Tanpa atma
Bagian dari seri tentang |
Buddhisme |
---|
Nonatma, anatta (bahasa Pāli), atau anātman (bahasa Sanskerta)—juga dikenal sebagai tanpa inti, bukan diri, tanpa Aku, bukan Aku, tanpa roh, atau bukan roh—adalah suatu konsep dalam Buddhisme yang menyatakan bahwa tidak ada diri atau esensi yang tidak berubah dan permanen yang dapat ditemukan dalam fenomena apa pun. Nonatma merupakan satu karakteristik dari tilakkhaṇa, dua yang lainnya adalah ketidakpuasan (dukkha) dan ketidakkekalan (anicca). Konsep ini merupakan antipola dari kata Atta yang berati "Aku". Dalam falsafah buddhis, nonatma menunjukkan bahwa segala hal (dhamma), baik yang terbentuk (saṇkhāra) maupun yang tidak-terbentuk (Nibbāna), sesungguhnya tidak mempunyai inti yang tetap. Buddhisme menolak eksistensi roh dan menekankan bahwa makhluk-makhluk hanya terdiri atas agregat-agregat (khanda). Dalam praktik meditasi buddhis, nonatma ditunjukkan melalui pengamatan diri sendiri, di mana agregat-agregat (khandha) tubuh, perasaan, ingatan, pikiran, kesadaran dapat timbul dan lenyap; bergerak dan berubah tanpa kemampuan pengamat untuk menghentikan atau menciptakannya.
Pañcakkhandha
Buddhisme menjelaskan bahwa makhluk-makhluk seperti manusia terdiri atas lima agregat-agregat atau Pañcakkhandha yang Tanpa-Roh, yaitu:
- Rūpakkhandha, yaitu agregat materi-jasmani
- Viññāṇakkhandha, agregat kesadaran
- Saññākkhandha, agregat persepsi atau pencerapan
- Vedanākkhandha, agregat perasaan atau sensasi
- Saṅkhārākkhandha, agregat bentukan mental
Ciri nonatma
Beberapa ciri pengalaman batiniah yang menunjukkan tanda nonatma adalah sebagai berikut.
- Tidak adanya pemilik
- Terus mengalami proses (tidak kekal)
- Kosong dari substansi inti
- Tanpa penguasa atau berada di luar kuasa
Nonatma dan sunyata merupakan dua kata yang merujuk pada satu fenomena yang sama. Akan tetapi, konsep sunyata melihat fenomena tersebut dari sudut pandang yang berbeda.