Lompat ke isi

Piala Dunia FIFA 1986

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 4 Juli 2006 04.33 oleh Ciko (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Piala Dunia FIFA 1986 berlangsung di Meksiko pada 31 Mei - 29 Juni 1986. Meksiko menjadi tuan rumah Piala Dunia ke-13, menggantikan Kolombia yang mundur karena masalah finansial. Meksiko lebih dipilih sebagai pengganti tahun 1983 di Stockholm, Swedia dibandingkan Kanada dan Amerika Serikat. Ini merupakan Piala Dunia kedua Meksiko setelah tahun 1970.

Kurang dari setahun menjelang turnamen, Meksiko porak-poranda dihantam gempa raksasa yang menewaskan 30 ribu orang lebih. Gempa itu hampir saja membuat Meksiko batal menjadi tuan rumah. Tapi karena sebagian besar stadion sepak bola masih utuh, FIFA memutuskan turnamen tetap dilaksanakan di Meksiko.

Format yang digunakan tidak jauh berbeda dengan Spanyol 1982, ke-24 tim finalis dibagi dalam enam grup. Perbedaannya, pada putaran kedua, yang diikuti 16 tim, menggunakan sistem gugur. Belajar dari kasus Jerman dan Austria yang merugikan Aljazair empat tahun sebelumnya, maka partai terakhir penyisihan grup dimainkan secara bersamaan.

Piala Dunia 1986 Meksiko identik dengan Diego Armando Maradona. Tak pernah, sejak Pele di 1970, ada pemain yang "sendirian" mampu memberikan kemenangan bagi timnya selain Diego Armando Maradona. Maradona yang kemudian terpilih sebagai The Player of the Tournament.

Pertandingan

Udara tipis dan cuaca panas membuat tim-tim Amerika Selatan, seperti Brasil, lebih diunggulkan. Brasil ada di daftar pertama. Dengan bintang seperti Zico, Eder, Falcao, Socrates, dan Carlos.

Dari Eropa ada juara Piala Eropa 1984, Prancis. Les Bleus yang diperkuat Michel Platini, Alain Giresse, Jean Tigana, dan Louis Fernandez dianggap sebagai tim dengan lapangan tengah paling solid.

Meski hanya menempati posisi kedua di bawah Uni Soviet di penyisihan grup, Prancis menyingkirkan juara bertahan Italia 2-0 di putaran kedua. Bahkan di perempat final di Guadalajara, Prancis mampu menyingkirkan Brasil lewat adu penalti.

Bermain imbang 1-1 hingga babak perpanjangan waktu, kedua tim harus menentukan pemenang melalui adu penalti. Meski Platini gagal, kiper Joel Bats mampu menggagalkan eksekusi Socrates dan Julio Cesar, Prancis menang 4-3 dan melaju ke semifinal.

Di semifinal, seperti di Spanyol empat tahun sebelumnya, Prancis menyerah di hadapan Jerman Barat, kali ini dengan skor 0-2.

Tapi bintang Meksiko 1986 adalah Maradona. Melewati hadangan Korea Selatan 3-1, Italia 1-1, dan Bulgaria 2-0 di babak penyisihan dan Uruguay di babak kedua, tim Tango harus bertemu dengan Inggris.

Maradona, sendirian, menekuk The Three Lions 2-1 lewat dua golnya, termasuk satu gol kontroversial yang dikenal dengan "gol tangan Tuhan".

Setelah menundukkan Belgia 2-0 di semifinal, Argentina menghadapi Jerman Barat.

Final

Final berlangsung antara Argentina dibawah Carlos Bilardo dan Jerman dibawah 'Die Kaizer' Franz Beckenbauer pada 29 Juli 1986 di Stadion Azteca.

Menjelang final, Beckenbauer menugaskan Lothar Matthaeus untuk menghalangi gerakan Maradona. Meski tak mencetak gol, dari kaki Maradona lah tiga gol Argentina tercipta.

Bek Argentina, James Brown, mencetak gol pertama memanfaatkan kesalahan kiper Jerman, Harald Shumacher. Pada menit ke-55, Jorge Valdano menambah keunggulan Argentina.

Tim Panser sempat bangkit. Karl-Heinz Rummenigge dan Rudi Voller mencetak gol pada menit ke-74 dan 80. Kedudukan menjadi 2-2. Tapi berkat umpan Maradona, Jorge Burruchaga mampu mencetak gol tujuh menit menjelang bubaran. Argentina menang 3-2 dan membawa trofi juara untuk kedua kalinya.

Lain-lain

  • Gary Lineker dari Inggris merebut Sepatu Emas setelah mengumpulkan enam gol sepanjang kejuaraan.
  • Gelar pemain terbaik diraih Maradona.
  • Pada event kali ini Kanada dan Irak mengawali kiprah mereka di Piala Dunia. Tetapi keduanya tersingkir di fase grup setelah tak pernah menang dari tiga partai yang dimainkan.
  • Pemain Uruguay, Jose Batista, mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai pemain tercepat yang dikartumerahkan karena terjadi belum genap satu menit saat laga negaranya melawanSkotlandia.
  • Jumlah peserta : 121 (24 di putaran final)
  • Jumlah pertandingan : 52
  • Jumlah gol : 132
  • Rata-rata gol : 2,54
  • Total penonton : 2.407.431
  • Rata-rata penonton : 46.297
  • FIFA Fair play award: Brasil