Paus Yohanes Paulus II
Yohanes Paulus II | |
---|---|
Awal masa jabatan | 16 Oktober 1978 |
Masa jabatan berakhir | 2 April 2005 |
Pendahulu | Yohanes Paulus I |
Penerus | Benediktus XVI |
Informasi pribadi | |
Nama lahir | Karol Wojtyła |
Lahir | 18 Mei 1920 Wadowice, Polandia |
Meninggal | 2 April 2005 Istana Apostolik, Vatikan |
Tanda tangan | |
Paus lainnya yang bernama Yohanes Paulus |
Paus Yohanes Paulus II (Latin: Ioannes Paulus PP. II, Italia: Giovanni Paolo II, Polski: Jan Paweł II) yang nama aslinya: Karol Józef Wojtyła, 18 Mei 1920 – 2 April 2005 adalah Paus, Uskup Roma, dan kepala Gereja Katolik Roma sejak 16 Oktober 1978 hingga kematiannya. Dia juga pemimpin dari Negara Kota Vatikan, negara berdaulat dengan luas terkecil di dunia.
Paus Yohanes Paulus II diangkat pada usia 58 tahun pada tahun 1978. Dia adalah Paus non-Italia pertama sejak Paus Adrianus VI, yang menjabat untuk sesaat antara tahun 1522-1523. Dia memerangi komunisme, kapitalisme yang tak terkendali dan penindasan politik. Dia dengan tegas melawan aborsi dan membela pendekatan Gereja Katolik Roma yang lebih tradisional terhadap seksualitas manusia.
Dia telah melakukan lawatan 129 negara selama menjadi Paus dan menjadi pemimpin dunia yang paling banyak melawat dalam sejarah.[1] Dia berbicara dalam bahasa-bahasa Italia, Perancis, Jerman, Inggris, Spanyol, Portugis, Ukraina, Rusia, Kroasia, Esperanto, Yunani Kuno dan Latin selain bahasa ibunya bahasa Polski.[2] Sebagai bagian dari wewenang panggilan sucinya yang universal, beliau telah melakukan beatifikasi terhadap 1.340 orang dan melakukan kanonisasi 483 santo/santa,[3][4][5] lebih banyak dari gabungan beatifikasi dan kanonisasi yang dilakukan pendahulunya selama lima abad terakhir.[5][6][7][8][9][10]
Selain itu, masa tugasnya sebagai Paus adalah yang ketiga terlama dalam sejarah, setelah Paus Pius IX dan Santo Petrus. Pada tahun 1989, beliau mengunjungi Indonesia. Kota-kota yang dikunjunginya adalah Jakarta, Medan (Sumatra Utara), Yogyakarta (Jawa Tengah dan DIY) dan Dili (Timor Timur). Setelah berkunjung ke Indonesia, komentarnya ialah: "Tidak ada negara yang begitu toleran seperti Indonesia di muka bumi." [sic]
Pada 19 Desember 2009, Yohanes Paulus II telah mendapat gelar venerabilis dari penerusnya Paus Benediktus XVI[11][12][13][14] dan menjelang beatifikasi pada 1 Mei 2011.[15]
Biografi
Kelahiran dan masa muda
Karol Józef Wojtyła (dilafazkan sebagai: voi-TI-wa; IPA: /ˈkarɔl ˈjuzef vɔjˈtɨwa/) lahir pada 18 Mei 1920 di Wadowice, Polandia selatan,[16][17][18] sebagai seorang anak ketiga dari opsir pada Tentara Kekaisaran Habsburg Austria, yang juga bernama Karol Wojtyła[19] dan Emilia Kaczorowska, yang seorang keturunan Lithuania.[18][19] Ibunya meninggal pada 13 April 1929,[20] ketika ia berusia delapan tahun.[21] Kakak perempuan Karol, Olga meninggal di waktu bayi sebelum kelahiran Karol; dengan demikian dia tumbuh dan dekat dengan kakaknya Edmund yang lebih tua 14 tahun, dan punya panggilan Mundek. Namun, pekerjaan Edmund sebagai dokter mengakibatkan kematiannya karena skarlatina (scarlet fever). Hal ini sangat mempengaruhi Karol.[19][21]
Sebagai remaja, Wojtyła adalah seorang atlit dan sering bermain sepak bola sebagai penjaga gawang[22][23] Masa kecilnya terpengaruh kontak intensif dengan komunitas Yahudi. Pertandingan sepak bola sering diadakan antara tim Yahudi dan Katolik, dan Wojtyła biasanya secara sukarela akan menawarkan diri menjadi penjaga gawang cadangan di tim Yahudi jika kekurangan pemain.[19][22]
Pada pertengahan 1938, Karol Wojtyła dan ayahnya meninggalkan Wadowice dan pindah ke Kraków, dimana dia masuk ke Universitas Jagiellonian. Sambil belajar filologi dan berbagai bahasa di universitas, dia menjadi pustakawan sukarela dan juga harus ikut serta dalam wajib militer di Legiun Akademik Resimen Infanteri ke 36 Polandia, namun dia penganut pasifisme dan menolak menembakkan senjata. Dia juga tampil di beberapa grup teater dan menjadi penulis naskah drama.[24] Selama masa itu, kemampuan berbahasanya berkembang dan dia belajar 12 bahasa asing, sembilan diantaranya kemudian dipakai terus ketika menjadi Paus (Bahasa Polandia, Slovakia, Rusia, Italia, Perancis, Spanyol, Portugis, Jerman, dan Inggris, ditambah dengan pengetahuan akan Bahasa Latin Gerejawi).[17]
Pada tahun 1939 terjadi pendudukan pendudukan Nazi dan menutup universitas tempatnya belajar setelah invasi terhadap Polandia.[17] Semua warga yang sehat diwajibkan bekerja, dari tahun 1940 sampai 1944, Wojtyła bekerja berbagai macam mulai dari pencatat menu di restoran, pekerja kasar tambang batu kapur, dan di pabrik kimia Solvay untuk menghindari dideportasi ke Jerman.[18][24] Ayahnya, seorang bintara di Angkatan Darat Polandia, meninggal karena serangan jantung pada 1941, meninggalkan Karol seorang diri dari sisa keluarga.[19][20][25] "Saya tidak ada pada saat kematian ibu saya, saya tidak ada pada saat kematian kakak saya, saya tidak ada pada saat kematian ayah saya" katanya, menceritakan masa-masa kehidupannya ketika itu, hampir empat puluh tahun kemudian, "Pada usia 20, saya sudah kehilangan semua orang yang saya cintai"[25]
Dia kemudian mulai berpikir serius untuk menjadi pastor setelah kematian ayahnya, kemudian panggilan imamatnya perlahan menjadi ‘sesuatu yang mutlak dan tak terbantahkan.’[26] Pada Oktober 1942, dengan meningkatnya keinginan untuk menjadi pastor, dia mengetuk pintu Wisma Uskup Agung di Kraków, dan menyatakan bahwa dia ingin belajar menjadi pastor.[26] Tidak lama kemudian, dia mulai belajar di seminari rahasia yang dijalankan oleh uskup agung Kraków Kardinal Adam Stefan Sapieha.
Pada 29 Februari 1944, Wojtyła tertabrak oleh truk Nazi Jerman. Tak diduga, perwira Wehrmacht Jerman kasihan padanya dan mengirimkannya ke rumah sakit. Dia menghabiskan waktu dua minggu untuk pulih dari gegar otak dan luka bahu. Kecelakaan ini dan penyelamatannya membuatnya makin yakin dengan panggilan imamatnya.
Pada 6 Agustus 1994, ‘Minggu Hitam’,[27] Gestapo mengumpulkan para pria muda di Kraków untuk menghindari demonstrasi yang serupa dengan demonstrasi di Warsawa.[27][28][29] Wojtyła selamat dengan bersembunyi di ruang bawah tanah rumah pamannya di 10 Tyniecka Street, ketika tentara Jerman mencari di lantai atas.[26][28][29] Lebih dari 8000 pria dan pemuda ditangkap hari itu, namun dia kemudian bersembunyi di Wisma Uskup Agung,[26][27][28] dimana dia tetap bersembunyi sampai Jerman pergi.[19][26][30]
Pada 17 Januari 1945 malam, Jerman meninggalkan kota, dan para pelajar mengambil kembali reruntuhan seminari. Wojtyła dan seminaris lainnya secara sukarela bertugas membersihkan tumpukan kotoran beku dari jamban.[31] Bulan itu, Wojtyła menolong seorang gadis pengungsi Yahudi berusia 14 tahun bernama Edith Zierer[32] yang melarikan diri dari perkampungan buruh di Częstochowa.[32] Setelah terjatuh dari peron stasiun kereta, Wojtyła membawanya ke kereta dan menemaninya hingga selamat sampai Kraków. Zierer sangat berterima kasih pada Wojtyła yang menyelamatkan hidupnya hari itu.[33][34][35] B'nai B'rith sebuah organisasi Yahudi dan beberapa otoritas lainnya menyatakan bahwa Wojtyła telah menolong dan melindungi banyak Yahudi Polandia lainnya dari Nazisme.
Menjadi pastor
Setelah menyelesaikan pendidikan seminari di Kraków, Karol Wojtyła ditahbiskan sebagai pastor di hari para orang kudus pada 1 November 1946,[20] oleh uskup agung Kraków, Kardinal Adam Stefan Sapieha.[18][36][37] Dia kemudian berangkat untuk belajar teologi di Roma, di Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas (Pontifical International Athenaeum Angelicum),[36][37] dimana dia kemudian mendapat Diploma Teologi Suci dan kemudian Doktor Teologi Suci.[17] Gelar Doktorat ini yang pertama dari dua, didasarkan pada disertasi Latin "Doktrin Iman Menurut Santo Yohanes dari Salib Suci"
Dia kembali ke Polandia pada musim panas 1948 dengan tugas pertama pastoral di desa Niegowić, limabelas mil dari Kraków. Setibanya di Niegowić pada musim panen, tindakan pertama yang dilakukannya adalah berlutut dan mencium lantai.[38] Tindakan ini diadaptasi dari kebiasaan santo Jean Marie Baptiste Vianney yang berasal dari Perancis,[38] yang kemudian menjadi ciri khasnya ketika menjadi Paus.
Pada Maret 1949, dia dipindah ke paroki Santo Florian di Kraków, dia mengajar ilmu etika di Universitas Jagiellonian kemudian di Universitas Katolik Lublin (John Paul II Catholic University of Lublin). Sambil mengajar, Wojtyła bergabung dengan grup terdiri dari 20 pemuda, yang kemudian mereka juluki Rodzinka, atau "keluarga kecil". Mereka berkumpul untuk berdoa, diskusi filosofi, serta menolong orang buta dan sakit. Grup ini kemudian berkembang sampai sekitar 200 anggota, dan kegiatannya bertambah dengan bermain ski tahunan dan kayak.[3]
Tahun 1954 dia memperoleh doktorat kedua, dalam bidang filosofi,[39] mengevaluasi kelayakan etika Katolik berdasarkan sistem etis dari fenomenologi Max Scheler. Namun, otoritas Komunis menghalanginya memperoleh gelar sampai 1957.[37]
Selama periode ini, Wojtyła menulis seri artikel di koran Katolik Kraków Tygodnik Powszechny (Mingguan Umum) berkaitan dengan masalah kontemporer gereja.[40] Dia juga fokus pada pembuatan literatur asli selama dua belas tahun pertama menjadi pastor. Perang, hidup dalam Komunisme, dan tanggung jawab pastoralnya mempengaruhi puisi dan naskah dramanya. Namun, dia mempublikasikan karya-karyanya dalam dua nama samaran - Andrzej Jawień dan Stanisław Andrzej Gruda[24][40][41] - untuk memisahkan antara literatur dan tulisan religiusnya (yang diterbitkan dengan nama aslinya) dan agar karya literaturnya mendapat penghargaannya sendiri tanpa pengaruh masalah religi kepastorannya.[24][40][41] Pada 1960, Wojtyła menerbitkan buku teologis berpengaruh Cinta dan Tanggungjawab sebuah pembelaan terhadap ajaran-ajaran tradisional Gereja tentang pernikahan dari sudut pandang filosofis baru.[24][42]
Menjadi uskup, uskup agung dan kardinal
Pada 4 Juli 1958,[37] ketika Wojtyła sedang berlibur bermain kayak di sebuah danau di utara Polandia, Paus Pius XII mengangkatnya menjadi uskup pembantu (auxiliary bishop) di Kraków. Dia dipanggil ke Warsawa, untuk bertemu Primat Polandia Kardinal Stefan Wyszyński, yang memberitahunya mengenai pengangkatannya.[43][44] Dia menyetujui untuk membantu uskup agung Eugeniusz Baziak sebagai uskup pembantu, dia ditahbiskan ke keuskupan menggunakan nama Uskup Ombi pada 28 September 1958.[37] Pada usia 38 tahun, dia menjadi uskup termuda di Polandia. Baziak wafat pada Juni 1962 dan pada 16 Juli 1962, Karol Wojtyła terpilih sebagai Vicar Capitular, atau administrator sementara keuskupan agung sampai uskup agung baru terpilih.[17][18]
Mulai Oktober 1962, Uskup Wojtyła mengambil bagian pada Konsili Vatikan II (1962–1965),[16][17][18][37] dan memberikan kontribusi pada dokumen-dokumen penting yang kelak menjadi Pernyataan tentang Kebebasan Beragama (Dignitatis Humanae) dan Konstitusi Pastoral tentang Gereja dalam Dunia Modern (Gaudium et Spes), dua hasil utama Konsili, ditilik dari sudut pandang historis dan pengaruhnya.[37]
Uskup Wojtyła juga terlibat pada semua majelis sinode para uskup.[17][18] Kemudian pada 13 Januari 1963, Paus Paulus VI mengangkatnya menjadi Uskup agung Kraków.[45] Pada 26 Juni 1967, Paus Paulus VI mengumumkan promosi Uskup agung Wojtyła kepada Dewan Kardinal.[16][37][45] Dia dinamakan Imam Kardinal titulus San Caesareo de Appia.[46]
Pada tahun 1967, dia berperan penting dalam perumusan ensiklik Humanae Vitae, yang berkaitan dengan masalah pelarangan aborsi dan pengaturan kelahiran dalam KB.[16][47][37][48] Menurut seorang saksi baru, Kardinal Wojtyla pada tahun 1970 melarang distribusi di keuskupan Kraków surat pastoral tentang keuskupan Polandia sedang mempersiapkan upacara ulang tahun ke-50 Perang Polandia-Soviet.[49]
Menjadi Paus
Agustus 1978, pada wafatnya Paus Paulus VI, Kardinal Karol Wojtyła menghadiri konklaf Paus yang memilih Albino Luciani, Kardinal Venesia, sebagai Paus Yohanes Paulus I. Pada usia 65, Luciani bisa dikatakan masih muda sebagai Paus. Wojtyła pada usia 58 masih bisa mengharapkan untuk menghadiri sebuah konklaf Paus lainnya sebelum mencapai usia 80 tahun (usia maksimal dalam mengikuti konklaf). Namun tidak diduga bahwa konklaf berikutnya datang begitu cepat pada 28 September 1978, hanya 33 hari setelah menjabat, Paus Yohanes Paulus I wafat. Pada Oktober 1978 Wojtyła kembali ke Vatikan untuk menghadiri konklaf kedua dalam waktu kurang dari dua bulan.[18][37][50]
Konklaf kedua pada tahun 1978 diadakan pada 14 Oktober, sepuluh hari setelah pemakaman Paus Yohanes Paulus I. Pada konklaf ada dua kubu yang sama-sama memiliki calon kuat: Kardinal Giuseppe Siri, kubu konservatif yang merupakan Uskup Agung Genoa, dan Kardinal Giovanni Benelli, kubu liberal yang merupakan Uskup Agung Firenze (Florence) dan seorang teman dekat Paus Yohanes Paulus I.[51]
Pendukung Benelli begitu yakin bahwa ia bisa terpilih, pada putaran pemungutan suara pertama, Benelli memenangkan sembilan suara.[51] Namun, dari skala oposisi berarti suara yang diperoleh para calon tidak mencukupi untuk menjadi yang terpilih. Kardinal Franz König, Uskup Agung Wina, mengusulkan kepada para rekan pemilih lainnya untuk mengajukan kandidat kompromi: Kardinal Karol Józef Wojtyła dari Polandia.[51] Wojtyła akhirnya memenangkan pemilihan dengan delapan surat suara pada hari kedua, menurut media Italia, 99 suara dari 111 pemilih memilihnya. Dia kemudian memilih nama Yohanes Paulus II[37][51] untuk menghormati pendahulunya, dan asap putih muncul untuk memberitahu khalayak yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus bahwa seorang Paus telah terpilih.[50] Dia menerima pemilihannya dengan kata-kata: ‘Dengan ketaatan dalam iman Kristus, Tuhanku, dan dengan kepercayaan pada Bunda Kristus dan Gereja, meskipun dalam kesulitan yang besar, saya menerima’[52][53] Ketika Paus baru muncul di balkon, ia telah melanggar tradisi dengan menyapa kerumunan massa.[52]
Wojtyła menjadi Paus ke 264 menurut kronologis daftar Paus dan menjadi Paus non Italia pertama sejak 455 tahun.[54] Dengan usia 58 tahun, dia adalah Paus termuda yang dilantik sejak Paus Pius IX pada 1846, yang berusia 54 tahun.[37] Seperti halnya pendahulunya, Paus Yohanes Paulus II meniadakan penobatan kepausan tradisional yang seperti pelantikan dalam kerajaan, sebagai gantinya menerima pelantikan gerejawi yang disederhanakan pada 22 Oktober 1978. Selama pelantikan, ketika para kardinal berlutut di hadapannya untuk mengambil sumpah mereka dan mencium cincinnya, dia berdiri ketika Kardinal Stefan Wyszyński dari Polandia berlutut, menghentikannya mencium cincin dan memeluknya.[55]
Karya
Pengajaran
Masa depan dimulai hari ini, bukan besok.
— Paus Yohanes Paulus II[56]
Sebagai Paus, salah satu peran Yohanes Paulus II yang paling penting adalah untuk mengajar orang tentang agama Kristen. Dia menulis 14 ensiklik Paus dan mengajarkan tentang "Teologi Tubuh".
Dalam suratnya Di awal milenium yang baru (Novo Millennio Ineunte) dia menekankan pentingnya semua prioritas gereja pada Yesus Kristus: "Tidak, kami tidak akan diselamatkan oleh program namun oleh Manusia."
Dalam Cahaya Kebenaran (Veritatis Splendor), dia menekankan ketergantungan manusia pada Allah dan HukumNya ("Tanpa Sang Pencipta, makhluk ciptaan akan hilang") dan "ketergantungan kebebasan pada kebenaran". Dia mengingatkan bahwa manusia yang "menggantungkan dirinya sendiri pada relativisme dan skeptisime, akan tersesat dalam pencarian kebebasan semu jauh dari kebenaran itu sendiri".
Dalam Iman dan Akal budi (Fides et Ratio) Yohanes Paulus II mempromosikan minat baru dalam filsafat dan pencarian kebenaran dalam hal-hal teologis. Mengambil dari berbagai jenis sumber (seperti dari Thomisme), dia menggambarkan hubungan saling mendukung antara iman dan akal, dan menekankan para teolog harus fokus pada hubungan itu.
Yohanes Paulus II juga menulis banyak tentang kelompok pekerja dan doktrin sosial dari Gereja, dituangkannya dalam tiga ensiklik. Melalui ensiklik dan banyak Surat Apostolik serta Opininya, Yohanes Paulus II membahas tentang martabat perempuan dan pentingnya keluarga dalam masa depan kemanusiaan.[47]
Ensiklik lain termasuk Injil Kehidupan (Evangelium Vitae) dan Ut Unum Sint (Supaya Mereka Semua Menjadi Satu). Meskipun banyak kritik yang menuduhnya tidak fleksibel, dia menegaskan kembali ajaran moral Katolik menentang pembunuhan, eutanasia dan aborsi yang telah ada lebih dari seribu tahun.[47]
Kemanapun arah keluarga, demikian juga arah negara dan demikian juga seluruh dunia dimana kita hidup
— Paus Yohanes Paulus II[56]
Perjalanan pastoral
Kepemudaan
Percobaan-percobaan pembunuhan
Pada 13 Mei 1981, Yohanes Paulus II hampir tewas ketika ditembak oleh Mehmet Ali Ağca, seorang ekstremis Turki, kala masuk Lapangan Santo Petrus untuk bertemu umat. Ağca akhirnya dihukum penjara seumur hidup.
Apa kenapa, bagaimana dan atas perintah siapa percobaan pembunuhan ini dilakukan, masih tetap berupa misteri sampai akhir Maret 2005. Dikatakan dokumen-dokumen penting dari negara-negara mantan anggota Uni Soviet menunjukkan bahwa KGB bertanggung jawab [1]. Motif pembunuhan masih diperdebatkan. Salah satu kemungkinan ialah bahwa rezim komunis Uni Soviet takut akan pengaruh Paus Polandia ini akan stabilitas negara-negara satelit Soviet di Eropa Timur, terutama di Polandia sendiri.
Spekulasi lain menuduh orang-orang dalam Vatikan yang memberi perintah, terutama faksi kaum Freemason yang menentang Karol Wojtyła dan kelompok Opus Dei, yang salah satu pemimpinnya adalah Kardinal Casaroli. Ali Ağca sendiri masih bungkam dalam mengungkapkan kebenaran percobaan pembunuhannya, meski ia sering memberikan petunjuk bahwa ia mendapatkan pertolongan dari orang dalam Vatikan.
Dan akhirnya ada yang mengatakan bahwa Ağca, seorang penembak ulung, sebenarnya bisa membunuh sang Paus, jika mau dan misinya hanyalah menakut-nakutinya. Namun segala kemungkinan hanya merupakan spekulasi saja karena belum ada bukti-bukti definitif yang muncul.
Dua hari setelah Natal, pada 27 Desember 1983, Paus menjenguk pembunuhnya di penjara. Keduanya bercakap-cakap dan berbincang-bincang beberapa lama. Setelah pertemuan ini, Paus kemudian berkata: "Apa yang kita bicarakan harus merupakan rahasia antara dia dan saya. Ketika berbicara dengannya saya anggap ia adalah seorang saudara yang sudah saya ampuni dan saya percayai sepenuhnya."
Naik takhtanya Yohanes Paulus II sebagai Paus sudah diramalkan beberapa dasawarsa sebelumnya oleh Padre Pio. Biarawan yang sama ini, juga meramal bahwa pemerintahan Karol Wojtyła hanya berlangsung singkat dan berakhir dengan darah, sebuah ramalan yang hampir saja terbukti jika pembunuhannya berhasil. Percobaan pembunuhan ini juga diramalkan pada rahasia ketiga Tiga Rahasia Fatima, sebuah analisis dari Vatikan mengungkapkannya.
Sebuah percobaan pembunuhan lainnya terjadi pada 12 Mei 1982, di Fatima, Portugal ketika seorang pria berusaha menikam Paus dengan sebilah bayonet, tetapi dicegah oleh para penjaga. Si pembunuh, adalah seorang pastor ultrakonservatif, berhaluan keras, seorang warganegara Spanyol, bernama Juan María Fernández y Krohn. Dilaporkan ia menentang reformasi Konsili Vatikan II dan memanggil Paus seorang "agen dari Moskwa." Ia kemudian divonis hukuman penjara enam tahun dan lalu diekstradisi dari Portugal.
Ada pula sebuah percobaan pembunuhan Paus pada lawatannya di Manila bulan Januari 1995, yang merupakan bagian dari Operasi Bojinka, sebuah serangan terorisme masal yang dikembangkan oleh anggota kaum ekstremis Ramzi Yousef dan Khalid Sheik Mohammed.
Seorang bom bunuh diri yang menyamar sebagai seorang pastor direncanakan mendekati parade Paus dan meledakkan diri. Namun sebelum tanggal 15 Januari 1995 hari para pria ini akan melaksanakan rencana teror mereka, sebuah kebakaran dalam sebuah apartemen membawa para penyidik yang dipimpin oleh Aida Fariscal ke komputer laptop Yousef yang berisikan rencana-rencana teror mereka.
Yousef dicekal di Pakistan kurang lebih sebulan kemudian, tetapi Khalid Sheik Mohammed baru dicekal pada 2003.
Pemakaman
Kematian Paus Yohanes Paulus II diiringi ritual berusia berabad-abad lamanya dan tradisi yang berawal sejak masa pertengahan. Upacara Pengunjungan berlangsung dari 4 April hingga pagi hari tanggal 8 April di Basilika Santo Petrus. Pada 8 April, pukul 8.00 pagi UTC, Misa Requiem diberikan Kardinal Joseph Ratzinger sebagai Pejabat Tinggi Dewan Kardinal. Paus Yohanes Paulus dikebumikan di gua-gua di bawah basilika, Makam Para Paus. Dia diletakkan di bekas makam Paus Yohanes XXIII, yang dipindahkan Yohanes Paulus II untuk diberkati.
Penerus
Pada 19 April 2005 Kardinal Joseph Ratzinger dari Jerman terpilih sebagai pemimpin baru Vatikan setelah konklaf selama dua hari. Ratzinger memilih nama regnal Paus Benediktus XVI.
Bacaan lebih lanjut
- George Weigel, Witness to Hope (1999, 2001) ISBN 0-06-018793-X
Artikel terkait
- Daftar kunjungan pastoral oleh Paus Yohanes Paulus II di luar Italia
- Daftar Peserta Resmi Pemakaman Paus Yohanes Paulus II
- Daftar uskup Katolik Roma Kraków
- Yahudi Kripto
Ensiklik Paus Yohanes Paulus II
- 1979: Redemptor hominis
- 1980: Dives in misericordia
- 1981: Laborem exercens
- 1985: Slavorum Apostoli (Epistola encyclica)
- 1986: Dominum et vivificantem
- 1987: Redemptoris Mater
- 1987: Sollicitudo rei socialis
- 1990: Redemptoris missio
- 1991: Centesimus annus
- 1993: Veritatis splendor
- 1995: Evangelium vitae
- 1995: Ut unum sint
- 1998: Fides et ratio
- 2003: Ecclesia de Eucharistia
Referensi
Sumber
- Bertone, Tarcisio. "The Message of Fátima - Tarcisio Bertone". 2000-2009 The Holy See. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - "Cause for Beatification and Canonization of The Servant of God: John Paul II". 2005-2009 Vicariato di Roma - 00184 Roma. Diakses tanggal 2009-01-01.
- "'Cured' Pope returns to Vatican". 2005-2009 BBC World News. 10 February 2005. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - Domínguez, Juan (4 April 2005). "Pope John Paul II and Communism". Copyright free - Public domain. Diakses tanggal 2009-01-01.
- Dziwisz, Bishop Stanisław (13 May 2001). "13 May 1981 Conference of Bishop Stanisław Dziwisz For Honorary Doctorate, 13 May 2001 to the Catholic University of Lublin". 2001-2009 L'Osservatore Romano, Editorial and Management Offices, Via del Pellegrino, 00120, Vatican City. Diakses tanggal 2009-01-01.
- "Frail Pope suffers heart failure". 2005-2009 BBC World News. 1 April 2005. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - "Half Alive: The Pope vs. his doctors". Time Magazine. 2009 Time Inc. 25 January 1982. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - Kowalska, Saint Maria Faustina (13 April 1989). "The Feast Of Mercy". 1987-2009 Congregation of Marians of the Immaculate Conception, Stockbridge, MA 01263. Diakses tanggal 2009-01-01.
- "Pope back at Vatican by Easter? It's possible". 2005-2009 msnbc World News. Associated Press. 3 March 2005. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - April 2005 "Pope John Paul II - Home - Editorial" Periksa nilai
|url=
(bantuan). www1.voanews.com. Diakses tanggal 25 February 2010. - "Pope John Paul II: Filmography". 1990-2009 IMDb.com Inc., an Amazon.com company. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - "Pope returns to Vatican after op". 2001-2009 BBC News. 13 March 2005. Diakses tanggal 2009-01-01.
- Sean Gannon (7 April 2006). "Papal fallibility". 2006-2009 Haaretz Daily News, Israel. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - "Stasi Files Implicate KGB in Pope Shooting". 2001-2009 Deutsche Welle. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - "Pope John Paul II's Final Days". St Anthony Messenger Press. 2005-2009 American Catholic.Org. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - Tchorek, Kamil (2 April 2005). "Cracow lights a candle for its favourite son's last fight". London: 2005-2009 The Times The Times online. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - Vinci, Alessio (1 April 2005). "Vatican source: Pope given last rites". CNN. 2005 Cable News Network LP. Diakses tanggal 2009-01-01.
- "World awaits word on pope's condition". CNN. 2005 Cable News Network LP. 2 April 2005. Diakses tanggal 2009-01-01.
Bibliografi
- Berry, Jason (2004). Vows of Silence: The Abuse of Power in the Papacy of John Paul II. New York, London, Toronto, Sydney: Free Press. ISBN 0-7432-4441-9.
- Davies, Norman (2004). Rising '44: The Battle for Warsaw. 80 Strand, London WC2R 0RL: Viking Penguin. ISBN 0-670-03284-0.
- de Montfort, St. Louis-Marie Grignion (2007–2009). True Devotion to Mary. Avetine Press 1023 4th Avenue 204 San Diego, CA 92101. ISBN 1-59330-470-6. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan); - Duffy, Eamon (2006). Saints and Sinners, a History of the Popes (edisi ke-Third). Yale University Press. ISBN 0-300-11597-0. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan); - John Paul II, Pope (2005). Memory & Identity - Personal Reflections. London: 2006 Weidenfeld & Nicolson. ISBN 029785075X.
- Maxwell-Stuart, P.G. (2006). Chronicle of the Popes: Trying to Come Full Circle. London: 1997, 2006 Thames & Hudson. ISBN 978-0-500-28608-6 Periksa nilai: checksum
|isbn=
(bantuan). - Menachery, Prof. George (11 November 1978). "John Paul II Election Surprises". Diakses tanggal 2009-01-01.
- Meissen, Randall (2011). Living Miracles: The Spiritual Sons of John Paul the Great. Alpharetta, Ga.: Mission Network. ISBN 978-1933271279.
- Noonan, Peggy (November 2005). John Paul the Great: Remembering a Spiritual Father. New York: Penguin Group (USA). ISBN 9780670037483. Diakses tanggal 2009-01-01.
- Navarro-Valls, Joaquin (2 April 2005). Il Santo Padre è deceduto questa sera alle ore 21.37 nel Suo appartamento privato (PDF) (dalam bahasa Italian). ‘The Holy Father passed away at 9:37 this evening in his private apartment.’ 2005-2009 The Holy See. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - O'Connor, Garry (2006). Universal Father: A Life of Pope John Paul II. 36 Soho Square, London: 2005 Bloomsbury Publishing. ISBN 0747582416. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - Renehan, Edward; Schlesinger, Arthur Meier (INT) (November 2006). Pope John Paul II. Chelsea House. ISBN 9780791092279. Diakses tanggal 25 February 2010.
- Stanley, George E (January 2007). Pope John Paul II: Young Man of the Church. Fitzgerald Books. ISBN 9781424217328. Diakses tanggal 25 February 2010.
- Stourton, Edward (2006). John Paul II: Man of History. London: Hodder & Stoughton. ISBN 0340908165.
- Szulc, Tadeusz. Pope John Paul II: The Biography. London: 2007 Simon & Schuster Adult Publishing Group. ISBN 9781416588863.
- The Poynter Institute (1 May 2005). Pope John Paul II: 18 May 1920 - 2 April 2005 (edisi ke-First). St. Petersburg, Florida: Andrews McMeel Publishing. ISBN 9780740751103. Diakses tanggal 25 February 2010.
- Weigel, George (2001). Witness to Hope. 10 East 53rd Street, New York, NY: HarperCollins Publishers. ISBN 0-06-018793-X. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan); - Wojtyła, Karol. Love and Responsibility. London: William Collins Sons & Co. Ltd. ISBN 0-89870-445-6. Diakses tanggal 2009-01-01.
- Yallop, David (2007). The Power and the Glory. 162 Fulham Palace Road, London: Constable & Robinson Ltd. ISBN 978-1-84529-673-5. Diakses tanggal 2009-01-01.
Catatan
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaChronicle2
- ^ "Pope John Paul II". The Robinson Library. 20 October 2008. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b "Pope John Paul II: A Light for the World". United States Council of Catholic Bishops. 2003. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ Daniel J. Wakin (12 April 2005). "Cardinals Lobby for Swift Sainthood of John Paul II". The New York Times. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b Moore, Malcolm (22 May 2008). "Pope John Paul II on course to become Saint in record time". Daily Telegraph. London. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ Hollingshead, Iain (1 April 2006). "Whatever happened to ... canonising John Paul II?". The Guardian. London. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ Gertz, Steven (10 January 2003). "Christian History Corner: John Paul II's Canonisation Cannon". Christianity Today. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ Walsh, Sister Mary Ann. "Beatifications During Pope John Paul II's Pontificate, 1988". From: ‘John Paul II: A Light for the World’, Popebook.com. United States Conference of Catholic Bishops, Inc. Diakses tanggal 2009-01-01. Hapus pranala luar di parameter
|work=
(bantuan) - ^ "Table of the Canonisations during the Pontificate of His Holiness John Paul II". The Holy See. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ Whether John Paul II canonised more saints than all previous popes put together is difficult to prove, as the records of many early canonisations are incomplete, missing, or inaccurate.
- ^ "Catholic Culture : Latest Headlines : SPECIAL: Popes Pius XII, John Paul II declared 'venerable'". catholicculture.org. Diakses tanggal 2010-02-25.
- ^ "A Catholic Life: Pope Pius XII, John Paul II Declared Venerable". acatholiclife.blogspot.com. Diakses tanggal 2010-02-25.
- ^ "Venerable John Paul II". 19 December 2009work=piercedhearts.org. Diakses tanggal 2010-02-25.
- ^ "John Paul II declared [[Venerable]], moves one step closer to sainthood :: Catholic News Agency (CNA)". catholicnewsagency.com. Diakses tanggal 2010-02-25. Konflik URL–wikilink (bantuan)
- ^ "Pope paves way to beatification of John Paul II". bbc.news.co.uk. Diakses tanggal 2011-01-14.
- ^ a b c d Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaAbout
- ^ a b c d e f g Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaA&E
- ^ a b c d e f g h "His Holiness John Paul II : Short Biography". Vatican Press Office. 30 June 2005. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c d e f "Pope John Paul II 1920-2005". CNN. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c "Karol Wojtyła (Pope John Paul II) Timeline". Christian Broadcasting Network. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b Stourton, Edward (2006). John Paul II: Man of History. London: Hodder & Stoughton. hlm. 11. ISBN 0340908165.
- ^ a b Stourton, Edward (2006). John Paul II: Man of History. London: Hodder & Stoughton. hlm. 25. ISBN 0340908165.
- ^ "Pope John Paul the most revered human being on earth popejohnpaul.com". popejohnpaul.com. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c d e Kuhiwczak, Piotr (Dr.) (1 January 2007). "A literary Pope". Polish Radio. Diakses tanggal 2009-01-01.[pranala nonaktif]
- ^ a b Stourton, Edward (2006). John Paul II: Man of History. London: Hodder & Stoughton. hlm. 60. ISBN 0340908165.
- ^ a b c d e Stourton, Edward (2006). John Paul II: Man of History. London: Hodder & Stoughton. hlm. 63. ISBN 0340908165.
- ^ a b c George Weigel, "Witness to Hope" - HarperCollins Publishers 2001, page 71
- ^ a b c Davies, Norman (2004). Rising '44: The Battle for Warsaw. 80 Strand, London WC2R 0RL: Viking Penguin. hlm. 253–254. ISBN 0-670-03284-0.
- ^ a b George Weigel, "Witness to Hope" - HarperCollins Publishers 2001, pages 71-21
- ^ Norman Davies, Rising '44: The Battle for Warsaw - Viking Penguin 2004, pages 253-254
- ^ Witness to Hope, George Weigel, HarperCollins (1999, 2001) ISBN 0-06-018793-X.
- ^ a b "Profile of Edith Zierier (1946)". Voices of the Holocaust. 2000 Paul V. Galvin Library, Illinois Institute of Technology. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 19, 2008. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ "CNN Live event transcript". CNN.com. 8 April 2005. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ Roberts, Genevieve., "The death of Pope John Paul II: `He saved my life - with tea, bread'", The Independent, 3 April 2005, Retrieved on 2007-06-17.
- ^ Cohen, Roger., " The Polish Seminary Student and the Jewish Girl He Saved", International Herald Tribune, 6 April 2005, Retrieved on 2007-06-17.
- ^ a b Stourton, Edward (2006). John Paul II: Man of History. London: Hodder & Stoughton. hlm. 71. ISBN 0340908165.
- ^ a b c d e f g h i j k l "His Holiness John Paul II, Biography, Pre-Pontificate". Holy See. Diakses tanggal 1 January 2008.
- ^ a b Maxwell-Stuart, P.G. (2006). Chronicle of the Popes. London: Thames & Hudson. hlm. 233. ISBN 978-0-500-28608-6 Periksa nilai: checksum
|isbn=
(bantuan). - ^ Edward Stourton, "John Paul II: Man of History" - Hodder & Stoughton 2006, page 97
- ^ a b c "John Paul II to Publish First Poetic Work as Pope". ZENIT Innovative Media, Inc. 7 January 2003. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b Landry, Fr. Roger J. (22 April 2005). "God, the Pope and Michelangelo". CatholiCity.com. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ Wojtyła, Karol. Love and Responsibility: 1981
- ^ John Paul II, Pope (2004). Rise, Let Us Be On Our Way. 2004 Warner Books. ISBN 0-446-57781-2.
- ^ Stourton, Edward (2006). John Paul II: Man of History. London: Hodder & Stoughton. hlm. 103. ISBN 0340908165.
- ^ a b "Short biography". www.vatican.va. Diakses tanggal 2009-10-25.
- ^ Cardinal Deaconry S. Cesareo in Palatio Giga Catholic Information
- ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaMemory
- ^ "Humanae Vitae". 25 July 1968. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ Roman Graczyk, Cena przetrwania? SB wobec Tygodnika Powszechnego, Warszawa 2011 p. 204 ISBN 978-83-7700-015-1.
- ^ a b "A "Foreign" Pope". Time magazine. 30 October 1978. hlm. 1. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b c d "A "Foreign" Pope". Time magazine. 30 October 1978. hlm. 4. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b Stourton, Edward (2006). John Paul II: Man of History. London: Hodder & Stoughton. hlm. 171. ISBN 0340908165.
- ^ "New Pope Announced". BBC News. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ 1978 Year in Review: The Election of Pope John Paul II
- ^ "Events in the Pontificate of John Paul II". 30 June 2005. Diakses tanggal 2009-01-01.
- ^ a b "BrainyQuote: Pope John Paul II Quotes". BrainyMedia.com. Diakses tanggal 2009-01-01.
Pranala luar
Didahului oleh: Yohanes Paulus I |
Paus 1978 - 2005 |
Diteruskan oleh: Benediktus XVI |
Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA