Lompat ke isi

Monumen Pancasila Sakti

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Monumen Pancasila Sakti

Monumen Pahlawan Revolusi dibangun atas gagasan Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto. Dibangun di atas tanah seluas 14,6 hektar. Monumen ini dibangun dengan tujuan mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila dari ancaman ideologi komunis.

Keenam pahlawan revolusi tersebut adalah:

Jenderal TNI A.H. Nasution juga disebut sebagai salah seorang target namun dia selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan AH Nasution, Lettu Pierre Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.

Monumen yang terletak di daerah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur ini, berisikan bermacam-macam hal dari masa pemberontakan G30S - PKI, seperti pakaian asli para Pahlawan Revolusi.

Sejarah Dibangunnya Monumen Pahlawan Revolusi

Monumen ini dibangun di atas lahan seluas 9 Hektar, atas prakarsa Presiden ke-2 RI, Soeharto. Dibangun untuk mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila dari ancaman ideologi komunis.

Monumen ini terletak Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Di sebelah selatan terdapat markas besar Tentara Nasional Indonesia, Cilangkap, sebelah utara adalah Bandar Udara Halim Perdanakusuma, sedangkan sebelah timur adalah Pasar Pondok Gede, dan sebelah barat, Taman Mini Indonesia Indah.

Sebelum menjadi sebuah museum sejarah, tempat ini merupakan tanah atau kebun kosong yang dijadikan sebagai pusat pelatihan milik Partai Komunis Indonesia. Kemudian, tempat itu dijadikan sebagai tempat penyiksaan dan pembuangan terakhir para korban Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI).

Di kawasan kebun kosong itu terdapat sebuah lubang sumur tua sedalam 12 meter yang digunakan untuk membuang jenazah para korban G30S/PKI. Sumur tua itu berdiameter 75 Cm.

Kompleks Monumen

Monumen ini berdiri di atas lahan seluas 9 Hektar dan tediri dari beberapa tempat yang bersejarah Museum Pengkhianatan PKI (Komunis), Sumur Tua tempat membuang jenazah 7 Pahlawan Revolusi, Rumah Penyiksaan, Pos Komando, Dapur Umum, Mobil-Mobil tua peninggalan Pahlawan Revolusi dan Museum Paseban.

Museum Pengkhianatan PKI (Komunis)

Museum Pengkhianatan PKI menceritakan sejarah pemberontakan-pemberontakan PKI yang bertujuan menggantikan dasar negara Pancasila dengan komunis yang bertentangan dengan Pancasila, sampai pada pemberontakan kedua yang terkenal dengan nama Gerakan Tiga Puluh September atau G-30-S/PKI, diawal pintu masuk kita akan disambut dengan beberapa koleksi foto Pemberontakan PKI, Pengangkatan Jenazah 7 Pahlawan revolusi, dan beberapa diorama yang menceritakan tentang Pemberontakan PKI diberbagai Daerah di Indonesia.

Sumur Tua

Sumur Tua ini adalah tempat membuang 7 Pahlawan Revolusi: - Jend. Anumerta Ahmad Yani - Mayjen. Anumerta Donald Ifak Panjaitan - Letjen. Anumerta M.T. Haryono - Kapten CZI Anumerta Pierre Andreas Tendean - Letjen. Anumerta Siswandono Parman - Letjen. Anumerta Suprapto - Mayjen. Anumerta Sutoyo Siswomiharjo

Jenazah ke-7 pahlawan itu ditemukan di sebuah sumur tua yang sekarang dinamai Lubang Buaya , di daerah Lubang Buaya , dekat lapangan terbang Halim Perdanakusumah, Jakarta. Sedangkan jenazah Brigjen Katamso Dharmakusumo dan Kol. Sugiyono Mangunwiyoto ditemukan di Desa Kentungan, Yogyakarta. Selain itu, gugur pula AIP II Brimob Karel Sasuit Tubun dan Ade Irma Suryani Nasution, putri dari Jend. A.H: Nasution.

Rumah Penyiksaan

Rumah Penyiksaan adalah tempat para Pahlawan Revolusi disiksa untuk menandatangani surat pernyataan untuk mendukung komunisme di Indonesia, mereka disiksa seblum akhirnya dibunuh, ditempat ini ditampilkan diorama penyiksaan 7 pahlawan Revolusi beserta kisah dimulainya Pemberontakan PKI, dahulu tempat ini merupakan sebuah sekolah rakyat atau sekarang lebih dikenal SD dan dialih fungsikan oleh PKI sebagai tempat penyiksaan kejam para Pahlawan Revolusi.

Pos Komando

Tempat ini adalah milik seorang penduduk RW 02 Lubang Buaya bernama Haji Sueb. Tampat ini dipakai oleh pimpinan G/30S/PKI yaitu Letkol Untung dalam rangka perencanaan Penculikan terhadap 7 Pahlawan Revolusi, didalamnya masih ada barang-barang asli yang menjadi saksi bisu kekejaman PKI seperti : 3 buah Petromaks, Mesin Jahit, dan Lemari Kaca.

Dapur Umum

Tempat ini sebenarnya sebuah rumah yang dialihfungsikan oleh PKI sebagai dapur Umum, rumah yang statusnya milik Ibu Amroh ini dipakai sebagai tempat sarana konsumsi anggota G30S/PKI, oleh karaena itu Ibu Amroh yang sehari-harinya berjualan Pakaian keliling meninggalkan rumah dalam keadaan tidak terkunci dan diperintahkan oleh para anggota PKI untuk meninggalkan rumahnya dalam keadaan terkunci, tetapi saat kembali ternyata rumahnya sudah dalam keadaan berantakan, hanpir semua benda di rumah tersebut menghilang.

Museum Paseban

Museum Paseban yang terletak di Kompleks Monumen Pahlawan Revolusi ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 Oktober 1981 bertepatan dengan Dwi Wndu Hari Kesaktian Pancasila, didalam ruangan ini terdapat beberapa diorama sebagai berikut:

Selain itu tempat ini juga terdapat Foto ke 7 Pahlawan Revolusi, yang ukuran foto tersebut sudah diperbesar dari aslinya.

Dan adanya Ruang Relik yang merupakan tempat dipamerkannya barang-barang, terutama pakaian yang mereka kenakan ketika mereka d culik, di siksa, sampai akhirnya di bunuh, berikut dengan hasil visum dari dokter. Selain itu terdapat pula Aqualungsebuah alat bantu pernapasan yang digunakan untuk mengangkat jenazah 7 Pahlawan Revolusi dari dalam sumur tua.

Selain itu terdapat pula Ruang Teater yang memutar rekaman bersejarah pengangkatan jenazah Pahlawan Revolusi, Pemakaman ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, dan lain-lain, masa putar rekaman ini kurang lebih 30 menit.

Dan terdapat Ruang pameran Foto yang menyaikan foto-foto pengangkatan Jenazah Pahlawan Revolusi dan pemakamannya di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Pranala luar

Menyongsong 30 September]