Lompat ke isi

Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu
United Malays National Organisation
Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu
ڤرتوبوهن كبڠسأن ملايو برساتو
PEKEMBAR/UMNO
Nama dalam bahasa MelayuPertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu
ڤرتوبوهن كبڠساءن ملايو برساتو
Nama dalam bahasa InggrisUnited Malays National Organisation
Nama dalam bahasa Tamilஅம்னோ
Amṉō
SingkatanUMNO
PEKEMBAR
PresidenAhmad Zahid Hamidi
Ketua umumBadruddin Amiruldin
Sekretaris JenderalAsyraf Wajdi Dusuki
Deputi Presiden IMohamad Hasan
Deputi Presiden II (Ketua Wanita)Noraini Ahmad
Wakil Presiden
Bendahara UmumTengku Adnan Tengku Mansor
Ketua Pemuda
  • Muhammad Akmal Saleh (Pemuda)
  • Nurul Amal Mohd Fauzi (Puteri)
  • Mohammad Farhan Mokhali (Putera)
PendiriOnn Jaafar
Abdul Hamid Jumat (Singapura)
Dibentuk11 Mei 1946; 78 tahun lalu (1946-05-11)
Disahkan11 Mei 1946
13 Februari 1988 (UMNO Baru)
Dibubarkan9 Februri 1988 (Unmo lama)
Didahului olehOrganisasi Melayu Bersatu
USNO (di Sabah)
BERJAYA (di Sabah)
Kantor pusatTingkat 38, Menara Dato’ Onn, Pusat Perdagangan Dunia Putra, Jalan Tun Ismail, 50480 Kuala Lumpur, Malaysia
Surat kabarNew Straits Times
Berita Harian[nb 1]
Harian Metro[nb 2]
Wadah pemikir-
Sayap pemudaPergerakan Pemuda UMNO Malaysia
Sayap wanitaPergerakan Wanita UMNO Malaysia
Sayap pemudiPergerakan Puteri UMNO Malaysia
Sayap pelajarKelab Mahasiswa UMNO
Keanggotaan (mac 2024)3.39 juta (3.391.236 orang) [2]
Ideologi
Posisi politikSayap kanan
AgamaSuni
Afiliasi nasional
Afiliasi regionalGabungan Rakyat Sabah (GRS)
(2020–2023) (afiliasi politik)
HimneBersatu, Bersetia, Berkhidmat
Dewan Negara
15 / 70
Dewan Rakyat
26 / 222
Dewan Undangan Negeri
117 / 606
Menteri Besar / Ketua Menteri
4 / 13
Lambang pemilu
Dacing
Bendera
Situs web
umno.org.my
umno-online.my

1. Merah dan putih telah digunakan sejak sebelum kemerdekaan.

Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu (bahasa Melayu: Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu; Jawi: ڤرتوبوهن‌ كبڠساءن ملايو برساتو), disingkat UMNO (Jawi: امنو; /ˈʌmn/) atau dengan nama lain sebagai PEKEMBAR (Jawi: ڤکمبر) adalah partai politik terbesar dan tertua yang masih aktif di Malaysia.[6] UMNO merupakan salah satu pendiri dan bagian dari koalisi Barisan Nasional (BN) yang sebelumnya bernama Parti Perikatan (bahasa Indonesia: Partai Aliansi) yang telah memimpin pemerintahan federal dan mendominasi politik Malaysia sejak kemerdekaan pada tahun 1957 hingga kekalahan koalisi Barisan Nasional dalam Pemilu Malaysia 2018. Tiga tahun setelahnya, koalisi BN berhasil mengambil alih pemerintahan federal setelah jatuhnya Perikatan Nasional di bawah kepemimpinan Muhyiddin Yassin akibat krisis politik melanda Malaysia.

UMNO merupakan salah satu partai politik yang telah dibubarkan di Singapura, mengingat Singapura telah dikeluarkan dari Federasi Malaya. Partai ini memiliki tujuan untuk menjunjung tinggi nasionalisme Melayu dan konsep Ketuanan Melayu, serta menjaga martabat suku, agama, dan negara.[7] Partai ini juga memiliki tujuan dalam melindungi tradisi Melayu sebagai budaya dan warisan negara, serta untuk menegakkan, membela, dan memperluas agama Islam di seluruh Malaysia.[8][9]

Dalam pemilihan pimpinan UMNO tahun 2018, yang dianggap oleh banyak orang sebagai hal penting bagi kemajuan partai, Ahmad Zahid Hamidi terpilih sebagai Presiden UMNO pada tahun 2018 setelah mengalahkan dua calon lainnya, yakni Khairy Jamaluddin dan Tengku Razaleigh Hamzah. Hasil ini menjadikannya presiden baru UMNO untuk periode 2018-2023.[10]

Kantor UMNO Selangor di Shah Alam.

Setelah Inggris kembali ke Malaya setelah Perang Dunia II, Malayan Union dibentuk. Namun, Persatuan ini mendapat banyak tentangan karena kerangka konstitusionalnya, yang dikatakan mengancam kedaulatan Melayu atas Malaya. Serangkaian kongres Melayu diadakan, yang berpuncak pada pembentukan partai nasionalis, UMNO pada 10 Mei 1946 di Kongres Melayu Ketiga di Johor Bahru, dengan Datuk Onn Jaafar sebagai pemimpinnya. UMNO sangat menentang Persatuan Malaya, tetapi awalnya tidak mencari kekuatan politik. UMNO tidak punya pilihan selain terus memainkan peran pendukungnya kepada penguasa Inggris. Inggris bekerja sama dengan para pemimpin UMNO dan membantu mengalahkan pemberontakan komunis.[11]

Pada tahun 1949, setelah Persatuan Malaya digantikan oleh Persekutuan Tanah Melayu, UMNO mengalihkan fokusnya ke politik dan pemerintahan. Orang Melayu mencari hak kelahirannya karena pemerintah Melayu tidak mengumumkannya secara terbuka sehingga menimbulkan situasi yang membingungkan. Namun, pentingnya perjuangan UMNO tampaknya tidak didasarkan pada ras. Karena mereka juga memperebutkan ras lain saat berada di puncak negara.[12]

Pada tahun 1951, Onn Jaafar keluar dari UMNO setelah gagal membuka keanggotaannya bagi non-Melayu untuk membentuk Partai Kemerdekaan Melayu (PKM).[13] Tunku Abdul Rahman menggantikan Dato' Onn sebagai Presiden UMNO. Pada tahun yang sama, Partai Radikal memenangkan pemilihan dewan kota Malaya-George Town dengan mengklaim enam dari sembilan kursi yang tersedia. Tahun berikutnya, UMNO cabang Kuala Lumpur membentuk aliansi pemilu ad-hoc dan sementara dengan Asosiasi Tionghoa Malaysia (MCA) Selangor cabang Selangor untuk menghindari persaingan memperebutkan kursi yang sama dalam pemilihan kotamadya Kuala Lumpur.[14] UMNO dan MCA akhirnya merebut sembilan dari dua belas kursi, memberikan pukulan telak bagi IMP. Setelah beberapa keberhasilan lain dalam pemilihan dewan lokal, koalisi tersebut diresmikan sebagai "Aliansi" pada tahun 1954.[15]

Pada tahun 1954, pemilihan negara bagian diadakan. Dalam pemilihan ini, Aliansi memenangkan 226 dari 268 kursi di seluruh negeri. Pada tahun yang sama dibentuk Dewan Legislatif Federal yang terdiri dari 100 kursi. 52 akan dipilih, dan sisanya akan ditunjuk oleh Komisaris Tinggi Inggris. Aliansi menuntut agar 60 kursi dipilih, tetapi meskipun Tunku terbang ke London untuk bernegosiasi, perusahaan Inggris bertahan. Pemilihan dewan diadakan pada tahun 1955, dan Aliansi, sekarang diperluas untuk memasukkan Malayan Indian Congress (MIC), mengeluarkan manifesto yang menyatakan tujuan mencapai kemerdekaan pada tahun 1959, membutuhkan pendidikan sekolah dasar untuk semua anak, melindungi hak-hak masyarakat. hak raja-raja Melayu sebagai raja konstitusional, mengakhiri krisis Komunis, dan mereformasi pelayanan publik melalui perekrutan lebih banyak orang Melayu daripada orang asing.[16][17]

Ketika hasilnya dirilis, ternyata Aliansi telah memenangkan 51 dari 52 kursi yang diperebutkan, dan sisanya jatuh ke tangan PAS (Partai Islam Se-Malaya, sebuah kelompok sempalan Islam dari UMNO). Tunku menjadi Ketua Menteri Malaya yang pertama.[18]

Sepanjang periode ini, Darurat Malaya terus berlanjut. Tentara Pembebasan Rakyat Malaya (MRLA), didukung oleh Partai Komunis Melayu (MCP), melakukan tindakan kekerasan seperti menghancurkan pertanian, mengganggu jaringan transportasi dan komunikasi, menyerang kantor polisi, dll. Tujuan mereka adalah akhir dari kolonialisme di Malaya. Inggris menyatakan MCP, bersama dengan beberapa kelompok politik sayap kiri, ilegal pada tahun 1948. Pada tahun 1955, pemerintah Sekutu bersama dengan Komisaris Tinggi Inggris mengumumkan amnesti bagi pemberontak komunis yang menyerah. Perwakilan dari pemerintah Aliansi juga bertemu dengan para pemimpin MCP dalam upaya menyelesaikan konflik secara damai, seperti yang dinyatakan dalam manifesto pemilihan mereka. Chin Peng, Sekretaris Jenderal MCP, mendesak agar MCP diizinkan mengikuti pemilu dan dinyatakan sebagai partai politik yang sah sebagai prasyarat untuk meletakkan senjata. Namun, Tunku menolaknya sehingga menyebabkan kebuntuan.[19]

Pada tahun 1956, Tunku memimpin sekelompok negosiator, yang terdiri dari politisi Aliansi dan perwakilan pemerintah Melayu, ke London. Di sana, mereka mengadakan perjanjian dengan Inggris untuk kemerdekaan. Tanggal kemerdekaan ditetapkan pada tanggal 31 Agustus 1957 dengan syarat dibentuknya komisi independen untuk menyusun konstitusi negara. Pemerintah Aliansi juga diharuskan untuk tidak menyita properti Inggris dan asing lainnya di Malaya. Perjanjian pertahanan juga akan ditandatangani.[20]

Suruhanjaya Reid, yang diketuai oleh Lord William Reid, dibentuk untuk merangka perlembagaan. Walaupun konsep seperti federalisme dan monarki berperlembagaan, perlembagaan yang dicadangkan juga mengandungi peruntukan yang melindungi hak-hak istimewa bagi orang Melayu, seperti kuota kemasukan ke pendidikan tinggi dan perkhidmatan awam, dan menjadikan Islam agama rasmi persekutuan. Ia juga menjadikan Bahasa Melayu sebagai bahasa rasmi negara, walaupun hak untuk pendidikan vernakular dalam bahasa Cina dan Tamil akan dilindungi. Walaupun Tunku dan raja-raja Melayu telah meminta Suruhanjaya Reid untuk memastikan bahawa "dalam Malaya bebas semua warganegara harus diberi hak, keistimewaan dan peluang yang sama dan tidak boleh diskriminasi atas alasan kaum dan kepercayaan," keistimewaan Melayu, yang ramai di dalam UMNO disokong, sebagaimana yang dikehendaki oleh Suruhanjaya Reid sebagai satu bentuk tindakan afirmatif yang akhirnya akan dihentikan. Langkah-langkah ini dimasukkan sebagai Perkara 3, 152 dan 153 Perlembagaan

Komisi Reid, dipimpin oleh Lord William Reid, dibentuk untuk menyusun konstitusi. Meskipun konsep seperti federalisme dan monarki konstitusional, konstitusi yang diusulkan juga memuat ketentuan yang melindungi hak-hak khusus bagi orang Melayu, seperti kuota untuk masuk ke pendidikan tinggi dan pegawai negeri, dan menjadikan Islam sebagai agama resmi federasi. Itu juga menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi negara, meskipun hak atas pendidikan vernakular dalam bahasa Cina dan Tamil akan dilindungi. Meskipun Tunku dan penguasa Melayu telah meminta Komisi Reid untuk memastikan bahwa "di Malaya bebas semua warga negara harus diberi hak, hak istimewa dan kesempatan yang sama dan tidak boleh didiskriminasi atas dasar ras dan kepercayaan," hak istimewa Melayu, yang banyak didukung oleh UMNO, seperti yang diminta oleh Komisi Reid sebagai bentuk tindakan afirmatif yang pada akhirnya akan dihentikan. Langkah-langkah ini termasuk dalam Pasal 3, 152 dan 153 Konstitusi.[21][22] Seperti yang diharapkan, kemerdekaan dideklarasikan oleh Stadion Tunku di Merdeka pada 31 Agustus 1957, menandai transisi ke era baru politik Melayu dan Malaysia.

Era Dato Onn

[sunting | sunting sumber]

Sebuah pertemuan besar-besaran yang dikenal sebagai Kongres Melayu Seluruh Melayu pertama diselenggarakan oleh Persatuan Melayu Selangor di Klub Sultan Sulaiman, Kampung Baharu, Kuala Lumpur dari tanggal 1 hingga 4 Maret 1946 dan sebanyak 41 organisasi Melayu mengirimkan wakilnya.[23]

Dato Onn bin Jaafar dari Asosiasi Melayu Johor terpilih sebagai Ketua Kongres. Hampir semua perwakilan organisasi sudah angkat bicara termasuk dua perwakilan anak.[24][25]

Tiga mosi disahkan oleh Kongres sebagai berikut:

  • Mendirikan Organisasi Nasional Melayu Bersatu;
  • Menolak pendirian Malayan Union; Dan
  • Mengadakan Sumbangan Pendidikan Nasional Melayu saja.

Sebuah panitia yang terdiri dari Dato Onn Jaafar, Dato Panglima Bukit Gantang, Dato Nik Ahmad Kamil, Dato Hamzah Abdullah dan Encik Zainal Abidin Ahmad (Za'aba) terpilih untuk menyiapkan draf piagam atau UUD UMNO untuk dipresentasikan dan diterima oleh Se- Melayu nanti.[26][27]

Meskipun ditentang keras oleh orang Melayu, Pemerintah Inggris melanjutkan rencana mereka dan pada 1 April 1946 mendirikan Persatuan Malaya. Orang-orang Melayu dan organisasi-organisasi Melayu terus menentang dan tidak memberikan dukungan apapun kepada Persatuan Melayu. Pada tanggal 11 Mei 1946, Kongres Melayu Seluruh Melayu ketiga dan sidang umum pertama Organisasi Nasional Melayu Bersatu atau PEKEMBAR (UMNO) berlangsung di Istana Besar Johor Bahru dan Konstitusi UMNO diterima dan disetujui oleh para peserta. UMNO resmi lahir.[28]

Dato Onn mengusulkan agar keanggotaan partai dibuka untuk semua orang Melayu, tanpa memandang ras, dan nama UMNO diubah menjadi "Organisasi Nasional Rakyat Melayu Bersatu". Karena usulan itu ditentang, Dato Onn mengundurkan diri sebagai presiden UMNO saat Sidang Umum Keenam digelar pada 25 - 26 Agustus 1951. Dato Onn kemudian mendirikan Partai Kemerdekaan Malaya (IMP) pada 26 Agustus 1951.[29]

Era Tunku Abdul Rahman

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1951, Tunku Abdul Rahman diangkat sebagai Presiden UMNO kedua. Atas kesepakatan antara UMNO, MCA dan MIC mengadakan pertemuan pemerintah Inggris di London, kemerdekaan Malaya tercapai. Dia mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri dan Presiden UMNO pada tahun 1971 dan digantikan oleh wakilnya, Datuk Abdul Razak Hussein.

Era Tun Abdul Razak

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1971, Tun Abdul Razak mengumumkan Kebijakan Ekonomi Baru yang bertujuan untuk membantu orang Melayu. Kebijakan ini bertujuan agar orang Melayu menguasai 30% perekonomian pada tahun 1990, namun gagal, namun Tun Abdul Razak membuat berbagai kemajuan yang menjadi tonggak keberhasilan Malaysia di masa depan.

Era Tun Hussein Onn

[sunting | sunting sumber]

Pada Januari 1976, Hussein Onn diangkat sebagai Presiden UMNO.

Era Tun Dr. Mahathir Mohamad

[sunting | sunting sumber]

UMNO dilarang oleh pengadilan pada 4 Februari 1988 setelah krisis kepemimpinan UMNO pada tahun 1987 yang membuat Tengku Razaleigh Hamzah mencalonkan diri sebagai Presiden UMNO tetapi kalah tipis. Mahathir mendaftarkan organisasi baru dengan nama UMNO Baru pada 13 Februari 1988. Belakangan, Tengku Razaleigh mendirikan partai sempalan UMNO, Semangat 46.

Pada tahun 1999, Mahathir mencopot Anwar Ibrahim dari jabatan Wakil Perdana Menteri Malaysia pada tahun 1998 dan kemudian dari Wakil Presiden UMNO serta keanggotaan di UMNO.

Era Tun Abdullah Ahmad Badawi

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2003, Mahathir menyerahkan jabatan Presiden UMNO kepada Abdullah Ahmad Badawi. Pada tahun 2004, UMNO dan Barisan Nasional meraih jumlah kursi tertinggi dalam sejarah pemilu di Malaysia dengan meraih 198 dari 219 kursi atau 90,41% kursi. Namun, pada tahun 2008, UMNO dan Barisan Nasional mengalami penurunan suara, menyebabkan Pakatan Rakyat menguasai 4 negara bagian di Semenanjung Malaysia (Kedah, Penang, Perak, dan Kedah) sementara PAS mempertahankan Kelantan.

Era Najib Razak

[sunting | sunting sumber]

Tahun 2010 menjadi dimensi baru bagi UMNO Malaysia yang akan mengawali tahun baru dengan peluncuran program UMNO Juara Rakyat. Program ini diluncurkan oleh Perdana Menteri dan Presiden UMNO, YAB Datuk Seri Mohd Najib Tun Haji Abd Razak. Sejatinya program ini mengacu pada keinginan UMNO untuk memperjuangkan kehidupan rakyat, juara bela rakyat, menjadi juara dalam membangun rakyat dan selalu terdepan untuk rakyat. Melalui program ini, UMNO juga akan menjadi nomor satu di hati rakyat dan rakyat akan selalu berada di garda depan perjuangan UMNO. Bahkan, jika ada bencana maka UMNO akan menjadi yang pertama datang membantu dan konsep 'juara' sendiri akan membuat para pemimpin bekerja lebih keras untuk menjadi nomor satu.

Di bawah kepemimpinan Najib, UMNO meraih total 9 kursi dalam pemilihan ke-13 dan sukses mengambil alih pemerintahan Kedah.

Mendahulukan Rakyat Model Transformasi UMNO[30] Presiden UMNO, Datuk Seri Najib Tun Razak pada hari terakhir Sidang Umum UMNO ke-61 menjabarkan tujuh elemen dengan tema Mendahulukan Rakyat sebagai dasar pengisian Model Transformasi UMNO untuk persiapan Pemilu ke-13 dan memastikan kekuatan Melayu terus dipertahankan.

Ketujuh Elemen penting tersebut adalah:

  • Penting untuk mengadopsi sikap peduli terhadap tim dan bukan terhadap kelompok itu sendiri.
  • Anggota dan pimpinan UMNO di semua tingkatan harus memutuskan bahwa martabat dan kepentingan partai lebih besar dari kepentingan pribadi.
  • Anggota dan pemimpin UMNO perlu memenangkan pikiran, hati, dan jiwa rakyat agar partai terlihat inklusif.
  • Mahir dalam teknologi dengan menguasai media baru, terutama situs sosial seperti Facebook dan Twitter.
  • Berfokus pada empat juta pemilih baru menjelang pemilihan umum berikutnya.
  • UMNO harus menuju nol masalah, termasuk menghindari pertikaian di tingkat divisi; Dan
  • Praktik mengutamakan orang dalam tindakan apa pun.

Peran UMNO dalam mengubah orang Melayu

Presiden Partai juga menekankan peran UMNO sebagai partai pemimpin Melayu. Di antara peran UMNO adalah sebagai berikut:

  • Berkomitmen untuk tidak hanya melakukan yang terbaik, tetapi juga yang benar demi kepentingan masyarakat Melayu.
  • Mengubah bangsa Melayu dari bangsa yang tidak sadar politik sebelum Perang Dunia Kedua menjadi bangsa yang mampu merebut kemerdekaan dengan ujung lidah menundukkan kekuatan besar dunia, Inggris.
  • Menggerakkan kesadaran nasionalisme, patriotisme, dan demokrasi politik.
  • Kepemimpinan Umno berhasil menjadi pemimpin tertinggi dalam mentransformasikan Malaysia secara cepat seperti yang dialami saat ini.

GE pasca-14

[sunting | sunting sumber]

Pada 9 Mei 2018, Mahathir dan koalisinya, Pakatan Harapan (PH) memenangkan pemilihan umum ke-14 yang mengakhiri kekuasaan UMNO selama 61 tahun sebagai bagian dari koalisi Perikatan dan kemudian Barisan Nasional.[31] Sejak itu, UMNO telah mengalami penarikan besar-besaran anggota biasa, pemimpin negara serta Anggota Parlemen dan mendukung partai Bersatu Mahathir serta partai daerah seperti Parti Warisan Sabah di bulan-bulan setelah pemilu.[32][33][34]

Pada September 2019, UMNO memutuskan untuk membuat kesepakatan dengan PAS sebagai koalisi Konsensus Nasional. Tujuan utamanya adalah untuk mempersatukan komunitas Muslim Melayu dalam pemilu.[35] Namun, belum ada kesepakatan resmi dengan pihak selain BN, meski ada tuntutan agar BN masuk dalam Konsensus Nasional.[36][37] Pada bulan Desember, amandemen konstitusi UMNO disepakati oleh anggota UMNO, termasuk menetapkan perjuangan Islam sebagai tujuan partai, diikuti dengan perjuangan bangsa dan negara.[38] BN tetap berfungsi sebagai koalisi empat partai yang terdiri dari UMNO, MCA, MIC dan PBRS hingga jatuhnya pemerintahan PH pada Maret 2020 lalu bergabung dengan Perikatan Nasional membentuk pemerintahan baru.[39]

UMNO dalam krisis politik (2020-)

[sunting | sunting sumber]

Pada 23 Februari 2020, National Consensus Alliance (UMNO dan PAS) mengadakan pertemuan luar biasa di Janda Baik, Pahang, sekaligus dewan tertinggi UMNO di Putra World Trade Center.[40]

Presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi pergi ke Istana Negara pada malam hari untuk bertemu dengan Yang di-Pertuan Agong. Usai pertemuan, beberapa pimpinan partai oposisi, termasuk Wakil Presiden UMNO Ismail Sabri Yaakob, bergabung dengan pendukung Azmin Ali di Hotel Sheraton, Kuala Lumpur.[41]

Setelah diskusi awal, pada 25 Februari, UMNO dan PAS membuat pengumuman untuk menarik dukungan mereka kepada Mahathir untuk melanjutkan sebagai Perdana Menteri, dan menyerukan pembubaran parlemen.[42] Sebelumnya diberitakan, ketika semua partai politik menyuarakan dukungannya kepada Mahathir, dia berencana mendirikan "pemerintahan persatuan" yang tidak bisa disepakati UMNO dan PAS.[43][44] Annuar Musa, Sekretaris Jenderal UMNO, mengatakan dasar negosiasi dengan Mahathir adalah usulan UMNO dan PAS untuk memberikan dukungan guna membentuk koalisi alternatif tanpa DAP. Oleh karena itu, baik PAS maupun UMNO menyatakan dukungannya terhadap pemilu tersebut.[45]

Pada 28 Februari, seluruh anggota parlemen dari Konsensus Nasional menandatangani kesepakatan yang mendukung Muhyiddin Yassin menjadi Perdana Menteri ke-8.[46] Muhyiddin Yassin dan sekutunya termasuk pimpinan partai dari UMNO, PAS, Gabungan Parti Sarawak, Parti Bersatu Rakyat Sabah, dan Parti Solidariti Tanah Airku bertemu dengan Agong.[47][48] Dia juga mengumumkan bahwa koalisinya akan terdiri dari BERSATU, UMNO, PAS, PBRS, GPS dan STAR, dan akan diberi nama Perikatan Nasional. Dalam kabinet Muhyiddin yang dibentuk pada 10 Maret lalu, enam anggota parlemen UMNO menjadi Menteri dan delapan anggota parlemen UMNO menjadi Wakil Menteri.

Pada tanggal 30 Juni, Salleh Said Keruak, mantan Ketua Menteri Sabah dan mantan anggota UMNO membatalkan lamarannya untuk bergabung dengan PKR setelah berpikir secara mendalam dan mempertimbangkan lanskap politik saat ini dan gejolak internal di PKR. Dia mengatakan, keputusan itu diambil April lalu dan dengan pembatalan itu dia tetap tidak terafiliasi dengan pihak mana pun sejak keluar dari UMNO pada 2018. Sebelumnya, Salleh mengajukan diri untuk bergabung dengan PKR pada Oktober tahun lalu.[49]

Pada 8 Juli 2021, UMNO secara resmi memutuskan untuk menarik dukungan kepada pemerintahan Muhyiddin.[50] Partai juga menyebut pemerintahan Muhyiddin gagal menangani pandemi COVID-19 dan menyalahgunakan keadaan darurat.[51] Pada bulan Agustus, penarikan dukungan semakin diperkuat dengan kesepakatan antara anggota tertinggi UMNO, dengan pernyataan resmi penarikan yang diproyeksikan ke Yang di-Pertuan Agong; setidaknya 14 anggota parlemen UMNO dikatakan menarik dukungan.[52][53] Namun, sebagian besar anggota BN disebut masih mendukung Muhyiddin.[54]

Sidang Umum UMNO 2012.

Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu secara terang-terangan mengakui bahwa partai tersebut mewakili kaum Melayu di Malaysia, meskipun seluruh kaum Bumiputra (pribumi di Malaysia yang mencakup orang-orang dari Malaysia Timur, seperti kaum non-Melayu dan biasanya non-Muslim Kadazan, Dayak Iban, Dayak, dan lain-lain) dapat bergabung dengan partai ini. Partai politik ini berideologi Ketuanan Melayu dan memiliki konsep bahwa Bumiputra, termasuk etnis Melayu dapat menikmati kesetaraan di dalam negeri berdasarkan suku dan ras asli mereka di Sabah dan Sarawak yang bergabung dengan Malaysia, serta tertuang dalam Pasal 153 Konstitusi Malaysia.[55]

Gelar Yang Amat Berhormat selalu disematkan kepada presiden-presiden yang menjadi Perdana Menteri Malaysia, kecuali Onn Jaafar dan Ahmad Zahid Hamidi. Ismail Sabri Yaakob adalah perdana menteri pertama dari UMNO yang tidak menjabat sebagai presiden. Berikut merupakan daftar Presiden Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu.[56]

Potret Presiden Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu Mulai jabatan Akhir jabatan Lama menjabat Ref
1
Onn Jaafar
onn JaafarOnn Jaafar
(1895–1962)
sebagai Yang di-Pertua UMNO
11 mei 194626 Agustus 19515 tahun, 106 hari
2
Tunku Abdul Rahman
Tunku Abdul RahmanTunku Abdul Rahman
(1903–1990)
26 Agustus 195124 Januari 197119 tahun, 151 hari
3
Abdul Razak Hussein
tun Abdul RazakAbdul Razak Hussein
(1922–1976)
24 Januari 197214 Januari 19763 tahun, 203 hari
4Hussein onnHussein Onn
(1922–1990)
14 Januari 197828 Juni 19812 tahun, 286 hari
5
Mahathir Mohamad
Mahathir MohamadMahathir Mohamad
(lahir 1925)
28 Juni 198131 Oktober 200322 tahun, 125 hari
6
Abdullah Ahmad Badawi
Abdullah Ahmad BadawiAbdullah Ahmad Badawi
(lahir 1939)
23 September 200426 Maret 20094 tahun, 184 hari
7
Mohammad Najib Abdul Razak
Mohammad Najib Abdul RazakMohammad Najib Abdul Razak
(lahir 1953)
26 Maret 200912 Mei 20189 tahun, 47 hari
8
Ahmad Zahid Hamidi
Ahmad Zahid HamidiAhmad Zahid Hamidi
(lahir 1953)
30 Juni 2018Petahana6 tahun, 138 hari[57]

1987–1988

[sunting | sunting sumber]

Ketika krisis kepemimpinan pada 24 April 1987, UMNO terbagi dalam dua bagian, yaitu kelompok yang dipimpin oleh Mahathir Mohamad yang dinamakan "Pasukan A" dan "Pasukan B" yang dipimpin oleh Tengku Razaleigh Hamzah. Akibat perebutan kekuasaan kursi Presiden UMNO memunculkan kelompok baru di bawah pimpinan Ahmad Mokhtar Mohammad yang disebut sebagai "Kumpulan 11" yang bertentangan dengan kedua kelompok tersebut dan menggugatnya ke Mahkamah Tinggi Kuala Lumpur.

Gugatan tersebut menyebabkan UMNO menjadi partai politik terlarang pada 4 Februari 1988. Mahathir sebagai pemimpin Pasukan A membentuk kembali dengan nama UMNO Baru pada 13 Februari 1988 dan Partai Melayu Semangat 46 di bawah kepemimpinan Tengku Razaleigh pada 11 Mei 1989.

2018–sekarang

[sunting | sunting sumber]

Setelah kekalahan Najib Razak dalam pemilihan umum Malaysia 2018, ia mengundurkan diri sebagai Presiden UMNO dan Ketua Umum Barisan Nasional pada 12 Mei 2018,[58] sekaligus mengakhiri 60 tahun kekuasaan Barisan Nasional di Malaysia. Oleh karenanya, Najib menyerahkan kepemimpinannya kepada Ahmad Zahid Hamidi untuk menjadi penggantinya hingga pemilihan partai dilakukan.

Pada 30 Juni 2018, terdapat tiga calon presiden, diantaranya Tengku Razaleigh Hamzah, Khairy Jamaluddin, dan Ahmad Zahid Hamidi. Alhasil, Ahmad Zahid berhasil memenangkan pemilihan dengan perolehan 39,197 suara, sedangkan Khairy mendapatkan 32,592 suara dan Tengku Razaleigh hanya mendapatkan 20,462 suara.

Pada 18 Desember 2018, Mohamad Hasan menggantikan sementara Ahmad Zahid yang sedang bercuti, sedangkan untuk jabatan Wakil Presiden sementara dijabat oleh Ismail Sabri Yaakob hingga 30 Juni 2019.[59]

Sekretaris Jenderal

[sunting | sunting sumber]

Berikut merupakan daftar Sekretaris Jenderal Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu.

Sekretaris Jenderal Mulai menjabat Akhir menjabat Ref
Sanusi Junid 14 Juli 1984
Mohamed Rahmat 1988 1996
Mohd Khalil Yaakob 1999 2004
Mohd Radzi Sheikh Ahmad 1 Juni 2004 20 Maret 2008
Tengku Adnan Tengku Mansor 26 Maret 2009 29 Juni 2018
Annuar Musa 30 Juni 2018 12 Maret 2020 [60]
Ahmad Maslan 12 Maret 2020 22 Maret 2023
Asyraf Wajdi Dusuki 23 Maret 2020 Petahana

Pemimpin sayap partai

[sunting | sunting sumber]

Berikut merupakan daftar pemimpin dari seluruh sayap Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu.[61][62][63]

Ketua Wanita

[sunting | sunting sumber]
No. Pejabat Mulai menjabat Akhir menjabat Ref
1 Putih Mariah Ibrahim Rashid 1947 1949
2 Zainon Munshi Sulaiman 1950 1953
3 Khatijah Sidek 1954 1956
4 Fatimah Hashim 1957 1972
5 Aishah Ghani 1972 1986
6 Rafidah Aziz 24 April 1987 9 Oktober 1996
7 Siti Zaharah Sulaiman 9 Oktober 1996 16 Januari 2000
8 Rafidah Aziz 16 Januari 2000 26 Maret 2009
9 Shahrizat Abdul Jalil 26 Maret 2009 24 Juni 2018
10 Noraini Ahmad 25 Juni 2018 11 Maret 2023 [64]
11 Nurul Amal Mohd Fauzi 12 Maret 2023 Petahana

Ketua Pemuda

[sunting | sunting sumber]
No. Pejabat Mulai menjabat Akhir menjabat Ref
1 Hussein Onn 1949 1951
2 Abdul Razak Hussein 1951 1951
3 Sardon Jubir 1951 1964
4 Senu Abdul Rahman 1964 1971
5 Harun Idris 1971 1976
6 Syed Jaafar Albar 1976 1977
7 Suhaimi Kamaruddin 1977 1982
8 Anwar Ibrahim 1982 1987
9 Mohammad Najib Abdul Razak 1987 1993
10 Abdul Rahim Thamby Chik 1993 1994
11 Ahmad Zahid Hamidi 1996 1998
12 Hishammuddin Hussein 1999 2009
13 Khairy Jamaluddin Abu Bakar 26 Maret 2009 24 Juni 2018
14 Asyraf Wajdi Dusuki 25 Juni 2018 11 Maret 2023 [64]
15 Muhammad Akmal Saleh 11 Maret 2023 Petahana

Ketua Puteri

[sunting | sunting sumber]
No. Pejabat Mulai menjabat Akhir menjabat Ref
1 Azalina Othman Said 3 Agustus 2001 2004
2 Noraini Ahmad 2004 2009
3 Rosnah Shirlin 26 Maret 2009 12 Oktober 2013
4 Mas Ermieyati Samsudin 12 Oktober 2013 24 Juni 2018
5 Zahida Zarik Khan 25 Juni 2018 11 Maret 2023 [64]
6 Nurul Amal Mohd Fauzi 12 Maret 2023 Petahana

Ketua Putera

[sunting | sunting sumber]
No. Pejabat Mulai menjabat Akhir menjabat Ref
1 Mohammad Farhan Mokhali 2 Juni 2022 Petahana [65]

Ketua Majelis Ulama

[sunting | sunting sumber]
No. Pejabat Mulai menjabat Akhir menjabat Ref
1 Dusuki Ahmad 14 Januari 2023 Petahana [66]

Perolehan suara

[sunting | sunting sumber]

Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu pertama kali ikut serta dalam pemilihan umum 1955 dengan perolehan suara terbanyak dan kursi mayoritas di Dewan Rakyat. Pada pemilihan umum 2004, UMNO mendapatkan perolehan suara yang terbesar dan terbanyak dalam sejarah hingga kini. Eksistensinya dalam dunia politik mulai menurun dari 2008 hingga pada puncaknya, yaitu ketika pemilihan umum 2018 yang menjadikan partai ini pro-oposisi.

Pemilihan umum Jumlah kursi kursi yang diperlohaan Jumlah suara Persentase Hasil Presiden
1955
34 / 52
35 589,933 58.90% Kenaikan34 kursi; Pro-pemerintah
(Perikatan)
Tunku Abdul Rahman
1959
52 / 104
78 553,160 35.75% Kenaikan18 kursi; Pro-pemerintah
(Perikatan)
Tunku Abdul Rahman
1964
59 / 144
78 458,854 38.10% Kenaikan7 kursi; Pro-pemerintah
(Perikatan)
Tunku Abdul Rahman
1969
52 / 144
78 Penurunan7 kursi; Pro-pemerintah
(Perikatan)
Tunku Abdul Rahman
1974
62 / 144
78 Kenaikan10 kursi; Pro-pemerintah
(Barisan Nasional)
Abdul Razak Hussein
1978
70 / 154
80 Kenaikan8 kursi; Pro-pemerintah
(Barisan Nasional)
Hussein Onn
1982
70 / 154
73 Steady; Pro-pemerintah
(Barisan Nasional)
Mahathir Mohamad
1986
83 / 177
85 1,474,063 31.06% Kenaikan13 kursi; Pro-pemerintah
(Barisan Nasional)
Mahathir Mohamad
1990
71 / 180
85 Penurunan12 kursi; Pro-pemerintah
(Barisan Nasional)
Mahathir Mohamad
1995
89 / 192
90 Kenaikan18 kursi; Pro-pemerintah
(Barisan Nasional)
Mahathir Mohamad
1999
72 / 193
97 Penurunan17 kursi; Pro-pemerintah
(Barisan Nasional)
Mahathir Mohamad
2004
109 / 219
110 2,483,249 35.9% Kenaikan37 kursi; Pro-pemerintah
(Barisan Nasional)
Abdullah Ahmad Badawi
2008
79 / 222
120 2,381,725 29.33% Penurunan30 kursi; Pro-pemerintah
(Barisan Nasional)
Abdullah Ahmad Badawi
2013
88 / 222
120 3,252,484 29.45% Kenaikan9 kursi; Pro-pemerintah
(Barisan Nasional)
Najib Razak
2018
54 / 222
120 2,548,251 21.10% Penurunan34 kursi; Oposisi,
kemudian Pro-pemerintah
(Barisan Nasional)
Najib Razak
2022
26 / 222
119 2,549,341 16,43% Penurunan28 kursi; Pro-pemerintah
(Barisan Nasional)
Ahmad Zahid Hamidi

Pemilihan umum pusat

[sunting | sunting sumber]

Pemilihan umum negara bagian

[sunting | sunting sumber]
Pemilihan umum negara bagian Dewan Undangan Negeri
Perlis Kedah Kelantan Terengganu Pulau Pinang Perak Pahang Selangor Negeri Sembilan Melaka Johor Sabah Jumlah kursi
2/3 mayoritas
2 / 3
2 / 3
2 / 3
2 / 3
2 / 3
2 / 3
2 / 3
2 / 3
2 / 3
2 / 3
2 / 3
2 / 3
1959
10 / 12
18 / 24
1 / 30
5 / 24
10 / 24
21 / 40
17 / 24
14 / 28
11 / 24
13 / 20
20 / 32
1964
9 / 12
18 / 24
8 / 30
20 / 24
10 / 24
22 / 40
17 / 24
13 / 28
14 / 24
13 / 20
20 / 32
1969
9 / 12
12 / 24
10 / 30
12 / 24
4 / 24
18 / 40
16 / 24
12 / 28
11 / 24
11 / 20
19 / 32
54 / 68
1974
8 / 12
12 / 26
13 / 36
18 / 28
9 / 27
22 / 42
23 / 32
19 / 33
15 / 24
13 / 20
20 / 32
1978
10 / 12
14 / 26
22 / 36
27 / 28
9 / 27
23 / 42
24 / 32
19 / 33
15 / 24
13 / 20
20 / 32
1982
9 / 12
19 / 26
22 / 36
22 / 28
10 / 27
24 / 42
24 / 32
20 / 33
15 / 24
13 / 20
20 / 32
1986
12 / 14
20 / 28
28 / 39
29 / 32
12 / 33
26 / 46
25 / 33
26 / 42
18 / 28
12 / 20
22 / 36
1990
12 / 14
22 / 28
0 / 39
22 / 32
12 / 33
27 / 46
25 / 33
26 / 42
18 / 28
12 / 20
21 / 36
1994
19 / 48
19 / 31
1995
13 / 15
26 / 36
6 / 43
24 / 32
12 / 33
30 / 52
28 / 38
30 / 48
20 / 32
16 / 25
25 / 40
1999
10 / 15
16 / 36
2 / 43
4 / 32
10 / 33
26 / 52
21 / 38
26 / 48
20 / 32
16 / 25
25 / 40
24 / 48
2004
12 / 15
23 / 36
21 / 45
27 / 32
14 / 40
34 / 59
31 / 42
35 / 56
22 / 36
18 / 28
33 / 56
32 / 60
2008
12 / 15
12 / 36
6 / 45
23 / 32
11 / 40
27 / 59
29 / 42
18 / 56
19 / 36
18 / 28
32 / 56
32 / 60
2013
12 / 15
19 / 36
12 / 45
17 / 32
10 / 40
30 / 59
28 / 42
12 / 56
21 / 36
17 / 28
32 / 56
31 / 60
2018
9 / 15
3 / 36
8 / 45
10 / 32
2 / 40
25 / 59
24 / 42
4 / 56
15 / 36
13 / 28
14 / 56
17 / 60
145 / 587
2020
14 / 73
14 / 31
2021
18 / 28
18 / 20
2022
33 / 56
33 / 56

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • Islam dan Nasionalisme: Kajian Perbandingan Mengenai Perjuangan Politik UMNO (Malaysia) dan PKB (Indonesia), (2008) ISBN 978-979-22-3476-3
  1. ^ Pada 1972, kebendaharaan UMNO membeli Straits Times Press Malaysia, termasuk Berita Harian. Publikasi yang dibeli ditempatkan di bawah manajemen New Straits Times Press, yang juga merupakan nama publikasi utamanya [1]
  2. ^ milik perusahaan induk yang sama dengan Berita Harian.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Edge 2004, hlm. 185.
  2. ^ "Umno has over three million members, says secretary-general". New Straits Times. Diakses tanggal 18 Maret 2022. 
  3. ^ Helen Ting. "The Politics of National Identity in West Malaysia: Continued Mutation or Critical Transition? [The Politics of Ambiguity]" (PDF). Southeast Asian Studies, Kyoto University. J-Stage. hlm. 3/21 [33] and 5/21 [35]. UMNO terbentuk pada tahun 1946 Gerakan anti-Uni Malaya berdasarkan pemahaman ideologi Ketuanan Melayu. Presiden sekaligus pendiri UMNO, Onn Jaafar mengatakan bahwa pergerakan UMNO tidaj menganut ideologi apapun selain Melayuisme yang diartikan oleh Ariffin Omar sebagai “keyakinan bahwa kepentingan bangsa Melayu harus dijunjung tinggi di atas segalanya”. Dominasi politik Melayu dianggap sebagai suatu realitas fundamental politik di Malaysia, terlepas dari fakta bahwa Parti Perikatan (kemudian merubah namanya menjadi Barisan Nasional) adalah penganut pemahaman multietnis dalam komponen partainya. 
  4. ^ Jinna Tay; Graeme Turner (24 July 2015). Television Histories in Asia: Issues and Contexts. Routledge. hlm. 127–. ISBN 978-1-135-00807-9. 
  5. ^ Jan Senkyr (2013). "Political Awakening in Malaysia". KAS International Reports (7): 73–74. UMNO dapat digambarkan sebagai partai politik Islam berideologi konservatif nasional 
  6. ^ "Umno assembly grand old party dominant in all ways". The Straits Times. Diakses tanggal 2021-05-08. [pranala nonaktif permanen]
  7. ^ UMNO Online. UMNO's Constitution: Foundation and Goals. From: "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Februari 2012. Diakses tanggal 5 Januari 2013. 
  8. ^ UMNO Online. UMNO's Constitution: Goal 3.5. From:"Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Februari 2012. Diakses tanggal 5 Januari 2013. 
  9. ^ UMNO Online. UMNO's Constitution: Goal 3.3. From:"Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Februari 2012. Diakses tanggal 5 Januari 2013. 
  10. ^ "Umno elections historic, ensure party remains relevant, says Zahid". The Star (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-01-21. 
  11. ^ "Malaysia : History | The Commonwealth". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-28. 
  12. ^ Adam, Ramlah binti, Samuri, Abdul Hakim bin & Fadzil, Muslimin bin (2004). Sejarah Tingkatan 3, pp. 60–65, 75. Dewan Bahasa dan Pustaka. ISBN 983-62-8285-8.
  13. ^ Joseph M. Fernando (18 June 2007). "The rebel in Onn Jaafar". The Star. The Malaysian Bar. Diakses tanggal 19 June 2007. 
  14. ^ Keat Gin Ooi, ed. (2004). Southeast Asia: A Historical Encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor, Volume 1. ABC-CLIO. hlm. 138. ISBN 9781576077702. 
  15. ^ Adam, Samuri & Fadzil, p. 124, 135.
  16. ^ Adam, Samuri & Fadzil, pp. 137–140.
  17. ^ "About MIC: History" Diarsipkan 20 February 2006 di Wayback Machine.. Retrieved 28 January 2006.
  18. ^ Adam, Samuri & Fadzil, p. 140.
  19. ^ Adam, Samuri & Fadzil, p. 103–107.
  20. ^ Adam, Samuri & Fadzil, pp. 148, 151.
  21. ^ Adam, Samuri & Fadzil, p. 153–155.
  22. ^ Ooi, Jeff (2005). "Social Contract: 'Utusan got the context wrong'" Diarsipkan 30 October 2005 di Wayback Machine.. Retrieved 11 November 2005.
  23. ^ "Malaysia : History | The Commonwealth". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-28. 
  24. ^ Joseph M. Fernando (18 June 2007). "The rebel in Onn Jaafar". The Star. The Malaysian Bar. Diakses tanggal 19 June 2007. 
  25. ^ Keat Gin Ooi, ed. (2004). Southeast Asia: A Historical Encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor, Volume 1. ABC-CLIO. hlm. 138. ISBN 9781576077702. 
  26. ^ Adam, Samuri & Fadzil, pp. 137–140.
  27. ^ "About MIC: History" Diarsipkan 20 February 2006 di Wayback Machine.. Retrieved 28 January 2006.
  28. ^ Joseph M. Fernando (18 June 2007). "The rebel in Onn Jaafar". The Star. The Malaysian Bar. Diakses tanggal 19 June 2007. 
  29. ^ Keat Gin Ooi, ed. (2004). Southeast Asia: A Historical Encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor, Volume 1. ABC-CLIO. hlm. 138. ISBN 9781576077702. 
  30. ^ https://www.pmo.gov.my/dokumenattached/speech/files/img_101103122625_0001.pdf
  31. ^ "Malaysia election: Opposition scores historic victory". BBC News. 10 May 2018. Diakses tanggal 11 May 2018. 
  32. ^ "Three Johor Umno reps jump to Pribumi". The Star. 12 Mei 2018. Diakses tanggal 21 Julai 2019. 
  33. ^ "Kelantan Wanita Umno info chief, 50 others, jump to Pribumi". The Star. 13 May 2018. Diakses tanggal 21 July 2019. 
  34. ^ "Sabah Umno exodus sees nine of 10 Aduns, five of six MPs leave". The Star. 12 Disember 2018. Diakses tanggal 21 Julai 2019. 
  35. ^ "What's next for Piagam Muafakat Nasional?". The Malaysian Reserve. 18 September 2019. 
  36. ^ "MCA's future in Muafakat Nasional remains unclear". New Straits Times. 30 November 2019. 
  37. ^ Reme Ahmad (5 December 2019). "Calls in Umno for Barisan Nasional to 'migrate' to Muafakat Nasional". The Straits Times. 
  38. ^ Hidayah Hairom (7 Disember 2019). "UMNO pinda perlembagaan parti, letak Islam di depan". Sinar Harian. 
  39. ^ Adib Povera (4 March 202). "Perikatan Nasional coalition to set up joint secretariat". New Strait Times. 
  40. ^ "Apa maksud 5 mesyuarat politik diadakan serentak hari ini?". Astro Awani (dalam bahasa Melayu). 23 Februari 2020. Diakses tanggal 26 Februari 2020. 
  41. ^ Yiswaree Palansamy (23 February 2020). "Azmin arrives at Sheraton Hotel, first sighting since rumoured new coalition". Malay Mail. Diakses tanggal 24 February 2020. 
  42. ^ "Muafakat Nasional cadang bubar Parlimen, tarik balik SD sokong Dr M". Bernama. 25 Februari 2020. Diakses tanggal 27 Februari 2020. 
  43. ^ "Dr Mahathir proposes to lead 'unity government' — sources". The Edge Markets. 25 Februari 2020. Diakses tanggal 27 Februari 2020. [pranala nonaktif permanen]Templat:Pautan putus
  44. ^ Justin Ong (26 Februari 2020). "Malaysia still in limbo as Agong continues search for new PM". Yahoo! News. Diakses tanggal 17 Mei 2020 – via Malay Mail. 
  45. ^ "Umno and PAS withdraw support for Dr M". MalaysiaKini. 25 Februari 2020. Diakses tanggal 27 Februari 2020. 
  46. ^ "Tuan Ibrahim: All PAS, Umno MPs signed SD for Muhyiddin to be PM". Bernama. 27 February 2020. Diakses tanggal 28 February 2020. 
  47. ^ "Wakil pemimpin parti tiba di Istana Negara pagi ini" [Party leaders' representatives arrived at the National Palace this morning]. Astro Awani (dalam bahasa Melayu). 29 February 2020. Diakses tanggal 29 February 2020. 
  48. ^ "Muhyiddin ketuai Perikatan Nasional jumpa Agong" [Muhyiddin lead Perikatan Nasional to have audience with the Agong]. Berita Harian (dalam bahasa Melayu). 29 February 2020. Diakses tanggal 29 February 2020. 
  49. ^ "Salleh batalkan permohonan sertai PKR". Sinar Harian. 30 April 2020. 
  50. ^ "UMNO Tarik Balik Sokongan Serta Merta". 8 Julai 2021. Diakses tanggal 8 Julai 2021. 
  51. ^ "Gagal Penuhi Aspirasi Rakyat, UMNO Tarik Balik Sokongan Kepada PM Serta Merta". 8 Julai 2021. Diakses tanggal 8 Julai 2021. 
  52. ^ P, Prem Kumar (3 Ogos 2021). "Muhyiddin cornered as UMNO formally tells king it drops support". Nikkei Asia Review (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 4 Ogos 2021. 
  53. ^ Mohd, Hariz; B, Nantha Kumar (3 Ogos 2021). "14 Umno MPs retract support for PN so far - party sources". Malaysiakini (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 4 Ogos 2021. 
  54. ^ Kaur, Minderjeet (3 Ogos 2021). "3 PKR MPs and 40 BN MPs behind Muhyiddin, claims Umno Supreme Council man". Free Malaysia Today (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 4 Ogos 2021. 
  55. ^ Singh, Daljit; Smith, Anthony (2002). Southeast Asian Affairs 2002. ISBN 9789812301628. 
  56. ^ "Presiden-presiden UMNO". UMNO Online. Diakses tanggal 16 Januari 2022. 
  57. ^ "[UPDATE] Ahmad Zahid Presiden UMNO, Tok Mat Timbalan [METROTV]". www.hmetro.com.my (dalam bahasa Melayu). 2018-06-30. Diakses tanggal 2022-01-16. 
  58. ^ "Najib letak jawatan serta-merta". mstar.com.my (dalam bahasa Melayu). 2018-05-12. Diakses tanggal 2022-01-15. 
  59. ^ "Zahid steps aside as Umno president, hands over duties to deputy". The Star Online. 18 Desember 2018. Diakses tanggal 16 Januari 2022. 
  60. ^ "Annuar Musa ganti Ku Nan, bekas peguam negara dilantik ahli MT Umno". www.mstar.com.my. 14 Juli 2018. Diakses tanggal 16 Januari 2022. 
  61. ^ "Sejarah Wanita UMNO". UMNO Malaysia. 19 Juni 2019. Diakses tanggal 16 Januari 2022. 
  62. ^ "Sejarah Pemuda UMNO". UMNO Malaysia. 19 Juni 2019. Diakses tanggal 16 Januari 2022. 
  63. ^ "Sejarah Puteri UMNO". UMNO Malaysia. 19 Juni 2019. Diakses tanggal 16 Januari 2022. 
  64. ^ a b c Mohd Anwar Patho Rohman (24 Juni 2018). "Asyraf, Noraini, Zahida ketua sayap baharu UMNO". Berita Harian. Diakses tanggal 16 Januari 2022. 
  65. ^ "Mohammad Farhan dilantik Ketua Putera UMNO pertama". MalaysiaGazette (dalam bahasa Melayu). 2022-06-02. Diakses tanggal 2023-03-20. 
  66. ^ "Dusuki dilantik Pengerusi Majlis Ulama UMNO". BH. 14 Januari 2023. Diakses tanggal 14 Maret 2023. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]