Lompat ke isi

Tren bokong besar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tren bokong besar menonjolkan perempuan yang memiliki bokong berukuran besar

Tren bokong besar adalah tren dalam budaya populer yang menonjolkan bokong, biasanya yang berukuran besar, dari perempuan, terutama di dunia barat. Tren ini biasanya ditampilkan oleh selebriti dan muncul dalam video musik serta foto dan video di media sosial, terutama instagram, dan media massa. Pada 1990-an, lagu yang berhasil menarik perhatian terhadap bokong adalah Baby Got Back oleh Sir Mix-A-Lot. Pada 2010-an, tren ini mengalami peningkatan popularitas yang amat signifikan dalam area musik mainstream, sedangkan lagu-lagu yang dianggap berperan penting dalam fenomena ini adalah All About That Bass oleh Meghan Trainor, Anaconda oleh Nicki Minaj serta Booty oleh Jennifer Lopez dan Iggy Azalea. Tren bokong besar diekspresikan salah satunya dengan swafoto bokong (belfie) dan goyangan bokong (twerking). Dampak tren ini di antaranya adalah meningkatnya permintaan untuk memperbesar bokong melalui berbagai cara, termasuk operasi bedah dan olahraga.

Terminologi

[sunting | sunting sumber]

Patricia Gracia dari majalah Vogue menyebut tren ini sebagai Era Bokong Besar dalam artikelnya We’re Officially in the Era of the Big Booty ("Kita Secara Resmi Berada dalam Era Bokong Besar").[1] Sebutan lainnya untuk tren ini adalah rekaman bokong, demam bokong,[2] dan dunia bokong.[3]

Di Amerika Serikat

[sunting | sunting sumber]

Tampak jelas bahwa bokong besar telah secara resmi muncul di mana-mana. Di video musik, di foto-foto Instagram, di selebriti terpopuler masa kini, ukuran daya tarik seksual terkait erat dengan bagian belakang tubuh wanita tersebut.

—Patricia Gracia, Vogue[1]

Sebelum tren ini berkembang, pandangan terhadap bokong yang berukuran besar sebagai daya tarik perempuan telah lama ada dalam masyarakat Hispanik, Latin, dan kulit hitam namun belum menyebar ke area mainstream,[4] bahkan perempuan berbokong besar sering kali dipandang negatif di luar kelompok-kelompok masyarakat tersebut.[5] Pelopor tren ini untuk masyarakat yang lebih luas di Amerika Serikat adalah Sir Mix-a-lot melalui lagu Baby Got Back pada 1992 yang lirik dan video musiknya berfokus pada bokong besar perempuan, walaupun Sir Mix-a-Lot menyatakan bahwa lagu tersebut hanya bertujuan menunjukkan pandangan masyarakat kulit hitam di Amerika Serikat pada masa itu.[2] Meskipun telah cukup lama dirilis, Baby Got Back terus berpengaruh bertahun-tahun kemudian, bahkan pada Oktober 2014, Clevver Music menetapkan lagu tersebut pada peringkat pertama dalam daftar "15 Lagu Bokong Terbaik Sepanjang Masa."[6] Kontribusi Baby Got Back dalam perkembangan tren bokong besar diakui pula oleh Steven Horowitz dari majalah Billboard, yang menyebutnya sebagai "sang godfather rekaman bokong."[2] Walaupun demikian, menurut Anita Badejo dari Buzzfeed, ada pelopor yang lebih awal untuk tren bokong, yaitu lagu Da Butt dari band Experience Unlimited pada 1988 dan Brick House dari band Commodores pada 1977.[7]

Selanjutnya pada tahun 2000-an, tren ini dipopulerkan oleh Jennifer Lopez, yang kemunculannya ke dunia musik disertai oleh perhatian terhadap bokongnya, bahkan muncul rumor bahwa ia telah mengasuransikan bokongnya. Menurut Constantino Mendieta, seorang dokter bedah plastik, Jennifer Lopez mulai terkenal dengan tren ini ketika menghadiri Grammy Awards tahun 2000 dengan pakaian yang menonjolkan bokongnya. Dokter Constantino mengatakan, “Setelah mereka melihatnya [Jennifer Lopez], orang-orang mulai bertanya kepada kami, 'Hey, bagaimana cara saya memperoleh bokong seperti itu?’”[8] Pada 2001, girl band Destiny's Child mengeluarkan singel berjudul Bootylicious, akan tetapi tren bokong besar baru mengalami peningkatan popularitas yang signifikan beberapa tahun setelahnya.[1] Pada 2007, Kim Kardashian mulai membintangi acara realitas berjudul Keeping Up With the Kardashians di mana bokongnya sering digunakan sebagai penggerak plot, contohnya dalam salah satu episode pada 2011, Kardashian membiarkan bokongnya dipindai sinar x untuk membuktikan bahwa bagian tubuh tersebut adalah asli dan bukan hasil operasi bedah.[4]

Setelah itu tren ini semakin ramai ketika pada awal 2014, Shakira dan Rihanna memamerkan bokong mereka dalam video musik untuk lagu Can’t Remember to Forget You.[9] Dari album kelimanya, Beyonce mengikuti tren ini dengan mengenakan thong bertatahkan permata dalam video musik untuk lagu Partition, selain itu dalam lagu lainnya, Rocket, liriknya dimulai dengan kalimat "Let me sit this ass on you."[1]

Lagu Anaconda oleh Nicki Minaj merupakan salah satu bagian penting dalam tren bokong besar pada 2014.

Pada pertengahan 2014, Nicki Minaj merilis singel berjudul Anaconda dengan menggunakan sampel lagu Baby Got Back dari Sir Mix-a-Lot. Singel tersebut mungkin merupakan lagu paling terkenal terkait tren bokong besar. Video musik untuk Anaconda menampilkan banyak goyangan bokong (twerking) dan sorotan kamera terhadap bokong, selain itu lirik lagunya pun memuji wanita berbokong besar contohnya dalam kalimat "I wanna see all the big fat ass bitches in the motherfucking club.”[1] Sebagai musisi yang sampel lagunya digunakan dalam Anaconda, Sir Mix-a-Lot berpendapat bahwa Anaconda adalah bukti paling kuat yang menunjukkan kenderungan dalam musik mainstream ke arah tren bokong besar.[2] Musik video untuk Anaconda memecahkan rekor Vevo dengan ditonton 19,5 juta kali dalam waktu 24 jam sejak dirilis,[10] dan hingga Maret 2015 telah ditonton lebih dari 600 juta kali.[11] Erika Ramirez dari Billboard menempatkan Anaconda pada posisi pertama dalam "10 Momen Bokong Terbaik pada 2014."[9]

Pada akhir 2014, Jennifer Lopez kembali muncul dengan tren ini ketika, bersama dengan Iggy Azalea, merilis video musik untuk lagu berjudul Booty, dengan lirik dan tampilan video yang menonjolkan bokong.[1] Lagu lainnya yang disebut berperan penting dalam tren bokong besar adalah All About That Bass oleh Meghan Trainor, yang juga dirilis pada pertengahan 2014 dan memiliki lirik semacam "I'm bringing booty back,".[12][13] Bersama Anaconda, kedua lagu ini disebut memilki peranan penting dalam meningkatkan popularitas tren bokong besar secara signifikan pada area musik mainstream,[2][12] dengan All About That Bass meraih posisi pertama dalam tangga lagu ternama Billboard Hot 100,[14] Anaconda meraih posisi kedua,[15] dan Booty meraih posisi kedelapan belas.[16] Terkait hal ini, Yomi Adegoke dari The Independent menulis bahwa Anaconda dan All About That Bass membantu tren bokong mencapai garis terdepan budaya populer,[17] sedangkan Caroline Sullivan dari The Guardian berpendapat bahwa ketiga lagu tersebut menandai peralihan pola pikir dalam sejarah pop, di mana kini selebritas wanita berani memperlihatkan bokong besar mereka.[18] Psikolog Dionne Stephen mengatakan bahwa seringnya kemunculan video-video tersebut di televisi menjadikan tren bokong besar ternormalisasi di masyarakat luas.[4]

Waktu rilis yang berdekatan antara All About That Bass dan Anaconda di Britania Raya menyebabkan persaingan di tangga lagu yang oleh media massa Britania disebut "pertarungan lagu bokong".[19][20] Begitu pula Steve Knopper dari Rolling Stone, yang menyebut persaingan antara All About That Bass, Anaconda dan Booty di tangga lagu sebagai "pertarungan bokong" dengan All About That Bass sebagai pemenangnya.[21]

Pada November 2014, Kim Kardashian membuat tren bokong besar semakin ramai dengan berpose untuk majalah Paper sambil memamerkan bokognya. Foto-foto tersebut diberi judul Break the Internet ("Gemparkan Internet").[22][23][24]

Penampilan bokong berulang kali muncul dalam MTV Video Music Awards. Dalam gelaran tahun 2013, Miley Cyrus memamerkan goyangan bokongnya meskipun ia memiliki bokong dengan ukuran tidak terlalu besar.[1] Sementara pada acara berikutnya tahun 2014. giliran Beyonce yang menampilkan koreografi piramida bokong bersama para penarinya.[25] Selain itu, pada acara tersebut, Taylor Swift mengenakan pakaian dengan celana amat pendek sehingga sebagian bokongnya terlihat.[26] Karena tren ini sangat menguat pada 2014, tahun tersebut disebut sebagai "tahun bokong."[9]

Tren bokong besar bisa diekspresikan melalui twerking (goyangan bokong).

Di luar Amerika Serikat

[sunting | sunting sumber]

Menurut sosiolog Prancis, Jean-Claude Kaufmann, tren bokong besar juga meningkat di Eropa, terutama di Prancis. Ia mengatakan bahwa hal ini dipengaruhi oleh kebudayaan Latin-Amerika serta selebritas seperti Beyonce dan Rihanna. Selain itu ia juga berkata bahwa tren ini dipengaruhi pula oleh faktor ekonomi, yaitu bahwa, pada masa ekonomi sulit, pria menganggap perempuan berbokong besar memberikan prospek kehidupan keluarga yang lebih baik, dan perempuan pun merespon dengan berusaha menampilkan bokong yang lebih besar.[12] Di Belanda, Sebuah studi dari Universitas Erasmus mengungkapkan bahwa sosok wanita yang paling dikagumi memiliki rasio pinggang dan pinggul antara 0,69 dan 0,71, yang artinya ukuran pinggang yang dianggap ideal adalah 63,5 cm dengan pinggul 91,4 cm.[27] Sementara itu berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Universitas Buenos Aires, 59 persen pria Argentina lebih tertarik pada bokong yang menurut mereka seksi daripada payudara.[28][29]

Media sosial

[sunting | sunting sumber]

Dengan adanya media sosial seperti instagram, tren bokong besar menjadi semakin populer, bahkan muncul istilah belfie, singkatan dari butt selfie ("swafoto bokong"). Di Instagram, Kim Kardashian, dengan 21 juta pengikut, memamerkan banyak foto yang menampilkan bokongnya, dan foto-foto ini terbukti mampu meraih banyak perhatian, contohnya fotonya bersama Blac Chyna setelah berolahraga memperoleh 6 ratus ribu suka, sedangkan fotonya yang mengenakan pakaian renang putih mirip thong, beberapa bulan setelah melahirkan bayinya North West, memperoleh lebih dari satu juta suka.[1] Selain personalitas televisi seperti Kim, orang yang terkenal dengan tren bokong besar di Instagram adalah Jen Selter, yang memiliki sekitar 4 juta pengikut dan sering mengunggah fotonya yang menampilkan bokong sambil mengenakan pakaian olahraga.[30] Pada Agustus 2014, singel Blacc Hollywood dari penyanyi rap Wiz Khalifa mencapai posisi pertama dalam tangga lagu Billboard 200, dan sebagai ungkapan selamat, istrinya Amber Rose mengunggah video ke Instagram yang menampilkan goyangan bokong dengan diiringi lagu Blacc Hollywood.[31] Selain perempuan, selebritas pria juga berpartisipasi dalam tren ini. Pada Mei 2014, penyanyi Cody Simpson mengunggah foto ke Instagram yang menampilkan dirinya telanjangnya sambil memperlihatkan bokongnya ke arah kamera. Foto itu kemudian dihapus oleh pihak Instagram.[32] Pada 9 September 2014, Luke Hemmnigs dan Ashton Irwin dari band 5 Seconds of Summer juga mengunggah foto telanjang ke Instagram yang memperlihatkan bokong Ashton, namun foto mereka tidak dihapus oleh Instagram.[33]

Tren bokong besar memberikan pengaruh terhadap ekonomi. Booty Pop, produsen celana dalam berbantalan busa, mengalami kenaikan penjualan sekitar 47 persen selama Mei-Oktober pada 2014 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, konsumen juga kini menginginkan ukuran yang lebih besar sehingga perusahaan ini memutuskan untuk menjual celana dalam dengan bantalan busa 25 persen lebih besar. Susan Bloomstone, salah seorang pendiri Booty Pop, mengatakan bahwa sekarang "orang-orang menginginkan lebih banyak bokong." Feel Foxy, perusahaan lainnya yang memproduksi celana dalam berbantalan busa, menyatakan bahwa penjualan pada 2014 mengalami kenaikan sebanyak 40 persen dibanding tahun sebelumnya. Jessica Asmar, salah seorang pemilik Feel Foxy berpendapat bahwa para perempuan lebih memperhatikan bokong mereka berkat lagu Anaconda.[12]

Tren bokong besar mebuat banyak wanita melakukan berbagai cara agar bokong mereka menjadi seperti bokong sejumlah selebriti, misalnya seperti bokong Kim Kardashian.

Para dokter bedah juga terkena dampak tren ini. Pengangkatan bokong Brasil, suatu operasi bedah yang mengambil lemak dari bagian tubuh seperti perut dan punggung kemudian memindahkannya ke bokong dan pinggul, menjadi semakin populer di Amerika Serikat. Bersama dengan implan bokong, pengangkatan bokong Brasil menjadi bedah plastik dengan peningkatan tercepat pada 2013, dengan lebih dari 11 ribu pelaksanaan, naik 58 persen dibanding 2012.[34] Matthew Schulman, seorang dokter bedah di New York mengaku melakukan enam hingga delapan pengangkatan bokong Brasil tiap minggu pada 2014, naik sekitar 25 persen dibanding 2013. Para pasien Matthew berkata bahwa mereka ingin agar bokong mereka menjadi mirip dengan bokong para selebritas seperti Kim Kardashian, Nicki Minaj dan Jennier Lopez. Sosok lain yang semakin sering disebutkan adalah Khloe Kardashian, saudara Kim Kardashian, yang juga memintangi acara realitas Keeping Up With the Kardashians.[4] Hal serupa disampaikan oleh Dokter Adam Schaffner, yang juga berdomisili di New York. Ia mengatakan bahwa “banyak pasien menyebutkan selebriti ketika berusaha menyampaikan tampilan yang mereka inginkan. Selebriti dengan bokong [besar] yang dikagumi oleh banyak pasien meliputi Jennifer Lopez, Beyoncé, dan Kim Kardashian.”[8] Pada tahun 2015, Seorang dokter bedah lain, Gary Ross juga mengungkapkan bahwa, dalam lima tahun terakhir, jumlah wanita yang berkonsultasi untuk memiliki bokong seperti selebritas favoritnya melonjak lima kali lipat.[27]

Secara umum, operasi bedah terkait bokong memang mengalami peningkatan signifikan. Masyarakat Bedah Plastik Amerika melaporkan bahwa pada 2013 di Amerika Serikat, 2.438 orang menjalani pengangkatan bokong (meningkat 80% sejak tahun 2000), 7.281 orang menjalani pengangkatan tubuh bagian bawah, yang meliputi pembentukan bokong, paha, pinggul dan abdomen (meningkat 3.417% sejak 2000), 942 orang menjalani implan bokong (dibanding 858 orang pada 2012), dan 9.993 menjalani pembesaran bokong dengan cara penambahan lemak (dibanding 8.654 pada 2012).[35] Ini membuat lembaga tersebut menjuluki tahun 2015 sebagai "tahun bokong". Di luar Amerika Serikat, pada tahun 2016, dokter Ojochide Ebune, seorang ahli bedah yang merangkap sebagai Asisten Sekjen Asosiasi Dokter Bedah Plastik, Rekonstruksi dan Estetika Nigeria melaporkan bahwa, dalam tiga sampai lima tahun terakhir, popularitas prosedur pembesaran bokong telah meningkat. Sementara itu dokter Stanley Okoro yang membuka praktik di Lagos, Nigeria, mengatakan bahwa permintaan untuk pembesaran bokong telah secara signifikan berkontribusi meningkatkan industri bedah plastik di Nigeria dan Ghana. Stanley juga mengatakan bahwa, dalam satu minggu, ia bisa melakukan empat hingga enam operasi pembesaran bokong.[36]

Selain melalui prosedur medis, sebagian wanita yang terkena efek tren bokong besar memilih memanfaatkan olahraga untuk memperbesar bokong. DailyBurn, penyedia video olahraga, menyatakan bahwa jumlah penayangan videonya yang berjudul Bokong, Pinggul dan Paha menngkat dua kali lipat pada Januari 2014 dan setelah itu terus menjadi populer. Untuk merespon tren ini, DailyBurn memutuskan untuk menambahkan video lainnya untuk melatih bokong pada Desember 2014. Di sebuah gym di Boston, suatu kelas untuk memperbesar bokong harus menerapkan daftar tunggu. Kelas tersebut, yang dikelola oleh Kelly Brabants dan dinamai Booty by Brabants, dilaksanakan dengan ditambahi pemutaran lagu Booty oleh Jennifer Lopez. Kelly juga memanfaatkan tren ini dengan menjual celana olahraga yang menurutnya dapat membantu melatih bokong. Terkait tren bokong besar, Kelly mengatakan, "Sekarang bukan lagi tentang menjadi kurus kering, setiap gadis menginginkan bokong."[12]

Tren bokong besar ikut mempengaruhi aplikasi ponsel pintar. Sebuah aplikasi bernama Tap That memungkinkan penggunanya untuk dapat membesarkan ukuran foto bokong mereka secara digital. Dengan menggunakan aplikasi tersebut, mereka bisa membuat bokongnya terlihat seperti milik beberapa selebritas, termasuk seperti Jennifer Lopez dan Kim Kardashian.[28]

Tren ini dikritik karena dianggap memberikan pandangan negatif terhadap perempuan yang amat kurus atau tidak memiliki bokong berukuran besar. Lagu-lagu yang terkait tren ini memiliki lirik yang isinya adalah bahwa lelaki hanya menyukai perempuan berbokong besar, contohnya dalam All About That Bass terdapat kalimat "I ain't no size two/But I can shake it, shake it, like I'm supposed to do/Cause I got that boom boom that all the boys chase/And all the right junk in all the right places" dan "Boys like a little more booty to hold at night," dalam Anaconda terdapat kalimat "My Anaconda don't want none unless you got buns hun", "He said he don't like 'em boney/he want something he can grab" dan "Yeah, he love this fat ass/Yeah! This one is for my bitches with a fat ass in the fucking club," sedangkan dalam lagu booty terdapat kalimat "See everybody wanna get a taste."[3] Anaconda dan All About That Bass juga memiliki kata-kata yang mencela perempuan berbokong kecil, contohnya "You know I won't be no stick figure silicone Barbie doll" dan "I'm bringing booty back/Go 'head and tell them skinny bitches that" dalam All About That Bass, serta "Fuck them skinny bitches/Fuck them skinny bitches in the club/I wanna see all the big fat ass bitches in the motherfucking club" dalam Anaconda.[17][37]

Jessica Schreindl dari Mic menulis bahwa "bokong yang dipopulerkan sekarang tidak hanya besar, melainkan tinggi, bulat, dan bebas dari selulit maupun gurat peregangan. Para perempuan ini juga harus memiliki pinggang ramping dan lengan serta kaki yang indah — bentuk badan seperti ini tidak mungkin dicapai dan tidak alami untuk banyak perempuan, setidaknya tanpa bantuan bedah plastik."[37] Terkait peningkatan permintaan untuk pembentukan bokong melalui bedah plastik, muncul permasalahan ketika operasi ini dilakukan secara ilegal oleh orang yang kurang kompeten. Ada dokter-dokter palsu yang memperbesar ukuran bokong pasien dengan menyuntikkan zat berbahaya, akibatnya bisa terjadi infeksi, jaringan parut, nyeri kronis, bentuk tidak menarik dan cacat,[38] bahkan telah terjadi kematian karena operasi pembesaran bokong di Miami, New York, Las Vegas dan Jackson. Dokter Matthew Schulman sendiiri mengaku bahwa sekitar 20 persen pasien yang datang kepadanya mengalami permasalahan pada bagian bokong setelah sebelumnya menjalani operasi bedah dengan dokter yang kurang ahli.[4]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g h Gracia, Patricia (9 September 2014). "We're Officially in the Era of the Big Booty". Vogue. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-03-12. Diakses tanggal 13 Maret 2015. 
  2. ^ a b c d e Horowitz, Steven J. (12 September 2014). "Sir Mix-A-Lot on Nicki Minaj's 'Anaconda,' Booty Fever & New Music". Billboard. Diakses tanggal 14 Maret 2015. 
  3. ^ a b Gloudeman, Nikki (12 Oktober 2014). "The Big Butt Trend Is Not Empowering for Women". Huffington Post. Diakses tanggal 16 Maret 2015. 
  4. ^ a b c d e Press, Associated (12 November 2014). "Booty is big business! How companies are cashing in on a growing trend for bigger butts". Daily Mail Online. Diakses tanggal 16 Maret 2015. 
  5. ^ "Vogue Causes Controversy With 'Tone-Deaf' Article On The Big Booty Trend — Read Why!". CocoPerez.com. 9 Oktober 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-03. Diakses tanggal 16 Maret 2015. 
  6. ^ Clevver Music, 15 Best Booty Songs of All Time
  7. ^ Press, Associated (11 September 2014). "Vogue Thinks White People Invented The "Big Booty" Trend". BuzzFeed. Diakses tanggal 16 Maret 2015. 
  8. ^ a b Studeman, Kristin Tice (27 Agustus 2014). "Started From the Bottom: Experts Weigh in on the Cultural Obsession With Butts". Style.com. Diakses tanggal 17 Maret 2015. 
  9. ^ a b c Ramirez, Erika (17 Desember 2014). "Nicki Minaj, Beyonce, Jennifer Lopez: Top 10 Moments of the Year in Ass". Billboard. Diakses tanggal 15 Maret 2015. 
  10. ^ Lewis, Hilary (22 Agustus 2014). "Nicki Minaj's 'Anaconda' Video Breaks Vevo Record". Billboard. Diakses tanggal 14 Maret 2015. 
  11. ^ Nicki Minaj, Anaconda
  12. ^ a b c d e Press, Associated (11 November 2014). "Jennifer Lopez, Nicki Minaj & More Give Booty Business a Bump". Billboard. Diakses tanggal 13 Maret 2015. 
  13. ^ Ex, Kris (31 Desember 2014). "We Need to Stop Talking About Iggy Azalea". Complex. Diakses tanggal 13 Maret 2015. 
  14. ^ Trust, Gary (10 September 2014). "Meghan Trainor Tops Hot 100 With 'All About That Bass'". Billboard. Diakses tanggal 13 Maret 2015. 
  15. ^ Trust, Gary (27 Agustus 2014). "Taylor Swift's 'Shake It Off' Debuts At No. 1 On Hot 100". Billboard. Diakses tanggal 13 Maret 2015. 
  16. ^ Trust, Gary (24 September 2014). "Meghan Trainor No. 1 On Hot 100, Jeremih Hits Top 10, Jennifer Lopez Debuts". Billboard. Diakses tanggal 13 Maret 2015. 
  17. ^ a b Adegoke, Yomi (9 Oktober 2014). "Meghan Trainor and Nicki Minaj's 'booty songs' aren't as body positive as everyone thinks they are". The Independent. Independent Print Limited. Diakses tanggal 15 Maret 2015. 
  18. ^ Sullivan, Caroline (1 September 2014). "Pop's weighty issue: All About That Bass and other body-positive anthems". The Guardian. Guardian Media Group. Diakses tanggal 16 Maret 2015. 
  19. ^ Debnath, Neela (12 Oktober 2014). "UK top 40: Meghan Trainor keeps Nicki Minaj off the top spot in the singles chart with 'All About That Bass'". The Independent. Independent Print Limited. Diakses tanggal 15 Maret 2015. 
  20. ^ Michaels, Sean (13 Oktober 2014). "Meghan Trainor's hit keeps Nicki Minaj and BBC's God Only Knows off top spot". The Guardian. Guardian Media Group. Diakses tanggal 15 Maret 2015. 
  21. ^ Knopper, Steve (8 Oktober 2014). "Chart Watch: The Booty Results Are In!". Rolling Stone. Jann Wenner. Diakses tanggal 15 Maret 2015. 
  22. ^ Billboard Staff (12 November 2014). "Kim Kardashian Goes From Full Rear View to Full Frontal in New 'Paper' Pics". Billboard. Diakses tanggal 15 Maret 2015. 
  23. ^ Billboard Staff (11 November 2014). "Kim Kardashian Shows Off Her Assets for Cheeky 'Paper' Covers". Billboard. Diakses tanggal 15 Maret 2015. 
  24. ^ Fortini, Amanda (12 November 2014). "No Filter: An Afternoon With Kim Kardashian". Papermag. Diakses tanggal 15 Maret 2015. 
  25. ^ McRady, Rachel (24 Agustus 2014). "MTV VMAs 2014: Beyonce's Video Vanguard Award Performance Includes Home Videos of Blue and Jay Z". US Weekly. Diakses tanggal 15 Maret 2015. 
  26. ^ Warner, Denise (24 Agustus 2014). "Taylor Swift's Red Carpet Romper at the 2014 MTV VMAs". Billboard. Diakses tanggal 15 Maret 2015. 
  27. ^ a b Windasari, Elga (28 Januari 2018). "Bentuk Bokong Besar dan Indah Jadi Tren Kecantikan Baru Wanita". Womantalk. Diakses tanggal 16 April 2018. 
  28. ^ a b Hestianingsih (19 Mei 2015). "Ketika Bokong Besar Jadi Simbol Wanita Seksi, dari J-Lo Hingga Kim Kardashian". detikcom. Diakses tanggal 16 April 2018. 
  29. ^ Sulaeman, Ade (22 Februari 2015). "Inilah Alasan di Balik Obsesi Pria Terhadap Bokong Wanita". Intisari online. Diakses tanggal 16 April 2018. 
  30. ^ Beggs, Alex (April 2014). "Instagram Sensation Jen Selter and Her Glorious Glutes". Vanity Fair. Diakses tanggal 13 Maret 2015. 
  31. ^ Kornowski, Liat (9 September 2014). "Amber Rose Twerks To Husband Wiz Khalifa's 'Ass Drop'". The Huffington Post. Diakses tanggal 15 Maret 2015. 
  32. ^ Garcia, Adrian (20 Mei 2014). "Singer Cody Simpson Posts Nude Photo On Instagram Then Deletes It, Check It Out". The Daily Grind. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-02. Diakses tanggal 15 Maret 2015. 
  33. ^ Prieve, Michael (11 September 2014). "Luke Hemmings Posts 5 Seconds of Summer Naked Band Rehearsal Pic". Celebuzz. Diakses tanggal 15 Maret 2015. 
  34. ^ Abdul, Gadis (17 September 2015). "Ketika Bokong Seksi Menggeser Kepopuleran Payudara Besar". Bintang. Diakses tanggal 16 April 2018. 
  35. ^ Vaidyanathan, Rajini (23 Juli 2014). "Illegal bottom injections on rise in US". BBC News. Diakses tanggal 16 Maret 2015. 
  36. ^ Ferida, Khairisa (7 Juni 2016). Kristanti, Elin Yunita; Ferida, Khairisa, ed. "Duit Nomplok di Balik Tren Memperbesar Bokong di Afrika". Liputan6.com. Diakses tanggal 16 April 2018. 
  37. ^ a b Schreindl, Jessica (6 Oktober 2014). "Pop Culture's Big Booty Trend Is Bad News for Women". Mic. Diakses tanggal 16 Maret 2015. 
  38. ^ Samosir, Partogi (23 Mei 2017). "Tren Kecantikan Yang Ternyata Berbahaya". Female Radio. Diakses tanggal 16 April 2018.