Uncal kouran
Uncal kouran | |
---|---|
Sepasang uncal kouran berwarna cokelat yang bertengger di dahan pohon. | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | M. ruficeps
|
Nama binomial | |
Macropygia ruficeps (Temminck, 1834)
|
Uncal kouran (bahasa Inggris: Little cuckoo-dove) merupakan burung yang mempunyai tubuh ramping dan berekor panjang berwarna kemerahan, bahkan lebih panjang dari ekor tekukur biasa, dan termasuk satwa yang tidak dilindungi.[2][3][4] Burung ini sering terlihat saat terbang cepat di atas permukaan atau menembus tajuk, sehingga sulit diamati.[2]
Ciri-ciri
Di antara para kerabatnya, uncal kouran adalah burung terkecil yang berada di wilayah Jawa.[2] Tubuh bagian bawahnya berwarna kuning tua dengan bercak-bercak kehitaman di bagian dada, dan pada bagian atas bergaris-garis hitam yang terdapat suatu garis subterminal gelap pada bulu-bulu ekor yang paling luar.[5]
Pada burung uncal kouran jantan, tengkuknya berwarna hijau dipadu dengan ungu yang mengilap.[5] Adapun uncal betina tidak memiliki bulu yang mengilap, hanya ada bercak-bercak gelap pada dadanya.[5][6] Irisnya mempunyai warna abu-abu putih dan berparuh cokelat dengan ujung hitam serta kaki berwarna merah koral.[5]
Adapun tinggi burung ini mencapai 30 cm atau sekitar 12 inci.[2] Kicauan burung Uncal kouran kurang lebih seperti kru-wuk yang disiulkan secara cepat dengan tekanan pada nada kedua, kemudian diulang-ulang bisa sampai 30 kali.[5] Setelah berhenti sebentar, burung ini akan mengulangi kicauannya kembali.[5]
Di dataran rendah kita dapat menjumpai salah satu kerabatnya, yakni Uncal coklat yang mana suaranya seperti wow wow, kira-kira disiulkan sekitar empat panggilan dalam lima detik.[2]
Habitat
Habitat uncal kouran berada di pegunungan yang berhutan, namun dapat terbang jauh untuk turun ke dataran rendah dan juga untuk mencari makanan.[2] Uncal kouran merupakan salah satu jenis burung agroforest yang terdapat di Pulau Sumatra.[7]
Burung ini tidak hanya ditemukan di Sumatra saja, melainkan juga di Pulau Simeulue, Pulau Kalimantan (satwa ini salah satunya menetap di Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya), termasuk Pulau Sebatik, Jawa, Bali, Sunda kecil, meliputi Lombok, Sumbawa, Komodo, Flores, Pantar, Sumba dan Timor.[5][8] Selain di Indonesia, fauna ini juga dapat dijumpai di Myanmar, yakni di daerah Karennee dan Shandoung bagian selatan sampai Muleyit, juga di negara bagian Shan sebelah selatan.[5] Kemudian dapat ditemukan pula di China selatan bagian tengah, tepatnya di Yunnan bagian selatan sampai Thailand bagian barat, barat laut, dan timur laut.[5] Ada juga di Vietnam bagian barat laut, yakni di daerah Tonkin bagian barat, lalu Laos bagian utara dan Semenanjung Malaysia.[5]
Biasanya kawanan burung uncal hidup di tepi hutan perbukitan dan pegunungan bawah sampai pada ketinggian 2500 mdpl.[5] Selain itu, burung ini juga dapat kita temukan di lahan budidaya dengan populasi pohon yang jarang.[5]
Referensi
- ^ BirdLife International (2012). "Macropygia ruficeps". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2013.2. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 26 November 2013.
- ^ a b c d e f Derek Holmes, dkk (1999).Burung-burung di Jawa dan Bali.Jakarta:Puslitbang Biologi- LIPI. Terj. Soenarto Adisoemarto Hal 26 Cet 1
- ^ "Tekukur biasa". Portal Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-02. Diakses tanggal 30 April 2014.
- ^ "Satwa yang Tidak dilindungi" (PDF). Bengkulu Web. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-05-17. Diakses tanggal 15 Mei 2014.
- ^ a b c d e f g h i j k l "Kareo padi". Kutilang Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-07. Diakses tanggal 30 April 2014.
- ^ Robson, Craig (2007).Birds of South East- Asia.London:New Holland Publishers. Hal 35
- ^ Ayat, Asep (2011).Burung-burung Agroforest di Sumatra.Sumatra:PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate (BSRE). Hal 103
- ^ "Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya". Departemen Kehutanan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-05. Diakses tanggal 15 Mei 2014.