Jakarta Convention Center
JCC | |
Nama lama | Jakarta Hilton Convention Center (1992–1995) |
---|---|
Lokasi | Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Indonesia |
Koordinat | 6°12′52″S 106°48′27″E / 6.21444°S 106.80750°E |
Transportasi umum | Transjakarta: Gerbang Pemuda KA Commuter Jabodetabek: Stasiun Palmerah |
Pemilik | Pemerintah DKI Jakarta |
Operator |
|
Kapasitas | 5,000 |
Konstruksi | |
Mulai pembangunan | 8 Februari 1960 (seluruh kompleks) |
Dibuka | 1974 |
Dibuka kembali | 25 Agustus 1992 |
Biaya | $12,500,000 |
Arsitek | Soejoedi Wirjoatmodjo (Plenary hall) |
Situs web | |
JCC.co.id |
Jakarta Convention Center (JCC), juga dikenal sebagai Balai Sidang Jakarta atau Balai Pertemuan Jakarta (sebelumnya sempat bernama Jakarta Hilton Convention Center (JHCC)) merupakan pusat konvensi yang terletak di Kompleks Gelanggang Olahraga Bung Karno, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Jakarta Convention Center memiliki 13 ruangan pertemuan dengan berbagai ukuran, termasuk diantaranya Plenary Hall yang memiliki 5.000 tempat duduk, dan juga Assembly Hall seluas 3.921 m².
Balai Sidang Jakarta Convention Center juga terhubung dengan Hotel Hilton (sekarang Hotel Sultan) Jakarta melalui terowongan bawah tanah yang dilengkapi dengan travelator (tangga jalan datar).[1][2]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Balai Sidang Jakarta Convention Center dibangun pada tahun 1960, sebagai salah satu proyek mercusuar Presiden Soekarno untuk menunjukan kemegahan Jakarta, dan awalnya direncanakan untuk menyambut Pesta Olahraga Negara-Negara Berkembang (GANEFO) pada tahun 1963. Karena biayanya yang terlalu mahal, yakni US$ 12.5 juta, pembangunannya berlangsung lebih lama, sehingga tidak dapat digunakan untuk GANEFO.[3] Pembangunan Balai Sidang Jakarta akhirnya selesai pada tahun 1974 untuk acara pembukaan konferensi tahunan Pacific Asia Travel Association (PATA) ke-23 yang diadakan pada awal April 1974. Konferensi ini merupakan acara besar untuk Jakarta dan beberapa proyek hotel besar, seperti perluasan Hotel Indonesia, Hotel Borobudur, Hotel Ambassador (sekarang Hotel Aryaduta), dan Hotel Sahid Jaya, juga ditargetkan selesai sebelum konferensi PATA dimulai.[4]
Sejak saat itu, JCC menjadi salah satu pusat konvensi terbesar di Indonesia yang banyak digunakan sebagai tuan rumah berlangsungnya sejumlah acara berkelas nasional dan internasional. Balai Sidang Jakarta Convention Center salah satunya digunakan dalam Pertemuan KTT Gerakan Non-Blok ke-10 pada tahun 1992, yang dihadiri oleh 62 kepala negara dan delegasi dari 109 negara.[5][6]
Balai Sidang Jakarta awalnya hanya terdiri dari satu bangunan berbentuk kubah saja yang bernama Plenary Hall, dirancang oleh Soejoedi Wirjoatmodjo.[3] Menjelang KTT Non-Blok tersebut, Balai Sidang direnovasi habis-habisan, dengan membangun sebuah gedung baru yang menempel dengan gedung plenary hall eksisting. Gedung baru itu terdiri dari dua ruang pertemuan (Assembly dan Cendrawasih) dan dua ruang pameran.[3] Renovasi besar-besaran Balai Sidang Jakarta Convention Center selesai pada bulan Agustus 1992 dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto, pada tanggal 25 Agustus 1992 yang kemudian diberi nama Jakarta Hilton Convention Center (JHCC).[6] Hal ini dikarenakan kepemilikan dan pengelolaannya masih dalam satu manajemen dengan Jakarta Hilton International yang mengelola Jakarta Hilton Hotel.
Berdasarkan peraturan pemerintah yang menghimbau agar setiap penamaan gedung atau perusahaan harus menggunakan bahasa Indonesia, maka pada tahun 1995, Jakarta Convention Center berubah nama lagi menjadi Balai Sidang Jakarta Convention Center di bawah kepemilikan dan pengelolaan PT. Graha Sidang Pratama. Mulai tanggal 1 Januari 2006, pengelolaan Balai Sidang Jakarta Convention Center berada di bawah Manajemen Singgasana Hotels & Resorts.[7]
Pada tanggal 25 Juni 2023, JCC mengalami renovasi minor untuk menyambut Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-43 pada 5–7 September 2023, yang berfokus pada bagian lobi JCC, dimana atap kanopi dan area lantai lobi utama diperpanjang. Selain itu, interior JCC juga dipoles kembali pada renovasi tersebut. Seluruh pekerjaan dalam renovasi ini selesai pada tanggal 25 Agustus 2023.[6]
Penggunaan
[sunting | sunting sumber]Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, Balai Sidang Jakarta Convention Center telah menjadi tuan rumah penyelenggaraan acara-acara baik lokal maupun tingkat dunia seperti pertemuan kenegaraan, konferensi internasional, simposium, pameran dalam berbagai bidang dan lainnya.[8]
Selain itu, Balai Sidang Jakarta Convention Center juga menjadi tempat penyelenggaraan konser-konser artis Internasional antara lain penyelenggaraan festival musik jazz tahunan Java Jazz Festival[9] yang melibatkan berbagai penyanyi Internasional,[10] juga konser-konser artis lokal seperti Chrisye,[11] Krisdayanti, Erwin Gutawa Tribute to Koes Plus Bersaudara, Rossa, DI3VA (Titi DJ, Ruth Sahanaya, Krisdayanti),[12] Anggun, Titiek Puspa, dan lain-lain.
Event Olahraga
[sunting | sunting sumber]Sejak pertengahan tahun 2016 hingga September 2018, Balai Sidang Jakarta Convention Center telah menjadi tuan rumah ajang kejuaraan tarung bebas dan seni bela diri campuran ONE Championship sebanyak enam kali, sebelum akhirnya pada seri kejuaraan berikutnya berpindah ke Istora Gelora Bung Karno tanggal 17 November 2018.[13][14]
Pada bulan Juni 2017, Balai Sidang Jakarta Convention Center sempat menjadi venue sementara pertandingan bulutangkis Indonesia Open 2017 lantaran Istora Senayan, arena yang biasa digunakan untuk kejuaraan tersebut sedang direnovasi untuk Pesta Olahraga Asia 2018.[15]
Pada tahun 2018, Balai Sidang Jakarta Convention Center digunakan sebagai lokasi pusat media (media center)[16] dan penyiaran internasional (International Broadcast Center)[17] serta lokasi pertandingan bela diri pada Pesta Olahraga Asia 2018, seperti anggar di Cendrawasih Room, lalu judo, karate, dan taekwondo di Plenary Hall serta ju-jitsu, kurash, sambo, dan gulat di Assembly Hall.[18]
Aksesibilitas dan fasilitas
[sunting | sunting sumber]Balai Sidang Jakarta Convention Center merupakan suatu fasilitas untuk terselenggaranya bisnis MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions) yang terletak di area Senayan, berdekatan dengan pusat bisnis Sudirman (SCBD) dan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Balai Sidang Jakarta Convention Center memiliki luas sekitar 120,000 m² dan terdiri dari sebuah aula berbentuk seperti teater bundar (gedung Plenary Hall), dua Aula Pameran (Aula Pameran A & B), Aula Pertemuan (Assembly Hall), Aula Perjamuan (Cendrawasih Room), sebuah lobi utama yang luas, ruang VIP dan lounge, serta sepuluh ruang pertemuan tambahan yang dapat dikonfigurasi agar sesuai dengan persyaratan acara tertentu. Balai Sidang Jakarta Convention Center juga memiliki pusat bisnis untuk mendukung pertemuan yang diadakan di tempat ini.[19]
Balai Sidang Jakarta Convention Center juga menyediakan fasilitas catering, jasa desain panggung serta tim yang melayani khusus penataan bunga dan tanaman. Selain itu JCC juga menyediakan gudang sementara untuk memuat barang-barang impor dengan area parkir yang dapat menampung hingga 6,000 mobil sekaligus. Di sekitar area gedung terdapat berbagai hotel yang dapat diakses dengan berjalan kaki maupun ditempuh dengan kendaraan dalam jarak yang sangat dekat.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Sutiyoso: Terowongan Hilton-JCC Akal-Akalan Ponco Sutowo". detikcom. 26 Januari 2005. Diakses tanggal 12 Januari 2016.
- ^ "Sutiyoso: Tunnel Hilton-JCC Diduga Untuk Disewakan". Tempo.co. 26 Januari 2005. Diakses tanggal 12 Januari 2016.
- ^ a b c Hasan, Afdal (4 September 2023). "Sejarah Jakarta Convention Hall (JCC) Jadi Pusat Konvensi Terbesar di Indonesia". Good News from Indonesia. Diakses tanggal 25 Februari 2024.
- ^ Merrillees 2015, hlm. 123.
- ^ "Jakarta Convention Center". Indoplaces.com. 4 Februari 2011. Diakses tanggal 12 Maret 2015.
- ^ a b c Wibawana, Widhia Arum (5 September 2023). "Serba-serbi Jakarta Convention Center (JCC) Lokasi KTT ke-43 ASEAN". detiknews. Diakses tanggal 7 Januari 2024.
- ^ Balai Sidang Jakarta Convention Center Diarsipkan 2017-09-27 di Wayback Machine. di Situs Web Singgasana Hotels & Resorts. Diakses tanggal 12 Januari 2016
- ^ "JCC, Ongol-ongol, Ibu Ani, KTT ASEAN". ANTARA News. Diakses tanggal 12 Januari 2016.
- ^ "Kalla Tonton Java Jazz, Penjagaan JCC Diperketat". detikcom. 9 Maret 2008. Diakses tanggal 12 Januari 2016.
- ^ "Jason Mraz Pukau Ratusan Penonton Java Jazz". Kapanlagi.com. 7 Maret 2009. Diakses tanggal 12 Januari 2016.
- ^ "Konser Chrisye Meriah". Suara Merdeka. 13 Juli 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2004-01-23. Diakses tanggal 12 Januari 2016.
- ^ Endah, Alberthiene (2009). Catatan Hati Krisdayanti: My Life, My Secret. PT Gramedia Pustaka Utama. hlm. 203-204. ISBN 9789792247039.
- ^ Pratama, Mohammad Resha. "ONE Championship Jakarta Kembali Dihelat Bulan Ini, Venue Pindah ke Istora". detikcom. Diakses tanggal 11 November 2018.
- ^ Kuncahyo, Bayu. Santoso, Imam, ed. "One Championship seri Jakarta bergeser ke Istora". ANTARA News. Diakses tanggal 13 November 2018.
- ^ Bola.net (22 Mei 2017). "Indonesia Open 2017 digelar di JCC". Merdeka.com. Diakses tanggal 10 November 2018.
- ^ Pradolo, Fery, ed. (10 Agustus 2018). "FOTO: Melongok Persiapan Media Center Asian Games 2018 di JCC". Liputan6.com. Diakses tanggal 11 Agustus 2018.
- ^ Flora, Maria, ed. (14 Agustus 2018). "75 Negara Siarkan Perhelatan Asian Games 2018 dari JCC Senayan". Liputan6.com. Diakses tanggal 15 Agustus 2018.
- ^ Nugroho, Tiyo Bayu (1 Agustus 2018). Cosmas Bayu Agung Sadhewo, ed. "Profil Venue Asian Games 2018: Jakarta Convention Center". Indosport.com. Diakses tanggal 2 Agustus 2018.
- ^ jakartabytrain (3 Desember 2015). "Balai Sidang Jakarta: Exhibition Place at the Heart of Jakarta". Jakartabytrain.com. Diakses tanggal 12 Januari 2016.
Bacaan lebih lanjut
[sunting | sunting sumber]- Merrillees, Scott (2015). Jakarta: Portraits of a Capital 1950-1980. Jakarta: Equinox Publishing. ISBN 9786028397308.
- Abdila, Reynas (9 September 2015). Santoso, Agung Budi, ed. "Gelora Bung Karno, Jakarta Convention Center dan JIEXPO, Ini Beda Kapasitas dan Fasilitasnya". Tribunnews.com. Diakses tanggal 12 Januari 2016.