Lompat ke isi

Galatia 1

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Galatia 1
Potongan salinan surat Galatia 1:2-10 pada Papirus 51, yang dibuat sekitar tahun 400 M.
KitabSurat Galatia
KategoriSurat-surat Paulus
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
9
pasal 2

Galatia 1 (disingkat Gal 1) adalah bagian pertama dari Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Digubah oleh rasul Paulus.[3]

Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

[Tuhan Yesus Kristus,] yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita.[4]

Ayat ini mungkin adalah suatu pengakuan iman mula-mula yang terkenal dalam gereja-gereja Perjanjian Baru. Pengakuan ini menghubungkan kematian Kristus dengan pengampunan dosa dan pembebasan dari "dunia jahat yang sekarang ini". Kata "jahat" (dari bahasa Yunani: πονηρός, ponērós) ini juga dipakai dalam Doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus Kristus dalam Injil Matius pasal 6.[5] Pembebasan orang percaya dari kejahatan yang menguasai masyarakat dunia ini perlu sekali untuk tujuan keselamatan Kristus. Berita Injil yang pertama pada hari Pentakosta mengandung kata-kata, "Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini" (Kisah Para Rasul 2:40). Orang percaya harus hidup bagi Allah dan menolak untuk dikuasai oleh nilai-nilai, kebijaksanaan, pandangan, keinginan jahat, dan kesenangan yang mementingkan diri dari orang dunia ini (bandingkan Titus 2:14; lihat Roma 12:2).[6]

Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.[7]

Referensi silang: 2 Korintus 11:4 Istilah "terkutuk" (ada versi Inggris yang menambah kata-kata penjelasan yang bermakna "untuk kekal") diterjemahkan dari satu kata bahasa Yunani: "ἀνάθεμα", "anathema", yang diartikan bahwa seseorang berada di bawah kutukan Allah, dihukum untuk binasa dan akan menerima murka dan kutukan Allah.

Terjemahan Baru: Juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik.[8]

Ayat 18-19

[sunting | sunting sumber]
Terjemahan Baru: Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya. Tetapi aku tidak melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus.[9]

Ayat 22-24

[sunting | sunting sumber]
Terjemahan Baru: Tetapi rupaku tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea. Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya. Dan mereka memuliakan Allah karena aku.[10]

Paulus di Yerusalem

[sunting | sunting sumber]
  • Ayat 18-19: Tiga tahun setelah pertobatannya, Paulus pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Simon Petrus (=Kefas), dan menumpang lima belas hari di rumahnya. Paulus tidak melihat rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus.
  • Ayat 22-24: Jemaat-jemaat Kristus di Yudea tidak pernah melihatnya dan hanya mendengar, bahwa penganiaya mereka sekarang memberitakan iman, dan mereka memuliakan Allah karena dia.

Paulus menceritakan pengalamannya ketika sampai ke Yerusalem, melengkapi dengan sejumlah detail peristiwa yang dicatat dalam Kisah Para Rasul pasal 9:

Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid. Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus.[11]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.
  3. ^ Galatia 1:1
  4. ^ Galatia 1:4
  5. ^ Matius 6:13
  6. ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  7. ^ Galatia 1:9
  8. ^ Galatia 1:17
  9. ^ Galatia 1:18–19
  10. ^ Galatia 1:22–24
  11. ^ Kisah Para Rasul 9:26–27

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]