Lompat ke isi

Kabupaten Dharmasraya

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kabupaten Dharmasraya
Daerah tingkat II
Motto: 
-
Peta
Peta
Kabupaten Dharmasraya di Indonesia
Kabupaten Dharmasraya
Kabupaten Dharmasraya
Peta
Kabupaten Dharmasraya di Indonesia
Kabupaten Dharmasraya
Kabupaten Dharmasraya
Kabupaten Dharmasraya (Indonesia)
Koordinat: 1°03′00″S 101°22′01″E / 1.05°S 101.367°E / -1.05; 101.367
Negara Indonesia
ProvinsiSumatra Barat
Tanggal berdiri-
Dasar hukum-
Ibu kotaPulau Punjung
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 4
  • Kelurahan: - nagari
Pemerintahan
 • BupatiAhmad Munawar
Luas
 • Total2,961,1 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 • Total141,288 (2.000)
Demografi
Zona waktu[[UTC]]
Kode BPS
1311 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon-
Kode Kemendagri13.10 Edit nilai pada Wikidata
DAU-
Situs web-

Kabupaten Dharmasraya merupakan salah satu wilayah otonomi paling baru di Indonesia. Dharmasraya berdiri berdasarkan Undang-Undang pemekaran daerah terhitung tanggal 7 Januari 2004, dan terpisah dari kabupaten induknya, yakni Sawahlunto-Sijunjung. Kabupaten ini berada di persimpangan Jalur Lintas Sumatera yang menghubungkan antara Padang, Pekanbaru hingga Jambi. Berlokasi di ujung tenggara Sumatera Barat, kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sawahlunto-Sijunjung di utara, Kabupaten Solok di barat laut, kabupaten Solok Selatan di barat, Provinsi Riau di timur dan Provinsi Jambi di selatan.

Sejarah

Dharmasraya diambil dari nama sebuah kerajaan yang pernah berkuasa setelah kejatuhan kerajaan Sriwijaya di abad 13-14. Kerajaan ini mencakup wilayah Sawahlunto hingga Muara Bungo, Jambi. Terkenal dengan rajanya yang bernama Shri Tribhuanaraja Mauliwarmadewa (1270-1297)yang mengawini Puti Reno Mandi, cucu dari Rajo Nan Alam raja istana Bungo Satangkai di kawasan itu.

Perkawinan mereka menurunkan anak yang dikenal dengan nama Dara Jingga atau Bundo Kanduang, ratu setempat yang menikah dengan panglima Singasari bernama Adwaya Brahma. Mereka ini yang menurunkan Arya Adhityawarman atau Dang Tuanku. Daerah Dharmasraya inilah yang menjadi wakil Raja Majapahit di pedalaman Sumatera.

Keadaan alam

Kabupaten Dharmasraya secara umum bergunung-gunung dan bergelombang dengan ketinggian antara 100 hingga 1500 meter diatas permukaan laut, dan hanya sedikit saja lahan datar yang tersedia di kawasan ini. Selain itu, Dharmasraya dilintasi oleh kurang lebih 29 sungai dan disinilah Sungai Batanghari bermula. Dari luas 2.961,1 km2 ini, sekitar 85% wilayahnya tertutup oleh hutan dan perkebunan sehingga potensinya dibidang itu sangatlah besar.

Wilayah Administratif

Kabupaten Dharmasraya terbentuk dari empat kecamatan yang semula menjadi bagian Kabupaten Sawahlunto-Sijunjung. Kecamatan-kecamatan tersebut antara lain :

  • Sungai Rumbai/Kecamatan ini berbatasan langsung dengan Propinsi Jambi
  • Koto Baru
  • Sitiung
  • Pulau Punjung

Kependudukan

Jumlah penduduk Kabupaten Dharmasraya berdasarkan sensus terakhir (2000) mencapai lebih kurang 141.288 jiwa, dan konsentrasi terbesar tinggal di kecamatan Koto Baru dan Sungai Rumbai. Sepertiga penduduk kabupaten ini merupakan transmigran dari berbagai daerah di pulau Jawa, yang semula dipindahkan untuk memanfaatkan ladang tidur yang terhampar luas di kabupaten ini sekaligus membuka lapangan kerja baru. Proses transmigrasi ini terjadi antara tahun 1976 hingga 2002, dan pusat transmigrasi berada di kecamatan Sitiung.

Meski hampir 25% penduduknya berasal dari Jawa, namun hubungan dengan penduduk lokal yang bersuku Minangkabau tetap berjalan baik, dan nyaris tidak ada konflik antar kedua kelompok.

Potensi Daerah

Kabupaten Dharmasraya berkembang sebagai salah satu penghasil Kelapa Sawit atau buah pasir menurut istilah setempat. Disamping itu, kabupaten ini juga merupakan produsen berbagai jenis tanaman keras lainnya, seperti kulit manis, karet, kelapa, gambir, kopi, coklat, cengkeh, dan pinang. Lahan perkebunan di sana lebih didominasi karet dan sawit. Penghasil kelapa sawit paling banyak di kabupaten ini adalah kecamatan Sungai Rumbai.

Selain itu terdapat potensi tambang yang hingga detik ini belum tergarap, yakni Batu bara, batu kapur, pasir kuarsa, emas, lempung kuarsit dan sebagainya. Kabupaten ini masih baru, dan masih dalam tahap mengembangkan diri dengan membuka peluang investasi seluas-luasnya. Ditunjang dengan posisi strategisnya di Sumatera (dilintasi Jalur Lintas Tengah Sumatera sepanjang 100 km), maka Dharmasraya cepat menjadi kawasan yang maju dan tumbuh sebagai wilayah perdagangan dan jasa. (Sumber: Kompas dan sumber lainnya)