Lompat ke isi

Wikipedia:Warung Kopi (Bahasa)

Bagian baru
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 3 September 2007 10.41 oleh Ronint (bicara | kontrib) (mataram)
Warung Kopi - diskusi bahasa   kirim topik baru

Bagian ini digunakan untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia di Wikipedia berpedoman kepada ejaan yang disempurnakan.

Lihat juga:

Ingat beri tanda tangan dan tanggal pada akhir pesan Anda dengan cara mengetikkan ~~~~. Harap menambahkan topik baru hanya di bagian bawah halaman ini.
Warung Kopi
Warung Kopi
Kebijakan
Kebijakan
Usulan
Usulan
Teknis
Teknis
Bahasa
Bahasa
Berita
Berita
Lain-lain
Lain-lain
Komunitas
Komunitas
Semua
Semua
Kembali ke atas
Kembali ke atas
Warung Kopi - {{{1}}}   kirim topik baru
Galat: tidak ada pintasan yang ditentukan |msg= parameter tidak ditentukan.
Ingat beri tanda tangan dan tanggal pada akhir pesan Anda dengan cara mengetikkan ~~~~. Harap menambahkan topik baru hanya di bagian bawah halaman ini.
Warung Kopi
Warung Kopi
Kebijakan
Kebijakan
Usulan
Usulan
Teknis
Teknis
Bahasa
Bahasa
Berita
Berita
Lain-lain
Lain-lain
Komunitas
Komunitas
Semua
Semua
Kembali ke atas
Kembali ke atas


Wangsa

Saya lihat "Dinasti" di-redirect ke Wangsa. Bagaimana bila tetap menggunakan dinasti untuk bangsa-bangsa yang tidak terpengaruh India? Sebab istilah Wangsa Windsor terasa janggal, sedangkan Wangsa Chakri terasa wajar. Salam, Naval Scene 19:19, 3 Juli 2007 (UTC)

Kayaknya belum lama ini kan sudah didiskusikan panjang lebar ya? Saya sih tidak masalah untuk memakai kata dinasti untuk misalnya dinasti2 Eropa seperti Windsor, Habsburg dan Romanov. Kalau dari Tiongkok 'gimana? Mau Dinasti Tang atau Wangsa Tang? Sebab Tiongkok juga mendapatkan pengaruh India lho ... Meursault2004ngobrol 20:09, 3 Juli 2007 (UTC)
Ya benar. Tapi menurut saya Tiongkok juga sumber budaya yang mandiri, yang sangat besar pengaruhnya kepada negara2 sekitarnya. Karena sudah ada yang menulis Dinasti Tang, Dinasti Sui, dll., mungkin sebaiknya kita pakai kata dinasti saja. Naval Scene 16:24, 9 Juli 2007 (UTC)
Menurut saya sih dua-duanya benar dan bisa dipakai. Kalau masalah janggal atau tidaknya, itu masalah pembiasaan saja :) Bhaskara 09:32, 21 Agustus 2007 (UTC)

Tiongkok/Tionghoa vs Cina/China revisited

Saya lihat pengguna Bennylin kembali mengubah ejaan-ejaan Cina menjadi Tiongkok/Tionghoa. Hal ini tentu saja tidak apa-apa dilakukan karena memang sudah menjadi pedoman Wikipedia Indonesia (lihat ini). Saya sendiri juga dulu yang menyarankan (lihat milis WBI). Namun menurut saya beberapa hal tidak perlu diubah. Saya ingin memberikan beberapa catatan.

Misalkan nama tanaman: "pacar cina" tetap ditulis demikian. Lalu China Town dalam kosakata bahasa Indonesia adalah "pecinan" dan bukan "petionghoan" (kecuali ada masukan lain). Kemudian nama laut di sebelah barat laut Indonesia sebaiknya tetap dinamakan "Laut China Selatan" saja dan bukan "Laut Tiongkok Selatan". Dan akhirnya pemberontakan warga keturunan Tionghoa yang menyerang Keraton Mataram di Kartasura pada abad ke-18 seyogyanya tetap dinamakan Geger Pacinan dan bukan Geger Pationghoan atau apapun.

Jadi sebaiknya semua diambil yang lazim saja. Terima kasih sebelumnya. Mungkin ada masukan lain? Meursault2004ngobrol 21:31, 9 Juli 2007 (UTC)

Ya, saya setuju. Sebaiknya nama atau istilah yang sudah umum memakai kata cina/china dibiarkan saja agar tidak membingungkan. Salam, Naval Scene 22:14, 9 Juli 2007 (UTC)
Oh, saya sudah berusaha semampunya untuk tidak merubah hal-hal berikut:
  • Cina sebagai nama ilmiah (tanaman, makanan, ataupun binatang)
  • Cina sebagai judul buku / karya tulis
  • Cina sebagai nama tempat (Kampung Cina)
  • Cina sebagai bagian kata Pecinan, Pacinan

yang saya rubah:

  • Cina sebagai nama negara (termasuk RRC -> RRT, Indocina -> Indochina)
  • Cina sebagai nama sekumpulan orang
  • Cina sebagai bahasa
  • Cina sebagai budaya
  • ... nanti saya lengkapi

yang saya tidak tahu adalah Laut China Selatan - Laut Tiongkok Selatan. Ini akan saya ubah kembali.

selebihnya, jika ada kesalahan, itu tidak disengaja ^_- karena saya memakai Ctrl-V, jadi beberapa tidak terlihat. namun tidak perlu khawatir karena hampir semuanya saya memperhatikan konteksnya sebelum saya merubah sesuatu.

trims semuanya bennylin 22:20, 9 Juli 2007 (UTC)

NB: saya juga menyadari di beberapa bagian saya ragu-ragu menggunakan antara Tiongkok-Tionghoa. Namun saya berusaha memakai istilah yang paling enak dipakai di dalam konteks tersebut. Masukan sangat diharapkan. (Contoh: dalam kalimat ini, manakah yang seharusnya dipakai: Mao membawa rakyat Tiongkok/Tionghoa ke dalam komunisme. Karena merujuk pada sekelompok orang, maka seharusnya digunakan kata Tionghoa, namun karena kalimat tersebut ingin menunjukkan rakyat negeri Tiongkok maka kata Tiongkok lebih pas dipakai walaupun kata tersebut tidak dipergunakan untuk sekelompok orang)

Terima kasih atas tanggapannya. Mengenai hal terakhir ini mungkin lebih baik ditulis "Tiongkok" sebab bangsa Tionghoa juga banyak yang berada di luar RRT. Kemudian daftar anda mungkin bisa ditambah dengan sejarah. Naskah-naskah kuna dan tulisan lama saya lihat ada yang menulis Cina dan Tiongkok. Mungkin dibiarkan saja. Meursault2004ngobrol 23:19, 9 Juli 2007 (UTC)

RRC kenapa harus dirubah jadi RRT sih? Media saja udah sepakat untuk menggunakan RRC, dengan C-i-n-a nya dilafalkan dengan c-h-i-na.

Inget kasus bukunya si Amir Syarifudin itu yang ngopi Wikipedia. Ini orang pemalas betul sampai artikel belum jelas juga dia salin+tempel, dengan satu perkecualian --> Tiongkoknya menjadi China (atau Cina). Ini menunjukan bahwa Bahasanya sendiri belum menerima Cina menjadi Tiongkok (walaupun orangnya mungkin sudah ngotot harus dirubah). Mungkin orang Tionghoa harus lebih mempopulerkan RRT yah, karena khalayak umum taunya RRC. Bahkan di buku panduan negara lain yang dikeluarkan deplu RRT adalah RRC (walaupun negara-negara lain namanya banyak yang ngga konsisten, tutapi RRC bukan salah satunya). Serenity 00:46, 10 Juli 2007 (UTC)

Eh akhirnya beli bukunya si Amir Syarifudin juga ya? Jangan lupa nanti dibawa ke Taiwan, Republik China ya :-D OK, kembali ke inti permasalahan; kalau menurut saya pribadi sendiri kata Tiongkok itu merujuk ke negara kerajaan Tiongkok yang kuna, sedangkan kalau China/Cina itu negara yang modern. Dalam bahasa Melayu Malaysia misalkan (paling tidak di ms:), mereka memilih menggunakan nama Greece untuk merujuk ke Yunani yang mereka anggap memiliki konotasi kuna atau lama. Kalau menurut saya nama Tionghoa cukup lazim dipakai. Yang agak janggal nama negaranya. Memang lebih sering dengar China sih daripada Tiongkok. Meursault2004ngobrol 16:13, 10 Juli 2007 (UTC)
Kalau dalam konteks bahasa Melayu/Indonesia istilah Tiongkok/Tionghoa malah sebenarnya modern. Buku-buku lama yang saya baca selalu menyebut Cina/Negeri Cina. --202.158.42.29 10:50, 11 Juli 2007 (UTC)
Belum tentu. Buku-buku lama jaman kompeni banyak yang menyebut Tionghoa (atau ditulis sebagai "Tiong Howa" dan "Tiong Kok"). Kalau mau bisa saya carikan buktinya. Meursault2004ngobrol 15:24, 11 Juli 2007 (UTC)

Kemudian istilah "Bahasa Mandarin" kenapa juga diganti jadi "Bahasa Tionghoa"? borgx(kirim pesan) 00:18, 11 Juli 2007 (UTC)

Ya udah lah. Tarik suara aja deh. Kapan mau dimulai halamannya. Trus yang kedua, bisa dirubah pakai bot ngga? Serenity 00:21, 11 Juli 2007 (UTC)

Yaah, ginian aja pake voting. Udah jelas masalahnya spesifik, silakan didiskusikan di masing2 artikel. Gak bisa digeneralisasi. Silakan diinventarisasi mana yg perlu dibahas, terus dirembuk di masing2 artikel. Kembangraps 08:42, 11 Juli 2007 (UTC)

Whuu... pejabat anti voting *LOL* Serenity 09:35, 11 Juli 2007 (UTC)
Saya tidak berani mengemukakan pendapat namun hanya ingin menyumbangkan bahan siapa tahu berguna kalau voting jadi dilaksanakan yaitu :
  • Dalam situs resmi kedutaannya digunakan istilah Tiongkok ( duta besar Tiongkok, dll) ; Situs resmi termaksud
  • Tapi dalam situs salah satu bagian dalam kedutaan yaitu Bahagian Kebudayaan Kedutaan Besar Repubik Rakyat China di Indonesia situs termaksud menggunakan istilah China.
  • Dalam surat kawat dari Presiden People's Republic of China dalam bahasa Indonesia kepada Presiden Abdurrahman Wahid (ejaan nama dikutip dari situs tersebut) pada alinea pembuka kawat tersebut dikatakan : " Berkenaan dengan HUT Ke-50 terjalinnya hubungan diplomatik antara Republik Rakyat China dan Republik Indonesia, saya menyampaikan selamat yang hangat kepada Yang Mulia dan rakyat Indonesia melalui Yang Mulia". ( Kawat ucapan selamat atas ulangtahun ke 50 hubungan diplomatik

Nampaknya disini kedua istilah tersebut digunakan untuk menyebutkan nama negara sehingga tidak ditemukan istilah yang konsisten pada situs resmi pemerintah People's Republic of China tersebut.

Ini hanya sebagai bahan masukan tanpa bermaksud mendukung salah satu istilah ( karena saya juga bingung-hehehe)--Alcatrank 09:38, 11 Juli 2007 (UTC)

Nah Kedutaan Besar RRC itu benar. Tiongkok itu berbeda dengan RRC. Taiwan, Hong Kong, Makau itu Tiongkok juga, tapi belum tentu mutlak RRC. Bahkan ada yang bilang Singapura itu bagian dari "Tiongkok Raya", suatu hal yang saya tentang. Singapura adalah bagian dari Alam Melayu atau Nusantara.
Kalau pihak kedutaan sendiri bilang RRC (Republik Rakyat China) ya kita ambil istilah ini. Hal ini mirip dengan nama P(e)rancis. Kedutaannya sendiri menggunakan istilah "Perancis". Tapi jangan dipukul rata. Belum tentu nama resmi yang dipakai suatu negara juga harus kita pakai. Jadi kesimpulannya: seperti kata Serenity, semua suntingan Bennylin harus ada yang mengecheck satu-satu. Kalau saya sempat sebenarnya saya bersedia. Mungkin ada orang lain yang ingin melakukannya? Meursault2004ngobrol 15:24, 11 Juli 2007 (UTC)
Turut menanggapi diskusi ini. Sebenarnya saya setuju menggunakan China, karena itu adalah nama internasional negara mereka (bahasa Indonesia: Republik Rakyat China, bahasa Inggris: People's Republic of China). Sedangkan Tiongkok asal katanya itu berasal dari bahasa daerah China, yaitu bahasa Fujian atau Hokian. Lalu kenapa ada banyak masyarakat China-Indonesia yang menganggap bahwa kata China berkonotasi negatif dan lalu menginginkan menggunakan Tiongkok saya sendiri kurang mengerti. Ada yang bisa menjelaskan? roscoe_x 15:26, 21 Juli 2007 (UTC)
Saya lihat kembali situs Kedubes RRC/RRT di Jakarta ini ternyata tidak konsekuen. Di satu sisi ditulis Tiongkok, tapi di sisi lain Laut China Selatan. Kemungkin kawat Republik Rakyat China itu salah ketik karena di tempat lain semua ditulis RRT. Mengenai konotasi negatif Cina/China di Indonesia mungkin hanya sejarah yang bisa memperbaiki. Memang di banyak negara/daerah nama sebuah kelompok masyarakat yang dimarginalisasi atau di mana relasi dengan kelompok lain kurang harmonis entah apa alasannya, lantas sering menjadi kata makian atau dianggap demikian. Misalkan di Jawa Timur dan Bali kata/nama "Madura" menjadi makian, begitu pula di Aceh kata/nama "Jawa" menjadi makian pula. Sama halnya dengan kata/nama Cina di Indonesia, meskipun sebenarnya tidak ada kata yang salah mengenai "Cina". Kata ini konon merujuk kepada Kaisar Chin. Tapi bisa saja nanti di masa depan nama ini kembali menjadi normal. Meursault2004ngobrol 17:10, 21 Juli 2007 (UTC)

Saya lihat penggantian Cina->China/Tionghoa terkadang agak membabi-buta. Malah di entri Kamus salah satu judul kamus anekabahasa dihapus karena ada kata Cina di dalamnya. Dari:

Kamus Aneka Bahasa
Kamus ini sekurang-kurangnya menggunakan tiga bahasa atau lebih.Misalnya, Kata Bahasa Melayu Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin secara serentak. Contoh bagi kamus Aneka bahasa ialah Kamus Melayu-Cina-Inggeris Pelangi susunan Yuen Boon Chan pada tahun 2004.

menjadi:

Kamus Aneka Bahasa Kamus ini sekurang-kurangnya menggunakan tiga bahasa atau lebih.Misalnya, Kata Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Tionghoa secara serentak.

Suntingan seperti ini buruk karena menghilangkan informasi. Kalau mau mengubah mungkin dengan mengambil contoh kamus anekabahasa lain, bukan dengan menghapus begitu saja, cuma karena ada kata Cina dalam judulnya.

Saya sendiri berpendapat kalau mau mengganti kata Cina ganti ke Tionghoa, bukan China. Kata China itu bukan Bahasa Indonesia, dan tidak mematuhi EYD. Kalau alasannya kata itu digunakan dalam dunia internasional, apa kita mengganti kata "Perancis/Prancis" ke France? "Spanyol" ke Spain atau Espana? Kan tidak. --Gombang 09:20, 14 Agustus 2007 (UTC)

Saya juga setuju dgn sdr Gombang. Menurut EYD kan kita tdk perlu menambahkan "h" untuk penyebutan huruf "c" seperti "ch" dalam bhs Inggris. Menurut saya seharusnya ada argumen yang tepat dan kuat dulu tentang alasan menggunakan "China" karena yang ini tidak cukup menjelaskan. Kalau kita ingin mengubah pelafalan "cina" menjadi seperti pelafalan "china" dalam bhs Inggris, bukan begitu cara penulisan yang sesuai dengan EYD. Saya sendiri tidak mengerti alasan tidak menggunakan "Cina". People say that it's deregatory, tp saya tidak mengerti kenapa. Katanya karena penggunaan dalam konteks menghina oleh orang Jepang pada saat perang, tapi pengucapan kita kan beda dengan orang Jepang? Tolong penjelasannya, karena saya benar-benar tidak mengerti. Terima Kasih Bhaskara 08:43, 21 Agustus 2007 (UTC)
Dulu waktu kecil pas saya jalan2 di kampung sebelah, sering kali ada anak2 yg teriak "Eh ada Cina ada Cina!", "Ngapain lu Cina!" dsb. Trus kalo belanja di Glodok dapet barang kemahalan kan sering tuh kita denger "Ahh dasar Cina!". Mungkin ini yg bikin kata "Cina" jadi derogatory, soalnya blom pernah kan kita denger orang ngomong "Ahh dasar Tionghoa lu!" dsb. :p. Kalo menurut saya Tiongkok/Tionghoa/Cina bisa diperdebatkan, tapi kalo China udah salah secara penulisan. --ERd 09:25, 21 Agustus 2007 (UTC)
Hehehe, kalau alasannya cuma itu aja kayaknya kok mengada-ada banget yah. Karena celetukan semacam itu kan tidak ditujukan secara khusus ke orang Indonesia keturunan Cina saja. Sering juga terdengar kata-kata seperti "Dasar Batak, "Dasar Jawa", "Dasar Sunda", atau bahkan "Dasar Perempuan"! Nah lho. Masa kan kita mau mengganti semua istilah itu juga? :D Iya, saya juga setuju penulisan "China" itu salah. Buat apa kita punya EYD, kalau begitu? Kalau kita mau menggunakan ejaan Bahasa Inggris yang notabene bahasa asing, sekalian saja kita pakai lagi ejaan lama seperti "oe", "tj" dan seterusnya. Lagian orang Cina aslinya juga nggak pakai istilah "China" untuk menyebut negerinya sendiri kok, jadi nggak bener itu nama internasional (kalau memang itu alasannya).Bhaskara 09:42, 21 Agustus 2007 (UTC)

Kalimantan dan Borneo

Kalau sudah pernah dibahas, saya mohon maaf. Saya terganggu sekali dengan artikel-artikel di Wikipedia Indonesia yang menggunakan kata "Borneo". Kenapa harus menggunakan istilah ini sih? Kenapa tidak menggunakan "Kalimantan" saja? Raja-raja di Kalimantan sejak dulu menggunakan istilah "Kalimantan" untuk keseluruhan pulau tersebut, terbukti dengan adanya surat menyurat yang dilakukan oleh mereka dengan pihak Belanda.

Ya, orang luar mungkin menggunakan istilah "Borneo" untuk keseluruhan pulau dan "Kalimantan" untuk menyebut wilayah Indonesia di pulau tersebut, tapi kita kan nggak perlu ikut-ikutan. Bukankah kita di Wiki berusaha untuk menuliskan entry yang paling umum untuk masyarakat luas? Istilah "Kalimantan" kan lebih dikenal daripada istilah "Borneo" untuk di Indonesia. Lagipula, istilah "Borneo" sendiri kan sebenarnya salah kaprah. "Borneo" adalah pengucapan untuk "Brunai" bagi orang barat, padahal di masa kejayaannya pun Brunai tidak pernah mendominasi Kalimantan.

Saya tidak tertarik mengubah cara pandang dan penggunaan istilah Borneo/Kalimantan bagi orang luar, tapi untuk khalayak Indonesia saya bersikeras kita menggunakan istilah Kalimantan. Saya usulkan untuk menghapus artikel Borneo, keterangan tentang penyebutan Borneo oleh orang luar dimasukkan ke dalam artikel Kalimantan saja. Terima KasihBhaskara 05:02, 23 Agustus 2007 (UTC)

Memang saya sendiri juga kurang suka dengan nama "Borneo" sebenarnya sebab benar kata anda, nama ini berdasarkan nama "Brunei" dan Brunei hanya pernah menguasai sebagian pulau ini dan tak pernah keseluruhan. Jadi seakan-akan memberikan gelar yang tidak sepantasnya bagi kerajaan kecil ini. Namun kita juga perlu menyadari bahwa di Wikipedia kita tidak hanya menyebarkan ilmu pengetahuan yang sudah ada dan dimengerti oleh orang Indonesia tapi juga ilmunya "orang luar". Sementara itu perlu disadari pula bahwa Wikipedia adalah berdasarkan bahasa dan bukan negeri. Jadi dilihat dari sudut pandang ini menurut saya artikel tersebut tidak usah dihapus. Sebab artikel itu secara terang menjelaskan apa artinya. Kita bisa saja menggunakan nama "pulau Kalimantan" untuk merujuk pulau tersebut. Begitu pula misalnya kita tidak perlu menyebut pula Irian atau Papua sebagai "Guinea Baru", tapi jika ada yang ingin menulis ya silakan saja. Dan karena Wikipedia ini berdasarkan bahasa Indonesia, maka yang perlu kita tekankan adalah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Terima kasih. Meursault2004ngobrol 23:38, 23 Agustus 2007 (UTC)

Draft pendirian yayasan

Draft pendirian yayasan telah dipos oleh Serenity di:

Mungkin para pengurus dan pengguna wikipedia yang tertarik dan ahli dalam bahasa atau hukum bisa membantu memberi tanggapan dan menerjemahkan draft yg masih dalam bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. roscoe_x 15:00, 23 Agustus 2007 (UTC)

Circuit breaker

ada yang tahu bahasa Indonesia en:Circuit breaker ? apa bisa sepadan dengan Rangkaian pemutus arti lain dari Sekering? --•• Jagawana 11:50, 31 Agustus 2007 (UTC)

Emang lain ya? Kalau kita (awam) kayaknya masih bilang sekering untuk barang begituan. "Sekering otomatis"? Atau lebih harafiah "Pemutus sirkuit/rangkaian"? Kalau udah kebelet nulis/nerjemahin, ya pakai bhs Inggrisnya dulu saja. Kembangraps 15:44, 2 September 2007 (UTC)

mataram

mataram tu lombok pulau yang sebelahnya bali tu loo. pasti gak ada yang tau dehhh

--Ronint 10:41, 3 September 2007 (UTC)