Lompat ke isi

Piala Dunia FIFA 1998

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Berkas:Logo Piala Dunia FIFA 1998.png
Logo Piala Dunia FIFA 1998.

Piala Dunia FIFA 1998 di Prancis adalah format Piala Dunia FIFA yang sekarang ini. Penambahan delapan tim membuat peserta Piala Dunia 1998 meningkat, dari 24 menjadi 32 tim. Keikutsertaan 32 negara--dua di antaranya lolos otomatis, yaitu Brasil sebagai juara bertahan dan Prancis sebagai tuan rumah--memberikan kesempatan yang lebih besar kepada negara Afrika dan Asia.

Masing-masing grup juga mencerminkan pembagian yang lebih adil. Tiap-tiap grup dihuni oleh dua tim Eropa, satu tim Amerika, dan satu dari Asia atau Afrika. Sebanyak 64 pertandingan disaksikan tak kurang dari 36 miliar penonton atau lebih dari 550 juta per pertandingan di seluruh dunia. Partai final saja disaksikan oleh dua juta penonton.

Piala Dunia ini pada saat tersebut merupakan Piala Dunia dengan jumlah penunjukan kartu merah terbanyak, yaitu 22 kali.[1] Rekor ini kemudian pecah pada Piala Dunia 2006.

Venue

Sejumlah 10 kota di Perancis terpilih sebagai lokasi penyelenggaraan:

Kota Stadion Kapasitas
Paris Stade de France 80,000
Marseille Stade Vélodrome 60,000
Paris Parc des Princes 49,000
Lens Stade Félix Bollaert 41,800
Lyon Stade Gerland 41,200
Nantes Stade de la Beaujoire 38,500
Toulouse Stadium de Toulouse 37,000
Saint-Étienne Stade Geoffroy-Guichard 36,000
Bordeaux Parc Lescure 35,200
Montpellier Stade de la Mosson 33,900

Proses kualifikasi

Keenam konfederasi FIFA dijatahkan 32 tempat berdasarkan kekuatan tim-tim mereka. Distribusinya akhirnya ditetapkan sebagai berikut:

  • Eropa - diwakili UEFA: 49 tim memperebutkan 14 tempat (Perancis langsung lolos sebagai tuan rumah; jadi Eropa sebenarnya mempunyai jatah 15 tempat)
  • Afrika - CAF: 38 tim, 5 tempat
  • Amerika Selatan - CONMEBOL: 9 tim memperebutkan 4 tempat (Brasil langsung lolos sebagai juara bertahan; jadi Amerika Selatan sebenarnya mempunyai jatah 5 tempat)
  • Asia - AFC: 36 tim, 3,5 tempat
  • Amerika Utara, Tengah dan Karibia - CONCACAF: 30 tim, 3 tempat
  • Oseania - OFC: 10 tim, 0,5 tempat

Catatan tentang kualifikasi

Pertandingan

Tak banyak kejutan di putaran pertama. Tim-tim unggulan lolos mudah dari grup masing-masing.

Partai Inggris-Argentina di putaran kedua menjadi yang terbaik. Pentas di Geoffroy-Guichard, Saint Etienne, 30 Juni 1998, tersebut ditandai dengan dua tendangan penalti pada 45 menit pertama.

Babak kedua penuh drama. David Beckham diusir wasit Kim Nielsen (Denmark) karena "menendang" Diego Simeone. Gol "kemenangan" Sol Campbell dianulir karena dianggap tak sah.

Kegagalan penalti David Batty akhirnya meloloskan Argentina. Tapi peruntungan tim Tango terhenti 1-2 di tangan tim Oranye Belanda pada perempat final. Sayangnya, Belanda juga terhenti di semifinal, juga lewat adu penalti, kalah 1-4. Ketangguhan Brasil, dengan Ronaldo sebagai pemain terbaik dunia 1997, diharapkan bisa menahan Prancis.

Langkah Prancis diawali dengan perlahan tapi pasti. Les Bleus memimpin grup C dengan nilai sempurna setelah menundukkan Afrika Selatan 3-0, Arab Saudi 4-0, dan Denmark 2-1.

Menghadapi Paraguay di putaran kedua, Prancis lolos berkat golden goal Laurent Blanc pada menit ke-113. Italia yang menjadi lawan di perempat final disingkirkan 4-3 melalui adu penalti.

Di semifinal, tuan rumah berhadapan dengan tim yang paling mengejutkan di Piala Dunia 1998, Kroasia. Negara pecahan Yugoslavia yang ditangani Miroslav Blazevic itu menyingkirkan Jerman 3-0 di perempat final.

Davor Suker--top scorer turnamen dengan enam gol--mencetak gol pertama pada menit ke-46. Prancis pantas berterima kasih kepada bek Lilian Thuram yang mencetak dua gol, pada menit ke-47 dan 69.

Final

Dan, pada 12 Juli, sekitar 75 ribu penonton--termasuk Presiden Prancis Jaques Chirac--menyaksikan partai final yang digelar di Stade de France, Saint Dennis. Tapi berita menggemparkan tersiar tatkala pelatih Mario Zagallo tak memasukkan nama Ronaldo dalam starting line-up. Pemain yang telah mencetak empat gol itu dikabarkan masuk rumah sakit karena cedera ankle kaki kiri.

Tapi satu menit menjelang kickoff, Ronaldo ternyata hadir. Keputusan yang menimbulkan pertanyaan mengapa sang phenomenon tetap diturunkan padahal dia tak bisa berbuat banyak.

Bintang partai final adalah Zinedine Zidane. Pemain yang sempat menerima kartu merah saat menghadapi Arab Saudi di putaran grup itu menunjukkan kepiawaiannya. Tak pernah dikenal unggul di udara, Zidane justru mencetak dua gol lewat kepalanya. Emmanuel Petit memastikan kemenangan Les Bleus 3-0.

Peluit akhir yang ditiup wasit Said Belqola dari Maroko--wasit asal Afrika pertama yang memimpin partai final--menjadi awal pesta Prancis yang menjadi negara pertama sejak 1970 yang tak pernah kalah sepanjang turnamen. The Champs Elysees dipadati ribuan orang sepanjang malam, merayakan kembalinya trofi Piala Dunia ke negara asalnya.

Penghargaan

Tim pilihan (All stars team) FIFA

Lain-lain

Referensi

  1. ^ Reuters, "Red card paradox at heart of World Cup", diakses 26 Juni 2006

Pranala luar