Lompat ke isi

Kota Pekanbaru

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kota Pekanbaru
Masjid Agung An-Nur Pekanbaru
Masjid Agung An-Nur Pekanbaru
Logo resmi Kota Pekanbaru
Motto: 
Bersih, Tertib, Usaha Bersama, Aman dan Harmonis
Letak Pekanbaru di Riau
Letak Pekanbaru di Riau
NegaraIndonesia
ProvinsiRiau
Pemerintahan
 • WalikotaHerman Abdullah
 • Wakil WalikotaErizal Muluk
Luas
 • Total632,26 km2 (244,12 sq mi)
Ketinggian
5 m (16 ft)
Populasi
 (2010[1])
 • Total903.902
 • Kepadatan1.429,64/km2 (370,280/sq mi)
Zona waktuUTC+7 (WIB)
Kode area telepon+62 761
Situs webwww.pekanbaru.go.id

Kota Pekanbaru adalah ibu kota dan kota terbesar di provinsi Riau, Indonesia. Kota Pekanbaru merupakan kota jasa.[2] Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II serta dua pelabuhan di Sungai Siak, yaitu pelabuhan Pelita Pantai dan pelabuhan Sungai Duku, merupakan pintu gerbang kota Pekanbaru.

Perkembangan perekonomian kota ini sangat dipengaruhi oleh kehadiran perusahaan minyak, pabrik pulp dan kertas serta penambahan lahan perkebunan kelapa sawit beserta pabrik pengolahannya.

Sejarah

Kata pekan dalam bahasa Melayu dapat bermaksud pasar, sehingga pekanbaru bermakna sebuah pasar baru. Perkembangan kota ini pada awalnya tidak lepas dari pengaruh fungsi sungai Siak sebagai sarana transportasi dalam mendistribusikan hasil bumi dari kawasan daratan tinggi Sumatera. Beberapa sejarahwan percaya Sriwijaya awalnya berpusat di sekitar Candi Muara Takus[3] dan kemungkinan kawasan yang berada pada sehiliran aliran sungai Siak telah menjadi salah satu pelabuhan dari kerajaan Sriwijaya. Sebuah ekspedisi militer Portugis pada tahun 1514 dikirim menelusuri sungai Siak dengan tujuan menemui dan memastikan lokasi dari kerajaan ini.[4]

Kota ini mulai menjadi pemukiman pada masa kesultanan Siak Sri Indrapura, yaitu pada era kekuasaan Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah, yang kemudian diteruskan oleh putranya Raja Muda Muhammad Ali. Selanjutnya, pada tanggal 23 Juni 1784, berdasarkan musyawarah datuk-datuk empat suku (Pesisir, Lima Puluh, Tanah Datar, dan Kampar), kawasan ini dinamai dengan Pekanbaru. Berdasarkan SK Kerajaan, yaitu Besluit van Her Inlanche Zelf Destuur van Siak No.1 tanggal 19 Oktober 1919, Pekanbaru menjadi bagian dari Kesultanan Siak dengan sebutan distrik.[5][6]

Pada tahun 1931, Pekanbaru dimasukkan ke dalam wilayah Kampar Kiri yang dikepalai oleh seorang controleur yang berkedudukan di Pekanbaru dan berstatus landschap sampai tahun 1940. Kemudian menjadi menjadi ibukota Onderafdeling Kampar Kiri sampai tahun 1942.[7]

Setelah pendudukan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, Pekanbaru dikepalai oleh seorang gubernur militer yang disebut gokung. Kemudian, berdasarkan Undang-undang nomor 22 tahun 1948, ditetapkan kabupaten Kampar dan kota Pekanbaru diberikan status kota kecil, dan menjadi kota praja setelah keluarnya Undang-undang nomor 1 tahun 1957. Kota Pekanbaru resmi menjadi ibu kota provinsi Riau pada tanggal 20 Januari 1959 berdasarkan Kepmendagri nomor Desember 52/I/44-25[6] sebelumnya yang menjadi ibu kota adalah Tanjung Pinang[8] (kini menjadi ibu kota provinsi Kepulauan Riau).

Pada tahun 2005 dan 2006 kota ini memperoleh piala Adipura untuk kota terbersih dengan kategori kota besar di Indonesia.

Geografi

Secara geografis kota Pekanbaru memiliki posisi strategis berada pada jalur lintas timur Sumatera, terhubung dengan beberapa kota seperti Medan, Padang dan Jambi. Kota ini dibelah oleh sungai Siak yang mengalir dari barat ke timur dan berada pada ketinggian berkisar antara 5 - 50 meter di atas permukaan laut. Kota ini termasuk beriklim tropis dengan suhu udara maksimum berkisar antara 34.1 °C hingga 35.6 °C, dan suhu minimum antara 20.2 °C hingga 23.0 °C.[9]

Sebelum tahun 1960 Pekanbaru hanyalah kota dengan luas 16 km² yang kemudian bertambah menjadi 62.96 km² dengan 2 kecamatan yaitu kecamatan Senapelan dan kecamatan Limapuluh. Selanjutnya tahun 1965 menjadi 6 kecamatan, tahun 1987 menjadi 8 kecamatan dengan luas wilayah administrasi bertambah menjadi 446,50 km² dan setelah pematokan ulang menjadi luas sekarang ini. Kemudian pada tahun 2003 jumlah kecamatan dimekarkan menjadi 12 kecamatan.[9]

Kependudukan

Kota Pekanbaru merupakan kota dengan jumlah penduduk paling banyak di provinsi Riau. Etnis Minangkabau merupakan masyarakat terbesar dengan jumlah sekitar 37,7% dari seluruh penduduk kota[10]. Mereka umumnya sebagai pedagang dan telah menempatkan bahasa Minang sebagai pengantar selain bahasa Melayu dan bahasa Indonesia.

Selain orang-orang Minang, perekonomian kota banyak dijalankan oleh masyarakat Tionghoa. Beberapa perkebunan besar dan perusahaan ekspor-impor banyak dijalankan oleh pengusaha-pengusaha Tionghoa. Sementara etnis Melayu, Jawa dan Batak juga memiliki proporsi yang besar sebagai penghuni kota ini.

Tahun 1930 1954 1961 1971 2005 2006 2007 2008
Jumlah penduduk 2.990 28.314 70.821 145.030 712.705 776.601 809.899 885.380
Sejarah kependudukan kota Pekanbaru
Sumber:[11]
Etnis Jumlah (%)
Minang 34,7
Melayu 25,1
Jawa 15,1
Batak 10,0
Tionghoa 10,0
Aceh 1,8
Sunda 1,0
Banjar 0,2
Bugis 0,2
Sumber: Bappeda Kota Pekanbaru

Pemerintahan

Kota Pekanbaru secara administratif dipimpin oleh seorang wali kota, pada masa kepemimpinan wali kota Herman Abdullah termasuk berhasil dalam menertipkan sistem birokrasi pemerintahannya, sehingga mampu meningkatkan kinerja dalam memberikan layanan kepada masyarakatnya.[12] Namun pada tahun 2010 berdasarkan survei persepsi kota-kota di seluruh Indonesia oleh Transparency International Indonesia (TII), kota ini termasuk kota terkorup di Indonesia bersama dengan kota Cirebon, hal ini dilihat dari Indeks Persepsi Korupsi Indonesia (IPK-Indonesia) 2010 yang merupakan pengukuran tingkat korupsi pemerintah daerah di Indonesia, kota ini sama-sama mendapat nilai IPK sebesar 3.61, dengan rentang indeks 0 sampai 10, 0 berarti dipersepsikan sangat korup, sedangkan 10 sangat bersih. Total responden yang diwawancarai dalam survei yang dilakukan antara Mei dan Oktober 2010 adalah 9237 responden, yang terdiri dari para pelaku bisnis.[13][14]

Berdasarkan peraturan daerah (Perda) kota Pekanbaru nomor 12 tahun 2008, pemerintah kota telah menetapkan pelarangan bagi masyarakat untuk melakukan pengemisan di depan umum dan di tempat umum di jalan raya, jalur hijau, persimpangan lampu merah dan jembatan penyeberangan serta melarang setiap orang untuk memberikan sumbangan dalam bentuk uang atau barang kepada gelandangan dan pengemis di jalan raya, jalur hijau, persimpangan lampu merah dan jembatan penyeberangan atau di tempat-tempat umum.[15]

Perwakilan

xcvxxcLegislatighjjrtghjPRD xkota xcvxcvx4xcocvrvaxng<xcvxcvxcvxcvxcv.com/2009vxv/09/anggotxaxcv-dprd-pekanbaru-2009-2014.html |edvhjgvxhjvxcHarxvapkan vvdthjass="wikivble" stylev=vv fghjvv | align="cevtxver"| 1xcvvxvv |-vv |}

Perekonomian

Mal SKA
Pusat Pertokoan di Jalan Tuanku Tambusai.

Kota Pekanbaru pada triwulan I 2010 mengalami mengalami peningkatan inflasi sebesar 0.79%, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 0.30%. Berdasarkan kelompoknya, inflasi terjadi hampir pada semua kelompok barang dan jasa kecuali kelompok sandang dan kelompok kesehatan yang pada triwulan laporan tercatat mengalami deflasi masing-masing sebesar 0.88% dan 0.02%. Secara tahunan inflasi kota Pekanbaru pada bulan Maret 2010 tercatat sebesar 2.26%, terus mengalami peningkatan sejak awal tahun 2010 yaitu 2.07% pada bulan Januari 2010 dan 2.14% pada bulan Februari 2010.[16]

Posisi Sungai Siak sebagai jalur perdagangan bagi kota Pekanbaru, telah memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekomoni kota ini. Penemuan cadangan minyak bumi pada tahun 1939 memberi andil besar bagi perkembangan dan migrasi penduduk dari kawasan lain. Sektor perdagangan dan jasa saat ini menjadi andalan bagi kota Pekanbaru, yang terlihat dengan menjamurnya pembangunan ruko pada jalan-jalan utama kota ini. Selain itu, muncul beberapa pusat perbelanjaan modern, diantaranya: Plaza Senapelan, Plaza Citra, Plaza Sukaramai, Mal Pekanbaru, Mal SKA, Mal Ciputra Seraya,[17] Lotte Mart, dan Metropolitan Trade Center & Giant.

Selain itu beberapa pasar tradisional yang masih berdiri, antara lain Pasar Bawah, Pasar Raya Senapelan / Pasar Kodim dan pasar Andil.

Kesehatan

Kota Pekanbaru memiliki beberapa rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, pemerintah kota Pekanbaru mencoba melengkapi sarana dan prasarana yang ada saat ini diantaranya akan membangun gedung baru untuk Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad yang saat ini baru memiliki sebanyak 264 kamar untuk rawat inap, dengan selesainya bangunan tersebut kapasitas rawat inapnya, akan bertambah menjadi 400 kamar.[18]. Rumah sakit terkenal lainnya adalah Pekanbaru Medical Centre (PMC), RS Awal Bross, dan Eka Hospital.

Pendidikan

Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Gedung Perpustakaan Soeman HS milik Provinsi Riau, di pusat kota Pekanbaru.

Beberapa perguruan tinggi juga terdapat di kota ini diantaranya Universitas Riau. Sementara di kota ini terdapat perpustakaan daerah provinsi Riau, yang bernama Perpustakaan Soeman HS. Perpustakaan ini terletak di jalan Sudirman bersebelahan dengan kompleks kantor gubernur, dan termasuk salah satu perpustakaan "termegah di Indonesia", dengan arsitektur yang unik, serta telah memiliki koleksi 300 ribu buku sampai tahun 2008.[19]

Pendidikan formal SD atau MI negeri dan swasta SMP atau MTs negeri dan swasta SMA negeri dan swasta MA negeri dan swasta SMK negeri dan swasta Perguruan tinggi
Jumlah satuan 286 119 48 13 37 42
Data sekolah di kota Pekanbaru
Sumber:[20][21]

Pelayanan Publik

Sungai Siak dari atas Jembatan Siak, Pekanbaru

Untuk mengantisipasi kebutuhan energi listrik dimasa mendatang, pemerintah kota Pekanbaru telah mengusahakan pembebasan lahan seluas 40 ha untuk pembangunan PLTU Tenayan Raya.[22]

Sementara untuk memenuhi kebutuhan air bersih, Pemerintah kota melalui PDAM memanfaatkan air permukaan dari sungai Siak yang mempunyai kapasitas 5000 liter/detik sebagai sumber air baku bagi Instalasi Pengolah Air Bersih, yang terpasang dengan kapasitas 380 liter/detik. Selanjutnya sistem pengolahan penuh dan chlorinasi digunakan untuk memproduksi air bersih dengan kapasitas 350 liter/detik. Dari kapasitas produksi yang ada, telah terdistribusi dalam 18.660 unit Sambungan Rumah (SR) dan 45 Hidran Umum (HU). Setiap SR rata-rata digunakan 5 – 6 orang dan HU dapat digunakan 100 orang. Fasilitas ini memang belum mencukupi kebutuhan keseluruhan masyarakat kota ini, sehingga sebagian besar masyarakat masih memanfaatkan secara langsung air permukaan dari sungai Siak tersebut.[23]

Saat ini pemerintah kota telah menetapkan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di 2 lokasi dengan metode open dumping, yaitu kawasan Limbungan seluas 5 Ha dengan jarak dari kawasan pemukiman 19 km dan Kulim seluas 3 Ha dengan jarak dari kawasan pemukiman 8 km. Selain itu gerobak sampah masih digunakan untuk pengumpulan tak langsung, jumlah total gerobak yang ada saat ini adalah 305 buah dengan kapasitas rata-rata 1 m³ untuk melayani pengumpulan individual pada 5 wilayah pengumpulan. Sarana pemindahan yang ada berupa bak sampah pasangan batu-bata dan pelat baja sebanyak 32 buah dengan daya tampung 157.5 m³. Saat ini kapasitas penampungan TPS baru mencapai 8 % terhadap total timbunan yang ada. Untuk armada angkutan pengambilan sampah langsung digunakan truk bak terbuka, jumlah pengangkutan yang dilakukan adalah 2 – 3 kali per harinya, sehingga kapasitas pengangkutan baru mencapai 20 %. Sedangkan setiap harinya terdapat 170 m³ timbunan sampah, sehingga jumlah sampah yang telah dikelola dan terangkut sampai ke TPA baru mencapai 120 m³/hari atau sekitar 60 %.[23]

Daerah kota Pekanbaru yang memiliki ketinggian antara 1 sampai 20 meter dengan curah hujan dalam klasifikasi sedang, yaitu antara 100-200 per bulan. Secara umum permasalahan banjir di kota ini adalah masalah genangan air, baik akibat adanya limpasan dari saluran drainase yang ada maupun akibat terhambatnya pengaliran air. Saluran drainase yang ada saat ini baru mencakup 13.930 Ha, yang terdiri dari sistem drainase besar sepanjang 10.123 meter, sistem drainase kecil sepanjang 15.456 m dan sistem drainase tersier sepanjang 7.789 m.[23]

Pemerintah kota saat menetapkan pengembangkan kawasan permukiman perkotaan ke arah ke selatan, timur dan barat kota (kecamatan Tampan, kecamatan Marpoyan Damai, kecamatan Bukit Raya, kecamatan Tenayan Raya, dan kecamatan Payung Sekaki). Sedangkan kecamatan Senapelan, kecamatan Sukajadi, kecamatan Sail dan kecamatan Limapuluh sebagai kawasan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan regional dan internasional, perumahan perkotaan (town house dan apartemen), yang diintegasikan dengan sistem jaringan transportasi massal dan sistem jaringan transportasi regional melalui jalan tol, akses ke bandara dan pelabuhan di Sungai Siak.

Perhubungan

[xghsfghhh

Pariwisata

Perayaan Tabuik di Jalan Tuanku Tambusai

Kota Pekanbaru memiliki beberapa bangunan dengan ciri khas arsitektur Melayu diantaranya bangunan Balai Adat Melayu Riau yang terletak di jalan Diponegoro, Bangunan ini terdiri dari dua lantai, di lantai atasnya terpampang beberapa ungkapan adat dan pasal-pasal Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji. Di kiri dan kanan pintu masuk ruangan utama dapat dibaca pasal 1 - 4, sedangkan pasal 5 – 12 terdapat di bagian dinding sebelah dalam ruangan utama. Kemudian di jalan Sudirman terdapat Gedung Taman Budaya Riau, gedung ini berfungsi sebagai tempat untuk pagelaran berbagai kegiatan budaya dan seni Melayu Riau dan kegiatan-kegiatan lainnya. Sementara bersebelahan dengan gedung ini terdapat museum yang bernama Museum Sang Nila Utama yang memiliki berbagai koleksi benda-benda seni, budaya dan bersejarah propinsi Riau.

Olahraga

PSPS Pekanbaru merupakan klub utama sepak bola yang dimiliki oleh kota ini, dan bermarkas di Stadion Kaharudin Nasution Rumbai.

Sejak tahun 2009 kota ini mulai membenahi berbagai fasilitas olahraga setelah provinsi Riau terpilih sebagai tuan rumah penyelenggara PON XVIII tahun 2012, dan direncanakan kota ini akan memiliki sebuah stadion utama untuk acara tersebut dengan kapasitas 63.932 kursi.[24]

Sementara beberapa Lapangan Golf, tersebar di beberapa tempat pada kawasan kota ini, antara lain Pekanbaru Golf Course Country Club di Kubang Kulim, Simpang Tiga Golf Course di Kompleks AURI, Rumbai Golf Course di Kompleks IKSORA Rumbai, dan Lapangan Golf Labersa di Kompleks Labersa.

Pers dan Media

Saat ini kota Pekanbaru memiliki stasiun tv swasta yaitu Riau Televisi, Melayu TV, dan TeleFrame. Media cetak atau surat kabar yang cukup banyak dikenal masyarakat kota Pekanbaru antara lain: Riau Pos, Tribun Pekanbaru, Pekanbaru Pos, Riau Mandiri, Pekanbaru MX dan Koran Riau.[butuh rujukan]

Sedangkan stasiun radio yang telah mengudara di kota Pekanbaru antara lain Radio Aditya 87.6 FM, Radio Pro 2 88.4 FM, Radio Ikmi 90.8 FM, Radio Pro 3 91.2 FM, Radio Rabbani 91.6 FM, Radio Persada 92.4 FM, Radio Mentari 94.3 FM, Radio Pondasi 95.9 FM, Radio Graha 96.7 FM, Radio Barabas 97.5 FM, Smart 98.3 FM, Radio Pro 1 99.1 FM, Radio Mandiri 99.5 FM, Radio Racika 100.2 FM, Radio CBS 101.0 FM, Radio Monaria 101.8 FM, Radio Cendana 102.6 FM, Radio Hidayah 103.4 FM, Radio Warna 104.2 FM, dan Radio Gress 105.8 FM.[butuh rujukan]

Rujukan

  1. ^ www.citypopulation.de Cities & Municipalities (diakses pada 7 November 2010)
  2. ^ Profil daerah kabupaten dan kota. Penerbit Buku Kompas. 2001. ISBN 979-709-054-X. 
  3. ^ Soekmono, R. (2002). Pengantar sejarah kebudayaan Indonesia 2. Kanisius. ISBN 979-413-290-X. 
  4. ^ Schnitger, F.M. (1964). Forgotten Kingdoms in Sumatra. E. J. Brill. 
  5. ^ Samin, S.M. (2006). Dari kebatinan senapelan ke Bandaraya Pekanbaru: menelisik jejak sejarah Kota Pekanbaru, 1784-2005. Pemerintah Kota Pekanbaru bekerjasama dengan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Cabang Riau dan Penerbit Alaf Riau. 
  6. ^ a b "Sejarah Pekanbaru". Pemda kota Pekanbaru. Diakses tanggal 1 October 2010. 
  7. ^ Diah, M. (1986). Dampak modernisasi terhadap hubungan kekerabatan daerah Riau. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. 
  8. ^ Syamsuddin, B. M. (1995). Cerita rakyat dari Bintan. Grasindo. ISBN 979-553-705-9. 
  9. ^ a b "Wilayah geografis". Pemda kota Pekanbaru. Diakses tanggal 1 October 2010. 
  10. ^ Bappeda Kota Pekanbaru
  11. ^ "Penduduk menurut Kabupaten/Kota 2006-2008" (PDF). BPS Riau. Diakses tanggal 1 October 2010. 
  12. ^ Muhammad, Fadel (2008). Reinventing local government: pengalaman dari daerah. Jakarta: Elex Media Komputindo. ISBN 979-27-3367-1. 
  13. ^ nasional.kompas.com Pekanbaru dan Cirebon, Kota Terkorup (diakses pada 9 November 2010)
  14. ^ www.ti.or.id Konferensi Pers: Peluncuran Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2010 (diakses pada 9 November 2010)
  15. ^ "Peraturan Daerah kota Pekanbaru nomor 12 tahun 2008". 
  16. ^ "Kajian Ekonomi Regional Provinsi Riau Triwulan I 2010" (PDF). Bank Indonesia Pekanbaru. Diakses tanggal 7 November 2010. 
  17. ^ Mal Ciputra Seraya
  18. ^ www.riauinfo.com Bangun Gedung Baru, Kapasitas Rawat Inap RSUD Arifin Achmad Bertambah (diakses pada 7 November 2010)
  19. ^ "Termegah di Indonesia, Perpustakan Soeaman HS resmi dibuka". Riauterkini.com. 2008-10-28. 
  20. ^ nisn.jardiknas.org Data Siswa
  21. ^ riau.dapodik.org Data Sekolah
  22. ^ "Harga Lahan PLTU Rp10.000 per Meter". Pemda Kota Pekanbaru. Diakses tanggal 2 October 2010. 
  23. ^ a b c "Kota Pekanbaru" (PDF). Diakses tanggal 7 November 2010. 
  24. ^ www.ponxviii-riau.com Venues/Lokasi Acara PON XVIII Riau 2012 (diakses pada 7 November 2010)

Tautan luar

  Kota Provinsi Populasi     Kota Provinsi Populasi
1 Jakarta Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11.135.191 Kota Pekanbaru
Kota Pekanbaru
7 Makassar Sulawesi Selatan 1.477.861
2 Surabaya Jawa Timur 3.017.382 8 Batam Kepulauan Riau 1.294.548
3 Bandung Jawa Barat 2.579.837 9 Pekanbaru Riau 1.138.530
4 Medan Sumatera Utara 2.539.829 10 Bandar Lampung Lampung 1.073.451
5 Palembang Sumatera Selatan 1.781.672 11 Padang Sumatera Barat 939.851
6 Semarang Jawa Tengah 1.699.585 12 Malang Jawa Timur 885.271
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit.

Galeri