Lompat ke isi

Arah lalu lintas

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
  mengemudi di lajur kanan
  mengemudi di lajur kiri

Mengemudi di lajur kiri atau kanan jalan dapat mengurangi kemungkinan kendaraan terlibat dalam tabrakan dengan yang lainnya. Ini sangatlah pokok sehingga terkadang dikenal sebagai peraturan jalan. Sekitar 34% negara di dunia berdasarkan populasi mengemudi di lajur kiri, dan 66% di kanan. Menurut jarak jalan, sekitar 28% mengemudi di kiri, dan 72% di kanan,[1] walaupun aslinya mengemudi di lajur kiri.[2]

Sejarah

Peta dunia yang memperlihatkan arah mengemudi di seluruh negara dan perubahan yang terjadi, dimulai dengan perubahan Finlandia pada 1858
  mengemudi di lajur kanan
  mengemudi di lajur kiri, sekarang di kanan
  mengemudi di lajur kiri
  mengemudi di lajur kanan, sekarang kiri
  memiliki peraturan yang berbeda mengenai jalan di perbatasan, sekarang di sebelah kanan

Pada 1998, arkeolog menemukan sebuah jalur yang mengarah kepada sebuah pertambangan Romawi dekat Swindon, England. Lajur sisi jalan tersebut lebih dalam daripada sisi yang lain, yang berarti bahwa gerobak dapat dikendarai tanpa muatan menuju tambang, tetapi kembali dengan muatan penuh. Lajur-lajur tersebut berarti bahwa orang Romawi mengemudi di sebelah kiri, setidaknya di lokasi ini.

Faktanya, beberapa orang menganggap bahwa penunggang kuda kuno menggunakan lajur kiri jalan. Kebanyakan orang tidak kidal, penunggang kuda dapat memegang tali kekang dengan tangan kiri dan membiarkan tangan kanannya bebas—untuk menghormati satu sama lain atau untuk melindungi diri dengan pedang, apabila mungkin. Ini juga menjelaskan mengapa jaket dan kemeja laki-laki memiliki kancing di kiri. Sangatlah penting agar seseorang dapat mengambil senjata di dalam mantelnya, jadi untuk pemakai yang tidak kidal, mantelnya memiliki kantung di kiri dan tangan kanan dengan mudah dapat mengambil senjatanya.

Peraturan resmi pertama di Britania untuk perintah lalu lintas di lajur kiri ditetapkan pada 1756 yang ditujukan kepada Jembatan London. Highway Act 1773 berisi sebuah perintah bahwa lalu lintas kuda haris di lajur kiri dan diabadikan pada Highway Act 1835 bagian 78.

Pada tahun 1700-an, perpindahan dari lajur kiri ke kanan terjadi di negara seperti Amerika Serikat, ketika pengemudi mulai menggunakan gerobak muatan besar yang ditarik oleh beberapa pasang kuda. Gerobak tersebut tidak memiliki tempat duduk bagi pengemudi, sehingga pengemudi duduk di kuda belakang sebelah kiri dan cambuknya di tangan kanan. Duduk di kiri, pengemudi secara alami mengira bahwa gerobak lain menyusulnya di lajur kiri sehingga ia dapat berjaga-jaga terhadap gerobak yang datang tiba-tiba. Ia melakukannya dengan mengemudi di lajur kanan jalan.

Orang Inggris, lebih memilih mengemudi di lajur kiri. Mereka memiliki gerobak yang lebih kecil, dan pengemudi duduk di gerobak, umumnya di kursi depan sebelah kanan. Dengan itu, ia dapat menggunakan cambuk panjang di tangan kanannya tanpa menggantungnya pada muatan di belakangnya. Dalam posisi itu, di sebelah kanan gerobak, pengemudi dapat melihat garis aman menyusul lalu lintas dengan mengemudi di lajur kiri jalan. Negara yang menjadi bagian dari Kerajaan Britania menggunakan peraturan kemudi-kiri juga, tetapi terdapat beberapa pengecualian. Kanada, contohnya, ketika provinsi pinggir laut dan Vancouver (sekarang British Columbia) yang awalnya mengemudi di kiri, berubah ke kanan untuk membuat penyeberangan perbatasan lebih mudah menuju dan dari Amerika Serikat. Nova Scotia mengganti lajur kemudinya ke kanan pada 15 April 1923.

Pada kendaraan bermotor pertama, kursi mengemudi dipasang di tengah. Beberapa pembuat mobil akhirnya memilih untuk memasangnya dekat dengan tengah jalan untuk membantu pengemudi melihat lajur yang berlawanan, sementara lainnya memilih memasang di dekat pinggiran jalan agar pengemudi dapat menghindari tabrakan dengan dinding, pagar tanaman, selokan dan hambatan lainnya. Ide awal tersebut lebih banyak digunakan.

Di Eropa, pada abad ke-20, banyak negara yang memindahkan kemudinya dari lajur kiri ke kanan. Portugal berpindah ke kanan pada abad ke-20. Austria dan Cekoslowakia berpindah ke kanan ketika diduduki oleh Nazi Jerman pada akhir 1930-an, dan Hungaria mengikuti setelahnya. Swedia berganti pada 1967 dan Islandia pada 1968. Hari ini, hanya empat negara Eropa yang masih mengemudi di lajur kiri: Britania Raya, Irlandia, Malta, dan Siprus. Kesemuanya merupakan negara pulau yang tidak memiliki perbatasan dengan negara yang mengemudi di lajur kanan.

Istilah

Penggunaan lalu lintas pada suatu negara merupakan rancangan yang pantas dengan peraturan jalan raya, contohnya, sisi jalan bersamaan dengan kepadatan lalu lintas. Menggunakan referensi seperti itu, suatu negara dapat dikatakan lalu lintas di lajur kiri (LHT) atau lalu lintas di lajur kanan (RHT). Bagaimanapun, penggunaan lalu lintas terkadang disamakan dengan referensi pemasangan stir dan kursi pengemudi pada sebuah kendaraan. Dengan istilah ini, suatu negara dapat dikatakan mengemudi di sebelah kiri (LHD) atau mengemudi di sebelah kanan (RHD). Pada hampir semua masalah, pemasangan stir mobil bertentangan dengan peraturan jalan: negara LHT menggunakan kendaraan RHD, dan negara RHT menggunakan kendaraan LHD. Kekacauan dapat terjadi dengan penyalahgunaan "LHD" dan "RHD" untuk menandakan sisi jalan, dimana kendaraan berjalan. Dengan tambahan, terdapat beberapa negara (seperti Kepulauan Karibia, dan Swedia sebelum 1967 berubah dari LHT ke RHT) yang kebanyakan menggunakan kendaraan LHD dengan lalu lintas LHT, atau kendaraan RHD dengan lalu lintas RHT. Tambahan lainnya, kendaraan dengan penggunaan yang "salah" diperbolehkan di beberapa negara.

Lalu lintas lajur kanan

  • Lajur yang berlawanan dilihat dari kiri.
  • Lalu lintas yang belok ke kiri harus melewati lajur yang berlawanan.
  • Beberapa rambu lalu lintas yang menhadap pengemudi diletakkan di sisi kanan jalan.
  • Lalu lintas di jalan memutar berlawanan arah jarum jam.
  • Pejalan kaki yang menyeberangi jalan dua arah harus melihat ke kiri terlebih dahulu.
  • Kebanyakan kendaraan memiliki posisi pengemudi di sebelah kiri.

Lalu lintas lajur kiri

  • Lajur yang berlawanan dilihat dari kanan.
  • Lalu lintas yang belok ke kanan harus melewati lajur yang berlawanan.
  • Beberapa rambu lalu lintas yang menhadap pengemudi diletakkan di sisi kiri jalan.
  • Lalu lintas di jalan memutar searah jarum jam.
  • Pejalan kaki yang menyeberangi jalan dua arah harus melihat ke kanan terlebih dahulu.
  • Kebanyakan kendaraan memiliki posisi pengemudi di sebelah kanan.

Mitos dan fakta yang berbeda

Berkas:M1 Johannesburg Eightlane highway.jpg
M1 di Johannesburg, Afrika Selatan selama jam sibuk dengan kendaraan yang melewati pinggiran kota Sandton. Seperti bekas koloni Inggris lainnya di Afrika, Afrika Selatan mengemudi di lajur kiri.
Sebuah tanda di Great Ocean Road, Australia mengingatkan pengemudi asing agar menggunakan lajur kiri.

Sekitar seperempat hingga sepertiga lalu lintas dunia berjalan di lajur kiri jalan. Beberapa pendapat mengenai ini meningkat dari kelaziman pengguna tangan kanan, tetapi kelaziman tersebut terjadi pada hampir seluruh populasi, tergantung sisi jalan yang digunakan. Dalam masalah apapun, dibutuhkan kesiapan untuk pertahanan diri pada jalan mendaki di pedesaan, kebanyakan penunggang kuda mengemudi di kiri ketika menghadapi musafir yang tiba-tiba datang, sehingga dapat mengambil sebuah pedang atau senjata tangan lainnya lebih mudah dan efektif. Juga, orang yang bekerja pada kendaraan yang ditarik kuda dapat memegang kepala binatang tersebut dengan tangan kanan, dan demikian berjalan di sepanjang sisi jalan sebelah kiri.

Penulis Inggris, C. Northcote Parkinson telah menunjukkan apa yang ia sebut "bukti" bahwa cara mengemudi orang Inggris (pada sisi kiri jalan) merupakan yang asli.

Telah dinyatakan bahwa lalu lintas lajur kiri merupakan kebiasaan tunggal orang Inggris, akibatnya seluruh dunia "secara alami" memilih lajur kanan ketika bertemu. Catatan sejarah menyatakan sebaliknya. (lihat subjudul "Negara-Negara"). Setelah Perang Dunia I, negara yang menggunakan peraturan lajur kiri telah termasuk sebagian Kanada, Hungaria, Cekoslowakia, sebagian Austria, Swedia, Islandia, Argentina, Uruguay, Paraguay, sebagian Brazil, sebagian Chili, sebagian Italia, Cina, Filipina, dan Burma. Italia berubah ketika Benito Mussolini memimpin, Austria dan Cekoslowakia ketika Adolf Hitler menganeksasi atau menduduki mereka, negara Amerika Latin pada 1945, Filipina dan Cina pada 1946 (meninggalkan Hong Kong dan Macau yang terisolasi), dan Burma/Myanmar pada 1970 mengikuti saran seorang peramal.[3]

Beberapa negara Commonwealth of Nations dan bekas koloni Inggris lainnya — seperti India dan Hong Kong — masih mengemudi di lajur kiri, tetapi negara lainnya, seperti Amerika Serikat, Gambia, Ghana, Kanada, Nigeria, dan Sierra Leone berpindah ke lajur lainnya.

Jauh dari bekas koloni Inggris, beberapa lalu lintas negara telah berpindah ke lajus kanan. Pengecualian bagi Indonesia, Suriname, Jepang, Thailand, Mozambik, Timor Timur, Macau dan Kepulauan Virgin Amerika Serikat.

Terdapat sebuah cerita bahwa Napoleon merubah peraturan jalan di negara yang ia duduki dari lajur kiri ke kanan. Penyesuaian itu bermaksud agar selalu simbolik, seperti bahwa Napoleon sendiri pernah menggunakan lajur kiri (atau kanan), atau bahwa Britania, musuh Napoleon, selalu kiri. Cerita ini tidak pernah ditunjukkan untuk mendapat sumber yang akurat dan dibiarkan menjadi legenda; Peter Kincaid menyimpulkan begitu di bukunya pada peraturan jalan raya (pp. 14, 99-100). Banyak penelitian dibutuhkan untuk perancangan UU peraturan-jalan-raya di Eropa selama abad ke-18 dan 19.

Penelitian pada 1969 oleh J.J. Leeming menunjukkan bahwa negara yang mengemudi di lajur kiri memiliki kemungkinan kecelakaan yang lebih rendah daripada lajur kanan, tetapi penelitian ini dipertanyakan di buku Peter Kincaid mengenai peraturan jalan raya. Beberapa negara yang telah mengganti sistem mengemudinya ke lajur kanan (seperti Swedia), mengalami peningkatan kecelakaan lalu lintas karena volume lalu lintas yang semakin padat[butuh rujukan]. Telah diusulkan, tetapi tidak terbukti, bahwa kecelakaan tersebut lebih sering disebabkan oleh mata kanan yang dominan.[4][5][6] Arus lalu lintas searah jarum jam ketika mengemudi di lajur kiri, yang mana membolehkan orang menggunakan mata kanan untuk melihat lalu lintas yang berlawanan. Ketika menyusul kendaraan pada lajur kanan, pengemudi mata kanan melihat kaca spion dengan mata kiri dan juga melihat lalu lintas yang berlawanan dengan mata kiri, yang mana tidak nyaman bagi mayoritas orang-orang bermata kanan.

Berpindah lajur di perbatasan

Terdapat beberapa instansi lalu lintas harus merubah lajurnya pada penyeberangan perbatasan, seperti antara Afghanistan dan Pakistan, Laos dan Thailand, Sudan dan Uganda. Thailand merupakan salah satu contoh mengenai penyeberangan perbatasan, karena merupakan satu-satunya negara yang memiliki perubahan lajur dengan semua negara yang berbatasan dengannya. Thailand mengemudi di lajur kiri, tetapi 90% (4,357 km atau 2,707 mil) perbatasannya adalah dengan negara yang mengemudi di lajur kanan, dengan Malaysia yang mengemudi di kiri sejak Myanmar (Burma) berubah dari mengemudi di kiri ke kanan pada 1970.

Banyak perbatasan dibentuk dari penghalang alami seperti pegunungan atau sungai, dan ini merupakan perbatasan yang benar dimana lalu lintas bertukar lajur jalan, khususnya di Asia. Penghalang alami ini membuat jumlah penyeberangan perbatasan semakin berkurang. Lebih jauh, letaknya yang terpencil, beberapa penyeberangan perbatasan pegunungan memiliki volume lalu lintas lebih sedikit dan sehingga perubahan lajur jalan kurang dari sekedar isu.

Cara perubahan lajur yang sering digunakan pada perbatasan adalah:

Merubah peraturan

Perubahan arus lau lintas di perbatasan Laos-Thai terjadi di teritori Laos, tepatnya Jembatan Persahabatan Thai-Laos.
Jembatan persahabatan Thai-Myanmar.

Alasan yang paling sering untuk negara-negara yang merubah sistem mengemudinya ke lajur kanan untuk menciptakan keamanan dengan negara tetangga, sambil meningkatkan keamanan lalu lintas perbatasan. Contohnya bekas koloni Inggris di Afrika, seperti Gambia, Sierra Leone, Nigeria dan Ghana, telah merubah lalu lintasnya dari lajur kir ke kanan, sambil berbagi perbatasan dengan bekas koloni Perancis, yang mengemudi di lajur kanan. Bekas koloni Portugis, Mozambik selalu mengemudi di lajur kiri, sementara semua tetangganya merupakan bekas koloni Inggris. Keputusan oleh negara untuk mengemudi di lajur kanan dikarenakan kenyamanan dan keseragaman daripada alasan mempraktikkan. Terdapat pengecualian sejarah, seperti para postilion di Perancis, tetapi tantangan sejarah seperti itu tidak berlaku kepada kendaraan modern.

Di bekas koloni Inggris, Hong Kong dan bekas enclave Portugis, Macau, lalu lintas selalu berada di lajur kiri, tidak seperti daratan Cina, walaupun faktanya bahwa negara-negara tersebut sekarang merupakan Daerah Administratif Khusus. Di tangan lainnya, Taiwan, pernah diduduki Jepang, merubah sistem mengemudinya ke kanan pada 1946 setelah pemerintah Republik Rakyat Cina mengusulkan administrasi; seperti yang terjadi di Korea (Utara dan Selatan), bekas koloni Jepang dibawah pendudukan AS dan Soviet. Bagaimanapun, beberapa kereta di Seoul, juga lalu lintas pada sistem kereta bawah tanah, terletak di lajur kiri.

Pendudukan luar negeri dan transit militer

Beberapa negara telah merubah peraturan jalan rayanya secara permanen ataupun sementara sebagai hasil dari pendudukan luar negeri. Contohnya seperti Austria, Cekoslowakia (detail) dan Hungaria dibawah pendudukan Jerman atau transit militer pada 1930-an dan 1940-an. Kepulauan Channel juga berubah ke lajur kanan dibawah pendudukan Jerman, tetapi dikembalikan lagi setelah kemerdekaan pada 1945. Kepulauan Falkland juga sama dibawah kontrol Argentina selama Perang Falklands 1982. (Tetapi pemerintah Argentina secara resmi memerintah agar pribumi pulau mengemudi di sebelah kanan, mereka sering mengemudi di kiri untuk menyatakan penentangan mereka terhadap pendudukan tersebut.) Timor Timur berubah ke kiri setelah pendudukan Indonesia pada 1976, dan melanjutkan praktik tersebut sebagai sebuah negara merdeka. Region Jepang, Okinawa berubah dari kiri ke kanan dibawah pendudukan AS: setelah pendudukan diakhiri, perubahan dilakukan lagi ke lajur kiri untuk menyamakan diri dengan seluruh Jepang.

Keseragaman

Arus mengemudi di lajur kanan di Savoy Court di London (UK selalu mengemudi di lajur kiri)
Kendaraan mengemudi di lajur kiri di A1 Motorway dekat Washington Services di Tyne and Wear, England menuju Skotlandia.

Artikel 9(1) dari Konvensi Jenewa mengenai Lalu Lintas Jalan Raya PBB (1949)[7] menyatakan setiap negara memiliki keseragaman arah lalu lintas, contohnya setiap negara dapat memiliki arus lajur kiri atau lajur kanan, tetapi bukan keduanya. Seperti yang dinyatakan dalam artikel tersebut:

Sebelum itu, sebuah negara dapat memiliki peraturan yang berbeda dalam bagian yang berbeda juga, contohnya Kanada hingga 1920-an.

Ketika kepulauan tidak dimasukkan, benua yang tersisa dimana peraturan jalan raya yang sama berlaku di seluruh benua tersebut adalah:

  1. Australia dengan arus lajur kiri
  2. Daratan Eropa, sejak Swedia berubah ke lajur kanan pada 1967.
  3. Amerika Utara, termasuk Amerika Tengah, sejak Honduras berubah ke lajur kanan pada 1961.

Afrika, Asia, dan Amerika Utara memiliki perbatasan darat dimana pengemudi harus bertukar ke sisi jalan yang lain.

Catatan dan referensi

  • Rule of the Road oleh Peter Kincaid, 239 halaman, diterbitkan oleh Greenwood Press pada 1986 - ISBN 0-313-25249-1
  1. ^ Lucas, Brian (2005). "Di sisi jalan manakah mereka mengemudi?". Diakses tanggal 2006-08-03. 
  2. ^ "Mengapa beberapa negara mengemudi di lajur kanan dan yang lainnya di kiri?". 
  3. ^ "Ne Win - Obituary". 
  4. ^ Chaurasia BD, Mathur BB. "Eyedness." Acta Anat (Basel). 1976;96(2):301-5.PMID 970109.
  5. ^ Reiss MR. "Dominan okuler: beberapa data keluarga." Laterality. 1997;2(1):7-16. PMID 15513049.
  6. ^ Ehrenstein WH, Arnold-Schulz-Gahmen BE, Jaschinski W. "Perubahan mata pada konteks penggunaan binokuler." Graefes Arch Clin Exp Ophthalmol. 2005 Sep;243(9):926-32. Epub 2005 19 April. PMID 15838666.
  7. ^ "Konvensi Jenewa mengenai Arus Jalan Raya (1949)". PBB.  (membutuhkan subscription)

Lihat juga

Pranala luar