Lompat ke isi

Bantuan kemanusiaan untuk korban gempa bumi Samudra Hindia 2004

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sumbangan untuk Korban Bencana Alam Tsunami adalah respon dunia atas salah satu bencana alam terbesar di zaman modern. Pada tanggal 26 Desember, gempa bumi Samudra Hindia 2004 terjadi di lepas pantai utara Sumatera, Indonesia dan mengakibatkan tsunami yang meluluh-lantakkan daerah pesisir di sepanjang Samudra Hindia. Negara yang terkena dampak terbesar adalah India, Indonesia, Sri Lanka dan Thailand. Lebih dari 280.000 orang tewas, puluhan ribu lainnya luka-luka dan lebih dari satu juta orang kehilangan tempat tinggal.

Negara-negara yang paling terkena pengaruh gempa bumi di Samudra Hindia 2004

Situasi kemanusiaan

Tsunami mengambil banyak korban di antara komunitas pesisir dan terutama masyarakat nelayan di daerah yang terkena.Di India dan Thailand, pemerintah dan organisasi masyarakat berhasil memobilisasi sumberdaya yang ada dan memberikan respon yang cepat. India juga membantu negara-negara tetangganya. Masyarakat dan pemerintah di Sri Lanka dan Indonesia dapat dikatakan kewalahan dalam menanggapi tingginya tingkat bencana yang terjadi, terutama di daerah-daerah yang tak terjangkau.

Pengungsi Indonesia menantikan bantuan kiriman pasokan yang sangat dibutuhkan lewat helikopter.

Tugas pertama dari pemerintah dan lembaga-lembaga bantuan kemanusiaan adalah menguburkan jenazah korban yang demikian banyaknya demi mencegah epidemi penyakit menular. Organisasi Kesehatan Dunia mengeluarkan peringatan bahwa jumlah kematian akibat penyakit yang sebenarnya bisa dicegah seperti kolera, difteri, muntaber dan typhoid dapat menyamai jumlah kematian yang diakibatkan langsung oleh bencana itu sendiri. Penyakit-penyakit tersebut kebanyakan disebarkan melalui kotoran manusia dari para korban selamat yang tidak memiliki fasilitas MCK yang memadai, minimnya kondisi di tenda-tenda pengungsian darurat, dan kekurangan air bersih.

Banyak sumber air tidak bisa digunakan karena tercampur dengan air laut, rusak akibat kekuatan tsunami, atau teracuni jenazah korban manusia dan hewan ternak, sehingga dibutuhkan peralatan pemurnian air dan pengiriman air minum ke daerah-daerah yang terkena bencana. Prioritas utama lainnya adalah pengiriman persediaan dan personel medis ke rumah sakit-rumah sakit dan klinik-klinik yang kewalahan menangani pasien, tenda darurat dan pakaian untuk korban yang kehilangan tempat tinggal dan harta bendanya, dan makanan, terutama makanan bayi. Pemerintah beberapa negara juga meminta sumbangan kantung-kantung mayat untuk membantu penanganan jenazah korban.

Informasi tentang dampak tsunami pada masing-masing negara tersedia untuk:

Negara dan organisasi supra-nasional yang ikut menyumbang

Pemerintah, organisasi kemanusiaan, pekerja Asia yang tinggal di negara asing dan individu-individu lainnya di seluruh dunia dengan segera menawarkan sumbangan dan bantuan teknis. Bank Dunia pada awalnya memperkirakan jumlah bantuan yang dibutuhkan adalah sebesar USD 5 milyar[1]. Walaupun banyak negara menyediakan dana bantuan, PBB mengkritik bahwa Amerika Serikat dan Eropa masih kurang dalam mengalokasikan sumberdayanya untuk membantu korban bencana ini. Sampai dengan 1 Januari 2005 lebih dari USD 1.8 milyar dana telah dijanjikan.

Sehubungan dengan bencana ini, Australia, India, Jepang dan Amerika Serikat membentuk sebuah koalisi untuk mengkoordinasikan sumbangan mereka agar bantuan dapat diberikan secara lebih cepat dan efisien, namun, dalam Pertemuan Puncak Jakarta pada tanggal 6 Januari, koalisi ini mengalihkan tanggung jawab tersebut kepada PBB.

Kritik terhadap tanggapan negara-negara donor

Para pelaut USS Abraham Lincoln menyiapkan pasokan ulang untuk dijatuhkan lewat udara oleh pesawat-pesawat helikopter AS.

Tanggal 27 Desember, dilaporkan bahwa Wakil Sekretaris Jendral PBB bidang Urusan Kemanusiaan Jan Egeland mengatakan kontribusi sumbangan negara-negara kaya sebagai "pelit" [2], namun kemudian interpretasi yang muncul adalah bahwa perkataannya itu adalah spesifik tentang respon terhadap bencana tsunami. [3]. Dalam sebuah konferensi pers dikemudian hari, Egeland mengatakan bahwa ucapannya itu samasekali bukan mengenai satu negara tertentu atau mengenai respon terhadap keadaan darurat ini (tsunami), dan bahwa kita masih dalam tahap awal dan respon yang diberikan sejauh ini masih sangat positif ([4]).

Pemerintah AS, melalui Presiden George W. Bush dan Menteri Luar Negeri Colin Powell, menyatakan kekesalannya atas pernyataan tersebut dan pada tanggal 28 Desember menambahkan USD 20 juta lagi dari janji mereka sebelumnya USD 15 juta, sehingga total bantuan yang dijanjikan menjadi USD 35 juta. Ini tidak termasuk bantuan langsung yang akan diberikan oleh kapal-kapal angkatan laut yang diberangkatkan ke daerah bencana ([5]). Pada tanggal 31 Desember, AS menambah bantuan yang dijanjikan sepuluh kali lipat menjadi USD 350 juta ([6]), dan Presiden Bush mengatakan bahwa jumlah tersebut mungkin masih akan bertambah. Presiden Bush juga menandatangani keputusan yang memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang selama minggu pertama tahun baru.

Terungkap kekhawatiran serius bahwa usaha bantuan internasional dapat gagal bila negara-negara tidak menepati janjinya. Tanggal 3 Januari, Sekretaris Jendral PBB Kofi Annan meminta negara-negara donor untuk memastikan bahwa janji mereka benar-benar ditepati, dan menyebutkan bahwa di masa lalu banyak janji yang diberikan namun tidak semua uangnya diterima[7].

Pada 5 Januari 2005, ketika negara-negara berlomba-lomba memberikan sumbangan yang besar, Jan Egeland berkata, "Saya lebih suka melihat belas kasih yang bersaingan daripada tidak ada sama sekali," sambil menambahkan bahwa terlalu banyak negara yang membuat janji yang tidak pernah menjadi kenyataan. [8]. Setelah bencana gempa bumi Bam, Iran, yang menyebabkan kematian 26.000 orang, para pejabat Iran mengklaim bahwa mereka hanya menerima USD 17.5 juta dari jumlah USD 1 milyar yang mulanya dijanjikan [9]. Pada pertengahan Maet, Bank Pembangunan Asia melaporkan bahwa lebih dari USD 4 milyar bantuan yang dijanjikan oleh pemerintah ternyata belum dikirim. Sri Lanka mengkritik negara-negara dan organisasi-organisasi yang berebutan menjanjikan sumbangan, “Satu sen pun belum ada yang datang. Kami memberikan bantuan dengan uang pemerintah kami. Sri Lanka masih menantikan uang yang dijanjikan oleh para donor. Uang yang dijanjikan oleh masyarakat telah dijanjikan kepada organisasi-organisasi non-pemerintah." ([10])

Menteri Luar Negeri Sri Lanka, Laxman Kadirgamar, menyatakan dalam wawancara BBC, “Banyak bantuan yang telah datang belakangan - saya kuatir - dengan menyesal harus saya katakan - tidak begitu bermanfaat. Misalnya, ada sebuah peti kemas yang penuh dengan boneka beruang. Mereka jelas diberikan dengan niat baik, tak seorangpun yang akan membantahnya." Kesabaran negara-negara yang dilanda tsunami itu telah hampir habis. "Kini pemerintah telah menyusun sebuah rencana bahwa hingga 26 April semua yang telah tiba, semuanya yang berada di laut akan diterima tanpa dikenai pajak. Setelah itu, tidak!" Kadiragamar melanjutkan, “Misalnya, kami tidak membutuhkan beras, kami mengharapkan panen yang melimpah. Orang yang mengirimkan beras hanya membuang-buang waktu dan uang mereka." ([11])

Banyak komentator menyatakan bahwa respon donor yang berlebihan dan bersaingan mengancam usaha-usaha bantuan di tempat-tempat lain yang walaupun tidak sebegitu dramatis namun sama pentingnya. "Ketika semua orang membuka dompetnya bagi bencana ini, korban yang berjatuhan akibat malaria, AIDS dan TBC jauh lebih besar daripada kejadian-kejadian ini", kata Enriqueta Bond, presiden dari US Burroughs Wellcome Fund. "Lebih banyak kebaikan yang bisa kita perbuat dengan berinvestasi dalam usaha-usaha pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat seperti penyediaan air bersih." PM Inggris Tony Blair juga menyatakan keprihatinannya bahwa dana bantuan tsunami dapat mengalihkan kita dari kebutuhan pembangunan yang lebih mendesak. Dia mengingatkan bahwa ada bencana yang sebanding dengan "tsunami yang dapat dicegah setiap minggu di Afrika", di mana 10.000 orang meninggal setiap hari akibat AIDS dan malaria saja[12].

Kritik terhadap tanggapan negara penerima

Pada tahap awal, saat tingkat kerusakan akibat bencana masih belum jelas, Sri Lanka menolak tawaran bantuan dari Israel dan menyatakan keberatannya atas keikutsertaan 60 tentara Israel di dalam sebuah misi beranggotakan 150 orang. Misi tersebut direncanakan oleh tentara Israel untuk menyiapkan rumah sakit di lapangan, termasuk obat dalam dan klinik pediatri. Hal ini dilaporkan oleh seorang juru bicara tentara Israel kepada BBC. Namun demikian, organisasi kemanusiaan Israel "Latet" mengirimkan jumbo jet yang membawa 18 ton bahan bantuan ke Kolombo, dan satu tim penolong dari organisasi Yahudi ultra-Ortodoks "Zaka" tiba di Kolombo dengan peralatan untuk identifikasi jenazah korban dan kantung-kantung untuk jenazahBBC News December 28 2004. Korupsi, birokrasi dan nasionalisme menghambat respon kemanusiaan di Indonesia[13]. Pada tanggal 12 Januari, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan yang membatasi pergerakan jurnalis dan pekerja kemanusiaan asing, dengan alasan untuk melindungi mereka dari kemungkinan bentrokan dengan GAM. Namun, beberapa pihak mengkhawatirkan bahwa kebijakan tersebut hanyalah usaha pemerintah untuk mengambil kendali atas usaha pertolongan dan merebut hati rakyat Aceh sehingga mendapatkan keuntungan posisi atas GAM.

Di Sri Lanka, hanya 30% dari korban dampak tsunami yang berhak telah menerima bantuan hingga 10 Februari, dan muncul tuduhan adanya pejabat lokal yang memberikan bantuan hanya kepada pendukung mereka, termasuk beberapa yang bahkan bukan korban tsunami. Pemerintah Sri Lanka telah membentuk "Unit Pengaduan Khusus" untuk menerima keluhan masyarakat.

Daftar donor-donor utama

Tabel berikut ini adalah sebagian daftar dari komitmen sumbangan tunai dari berbagai pemerintah dan organisasi non-pemerintah, yang diambil dari PBB, BBC dan sumber-sumber lainnya ([14] [15]):

Catatan: Kurs diambil pada 8 Januari 2005, ketika EUR€1 = USD$1.30585; GBP£1 = USD$1.87110; CAD$1 = USD$0.811853; AUD$1 = USD$0.757346; HKD$1 = USD$0.1282 ; 1 INR= USD$0.0228102; 1 CNY= 0.120831; 1 NOK = USD$0.158526; 1 DKK = 0.175711; 1 SEK = USD$0.144363; 1 CHF = USD$0.844131

Negara Pemerintah Per mil dari PDB NGOs & Masyarakat
(Tidak termasuk sumbangan perusahaan; lihat bawah)
Per mil dari PDB Total
(dalam USD
juta)
Per mil dari PDB [16]
Amerika Serikat 950 juta dolar AS [17] 0.086 1031 juta dolar AS [18] 0.09 1981 0.17
Arab Saudi 30 juta dolar AS [19] 67.4 juta dolar AS [20] > 97.4 >
Australia AUD 1,377 milyar (lihat bawah) (1,099 milyar dolar AS) [21] ? AUD 280 juta (223.4 juta dolar AS) [22] ? 1,322 ?
Austria EUR 50 juta (65.30 juta dolar AS) [23] [24] 0.26 EUR 20 juta (26.12 juta dolar AS) [25] 0.10 91.42 0.36
Bank Dunia 250 juta dolar AS [26] tak ada data tak ada data 250 tak ada data
Belanda EUR 230 juta (300.5 juta dolar AS) 0.58 > EUR 160.5 juta (208.6 juta dolar AS) [27] > 0.41 > 509.1 > 0.99
Belgia EUR 12 juta (15.67 juta dolar AS) 0.05 EUR 38.05 juta (49.70 juta dolar AS) [28] 0.17 65.37 0.22
Britania Raya GBP 75 juta (140.3 juta dolar AS) [29] 0.083 GBP 350 juta (654.9 juta dolar AS) [30] pada 26 Februari 2005 0.38 795.2 0.47
Ceko CZK 200 juta (9 juta dolar AS) 0.10 CZK 230 juta (10 juta dolar AS) 0.12 19 0.22
Denmark DKK 420 juta (74 juta dolar AS) [31] 0.44 DKK 200 juta (36 juta dolar AS) [32] 0.21 110 0.65
Finlandia EUR 50 juta (65.3 juta dolar AS) [33] 0.40 EUR 18.5 juta (24.2 juta dolar AS)[34] 0.15 89.5 0.55
Jerman EUR 500 juta (653 juta dolar AS) [35] + EUR 20 juta (26 juta dolar AS) untuk bantuan segera 0.27 EUR 450 juta (580 juta dolar AS) [36] 0.22 > 1,300 > 0.50
Hong Kong HKD 50 juta (6.41 juta dolar AS) 0.04 HKD 400 juta (51.28 juta dolar AS) 0.32 57.5 0.36 [37]
India INR 8 milyar (183 juta dolar AS) 0.3 ? ? > 183 > 0.3
Irlandia EUR 20 juta (26.12 juta dolar AS) 0.15 EUR 75 juta (97.94 juta dolar AS) (Sumber: Irish Times 18/3/05) 0.92 117.94 1.09
Italia EUR 70 juta (91.4 juta dolar AS) [38]   EUR 42 juta (57.3 juta dolar AS) [39] &nbsp ; > 120.13 > 0.085
Jepang 500 juta dolar AS [40] 0.115 ? ? > 500 > 0.115
Kanada Federal CAD 425 juta (344.96 juta dolar AS)[41] [42] Provinsi CAD 18.5 juta (15.02 juta dolar AS) [43] 0.70 Masyarakat CAD 230 juta (185.8 juta dolar AS) [44], PerusahaanCAD 36.3 juta (USD 29.47 juta) 0.28 743.68 0.98
Kuwait 100 juta dolar AS [45] ? ? > 100
Norwegia NOK 1.1 milyar (175.3 juta dolar AS) [46] NOK 564 juta (89.8 juta dolar AS) [47] 265.1 1.19
Portugal EUR 8 juta (10.45 juta dolar AS) 0.07 ? ? 10.45 0.07
Prancis EUR 42 juta (54.84 juta dolar AS) 0.03 ? ? > 54.84 > 0.03
Qatar 25 juta dolar AS [48] 1.43 ? ? > 25 > 1.43
Selandia Baru NZ 68 juta (47.2 juta dolar AS) [49] > NZ 19 juta (13.1 juta dolar AS) > 60.4
Spanyol EUR 56 juta (73.13 juta dolar AS) 0.087 ? ? > 73.13 > 0.087
Swedia SEK 500 juta (72.2 juta dolar AS) [50] SEK 728 juta (105 juta dolar AS) [51] 177.2 0.5
Swiss CHF 27 juta (22.8 juta dolar AS) CHF 211.1 juta (178.2 juta dolar AS) [52] pada 11 Februari 2005 200.9 0.64
Taiwan 50.0 juta dolar AS [53] 60 juta dolar AS 110 0.34
Tiongkok (RRC) CNY 522 juta (63.07 juta dolar AS) [54] plus 20 juta dolar AS [55] 0.035 12 juta dolar AS 0.005 > 95.07 > 0.04
Turki TRY 28.9 juta [56] ? ? 37.6
Uni Emirat Arab 20 juta dolar AS ? ? 20
Uni Eropa 615 juta dolar AS tak ada data tak ada data tak ada data 615 tak ada data
Yunani EUR 1.3 juta (1.7 juta dolar AS) 0.01 EUR 19 juta (24.8 juta dolar AS) [57] 0.14 26.5 0.15
Total >10 milyar dolar AS


Jumlah yang dijanjikan dalam persentase dari PDB

Tabel di bawah ini meneliti jumlah yang dijanjikan untuk bantuan kemanusiaan dibandingkan dengan kekuatan ekonomi nasional secara kasar, yang dapat dikatakan sebagai ukuran yang lebih berguna. Ada sejumlah catatan yang harus diingat ketika membaca tabel ini:

  1. Angka-angka ini tidak mencakup biaya operasi sumber-sumber militer yang dikerahkan untuk memberikan bantuan, dan tidak jelas bagaimana hal itu mestinya dihitung dengan angka. Sementara sebagian orang akan berkata bahwa sumber-sumber militer sudah dibayar dan bahwa upaya bantuan itu dapat dianggap sebagai latihan pengerahan logistik, biaya operasional yang meningkat tidaklah termasuk dalam biaya yang dianggarkan. Yang lain akan berkata bahwa sumber-sumber militer hanya memberikan infrastruktur yang akan mengerahkan bantuan pada waktunya untuk menyelamatkan nyawa di tempat-tempat yang paling parah terkena dampaknya dan yang paling membutuhkan. Tanpa infrastruktur yang segera dikerahkan ini sumbangan-sumbangan lainnya, betapapun besarnya, akan sia-sia atau terlambat tiba.
  2. Angka-angka ini tidak mengatakan apa-apa tentang tingkat bagaimana uang itu akan digunakan. Berapa banyak dari uang itu akan digunakan tahun ini dan berapa banyak yang disimpan untuk upaya-upaya rekonstruksi jangka panjang tidak tampak dalam tabel ini.
  3. Penggunaan Produk Domestik Bruto (atau Produk Nasional Bruto) harus diperlakukan dengan hati-hati karena ia tidak secara akurat mengukur kemampuan sebuah negara untuk memberikan bantuan. Demikian pula, apakah kita akan menggunakan PDB/PNB yang 'nominal' atau yang 'riil' masih dapat diperdebatkan. Sebagian angka-angka PDB/PNB juga sudah kadaluwarsa, mis. untuk tahun 2002, atau bahkan 2001, jadi perbandingan antara negara mungkin tidak dilakukan untuk masa yang sama. Sebuah perbandingan yang lebih baik dapat dilakukan dengan menguji angka-angka PDB/PNB yang disesuaikan dengan Keseimbangan Kemampuan Berbelanja (Purchasing Power Parity) (seperti yang digunakan dalam buku fakta CIA).
  4. "Bantuan" ("Aid") adalah sebuah istilah yang ambigu dan mencakup banyak ragam metode, seperti "pinjaman lunak" dan "bantuan bersyarat" ("tied aid"), yaitu ketika dana yang diberikan harus digunakan untuk membayar barang dan jasa dari negara donor. Kondisi yang harus dipenuhi dalam penerimaan bantuan memainkan peranan penting dalam menentukan seberapa bergunanya bantuan tersebut.
  5. Bantuan di sini hanya untuk satu bencana ini saja. Tanpa mengetahui besarnya bantuan yang diberikan oleh masing-masing negara dan masyarakatnya bagi bencana-bencana lain, kita tidak dapat mengambil kesimpulan atas tingkat kedermawanan mereka secara keseluruhan.
  6. Angka-angka di bawah ini adalah bantuan yang dijanjikan. Tentunya, semestinya hanya dana yang benar-benar diberikan yang dihitung. Sebagai contoh, setelah gempa bumi Bam bulan Desember 2003, Pemerintah Iran menerima hanya USD 17,5 juta dari USD 1 milyar donasi internasional yang dijanjikan[58].
  7. Jumlah yang dijanjikan oleh masing-masing negara berdaulat dalam Uni Eropa harus ditambah dengan jumlah yang dijanjikan oleh Uni Eropa itu sendiri.

Dengan mengingat hal-hal tersebut di atas, tabel berikut adalah daftar beberapa negara diurutkan sesuai jumlah nominal bantuan dibagi PDB:

Negara PDB (2003 atau sebelumnya)
(milyar dolar) Lihat [59]
Bantuan (total)
(juta dolar)
% dari PDB Bantuan pemerintah
(juta dolar)
% dari PDB Bantuan masyarakat
(juta dolar)
% dari PDB
Amerika Serikat 10,880 1,981 0.018
Arab Saudi 188.5 97.5 0.052
Australia 518.4 1,322 0.255 1,099 0.212 223.4 0.043
Belanda 512 509.1 0.0994 300.5 0.0587 208.6 0.0407
Belgia 302 65.37 0.0216
Britania Raya 1795 795.2 0.0443 140.3 0.0078 654.9 0.036
Denmark 212.4 100.9 0.0475
Finlandia 162 89.5 0.055
Hong Kong 158.6 57.5 0.0363 6.41 0.0041 51.28 0.0322
India 599 183 0.0031
Irlandia 148.6 117.94 0.079 20 0.0135 97.94 0.0659
Islandia 10.5 2.5 [60] 0.0238
Italia 1466 120.13 0.0082
Jepang 4326 580 0.013 500 0.012 80 0.0018
Jerman 2400 1,071 0.0446
Kanada 834.4 743.68 0.089 531.2 0.064 212.48 0.025
Liechtenstein 0.825 1.2 0.145 ? ? ? ?
Norwegia 221.6 265.1 0.119 175.3 0.079 89.8 0.040
Portugal 149 10.45 0.0070
Prancis 1748 54.84 0.0031
Qatar 17.47 25 0.140 ? ? ? ?
Republik Ceko 85 19 0.0224
Singapura 91.34 15 0.016
Spanyol 836.1 73.13 0.0087
Swedia 300.8 177.2 0.059
Swiss 309.5 157.9 0.051
Taiwan 293.2 [61] 110 0.038 50 0.017 60 0.021
Tiongkok 1410 95.07 0.0067
Uni Emirat Arab 70.96 25 0.035
Yunani 173 21.3 0.0123

Jumlah yang dijanjikan per kapita

- Cara lain untuk melihat jumlah bantuan.

Negara Jumlah penduduk (Juli 2004 atau sebelumnya)
Lihat CIA Factbook
Bantuan (total)
(juta dolar AS)
per kapita (dolar AS) Bantuan pemerintah
(dolar AS)
per kapita (dolar AS) Bantuan masyarakat
(dolar AS)
per kapita (dolar AS)
Amerika Serikat 293,027,571 1,981 6.76
Arab Saudi 25,795,938 30 1.16
Australia 19,913,144 1,322 66.38 1,099 55.19 223.4 11.22
Belanda 16,318,199 509.1 31.20 300.5 18.42 208.6 12.78
Belgia 10,348,276 24.9 2.41
Britania Raya 60,270,708 795.7 13.20 140.3 2.33 654.9 10.87
Denmark 5,413,392 87.5 16.16
Finlandia 5,214,512 89.5 17.16
Hong Kong 6,855,125 78.2 11.41 6.41 0.935 51.28 10.475
India 1,065,070,607 23 0.02
Irlandia 3,939,558 117.94 29.94 20 5.08 97.94 24.86
Islandia 293,966 2.5 8.50
Italia 58,057,477 125 2.15
Jepang 127,333,002 580 4.55 500 3.93 80 0.63
Jerman 82,424,609 992 12.04
Kanada 32,507,874 743.68 22.88 531.2 16.34 212.48 6.54
Kuwait 2,257,549 100 44.3
Liechtenstein 32,528 1.2 36.89
Norwegia 4,574,560 265.1 57.95 175.3 38.32 89.8 19.63
Portugal 10,524,145 10.9 1.04
Prancis 60,424,213 57 0.94
Qatar 840,290 20 23.80
Republik Ceko 10,246,178 19 1.85
Singapura 4,353,893 15 3.45
Spanyol 40,280,780 73,1 1.81
Swedia 9,010,627 177.2 19.67
Swiss 7,450,867 157.9 21.19
Taiwan (ROC) 22,191,087 110 4.96 50 2.25 60 2.71
Tiongkok 1,298,847,624 63 0.05
Uni Emirat Arab 2,523,915 20 7.92
Yunani 10,647,529 21.6 2.03

Asia dan Oceania

Australia
  • Pemerintah Federal — Setelah mengirim dan mendistribusikan bantuan internasional senilai AUD 10 juta dollar Australia (7,7 juta dollar AS), pemerintah Australia telah mengumumkan pada 29 Desember 2004 dan 31 Desember 2004 bahwa dua bantuan tambahan yang senilai 25 juta dollar Australia (18,1 juta dollar AS) akan dikirimkan [62]: 10 juta dollar Australia untuk menolong berbagai organisasi, 10 juta dollar Australia ke Indonesia, dan 5 juta dollar Australia (3,6 juta dollar AS) ke Sri Lanka. Menteri Luar Negeri Alexander Downer memberitahukan bahwa Australia akan menawarkan bantuan lebih jauh bila dibutuhkan. Tanggal 5 Januari 2005 di Jakarta, Perdana Menteri John Howard mengumumkan paket bantuan senilai 1 milyar dollar Australia ([63]) bagi Indonesia (766, 89 juta dollar AS) [64]. Paket bantuan bilateral [65] itu terdiri dari grant assintance dan pendanaan konsesi yang sama besarnya. Pada 11 Janurai 2005, bantuan senilai 500.000 dollar Australia diumumkan untuk Seychelles, membuat total bantuan moneter pemerintah federal menjadi 1.060.500.000 dollar Australia.
  • Pemerintah-pemerintah negara bagian — Pemerintah Australian Capital Territory, New South Wales, Northern Territory, Queensland, South Australia, Victoria dan Western Australia memberikan bantuan moneter yang dijanjikan yang totalnya senilai 17,45 juta dollar Australia (13,6 juta dollar AS).
  • Militer/Tenaga Ahli — Sebagai bagian dari bantuan Australia, Australian Defence Force (ADF) juga bekerja memberikan bantuan, bersama-sama pasukan AS. 900 personil tak bersenjata bekerja di Indonesia, termasuk di antaranya 15 pengendali lalu-lintas udara yang mengatur pemberian bantuan yang sangat besar di Aceh. Delapan C-130 Hercules milik Royal Australian Air Force diikutsertakan. Empat Hercules mendistribusikan perbekalan di Indonesia, sedang empat pesawat yang lain membangun jembatan udara untuk memindahkan material dan personil dari Australia. Saat bencana terjadi, tiga C-130 Hercules langsung dikerahkan dengan membawa suplai medis, unit pemurnian air, selimut, dan air di dalam botol. Sebuah kapal transport amfibi HMAS Kanimbla milik Royal Australian Navy berangkat dari Sydney pada malam Tahun Baru, tiba di Indonesia pada 13 Januari 2005, dengan membawa dua helikopter H-3 Sea King. Selain itu, empat helikopter UH-1 Iroquois milik Australian Army diperbantukan di Aceh, dimana ADF telah mendirikan sebuah rumah sakit darurat dan water plant. Australian Federal Police (AFP) mengirimkan beberapa tim ke tempat terjadinya bencana, khususnya Thailand, termasuk di antaranya tim identifikasi tubuh. Tim yang beranggotakan para ahli medis dan bantuan gawat darurat dikirimkan terus menerus ke berbagai lokasi yang dilanda Tsunami. Para pekerja sukarela siap dan bersedia diterbangkan ke wilayah bencana untuk lebih jauh membantu dengan melakukan operasi pemberian bantuan dan pembangunan kembali. Sebagai tanggapan atas permintaan dari Pemerintah Maladewa, Australia telah mengirim beberapa ahli ekologi untuk memperbaiki terumbu karang - nyawa dari pariwisata Maladewa – dan sejumlah guru untuk memulihkan lagi kegiatan belajar-mengajar. Diperkirakan biaya bantuan tambahan ini lebih dari 60 juta dollar Australia (USD 46,5 juta dollar AS), dan dimanajemen oleh Emergency Management Australia (EMA).
  • Publik/Perusahaan — Tiga jaringan televisi komersial utama di Australia, Seven Network, Nine Network dan Network Ten melakukan pemusatan sumber daya untuk mengorganisir sebuah konser spesial telethon yang diudarakan pada 8 Januari 2005. Disiarkan secara simultan oleh ketiga jaringan TV itu dan jaringan radio Triple M, konser telethon tersebut menunjukkan solidaritas serta kerjasama yang luar biasa dalam pasar televisi dan radio komersial yang sangat kompetitif (lihat Australia Unites: Reach Out To Asia). Di akhir siaran konser, dana terkumpul sebesar 15.198.349,53 dollar Australia, tapi jalur telepon tetap terbuka dan jumlah dana yang terkumpul mencapai 20 juta dollar Australia. Publik Australia telah menyumbangkan dana sebesar 190 juta dollar Australia (143,37 dollar AS) sejauh ini. Sebagai tanda duka cita bagi para korban Tsunami, perayaan malam Tahun Baru di berbagai wilayah dikurangi kemeriahannya atau dibatalkan. Perayaan Tahun Baru terbesar se-Australia di Sydney mengumpulkan dana sebesar 11 juta dollar Australia Oxfam-Community Aid Abroad.
Kamboja Pemerintah Kerajaan Kamboja memberi sumbangan senilai 40.000 dollar AS: masing-masing 10.000 dollar AS untuk India, Indonesia, Sri Lanka, dan Thailand Xinhua news report.
Republik Rakyat Cina Pemerintah RRC mengirim sumbangan senilai 521,63 juta RMB (63 juta dollar AS) ke Asia Selatan dan Asia Tenggara. Keseluruhan sumbangan dari rakyat China mencapai sekitar 150 juta RMB.
Hong Kong Pada 7 Januari 2005, rakyat Hong Kong menyumbangkan dana sebesar HKD 560 juta dollar Hong Kong (71,8 juta dollar AS).

Hutchison Whampoa Limited dan Li Ka Shing Foundation of Hong Kong mengumumkan pada 28 Desember 2004 akan memberi sumbangan sebesar 24 juta dollar Hong Kong.

Hong Kong Jockey Club memberi sumbangan senilai 10 juta dollar Hong Kong, dan akan menyumbangkan 1 dollar Hong Kong untuk tiap dollar yang diterima dari para penyumbang (targetnya minimal 10 dollar Hong Kong). MTR menyumbangkan setiap 0,5 dollar Hong Kong yang didapat dari tiap penunmpang yang melakukan perjalanan pada 2 Januari 2005, dengan jumlah total mencapai 1 juta dollar Hong Kong. KCR (Kowloon-Canton Railway) menyumbangkan semua uang yang diperoleh dari jasa kereta api yang diperpanjang selama 4 jam pada 1 Januari 2005.

Pada 4 Februari 2005, Palang Merah Hong Kong telah mengumpulkan dana sebesar 500 juta dollar Hong Kong.Source World Vision Hong Kong mengumpulkan dana sebesar 50 juta dollar Hong Kong.

Sebuah program TV variety show di TVB dan RTHK pada 2 Januari 2005 mengumpulkan dana sebesar 40 juta dollar Hong Kong.

Berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat, perusahaan dan individu pergi ke negara-negara yang tertimpa bencana Tsunami untuk menawarkan bantuan.

Pemerintah Hong Kong telah mengirimkan 120 personil untuk menolong warga negaranya serta mencari orang-orang yang hilang. Polisi dan tim medis disiap-siagakan untuk memberi bantuan.

Makau Palang Merah Makau menyumbangkan dana senilai 35 juta MOP.
India Pemerintah federal memberikan bantuan senilai 1 milyar rupee (23 juta dollar AS) ke Sri Lanka dan Maladewa USD $23 million) sebagai tambahan bagi sejumlah kapal perang dan pesawat yang diperbantukan untuk mendistribusikan bantuan. Alokasi anggaran federal sebesar 7 milyar juta (160 juta dollar AS) telah disediakan untuk membantu berbagai propinsi di India.
Jepang Pemerintah Jepang menyediakan bantuan senilai 500 juta dollar AS ke negara-negara yang tertimpa Tsunami. Tim medis gawat darurat dikirimkan ke Indonesia, Sri Lanka, Thailand, dan Maladewa.

Jepang, yang merupakan penyumbang dana Official Development Assistance (ODA) terbesar kedua, juga mengerahkan sejumlah kapal Pasukan Bela Diri Jepang ke Sumatera Utara untuk memberikan bantuan.

Malaysia Malaysia juga mengirimkan tim penyelamat ke luar negeri karena kerusakan lokalnya yang minimal dan hal ini membebaskan Special Malaysian Rescue Team (SMART) untuk terbang ke Indonesia. Sebanyak 73 anggota gabungan SMART Malaysian Red Crescent Society serta Departemen Kebakaran dan Penyelamatan dikirimkan ke Medang dengan suplai makanan, obat, dan baju untuk sekitar 2000 korban. Sebuah tim dokter militer berangkat dengan sebuah pesawat CN 235 dan satu helikopter Nuri dikirimkan ke Aceh. Bantuan selanjutnya dikirimkan dengan menggunakan pesawat C-130 Hercules.MERCY (Malaysian Medical Relief Society) Malaysia. Sebuah kelompok sukarelawan untuk bantuan kemanusiaan yang terdiri dari dokter dan perawat juga diterbangkan ke Sri Lanka. Ada dua tim yang bermarkas di Rumah Sakit Militer Kesdam, salah satu dari dua rumah sakit yang selamat dari bencana Tsunami di Banda Aceh. Malaysia juga membuka wilayah udara dan dua lapangan udaranya, Subang Airport dan Langkawi International Airport untuk operasi bantuan kemanusiaan serta bertindak sebagai pangkalan persiapan menghantarkan suplai bantuan ke Aceh.
Selandia Baru
  • Pemerintah — Pemerintah Selandia Baru mengumumkan akan menyumbangkan 10 juta dollar Selandia Baru (7,2 juta dollar AS). Tanggal 18 Januari 2005, Pemerintah Selandia Baru mengumumkan peningkatan bantuan dengan nilai total 68 juta dollar Selandia Baru (47,2 juta dollar AS), termasuk juga 10 juta dollar Selandia Baru yang dijanjikan pada awalnya itu. Pemerintah menyertakan pula bantuan senilai 20 juta dollar Selandia Baru (18,4 juta dollar AS) untuk bantuan kemanusiaan PBB, 20 juta dollar Selandia Baru (18,4 juta dollar AS) untuk Aceh dan daerah lainnya di Sumatra melalui sebuah program bantuan bilateral di Indonesia, dan 19 juta dollar Selandia Baru (17,5 juta dollar AS) penyesuaian dollar-untuk-dollarnya sumbangan rakyat Selandia Baru.
  • Militer — Sebuah C-130 Hercules milik Royal New Zealand Air Force, yang bekerja-sama dengan Royal Australian Air Force, dikirimkan untuk evakuasi serta menghantarkan suplai bantuan. Selandia Baru juga mengirimkan sebuah pesawat RNZAF 757 ke Phuket, Thailand, dengan sebuah tim spesialis identifikasi korban di dalamnya. Sayang sekali, pesawat berumur 38 tahun itu mengalami kesulitan teknis dan beberapa kali terpaksa berhenti dari aktivitas bantuan kemanusiaan.
  • Publik — Pemerintah Selandia Baru mengumumkan akan memberikan dana yang dikumpulkan rakyatnya ke berbagai kegiatan amal.. Pada 18 Janurai 2005, jumlahnya mencapai 18 juta dollar Selandia Baru[66].
Korea Utara Pemerintah Korea Utara menyediakan dana sebesar 150.000 dollar AS.[67]
Pakistan
  • Pemerintah Pakistan memberikan paket bantuan senilai 10 juta Pakistani Rupee (PKR) (0,2 juta dollar AS) untuk korban gempa bumi Sri Lanka yang terdiri dari barang-barang seperti tenda, obat, air minum, dan makanan.
  • Militer Pakistan berencana mengerahkan 500 personil militer dalam tim medis dan teknisi ke Indonesia dan Sri Lanka.
    • Pesawat2 pesawat C-130 dengan membawa bantuan kemanusiaan serta 250 dokter dan teknisi untuk Indonesia dan Sri Lanka[68]. Enam lagi C-130 terbang ke Indonesia untuk memberi bantuan.[69].
    • Kapal Angkatan Laut Kapal Khyber dan Mu’awan dikirim ke Sri Lanka. Keduanya membawa tiga helikopter, pasukan ekspedisi angkatan laut, dokter, dan paramedis. Selain itu, barang bantuan – obat, perlengkapan medis, suplai makanan, tenda, selimut- dikirimkan dalam jumlah banyak. Kapal milik Angkatan Laut Pakistan, Tariq dan Nasr, mengunjugi Maladewa, menyelamatkan 367 turis luar neger, mewakili 17 negara melakukan penyelidikan udara untuk menilai tingkat kerusakan, makanan serta obat yang didistribusikan, dan bantuan medis yang disediakan[70]. Gugus Tugas Angkatan Laut Pakistan tiba di pelabuhan Kolombo untuk menyediakan bantuan kemanusiaan dan barang-barang bantuan ke pemerintah Sri Lanka. Komandan Gugus Tugas itu adalah Komodor Ehsan Saeed. Kapal yang digunakan bernama Moawin, sebuah kapal pendukung logistik yang membawa dua helikopter Seaking, dan PNS Khaibar, sebuah kapal pembinasa dengan peluru kendali yang membawa satu helikopter Aloutte.[71].
Singapura Pemerintah Singapura pada awalnya menjanjikan 5 juta dollar Singapura bantuan kemanusiaan, termasuk uang kontan senilai 1 juta dollar Singapura yang diberikan ke Singapore Red Cross Society (SRCS). Pada 8 Januari 2005, SRCS telah mengumpulkan lebih dari 27 juta dollar Singapura. Di sebuah konferensi tingkat tinggi bencana darurat di Jakarta, pemerintah Singapura menjanjikan dana tambahan senilai 10 juta dollar Singapura untuk menolong korban bencana tsunami. Sebuah perusahaan penanaman modal yang berhubungan dengan pemerintah, Temasek Holdings, menyediakan 10 juta dollar AS untuk bantuan kemanusiaan. Pemerintah juga menawarkan penggunaan pangklan angkatan udara dan angkatan lautnya sebagai tempat persiapan bagi PBB serta badan pemberi bantuan yang lain maupun negara lainnya, seperti AS, Australia, Prancis, dan Jepang. PBB menerima tawaran Singapura untuk mendirikan sebuah Pusat Koordinasi Kawasan PBB untuk mengkoordinasi usaha memberi bantuan ke wilayah yang tertimpa bencana[72].

Operasi bantuan kemanusiaan Singapura melibatkan lebih dari 1200 personil militer dan pertahanan sipil – 900 diantaranya berada di Aceh, Indonesia. Bantuan kemanusiaan yang disediakan militer, tim medis dan penyelamat diperkirakan senilai 20 juta dollar Singapura. Singapura juga telah menawarkan untuk membangun kembali rumah sakit serta klinik di Aceh.

Singapore Armed Forces (SAF) mengirim tiga dok transpor amfibi - RSS Endurance, RSS Persistance, dan RSS Endeavour – ke pantai Meulaboh, salah satu wilayah yang menderita kerusakan terparah dimana semua jalan terusan terputus. Selain membawa tim medis dan teknisi serta para sukarelawan dengan LSM, ketiganya juga membawa suplai medis dan peralatan berat untuk menolong membersihkan jalan dan puing-puing. SAF juga mengirim 6 helikopter Chinook dan 2 helikopter Puma ke Aceh, 2 helikopter Chinook dan 2 helikopter Super Puma ke Phuket, Thailand. C130 juga digunakan untuk menghantarkan suplai bantuan ke berbagai wilayah yang dilanda tsunami[73].

Korea Selatan Pada 28 Desember 2004, pemerintah Korea Selatan berjanji menambahkan 1,4 juta dollar AS lagi ke tawaran bantuan sebelumnya senilai 600.000 dollar AS. Dua puluh anggota tim bantuan gawat darurat terdiri dari 5 spesialis medis, perawat, dan staf administratif dikirim ke Sri Lanka oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Korea. Pada 29 Desember 2004, dikirimkan suplai obat dan medis senilai 200 juta won (192.000 dollar AS).
Taiwan (ROC) Pemerintah Taiwan menjanjikan 50 juta dollar AS bantuan ke negara yang terkena musibah. Jika bantuan dari rakyat Taiwan juga masuk hitungan, bantuan mencapai 60 juta dollar. Bentuk bantuan kemanusiaan lainnya berupa 30.000 ton suplai darurat dan 50 tim medis yang dikirim ke wilayah bencana[74].
Tonga Pemerintah Tonga menyumbangkan 65.000 dollar AS dan rakyat Tonga menyumbangkan 22.887 TOP.[75]
Vanuatu
  • Pemerintah — Pemerintah Vanuatu menyumbangkan 5.000.000 vatu (47.300 dollar AS) untuk usaha pemberian bantuan.
  • Publik — Sebuah konser amal diadakan pada 8 Januari 2005, mengumpulkan dana sebesar 200.000 vatu (1.800 dollar AS) untuk Vanuatu Red Cross Society[76].

Eropa

Austria Pemerintah membeerikan bantuan senilai 50 juta Euro (65,30 juta dollar AS)[77]. Sumbangan dari rakyat Austria sekitar 18 juta Euro[78].
Belgia Pemerintah Belgia mengirimkan 12 juta Euro (16,4 juta dollar AS). Berbagai organisasi seperti Artsen zonder Grenzen mengirimkan sejumlah tim medis. Dalam acara amal pada 14 Januari 2005, publik serta media pribadi di Belgia mengumpulkan lebih dari 38 juta Euro.
Bulgaria Bulgarian Military Academy of Medicine mengalokasikan bantuan senilai 200.000 Lev Bulgaria (100.000 Euro) ke Indonesia dan Sri Lanka dalam bentuk obat-obatan dan peralatan gawat darurat. Palang Merah Bulgaria serta badan gawat darurat nasional mengirimkan perlengkapan gawat darurat, obat, dan perlindungan.
Kroasia Pemerintah Kroasia mengalokasikan 4 juta kuna (520.000 Euro) untuk bantuan ke wilayah bencana yang dibagikan sama rata ke India, Sri Lanka, Indonesia, dan Thailand. Palang Merah Kroasia memberikan 4,8 juta kuna Croatian Red Cross (630.000 Euro) dari sumbangan publik.
Republik Ceko Pemerintah Ceko memberikan bantuan senilai 200 juta koruna (6,5 juta Euro atau 8,7 juta dollar AS) dalam berbagai bentuk[79]. Sumbangan publik menambahkan lebih dari 230 juta koruna, sekitar 10 juta dollar AS. Jumlah totalnya membuat negara ini menjadi penyumbang terbesar dari bekas Blok Timur.
Denmark Pemerintah Denmark memberikan bantuan senilai 300 juta krone (40,38 juta Euro). Perdana Menteri Denmark Anders Fogh Rasmussen menyatakan bahwa Denmark akan meningkatkan jumlah ini bila dirasakan perlu oleh PBB atau berbagai organisasi bantuan gawat darurat.
Finlandia Pemerintah Finlandia mengirim 4,5 juta Euro untuk menolong para korban tsunami, 5,5 juta Euro akan diberikan untuk menolong berbagai organisasi bantuan saat diminta. Sebagai tambahan, 75.000 Euro dan sebuah rumah sakit darurat dari Palang Merah Finlandia serta 25.000 Euro dari Save the Children akan dikirimkan.
Prancis Pada 27 Desember 2004, pemerintah Prancis menyumbangkan 100.000 Euro dan sebuah pesawat yang membawa 100 personil penyelamatan dan 800 kg suplai obat-obatan. Menteri Luar Negeri Prancis mengumumkan pada 29 Desember 2004 bahwa pemerintah akan menyumbangkan lagi 22,16 juta Euro. Lima belas juta Euro telah dialokasikan pada berbagai agensi PBB dan Palang Merah, 1,56 juta Euro digunakan untuk bantuan cepat, dan 5,6 juta Euro sisanya merupakan partisipasi Prancis yang pertama kalinya ke bantuan Eropa. Dua puluh juta Euro yang dijanjikan pada 30 Desember 2004, kebanyakannya untuk instalasi air bersih.
Jerman Pemerintah Jerman pada awalnya mengalokasikan 20 juta Euro (26 juta dollar AS) untuk bantuan cepat. Tim reaksi cepatnya organisasi bantuan teknis pemerintah (Technisches Hilfswerk) dikirimkan ke Thailand dan Sri Lanka pada 28 Desember 2004, dengan membawa perlengkapan pemurnian air minum untuk dipasangkan di Galle (Sri Lanka). Peralatan pemurnian air tambahan dikirimkan ke Maladewa dan Indonesia di awal 2005. Sejumlah unit medis dan pendukung pasukan bersenjata Jerman dikirimkan ke wilayah bencana, termasuk sebuah fregat pendukung dan medevac airlift. Pasukan Australia dan Jerman bekerjasa sama membangun rumah sakit darurat di wilayah bencana. Sampai pada 5 Januari 2005, berbagai acara amal di Jerman (acara TV, sumbangan pribadi) berhasil mengumpulkan dana seniali 400 juta dollar AS. Sebagai tambahan, pemerintah Jerman memberikan bantuan jangka panjang selama 3 sampai 5 tahun senilai 500 juta Euro.
Yunani Yunani mengalokasikan 0,3 juta Euro (0,4 juta dollar AS) ke Maladewa serta Sri Lanka, dan mengirim dua pesawat yang membawa 6 ton bantuan kemanusiaan ke kedua negara itu. Rakyat Yunani mengumpulkan dana senilai 15 juta Euro (19,9 juta dollar AS) melalui berbagai sumbangan pribadi dalam sebuah maraton amal di TV yang termasuk acara pelelangan sejumlah barang kenang-kenangan dari Olympiade Athena dan Euro 2004, serta bulpen milik Presiden Hellenic Republic yang mengundurkan diri.
Hongaria Hongaria mengirim sebuah tim medis dan penyelamat beranggotakan 10 orang serta dua kontainer dan sepuluh kasur jerami bantuan darurat ke Thailand dan Sri Lanka.
Islandia Pemerintah Islandia memberikan 5 juta króna (70.000 dollar AS) ke Palang Merah Islandia [80] yang akan “memastikan uang tiba di pihak yang benar-benar membutuhkannya”. Sebuah pesawat maskapai Loftleiðir Icelandic (cabang dari Flugleiðir) berangkat dari Islandia menuju propinsi Phuket pada 28 Desember 2004 untuk mengambil orang-orang Swedia yang selamat. Sekurangnya 10 ton air kemasan Iceland Spring Water produksi Ölgerðin Egill Skallagrímsson juga dikirimkan[81]. Pada 7 Januari 2005, pemerintah Islandia mengumumkan bahwa total sumbangan bencana gempa bumi di Asia adalah 150 juta króna (2,5 juta dollar AS)[82].
Republik Irlandia Pemerintah Irlandia menyumbangkan 20 juta Euro (26,12 juta dollar AS) sebagai respons terhadap bencana yang disebabkan gempa bumi di Asia Selatan[83] – mayoritas uang diberikan ke organisasi Irish Aid dan PBB. Begitu mengetahui adanya bencana, rakyat Irlandia segera mulai mengumpulkan uang di jalan, gereja, sekolah, pusat perbelanjaan, dan banyak lagi inisiatif yang lain seperti Work a Day for Free, dimana sebagian besar pekerja menyumbangkan upah sehari ke dana bantuan bencana alam. Diperkirakan dana sebesar 1 juta Euro didapatkan dari berbagai pub dan hotel. Berbagai kegiatan amal yang diadakan Palang Merah Irlandia, Concern, dan Goal mengumpulkan dana sebesar 75 juta Euro. Yayasan amal berbasis gereja, Trócaire, mengumpulkan dana sebesar 27 juta Euro hanya dalam waktu seminggu Sumber: Irish Times 18/3/05'
Italia CEI (Konferensi Uskup Italia) menyumbangkan 100.000 euro (bagian dari sumbangan sebesar 1,7 juta dollar AS dari Caritas Internationalis) dan juga berusaha mengumpulkan berbagai sumbangan berskala nasional[84]. Berbagai kegiatan amal pribadi yang dikoordinasikan oleh berbagai koran serta perusahaan telepon telah mengumpulkan lebih dari 12,6 juta euro[85]. Pemerintah menyumbangkan 3 juta euro (3,9 juta dollar AS). Pada 31 Desember 2004, 5 pesawat Italia tiba di Sri Lanka membawa sebuah tim beranggotakan 8 tenaga ahli dari Departemen Perlindungan Sipil Italia serta 20 dokter dan staf medis bersama 50 ton perlengkapan dan barang (2 rumah sakit darurat, peralatan medis, dapur darurat, pompa air, tempat penyimpanan air, dll.)
Luksemburg Luksemburg telah mengumumkan akan menyumbangkan setidaknya 5 juta euro (6,5 juta dollar AS) sebagai bantuan kemanusiaan. .
Belanda Pemerintah Belanda menyumbangkan 227 juta euro (295 juta dollar AS) untuk bantuan ke wilayah bencana. Sebuah pesawat KDC-10 AU Belanda menerbangkan sejumlah misi ke wilayah bencana, menyediakan suplai darurat dan sebuah unit rumah sakit bergerak. Pengendali lalu lintas udara militer dikirim ke Banda Aceh untuk menolong pengendalian arus penerbangan pemberi bantuan. Selain itu, sebuah tim identifikasi forensik khusus menolong menemukan identitas lusinan korban Tsunami di Thailand. Palang Merah Belanda mendedikasikan 100.000 euro (0,13 juta dollar AS) untuk bantuan darurat. Berbagai inisiatif pribadi dilakukan, yang bervariasi mulai dari telepon untuk memberikan uang sampai Samenwerkende Hulporganisaties (Giro 555) untuk mengumpulkan makanan serta suplai yang lain bagi wilayah bencana, berhasil mengumpulkan 160,5 juta euro (208,6 juta dollar AS).
Norwegia Pemerintah Norwegia telah mengalokasikan 1,1 milyar krone (180 juta dollar AS) untuk didistribusikan ke PBB, Palang Merah, dan organisasi bantuan yang lain. Perdana menteri menjanjikan pula dana lebih lanjut akan disediakan bila dibutuhkan oleh pemberian bantuan yang dikoordinasikan PBB. Royal Norwegian Air Force dan Scandinavian Airlines telah mendirikan airlift shuttle untuk menyediakan jasa transportasi darurat antar Thailand dan Skandinavia selama yang dibutuhkan.
Polandia Pemerintah Polandia akan menyumbangkan 1 juta złoty (0,3 juta dollar AS) ke sejumlah organisasi non-pemerintah.
Portugis Pemerintah Portugis telah menyetujui 8 juta euro (10,9 juta dollar AS) untuk bantuan bagi para korban tragedi tsunami. Dikirimkan pula sebuah pesawat membawa suplai bantuan ke Sri Lanka dan sebuah pesawat lagi ke Indonesia.
Rumania Pemerintah Rumania telah menyetujui bantuan senilai 150.000 euro berupa bantuan medis, tenda, dan ranjang ke Asia Selatan. Sebagai tambahan, 395.000 euro sumbangan publik terkumpul dalam sebuah telethon, sehingga total bantuan mencapai 545.000 euro. Lihat[86]
Rusia Dua pesawat transport milik Kementrian Situasi Darurat Rusia mendarat di Sri Lanka pada 27 Desember 2004. Pesawat itu mengangkut 110 tenda dan 2200 selimut dengan berat total 25 ton. Dikirimkan pula satu helikopter penyelamat Bo-105 untuk mencari dan mengevakuasi korban. Satu lagi pesawat dikirim pada 30 Desember 2004 dengan membawa tenda, air minum, stasiun pembersih air, dan bantuan kemanusiaan yang lain[87]. Pada 11 Januari 2005, Rusia mengirimkan perlengkapan rumah sakit darurat ke Indonesia. Sekitar 150 ton bantuan kemanusiaan diterbangkan ke Sri Lanka, Thailand, dan Indonesia mulai dari 27 Desember 2004 sampai 10 Januari 2005. Kargo bantuan kemanusiaan, yang sebagian disumbangkan oleh Belarus, termasuk tenda, selimut, bedding, instalasi pemurnian air, dan tepung[88].
Slovenia Pemerintah Slovenia menyumbangan 44 juta tolar (185.500 Euro).
Spanyol
  • Pemerintah Pusat Kabinet Spanyol telah menyetujui paket bantuan dengan total 54 juta eruo (70,5 juta dollar AS) yang dialokasikan untuk pengapalan bantuan oleh Badan Kerjasama Internasional Spanyol (AECI) dan sejumlah LSM; serta Dana Bantuan Pembangunan sebesar 50 juta euro, dengan jangka waktu pembayaran kembali yang lama dan bunga yang rendah, ditujukan untuk mendukung usaha rekonstruksi semua negara yang terkena bencana. Dua pesawat kargo dengan bantuan kemanusiaan lepas landas pada 28 Desember 2004 ke Sri Lanka. Tiga lagi pesawat kargo, dari AECI dan Palang Merah, lepas landas pada 31 Desember 2004 menuju Sumatera di Indonesia dan Thailand. Pemerintah juga mengumumkan penangguhan hutang bagi negara-negara korban bencana.
  • Militer Pada 8 Januari 2005, Perdana Menteri José Luis Rodríguez Zapatero pengiriman 650 prajurit, 5 pesawat dengan bantuan kemanusiaan, 2 helikopter, dan sebuah kapal-rumah sakit. Misi militer yang berlangsung selama dua bulan itu difokuskan di Sumatera dan menghabiskan 6,5 juta euro.
  • Pemerintah regional dan lokal Beberapa pemerintah Komunitas Otonomi Spanyol telah menyetujui paket bantuan luar biasa: Galicia (500.000 euro), Madrid (300.000 euro), Basque Country (150.000 euro), Andalucia (150.000 euro), Land of Valencia]] (150.000 euro), Balearic Islands (150.000 euro), Castilla-La Mancha (140.000 euro), Catalonia (130.000 euro), dan La Rioja (66.000 euro). Sumbangan pemerintah regional dan dewan lokal sekitar 2 juta euro.
Swedia Lima ratus juta krona (75 juta dollar AS) didistribusikan melalui SIDA, Swedish International Development Agency. Pemerintah Swedia juga mengirim personil militer, tim forensik, serta tim pencari dan penyelamat. Rakyat Swedia menyumbang 500 juta krona (75 juta dollar AS) ke berbagai LSM, serta sejumlah material seperti baju dan perlengkapan yang lain.
Swiss Pemerintah Swiss mengalokasikan 27 juta franc (23,8 juta dollar AS). Empat tim Swiss Humanitarian Aid (SHA)SHA telah dikirim ke India, Sri Lanka, dan Thailand. Tim SHA yang lain dan dokter WHO serta logistician di Maladewa. Tiga helikopter "Super Puma" dan 50 personil dikirim ke Sumatera di bawah kepemimpinan UNHCR. Berbagai organisasi bantuan menyumbangkan 1 juta franc. Sumbangan yang diorganisir "Swiss Solidarity"[89] telah berhasil mengumpulkan 160 juta franc pada 15 Januari 2005.
Britania Raya
  • Pemerintah — Pemerintah Britania Raya menyumbangkan 50 juta poundsterling (96 juta dollar AS) pada 30 Desember 2004, dan pada 10 Januari 2005 mengumumkan peningkatan jumlah bantuannya ke 75 juta poundsterling. Sebagai presiden G8 saat itu, pemerintah Britania Raya dan Kanselir Gordon Brown memperpanjang pembayaran kembali hutang ke negara-negara terindustrialisasi.
    • Militer — Pemerintah juga mengirimkan kapal milik Royal Fleet Auxiliary bernama RFA Diligence, fregat milik Royal Navy bernama HMS Chatham (F87) yang membawa helikopter Westland Lynx|Lynx ]] untuk memindahkan suplai, dan satu C-17 Globemaster III serta satu sistem pengangkutan udara strategis Tristar.
  • Publik — Pada 6 Januari 2005, total sumbangan dari rakyat Britania Raya mencapai 100 juta poundsterling (190 juta dollar AS)[90].— Pada 26 Februari 2005, diumumkan bahwa Disasters Emergency Committee (organisasi payung dari 12 agensi pemberi bantuan) telah mengumpulkan dana sebesar 300 juta poundsterling dalam dua bulan sejak terjadinya bencana tsunami. Kegiatan amal lainnya mengumpulkan dana sebesar 50 juta poundsterling.[91]
  • Korporat/Orang-orang penting — Sumbangan dalam jumlah besar diberikan pula oleh Ratu Elizabeth II, dan para selebritis serta individu yang kaya. Setengah dari perusahaan FTSE 100 juga turut menyumbangkan sumbangan yang sangat besar, dengan sebagian besar perusahaan yang lain menyumbangkan jasa serta sumber daya mereka.
Vatikan Paus Yohanes Paulus II memerintahkan dikucurkannya dana sebesar 6 juta dollar AS sesegera mungkin, yang disumbangkan ke Palang Merah Internasional, untuk digunakan bagi usaha pemberian bantuan kemanusiaan.

Middle East and Africa

Iran Iran mengirim 221 ton bantuan obat-obatan, tenda, selimut, pakaian, dan makanan ke Indonesia dan USD 675.000.
Israel Pemerintah Israel mengirimkan paket bantuan seharga USD 100.000 ke masing-masing negara korban. Tim medis Israel dikirimkan ke Sri Lanka, dan 150 doktor IDF digerakkan ke daerah itu bersama dengan 82 ton bantuan termasuk 9 ton obat-obatan, 4.000 liter air mineral, 12 ton makanan, 17 ton makanan bayi, 10.000 selimut, tenda, sheeting, dan pembangkit tenaga listrik. Bantuan ke India berupa tim pencari dari Home Front Command dan makanan dan obat-obatan, dan Menteri Kesehatan Israel dikirim ke Thailand. [92], [93], [94].
Kuwait Pemerintah Kuwait menyumbang KWD 3 juta (USD 10 juta) sebagai bantuan kemanusiaan.
Morocco The Moroccan Foreign Ministry has said that aid, consisting of medical supply, vaccines and blankets, will be dispatched to Indonesia, Sri Lanka, India, Thailand, Malaysia, and the Maldives.
Mozambique The Mozambique government has given a "symbolic" [95] USD 100,000 to an aid appeal, and is encouraging businesses and individuals to donate to accounts set up by the local Red Cross.
Oman Oman is sending relief goods worth USD 3m for the victims of tsunami in Sri Lanka, Maldives and Indonesia.Ali Ibrahim Shanoon Al-Raisi, executive director of Oman Charitable Organization (OCC), the country's Red Crescent, said four consignments carrying 300 tonnes of goods each have already been flown to Sri Lanka and Maldives in the past three days [96].
Qatar Qatar has offered USD 25m, plus food, medical and logistical supplies [97].
Arab Saudi Saudi Arabia has pledged a USD 30m aid package consisting of USD 5m worth of food, tents and medicine, to be transported and distributed via the Saudi Red Crescent and another USD 5 million in funds which will be given to several international aid groups such as the Red Cross and the UN High Commissioner for Refugees.
Afrika Selatan The South African government’s official financial contribution to tsunami relief consists of coordinated aid to the Maldives. This includes the sending of a freighter with South African helicopters and crew, as well as emergency supplies. The Maldives was selected because, according to Sydney Mufamadi, on behalf of the South African government, ‘it was impossible to confirm the full extent of the damage as hardly any emergency rescue effort had taken place on the islands’ [98]. South Africans themselves have donated an amount of USD 2.6 million in cash and more than 280 tons of food to tsunami relief efforts [99]. Most of these donations have been channeled via the International Red Cross. Updated / checked: 23 February 2005
Syria A Syrian aeroplane loaded with 40 tonnes of medical and food aid took off from Damascus Airport to Indonesia Thursday . The Syrian government newspaper Al-Thawra quoted Syria's Health Minister, Maher al-Hussami, as saying that the load included 20 tonnes of medicine, food and drinking water, as well as 880 blankets
Turkey Turkey has donated TRY 28.9M [100] (USD 37.6m) so far, which will be used in reconstruction projects and be allocated to Sri Lanka, India, Indonesia, Thailand, Malaysia and Maldives.
UAE USD 20m and 30 tonnes of food and medicine in the care of the Red Crescent, which is to deliver them to India, Indonesia and Sri Lanka [101].

Americas

Brazil Pemerintah Brazil menunggu keputusan PBB untuk bantuan kemanusiaan. Sementara itu, bantuan awal sebanyak 10 ton makanan dan 8 ton obat-obatan telah dikirim ke Thailand dan India oleh Angkatan Udara Brazil. Warganegara dan bisnis kecil mengumpulkan makanan, obat-obatan, dan pakaian untuk para korban. Di Rio de Janeiro, 70 ton disumbangkan dan dikirim pada 2 Januari ke Konsul Sri Lanka.
Kanada
  • Federal Government: The Canadian government has pledged, as of 10 January 2005, CAD 425m (USD 344.96m)[102], an increase to the original figure of CAD 4m offered by the federal government, which had previously been revised to 40m and then to 80m, as an immediate contribution toward the aid effort and will also be providing blankets, water purification devices, and generators through the Canadian International Development Agency (CIDA).
  • The Canadian government will also match private donations received by 11 January 2005; according to CIDA, this represents an additional CAD 200M [103].
    • The Canadian federal government has also announced a debt moratorium for the countries most severely affected by the tsunami[104]. Also, Canada has announced it will send its DART (Disaster Assistance Response Team) to Ampara in Sri Lanka [105].
  • Private Sector: Measuring the extent of individual and corporate philanthropy is more difficult, although the government estimates that donations to tsunami victims have reached more than CAD 230M, with 200M of this available for matching. The federal government created incentives for private donations: it announced that it would match donations dollar-for-dollar and decided to bend the rules by allowing tsunami-related donations made before 11 January 2005 to be claimed on 2004 income-tax returns.
Chile The Chilean government sent a group of four doctors, one engineer and one architect to Indonesia on 1 January 2005 and will remain there for twenty days. In addition, it has opened a special bank account for public donations.
Mexico The Mexican federal government has pledged an aid package of USD 1,100,000 (MXN 12,000,000). Search teams, known as Topos, have been dispached by the Ministry of Foreign Affairs (SRE); these teams are experienced in earthquake rescue operations and could be helpful in the rescue of trapped and buried victims. The Mexican armed forces are sending a hospital ship, other vessels, and helicopters. The Mexican Red Cross has also invited Mexican citizens to give aid which will be distributed amongst local agencies.
Amerika Serikat
  • Federal Government: The United States government has allocated USD 400,000 (GBP 200,000, EUR 300,000) to India, Indonesia, the Maldives and Sri Lanka. Officials are currently working on a USD 4m (GBP 2m) aid package to help the Red Cross. Also, the United States has dispatched disaster teams to aid the nations affected. The United States is also preparing an initial USD 15 million (GBP 8m) aid package for affected nations. An additional USD 20m (GBP 11m) has been offered as an emergency line of credit. On 31 December the aid was raised to USD 350m (GBP 190m, EUR 260m).
  • Private Sector: As of 10 January 2005 US based relief groups and non-governmental organisations reported having raised over USD 515m. One charity said online pledges were arriving at a rate of USD 100,000 an hour. Notable donors include American corporations; among them the Coca-Cola Company (USD 10m), Dow Chemical Company (USD 5m), The New York Stock Exchange Foundation (USD 1m), Microsoft Corporation (USD 3m), and Dell (USD 3m initial, up to USD 5m through employee fundraising).
    • Pharmaceutical companies such as Pfizer, Johnson & Johnson and Bristol-Myers Squibb have provided medical supplies and drugs in addition to monetary assistance. Hollywood celebrities have also donated, including Steven Spielberg (USD 1.5m) and Sandra Bullock (USD 1m). Private citizens, communities and schools have also begun fundraising efforts and have contributed.
    • US President George W Bush donated USD 16,000 from his personal funds; the city of Fargo, North Dakota gave USD 10,000 of taxpayer money; and motorists in Chattanooga, Tennessee have been allowed to donate money to the relief effort in place of paying for traffic citations [109]. President Bush also called for a nationwide fundraising drive, headed by former US Presidents George H. W. Bush and Bill Clinton, and ordered American flags to fly at half-staff "as a mark of respect for the victims of the Indian Ocean Earthquake and the resulting Tsunamis" [110].

Contributing non-governmental organisations (NGOs)

The income of non-governmental organisations and multilateral organisations is derived from governments and individuals. For example, the African Union's contribution is financed by its member states. The following "contributions" may be viewed as either a diversion of funds originally earmarked for other purposes or increased donations to the contributing organisation.

ADRA Silver Spring, Maryland--The Adventist Development and Relief Agency (ADRA) is continuing its response in India, Thailand, Indonesia, Sri Lanka and the Andaman Islands to assist those affected by last Sunday's quake and tsunami.

ADRA has set up a crisis command center in Bangkok, Thailand to coordinate its network-wide response.

ADRA International is urgently soliciting emergency donations for this response. To rapidly respond to this disaster only monetary donations are being accepted at this time. Donations can be made to the Asia Tsunami Crisis Fund online www.adra.org/Donation.htmlor by calling 800-424-ADRA (2372). See more information at www.adra.org.

African Union The African Union Commission Chairman Alpha Oumar Konaré has announced that the organisation will put forward USD 100,000 towards disaster relief [111].
American Friends Service Committee Building on AFSC programmes and contacts in Asia, AFSC is providing relief and planning longer-term recovery, particularly to those who might be overlooked by other agencies or relief programmes. See the website at www.afsc.org.
American Jewish Committee The AJC established a Tsunami Relief Fund, and initially allocated USD 60,000 out of its own account. It has subsequently raised an additional USD 450,000. AJC chapters around the United States have reached out to South Asian religious and ethnic organisations in their communities to help organise memorial services, fundraising events, and public expressions of solidarity. And AJC's office in Mumbai (formerly Bombay) has been working tirelessly to assist in the relief efforts in India, aided by Dr David Elcott of AJC's New York staff, who was in India at the time of the tsunami and, after escaping from the seashore, has stayed on to help [112].
American Jewish Joint Distribution Committee The American Jewish Joint Distribution Committee (JDC) has collected more than USD 2m in individual contributions to the organisation's non-sectarian South Asia Tsunami Relief mailbox [113], [114].
American Jewish World Service With USD 3.25 million raised, The American Jewish World Service is particularly focusing efforts on providing direct material relief to the poorest families in affected areas, including providing food, water storage containers, cooking supplies, blankets and temporary shelters and partnering with Direct Relief International to provide immediate shipments of basic medical supplies, water purification materials and oral rehydration therapies to the heavily affected communities in India and Sri Lanka [115], [116].
Autism Awareness Campaign Sri Lanka The Auism Awareness Campaign in Sri Lanka are not collecting money themselves but are working with partners, the respected Rotary Club Colombo Regency. They have appealed to the international community not to forget the disabled community and many more who are now disabled as a result of horrific injuries sustained in the tsunami. People can donate online to the Rotary Club Colombo Regency [117],dry food rations and medicine can be bought online [118]for further information see the blog[119]
Buddhist Tzu-Chi Foundation of Toronto The Buddhist Compassion Relief Tzu-Chi Foundation of Toronto, has number of ongoing fundraising events throughout the city. Volunteers are focusing on the Asian communities in the Greater Toronto Area. All money raised will be 100% donate to the affect area without administration fee [120].
Church of Jesus Christ of Latter-day Saints (Mormons) Providing various forms of assistance [121].
Médecins Sans Frontières Dispatching 32 tonnes of relief supplies to Sumatra. Medical and assessment teams have been sent to many of the affected areas [122] [123].
European Union The EU is providing immediate emergency aid of EUR 3m (USD 4.1m) for victims to meet "initial vital needs", with more substantial aid (EUR 30m) to be provided later. This is separate from contributions by individual member countries.
FIRST The Fast Israeli Rescue and Search Team is heading a search and rescue mission to Tamil Nadu, India [124].
Hadassah The Women's Zionist Organization of America has announced mobilising of its medical staff from the Hadassah Medical Center in Jerusalem to provide aid and forensic services in Sri Lanka [125].
International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies In Geneva the IFRCS appealed for CHF 7.5m (about USD 6.6m) for "immediate support" to an estimated 500,000 survivors.
IRW Islamic Relief Worldwide has increased its emergency appeal to USD 5m. This includes an initial USD 270,650 for relief and rehabilitation intervention in the region, and USD 27,000 to meet the immediate needs of victims in Sri Lanka [126].
Kindhearts Kindhearts for Charitable Humanitarian Development has representatives in the region providing various forms of assistance. Kindhearts is currently collecting donations for its Indonesian relief opperations [127].
Latet The non-governmental Israeli Humanitarian Aid organisation, Latet ("to give"), has dispatched a jumbo plane to Sri Lanka with 18 tonnes of equipment and is sending an aid delegation to Thailand [128].
Lions Clubs International An initial USD 170,000 from the Lions Clubs International Foundation was been distributed through Lions clubs in the affected areas in the first days of the disaster. A further 50,000 in emergency grants and 250,000 for longer term aid has since been distributed. LCIF has since allocated 10 million dollars towards the relief efforts. Other pledges of support have been received including USD 120,000 from the Lions of Sweden and 200,000 from the Lions of Korea.

All money raised by Lions is being distributed without any administration costs taken out [129].

Magen David Adom The Israeli "Red Cross" dispatched over 4,000 much-needed vials of Albumin by air on 29 December, in order to relieve the casualties of a devastated Sri Lanka [130].
Mennonite Central Committee Donating more than USD 2.5m in cash plus purchasing USD 1m worth of food, clothing and medical supplies.

[131]

Medical Institute of Tamils Providing urgent medical assistance [132].
Oxfam In India, Oxfam is directing its aid to four regions including the communities of Cuddalore, Nagapattinam, Kanyakumari, and along the southwest coast of Kerala. The agency has put together a USD 13.3m plan to provide immediate relief for people in those regions as well as offer them longer-term assistance to help rebuild their lives and livelihoods. The plan includes digging latrines, repairing water sources, and providing temporary shelter for up to 60,000 people, as well as distributing essential household items such as soap, buckets, and coconut oil. In Sri Lanka, Oxfam has been appointed as a key organisation to provide clean water and sanitation facilities in the northern part of the country. Staff members in four field offices in Trincomalee, Vavuniya, Batticaloa, and Killinochchi have been offering immediate help to the communities around them including providing medical and rescue assistance, shelter materials, food, and water tanks. With its partners, Oxfam is undertaking detailed assessments of the needs in northern, eastern, and southern districts of the country. Additionally, the agency is establishing a new base in the south—in Matara. In Indonesia, Oxfam and UNICEF have been appointed the lead providers of clean water in Banda Aceh and its surrounding district. A provincial capital located on the northern tip of Sumatra, Banda Aceh was one of the areas hardest hit by the tsunami and is now emerging as a coordination centre [133].
Save the Children USA Along with nearly USD 25m dollars raised thus far, Save the Children USA has focused on protecting the most vulnerable disaster victims, children, who face risks in locations where bonded labour, forced military recruitment and sexual exploitation of them take place. By setting up safe areas consisting of necessities and recreation in Sri Lanka and Indonesia, Save the Children USA is working to interview, identify, register, and reunite children who have been separated from their parents [134], [135].
United Jewish Communities, Toronto Just 24 hours after UJA Federation of Greater Toronto opened its Tsunami Relief Fund, the fund had raised more than CAD 150,000 from over 500 donors. Now, surpassing CAD 500,000, the UJC of Toronto is focusing their efforts on the International Rescue Committee for the ongoing delivery of relief supplied for the Aceh province of Indonesia, the Disaster Mitigation Institute and Carita, Catholic Relief, for delivery of food, clothes and shelter in Chennai, India, the coordination from their Mumbai office to work with the local Jewish community with field activities, and the Chabad Lubavitch Organization to provide medical help, meals and clothing in Thailand and the Chabad volunteer campaign in the region's hospitals [136], [137].
United Jewish Association, Federation of New York In addition to helping fund the JDC collection, the UJA of New York commission two quarter-page ads in the New York Times, so far raising USD 500,000 in support of South Asian Tsunami victims.
UNHCR The UNHCR in Sri Lanka is opening up its local relief stockpiles to deliver immediate emergency assistance [138].
UN World Food Programme Emergency food rations delivered to over one million survivors in first 20 days of crisis, including 750,000 people in Sri Lanka.
Using every possible means of transport, from landing craft to trucks, WFP has moved a total 10,000 metric tons of food to Indonesia, Sri Lanka, Maldives, Myanmar, Somalia and Thailand [139].
UNICEF Clothing and more than 30,000 blankets and sleeping mats to Sri Lanka
1,600 water tanks, 30,000 blankets, medical supplies and hundreds of thousands of water purification pills to India
Similar supplies to Indonesia and the Maldives[140].
United Nations Development Programme USD 100,000 each to Sri Lanka, India, Indonesia, the Maldives and Thailand to help them assess and coordinate emergency needs[141].
United Nations Joint Logistics Centre The UNJLC complements and co-ordinate logistics capacities of co-operating humanitarian agencies during large-scale and complex emergencies. UNJLC has been activated for the Tsunami crisis with the main office in Bangkok, a back-stop office in Rome, an air hub (staging head) in Malaysia and UNJLC cells covering the crisis region, and also based in Indonesia, Sri Lanka and Malaysia [142].
United Nations Population Fund Up to USD 1m and extra staff to help ensure that the special health needs of pregnant and nursing women were met [143].
Ve'ahavta The Canadian Jewish Humanitarian and Relief Commission, Ve'ahavta ("You Shall Love"), is collecting donations which will be used to send more search and rescue personnel and logisticians, facilitate emergency feeding stations, and assist in the financing of other necessary relief items [144].
World Jewish Aid The aim of the aid given by World Jewish Aid is to help people survive. As the situation deteriorates water contamination and disease threaten the lives of the survivors. The UK group, initially providing GBP 25,000, is working with partners on the ground in India, Indonesia and other affected areas so to realise where their aid should be directed best [145].

Contributing corporations

A much more complete list of American corporate donations may be found at [146].

Pfizer USD 35m (USD 10m cash; USD 25m medicines) [147]
Deutsche Bank EUR 10m (USD 13m) [148]
Coca-Cola USD 10m [149]
Bristol-Myers Squibb USD 5m (USD 1m cash; USD 4m medicines) [150]
Exxon Mobil USD 5m [151]
Abbott Laboratories USD 4m (USD 2m cash; USD 2m medicine) [152]
Microsoft USD 3.5m [153]
BP USD 3m [154]
Citigroup USD 3m [155]
JP Morgan Chase USD 3m [156]
Royal Dutch/Shell Group USD 3m [157]
UBS AG USD 3m [158]
Cisco Systems USD 2.5m [159]
AIG/The Starr Foundation USD 2.5m [160]
Wal-Mart Stores USD 2m [161]
Daimler Chrysler USD 2m [162]
Johnson & Johnson USD 2m + medicines [163]
Vodafone GBP 1m (USD 1.95m) [164]
Tetra Laval Group USD 1.5m (including provision of liquid foods) [165]
Bank of America USD 1.5m [166]
Deutsche Telekom EUR 1m (USD 1.4m) [167]
Siemens AG EUR 1m [168]
Allianz Group EUR 1m [169]
BASF EUR 1m [170]
AXA Group EUR 1m [171]
ChevronTexaco USD 1.24m [172]
Infosys INR 50m (USD 1.1m) [173]
Altana EUR 750,000 (USD 1m) [174]
Boeing USD 1m [175]
ConocoPhillips USD 1m [176]
IBM USD 1m [177]
Nike USD 1m [178]
Pepsi USD 1m + soft drinks + water [179]
Merrill Lynch USD 1m [180]
American Express USD 1m [181]
The Walt Disney Company USD 1m [182]
General Electric USD 1m [183]
First Data Corp. (Parent company of Western Union Money Transfer) $1m [184]
General Motors USD 1m [185]
HSBC USD 1m [186]
Verizon Communications USD 1m [187]
ING USD 1m [188]
Qantas AUD 1m + flights [189] page detailing the response by Qantas.
Cable & Wireless USD 1m [190] page detailing the response by Cable & Wireless.
Dhiraagu (The Maldives' national telecommunications company) USD 1m [191] (also noted on page detailing the response by Cable & Wireless.)
Bayer EUR 500,000 (USD 700,000) [192]
Nestlé CHF640,000 (USD 560,000) [193]
The Home Depot USD 500,000 [194]
Texas Instruments USD 500,000 [195]
Carrefour EUR 300,000 (USD 420,000) [196]
Hitachi JPY 20m (USD 200,000) [197]
Hewitt Associates USD 200,000 [198]
Altria USD 150,000 [199]
Independent News & Media EUR 100,000 [200]
MTR Corporation Limited HKD 0.5 per passenger trip on 2 January 2005 [201]
Projected goal: HKD 1m (roughly USD 128,000) [202].
Marubeni America Corporation USD 10,000 [203]
KCR Corporation All fares collected during the 4-hour extension service on 1 January 2005 morning.
Fonterra Milk powder and infant formula throughout the region
Wing On Travel Tour guides set off to affected areas to offer assistance and translation services.
National Hockey League USD 100,000+.

Fundraising events

There were numerous large-scale fundraising events with hundreds of participants around the world.

World Cricket Tsunami Appeal

Main article: World Cricket Tsunami Appeal

Two of the nations most affected by the tsunami, India and Sri Lanka, are leading cricket-playing nations. The International Cricket Council has launched the World Cricket Tsunami Appeal to raise funds for the humanitarian effort. The highlight of this is a two-match one-day international series between a World XI and an Asian XI.

It has been reported on Cricinfo that the first of these matches raised AUD 8.4 million.

Other matches, such as those in late January 2005 between the New Zealand national team and a World XI also have fundraising as a primary aim.

Other events

Pranala luar