Lompat ke isi

Manonjaya, Tasikmalaya

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 23 Februari 2010 19.33 oleh Reindra (bicara | kontrib) (+ gambar)
Manonjaya
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KabupatenTasikmalaya
Pemerintahan
 • Camat-
Populasi
 • Total- jiwa
Kode Kemendagri32.06.22 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3206160 Edit nilai pada Wikidata
Luas4.215 hektare
Kepadatan- jiwa/km²
Desa/kelurahan-
Peta
PetaKoordinat: 7°21′1.77808″S 108°18′29.87867″E / 7.3504939111°S 108.3082996306°E / -7.3504939111; 108.3082996306

Manonjaya adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.

Gadis Manonjaya tempo dulu.

Geografi

Keadaan alam Manonjaya datar dan berbukit dengan ketinggian rata-rata 292-297 m. Koordinat 7,20 LS serta 108,15 BT dan memiliki suhu rata-rata antara 20°C dan 30°C. Tanah Darat 3.215.21 Ha. Tanah Sawah 999.79 Ha.

Manonjaya terletak di sebelah timur Tasikmalaya berjarak kurang lebih 12 km. Dulunya pernah merupakan ibukota kabupaten Tasikmalaya yang waktu itu masih bernama Kabupaten Sukapura dilihat dari bukti-bukti peninggalan sejarahnya seperti Masjid Agung Manonjaya dan daerah kompleks makam Tanjungmalaya.

Batas administrasi

Utara Kabupaten Ciamis
Selatan Kecamatan Gunungtanjung
Barat Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya
Timur Kecamatan Cineam

Agama

Di daerah ini, seperti halnya daerah lain di Kabupaten Tasikmalaya juga merupakan daerah santri atau pelajar agama Islam di pondok-pondok pesantren. Salah satu pondok pesantren yang terkenal di Wilayah ini adalah Pondok Pesantren Miftahul Huda. Umumnya para alumni pesantren ini umumnya bila mendirikan pondok pesantren baru di daerah asalnya selalu diberi nama helakang huda.

Ekonomi

Daerah ini merupakan daerah agraris pertanian yang subur dimana komoditi pertaniannya antara lain beras/padi, palawija, sayur-sayuran, salak dan mendong yang merupakan bahan tikar tradisional.

Selain usaha pertanian, juga terdapat usaha perikanan secara swadaya dan industri kecil diantaranya usaha bordir dan pakaian, pembuatan golok serta pembuatan tikar mendong.

Daerah Manonjaya sejak dahulu dikenal sebagai penghasil buah salak yang tumbuh secara alami baik di kebun dan di pekarangan rumah penduduk. Namun saat ini, usaha dari budidaya salak manonjaya memiliki prospek yang tidak menguntungkan terlebih karena harganya di pasaran kurang begitu baik juga karena para penduduk terbiasa dengan pola tradisional yakni membiarkan tanaman salak tumbuh secara alami.

Pranala luar