Kampung Batik Trusmi
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Kampung Batik Trusmi[1] adalah pusat industri batik di Cirebon, Jawa Barat, sekaligus sebagai tempat wisata seni batik dan kuliner. Kampung ini terletak di Plered, Cirebon, sekitar 4 (empat) kilometer di sebelah barat Kota Cirebon. Pengrajin batik di desa Trusmi dan sekitarnya, seperti desa Gamel, Kaliwulu, Wotgali, dan Kalitengah[1], berjumlah lebih dari 3000 tenaga kerja.[2] Dalam beberapa tahun terakhir, desa Trusmi telah membantu mendongkrak pariwisata Cirebon.[3]
Deskripsi
[sunting | sunting sumber]Batik di Cirebon merupakan peninggalan sejarah kesultanan di wilayah ini, antara lain Kesultanan Kasepuhan dan Kesultanan Kanoman. Batik asal Cirebon mempunyai pola penyebaran yang mirip dengan batik Yogyakarta atau Surakarta, yaitu mula-mula muncul di lingkungan dalam keraton kemudian disebarkan ke luar oleh para abdi dalem[butuh klarifikasi] yang berdomisili di luar keraton.[4]
Produksi batik di Trusmi merupakan hasil karya seorang tokoh agama Islam Ki Gede Trusmi yang setia kepada wakil Wali Songo Sunan Gunung Jati. Konon Ki Gede Trusmi mendakwahkan Islam sekaligus mengajari masyarakat membatik. Ki Gede Trusmi dipuja hingga saat ini dan makamnya terletak di desa. Setiap empat tahun sekali, penduduk desa mengadakan ritual tradisional Ganti Welit dan Ganti Silap (mengubah atap makam).[1]
Meskipun batik dari daerah lain sering kali menampilkan satu gaya yang berbeda, seperti Batik Keraton dari Surakarta atau Batik Pesisir dari Pekalongan, batik di Cirebon menampilkan kedua gaya tersebut. Mereka mempunyai ornamen unik yang menjadi ciri khas batik Cirebon. Di antaranya adalah Wadasan, yang sering digunakan di Batik Keratonnya. Batik wadasan dianggap yang paling terkenal di antara batik produksi Trusmi. Motifnya termasuk Mega Mendung, Singa Payung, Naga Saba, dan Taman Arum yang terinspirasi dari desain kekaisaran Tiongkok.[1]
Trusmi juga dikenal karena kuliner lokalnya, termasuk empal gentong, nasi jamblang dan tahu gejrot.[3]
Batik Trusmi
[sunting | sunting sumber]Batik Trusmi berhasil menjadi ikon batik dalam koleksi kain nasional. Batik Cirebon sendiri termasuk golongan Batik Pesisir, tetapi juga sebagian batik Cirebon termasuk dalam kelompok batik keraton. Hal ini dikarenakan Cirebon memiliki dua buah keraton yaitu Keratonan Kasepuhan dan Keraton Kanoman, yang konon berdasarkan sejarah dari dua keraton ini muncul beberapa desain batik Cirebonan Klasik yang hingga sekarang masih dikerjakan oleh sebagian masyarakat desa Trusmi di antaranya seperti Mega Mendung, Paksinaga Liman, Patran Keris, Patran Kangkung, Singa Payung, Singa Barong, Banjar Balong, Ayam Alas, Sawat Penganten, Katewono, Gunung Giwur, Simbar Menjangan, Simbar Kendo, dan lain-lain.[butuh rujukan]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d TRUSMI BATIK VILLAGE : Center of Cirebon’s Batik Art. Wonderful Indonesia. Diakses tanggal 30 Maret 2021.
- ^ www1.kompas.com Diarsipkan 2012-09-07 di Wayback Machine. diakses pada tanggal 8 januari 2012
- ^ a b Batik Trusmi Aims to Boost Cultural Tourism to Cirebon. Jakarta Globe. Diakses tanggal 30 Maret 2021.
- ^ Novelly, Cut. et al. 2012. Makalah Seni Budaya - Batik Indonesia. Riau Province: Lubuk Dalam.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) disparbud.jabarprov.go.id Diarsipkan 2014-02-01 di Wayback Machine.