Lompat ke isi

Rumpun bahasa Tibet

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 28 Juni 2024 02.56 oleh RaFaDa20631 (bicara | kontrib) (Moving from Category:Bahasa Tibeto-Burma to Category:Rumpun bahasa Tibeto-Burma using Cat-a-lot)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Tibet
Tibetik
Bod Tengah
WilayahTiongkok (Wilayah Otonom Tibet, Qinghai, Sichuan, Gansu, Yunnan); India (Ladakh, Sikkim, Uttarakhand, Himachal Pradesh, Arunachal Pradesh, Assam); Pakistan (Gilgit-Baltistan); Nepal; Bhutan
EtnisBangsa Tibet, Bhutan, Suku Sikkim, Ladakh, Ngalop, Sherpa, Jirel, Purigpa, Balti, Yolmo
Penutur
Bentuk awal
Kode bahasa
ISO 639-3
Glottologoldm1245[1]
Lokasi penuturan
Pembagian Daerah Budaya Tibet
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat


Rumpun bahasa Tibet adalah segala bahasa yang diturunkan dari bahasa Tibet Kuno (abad ke-7 M hingga ke-9 M).[2] Menurut Tournadre (2014), terdapat sekitar 50 bahasa, yang terbagi menjadi lebih dari 200 dialek atau dapat dikelompokkan menjadi 8 dialek yang saling bersambung.[2] Bahasa-bahasa ini dituturkan di Dataran Tinggi Tibet dan Pegunungan Himalaya yang mencakup wilayah Gilgit-Baltistan, Aksai Chin, Ladakh, Nepal, Himachal Pradesh, Uttarakhand, dan Bhutan. Bahasa Tibet Klasik adalah bahasa sastra utama, terutama untuk penggunaannya dalam keagamaan Buddha.

Bahasa Tibet dituturkan oleh sekitar 6 juta jiwa, tidak semuanya bersuku Tibet.[3] Dengan penyebaran Buddha Tibet di seluruh dunia, bahasa Tibet telah menyebar ke dunia barat dan dapat ditemukan di banyak naskah-naskah Buddha dan kitab doa; dengan beberapa siswa barat belajar bahasa untuk terjemahan naskah-naskah berbahasa Tibet. Di luar Lhasa sendiri, bahasa Tibet Lhasa dituturkan sebanyak 200.000 jiwa perantau di India dan penjuru dunia lainnya. Bahasa-bahasa Tibet juga dituturkan oleh suku minoritas di Tibet yang telah tinggal berdekatan dengan suku Tibet selama berabad-abad, namun tetap mempertahankan bahasa dan budaya jati mereka sendiri.

Meskipun beberapa masyarakat Qiang di Kham dikategorikan oleh Pemerintah Tiongkok sebagai bagian dari suku Tibet (lihat Rumpun bahasa Gyalrongik; Suku Gyalrong dikategorikan sebagai 'Tibet' di Tiongkok), tetapi bahasa Qiang dan serumpun terdekatnya bukanlah bagian dari Tibet, melainkan membentuk cabang tersendiri dalam rumpun bahasa Tibet-Burma.

Bahasa Tibet Klasik bukan bahasa bernada, tetapi bahasa turunannya seperti Tibet Tengah dan Tibet Kham telah mengembangkan pembeda nada. Bahasa Tibet Amdo dan Ladakh-Balti bukan juga bahasa bernada. Morfologi bahasa Tibet umumnya dapat digambarkan sebagai aglutinatif.

Setelah menerapkan metode perbandingan ke pangkalan data linguistik yang dikembangkan oleh Laurent Sagart pada tahun 2019 untuk mengenal persesuaian dan kata kerabat, metode filogenetika digunakan untuk menyimpulkan hubungan antara bahasa-bahasa ini dan memperkirakan usia asal dan urheimat leluhur dari rumpun bahasa ini.[4]

Marius Zemp (2018)[5] berhipotesis bahwa bahasa Tibet awalnya merupakan pidgin yang dipengaruhi oleh Zhangzhung dan bahasa-bahasa Himalaya Barat sebagai superstratum, serta Rgyalrongik sebagai substratum (dua bahasa tersebut juga merupakan bagian dari rumpun bahasa Sino-Tibet). Demikian pula, Tamangik juga merupakan superstratum Himalaya Barat, tetapi substratumnya dipengaruhi dari cabang Sino-Tibet lainnya.[2]

Penggolongan

[sunting | sunting sumber]
Peta etnolinguistik Tibet.

Bahasa yang lebih berbeda dituturkan di utara dan timur, kemungkinan karena kontak bahasa dengan Qiangik, Rgyalrongik. Perbedaan yang ditunjukkan dalam bahasa Tibet Khalong mungkin juga karena peralihan bahasa. Selain itu, ada bahasa Baima, yang mempertahankan substratum Qiangik, dan memiliki beberapa lapisan serapan dari bahasa Tibet Amdo, Tibet Kham, dan Tibet Zhongu, tetapi tidak sesuai dengan cabang Tibet mana pun yang mapan.[6]

Dua bahasa Tibet utama yang digunakan untuk penyiaran di Tiongkok adalah Tibet Baku dan Tibet Amdo.

Tournadre (2014)

[sunting | sunting sumber]

Tournadre (2014)[2] menggolongkan rumpun bahasa Tibet yang terdiri dari delapan kesinambungan dialek, yang terdiri lagi atas sekitar 50 bahasa dan 200 dialek. Penggolongan ini adalah versi terbaru dari karya ilmiahnya pada tahun 2008.[7] Cabang Timur dan Tenggara memiliki kesalingpahaman yang lebih rendah, tetapi lebih terbatas di cabang Barat Laut dan antara bahasa Tibet Kham. Kesinambungan dialek itu tersebar di lima negara dengan satu pengecualian, yatu Sangdam, sebuah dialek Tibet Kham di Kachin, Myanmar.

Tournadre (2005, 2008)

[sunting | sunting sumber]

Tournadre (2005)[9] membagi rumpun bahasa Tibet sebagai berikut:

Bahasa-bahasa lainnya (Thewo-Chone, Zhongu, Khalong, Dongwang, Gserpa, Zitsadegu, Drugchu, Baima) tidak saling dipahami, sehingga tidak cukup dikenal untuk digolongkan.

Tournadre (2013) menambahkan Tseku dan Khamba sebagai bagian dari Kham, dan mengelompokkan Thewo-Chone, Zhongu, Baima sebagai cabang Tibet Timur.

Bradley (1997)

[sunting | sunting sumber]

Menurut Bradley,[10] cabang-cabang bahasa dan dialek (rujukan dari Tibetan Dialects Project oleh Universitas Bern) sebagai berikut:

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Tibet". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  2. ^ a b c d Tournadre, Nicolas. 2014. "The Tibetic languages and their classification." In Trans-Himalayan linguistics, historical and descriptive linguistics of the Himalayan area. Berlin: Mouton de Gruyter.
  3. ^ Tournadre, Nicolas (2014). "The Tibetic languages and their classification". Dalam Owen-Smith, Thomas; Hill, Nathan W. Trans-Himalayan Linguistics: Historical and Descriptive Linguistics of the Himalayan Area. De Gruyter. hlm. 103–129. ISBN 978-3-11-031074-0.  (preprint)
  4. ^ Sagart et al. (2019), hlm. 10319–10320.
  5. ^ Zemp, Marius. 2018. On the origins of Tibetan. Proceedings of the 51st International Conference on Sino-Tibetan Languages and Linguistics (2018). Kyoto: Kyoto University.
  6. ^ Katia Chirkova, 2008, "On the position of Báimǎ within Tibetan", in Lubotsky et al. (eds), Evidence and Counter-Evidence, vol. 2.
  7. ^ Tournadre, Nicolas (2008). "Arguments against the Concept of 'Conjunct'/'Disjunct' in Tibetan" (PDF). Dalam B. Huber; M. Volkart; P. Widmer; P. Schwieger. Chomolangma, Demawend und Kasbek: Festschrift für Roland Bielmeier zu Seinem 65. Geburtstag, Vol. 1. Halle: International Institute for Tibetan and Buddhist Studies. hlm. 282–283. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-07-20. 
  8. ^ Sun, Jackson T.-S. 2021. Gser-Rdo: A New Tibetic Language Across the Rngaba-Dkarmdzes Border.
  9. ^ N. Tournadre (2005) "L'aire linguistique tibétaine et ses divers dialectes." Lalies, 2005, n°25, p. 7–56 [1]
  10. ^ Bradley (1997)

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]