. Selama periode berkurangnya laju pengeringan, migrasi air dari bagian dalam ke permukaan bahan terjadi secara difusi molekular di mana bagian yang lebih basah (bagian dalam) memindahkan air ke bagian yang lebih kering (bagian permukaan). Bahan yang dikeringkan umumnya akan mengalami perubahan bentuk dan ukuran yang signifikan, kecuali pada proses pengeringan beku.

Metode pengeringan

[sunting | sunting sumber]
Dalam diagram fase, batas antara wujud gas dan cair bergerak dari titik tripel ke titik kritis. Pengeringan biasa ditunjukan dengan panah hijau, pengeringan superkritis dengan warna merah, dan pengeringan beku ditunjukan dengan warna biru.

Beberapa metode pengeringan yang umum

  • Penjemuran
  • Aplikasi udara panas (pengeringan secara konveksi). Udara yang dipanaskan meningkatkan kelembaban relatif udara, sehingga mampu mengangkat uap air dari bahan yang terpanaskan oleh udara.
  • Pengeringan kontak (melalui dinding yang terpanaskan) pada pengeringan drum dan pengeringan vakum.
  • Pengeringan dielektrik, di mana frekuensi radio atau gelombang mikro diserap oleh bahan.
  • Pengeringan beku di mana cairan dibekukan sebelum dikeringkan secara sublimasi (es langsung menjadi uap).
  • Pengeringan superkritis

Tujuan pengeringan

[sunting | sunting sumber]
Pengeringan ikan di Muara Angke

Bahan pangan dikeringkan untuk menghambat pertumbuhan bakteri sehingga memperlambat pembusukan. Tingkat pengawetan makanan dari proses pengeringan sangat bergantung pada jenis produk; meski kadar air sudah tidak ada, namun keberadaan lemak dan protein masih mampu menghidupi bakteri. Produk seperti susu bubuk harus dikeringkan hingga ke kadar air yang sangat rendah untuk mencegah susu bubuk menjadi lengket dalam penanganannya, dan kadar air ini jauh lebih rendah dari kebutuhan dalam mencegah pertumbuhan bakteri. Bahan lain, seperti biskuit dikeringkan hingga mencapai tingkat kerenyahan yang disukai oleh konsumen. Kayu dikeringkan untuk mencegah pelapukan, memperingan, dan memperkuat kayu.

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Bahan bacaan terkait

[sunting | sunting sumber]
  1. Greensmith, M. (1998). Practical Dehydration. Woodhead Publishing, Ltd. 
  2. Chemical Engineers' Handbook. Mc Graw Hill Professional. 2007. hlm. Chapter 12 (Evaporative Cooling and Solids Drying). 
  3. A.S., Mujumdar (1998). Handbook of Industrial Drying. Boca Ratón: CRC Press. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]