Gangguan Skizoafektif
Gangguan Skizoafektif | |
---|---|
Terdapat hipotesis yang menyatakan bahwa Vincent van Gogh menderita gangguan skizoafektif | |
Kedokteran Spesialis | Psikiatri |
Gejala | Mendengar atau melihat hal yang tidak ada, keyakinan akan hal yang tidak benar dan tidak dapat diubah, gangguan pola pikir, mood depresi, mania.[1] |
Komplikasi | Gangguan cemas, penggunaan obat terlarang, bunuh diri[2] |
Onset tipikal | Dewasa muda[2] |
Durasi | > 1 bulan[3] |
Tipe | Tipe bipolar, tipe depresif[2] |
Sebab | Tidak diketahui[1] |
Faktor risiko | Genetik, faktor sosial, trauma emosional, stres psikologis |
Diagnosis banding | Skizofrenia, gangguan bipolar, gangguan depresi dengan psikosis[2] |
Tatalaksana | Konseling, antipsikotik, mood stabilizers, antidepresan[3] |
Prognosis | Setengah dari kasus mengalami perbaikan[3] |
Frekuensi | 0.3%[3] |
Gangguan skizoafektif (GSA) adalah gangguan mental yang ditandai oleh gejala skizofrenia dan gangguan mood. [4][1] Gejala yang dirasakan pasien termasuk melihat dan mendengar hal yang tidak ada, yakin akan suatu hal yang salah, dan tidak dapat diyakinkan sebaliknya, pikiran kacau, mood depresif, atau mania.[1] Komplikasi termasuk ansietas,penggunaan obat-obatan, dan bunuh diri.[2]
Faktor risiko termasuk faktor genetik, faktor sosial, trauma emosional, stres psikologis.[3] Mekanisme terjadinya GSA masih belum jelas, namun diduga ada keterlibatan dopamin, norepinefrin, dan serotonin.[3] Diagnosis dapat ditegakkan apabila gejala muncul selama setidaknya satu bulan, atau setidaknya dua minggu apabila ada psikosis tanpa gangguan mood.[3]Terdapat dua tipe GSA: bipolar, yang disertai gejala manik, tipe depresif, yang hanya disertai gejala depresi.[2] Gangguan lainnya dengan gejala yang sama antara lain gangguan depresi dengan gejala psikotik, gangguan bipolar, dan skizofrenia.
Tatalaksana yang diberikan berupa kombinasi dari konseling, antipsikotik, mood stabilizer, dan antidepresan.[3] Rawatan rumah sakit mungkin dibutuhkan apabila penderita berisiko melukai diri atau orang lain. [3] Electroconvulsive therapy dapat digunakan pada pasien yang resisten dengan pengobatan.[3] Terdapat 0.3% dari populasi yang menderita GSA.[3][2] Onset dari GSA biasanya muncul pada usia dewasa muda.[2] Pada awalnya GDA dikategorikan sebagai subtipe dari skizofrenia dalam DSM-I pada tahun 1952. [3]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d "Schizoaffective Disorder Overview - Causes". www.nami.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 April 2020. Diakses tanggal 14 January 2021.
- ^ a b c d e f g h Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (edisi ke-Fifth). American Psychiatric Association. 2013. hlm. 105-110. doi:10.1176/appi.books.9780890425596.156852. ISBN 978-0-89042-555-8.
- ^ a b c d e f g h i j k l Wy, TJP; Saadabadi, A (January 2020). "Schizoaffective Disorder". PMID 31082056.
- ^ "World Health Organization (WHO) ICD-10 Revision". PsycEXTRA Dataset. 2014. Diakses tanggal 2024-08-14.