Jalur kereta api Purwokerto–Wonosobo
Jalur kereta api Purwokerto–Wonosobo | |
---|---|
<mapframe>: Isi JSON bukan GeoJSON+simplestyle yang sah. Daftar ini menunjukkan semua upaya untuk menafsirkannya menurut Skema JSON. Tidak semuanya merupakan galat.
|
|
Ikhtisar | |
Jenis | Jalur kereta api lintas cabang |
Sistem | Jalur kereta api rel ringan |
Status | Tidak beroperasi |
Terminus | Purwokerto Purbalingga Wonosobo |
Operasi | |
Dibangun oleh | Serajoedal Stoomtram Maatschappij |
Dibuka | 1896-1917 |
Ditutup |
|
Pemilik | PT Kereta Api Indonesia |
Operator | Wilayah Aset V Purwokerto |
Data teknis | |
Panjang rel | 88 km |
Lebar sepur | 1.067 mm |
Kecepatan operasi | 40 s.d. 60 km/jam |
Jalur kereta api Purwokerto–Wonosobo beserta lintas cabang Banjarsari–Purbalingga adalah jalur kereta api yang pernah menghubungkan Stasiun Purwokerto dengan Stasiun Wonosobo. Jalur ini panjangnya 88 km dan termasuk dalam Wilayah Aset V Purwokerto. Jalur ini dahulu merupakan lintas utama dari Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS) dan dalam perkembangannya, jalurnya disambung dengan jalur SS Prupuk–Kroya.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Karena kebutuhan angkut wilayah Bumi Banyumas sangat besar maka diperlukan suatu jalur kereta api yang dapat menjangkau kawasan-kawasan penting di Bumi Banyumas, seperti Banjarnegara dan Purbalingga.[1] Oleh karenanya, kereta api menjadi jawaban bagi setiap persoalan pengangkutan barang di Bumi Banyumas. Pelayanan kereta api ini mengharuskan adanya suatu perusahaan; perusahaan itu kelak diberi nama Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS). SDS diberi izin berdasarkan besluit tertanggal 24 April 1894 yang disahkan oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Perusahaan ini segera melaksanakan konsesi pembangunan jalur kereta api dari Maos menuju Purwokerto Timur bersambung ke Banjarnegara.[2]
Dengan bermodal awal 1.500.000 gulden, jalur kereta api pertama SDS, Maos–Purwokerto Timur, akhirnya selesai pada tanggal 16 Juli 1896. Selanjutnya jalur ini diperpanjang hingga Sokaraja pada tanggal 5 Desember 1896.[3]
Tujuan dari dibentuknya perusahaan jasa angkutan kereta api ini adalah mengintegrasikan perusahaan-perusahaan gula. Pabrik-pabrik gula yang terintegrasi antara lain Pabrik Gula Purwokerto, Pabrik Gula Kalibagor, Pabrik Gula Kalimanah, Pabrik Gula Bojong, dan Pabrik Gula Klampok. SDS juga mengepakkan sayap bisnisnya ke pengangkutan hasil bumi seperti teh, kayu manis, dan tembakau, karena di wilayah tersebut memang ditanami tanaman tersebut.
Dalam verslag yang dibuat oleh SDS, jalur kereta apinya dibuka dalam beberapa tahap, termasuk dua percabangan menuju Kandis dari Purwareja dan percabangan menuju Purbalingga dari Banjarsari.[4]
Segmen | Panjang (km) | Dibuka |
---|---|---|
Purwokerto SDS–Sokaraja | 9 | 5 Desember 1896 |
Sokaraja–Purwareja | 16 | 2 Juli 1897 |
Purwareja–Banjarnegara | 30 | 18 Mei 1898 |
Banjarnegara–Selokromo | 19 | 1 Mei 1916 |
Selokromo–Wonosobo | 14 | 7 Juni 1917 |
Purwareja–Kandis | 7 | 16 Juli 1898 |
Banjarsari–Purbalingga | 7 | 1 Juli 1900 |
Pada tanggal 1 Juli 1916, segmen jalur SS Patuguran–Kroya Staatsspoorwegen (SS) telah selesai dibangun. Agar memungkinkan pengguna jasa SS berpindah moda untuk ke Wonosobo, dibangunlah jalur kereta api transit dari Purwokerto menuju Purwokerto Timur.[5]
Jalur-jalur ini tetap beroperasi pasca-kemerdekaan, kecuali jalur menuju Kandis. Jalur ini dinonaktifkan pada tahun 1978 untuk lintas Singomerto–Wonosobo karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum. Untuk lintas ini beserta percabangan menuju Purbalingga tetap beroperasi hingga tahun 1978. Walaupun sudah tidak melayani penumpang, untuk lintas Purwokerto Timur–Singomerto masih digunakan untuk pembangunan PLTA Mrica hingga proyek tersebut hampir rampung pada 1986, dengan membangun sepur simpang yang terletak di antara Halte Gumiwang dan Halte Binorong, dan pemberhentian kereta api di Stasiun Mantrianom.[6] Untuk lintas Purwokerto–Purwokerto Timur dinonaktifkan pada pertengahan tahun 2000-an.
Reaktivasi
[sunting | sunting sumber]Berdasarkan Lampiran Perpres No. 79 tahun 2019, jalur kereta api ini direncanakan akan diaktifkan kembali guna mendukung pembangunan infrastruktur dalam rangka meningkatkan konektivitas antar kawasan melalui pengembangan angkutan massa yang mudah dan cepat.[7]
Sebelumnya, pada bulan April 2018 PT KAI telah melakukan survei dan pendataan stasiun di jalur ini. Tidak ada progres reaktivasi untuk jalur ini.[8] Pada tanggal 23 November 2018, PT KAI Daop V Purwokerto resmi meluncurkan angkutan terusan berupa minibus dinas yang akan melayani rute Purwokerto–Wonosobo dan Purwokerto–Purbalingga.[9]
Pada bulan Oktober 2019, PT KAI juga telah melakukan survei kembali tanah reaktivasi dan melakukan pemasangan patok DJKA berupa CP dan BM dari Purwokerto sampai Wonosobo.
Jalur terhubung
[sunting | sunting sumber]Lintas aktif
[sunting | sunting sumber]Lintas nonaktif
[sunting | sunting sumber]- Percabangan menuju Kandis (dari Purwareja)
- Percabangan menuju Purbalingga
- Maos–Purwokerto Timur
Layanan kereta api
[sunting | sunting sumber]Tidak ada layanan yang dijalankan di jalur ini.
Daftar stasiun
[sunting | sunting sumber]Purwokerto–Wonosobo
[sunting | sunting sumber]Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Lintas 10 Purwokerto–Wonosobo Segmen Purwokerto–Purwokerto Timur |
Diresmikan pada tanggal 1916 oleh Serajoedal Stoomtram Maatschappij Termasuk dalam Daerah Operasi V Purwokerto | ||||||
2110 | Purwokerto | PWT | Jalan Stasiun Purwokerto, Kober, Purwokerto Barat, Banyumas | km 349+955 lintas Jakarta–Jatinegara–Cikampek–Cirebon Prujakan–Prupuk–Purwokerto–Kroya km 0+200 lintas Purwokerto–Purwokerto Timur |
+75 m | Beroperasi | |
Segmen Purwokerto–Sokaraja |
Diresmikan pada tanggal 5 Desember 1896 | ||||||
2240 | Purwokerto Timur | PKT | Kranji, Purwokerto Timur, Banyumas | km 28+986 lintas Maos–Purwokerto Timur–Banjarnegara–Stasiun Wonosobo km 2+739 (dari Purwokerto SS) |
+75 m | Tidak beroperasi | |
2232 | Pasar Wage | PWE | km 30+400 | Tidak beroperasi | |||
2231 | Sangkal Putung | SPT | km 36+100 | +36 m | Tidak beroperasi | ||
2229 | Sokaraja | SOK | Jalan Amad II, Sokaraja Kidul, Sokaraja, Banyumas | km 37+578 | Tidak beroperasi | ||
Segmen Sokaraja–Purwareja |
Diresmikan pada tanggal 2 Juli 1897 | ||||||
2228 | Banjarsari | BJRS | Banjaranyar, Sokaraja, Banyumas | km 41+309 lintas Maos–Purwokerto Timur–Banjarnegara–Wonosobo km 0+000 lintas Banjarsari–Purbalingga |
+28 m | Tidak beroperasi | |
2227 | Muntang | MT | km 44+275 | Tidak beroperasi | |||
2226 | Karangkemiri | KKI | Karangkemiri, Purbalingga, Purbalingga | km 47+783 | Tidak beroperasi | ||
2225 | Kemangkon | KMA | km 49+100 | Tidak beroperasi | |||
2224 | Purwareja | PWJ | Jalan Raya Ajibarang–Wonosobo, Kaliwinasuh, Purworejo Klampok, Banjarnegara | km 53+704 | +36 m | Tidak beroperasi | |
Segmen Purwareja–Banjarnegara |
Diresmikan pada tanggal 18 Mei 1898 | ||||||
2223 | Gandulekor | GDK | Jalan Raya Ajibarang–Wonosobo, Panggisari, Mandiraja, Banjarnegara | km 58+065 | Tidak beroperasi | ||
2222 | Bantar | BTR | km 61+000 | Tidak beroperasi | |||
2221 | Mandiraja | MRJ | Jalan Raya Ajibarang–Wonosobo, Mandirajakulon, Mandiraja, Banjarnegara | km 63+517 | +116 m | Tidak beroperasi | |
2219 | Purwonegoro | PRW | Jalan Raya Ajibarang–Wonosobo, Purwonegoro, Purwanegara, Banjarnegara | km 68+671 | +157 m | Tidak beroperasi | |
2218 | Gumiwang | GMW | km 72+629 | +188 m | Tidak beroperasi | ||
2217 | Binorong | BNN | km 75+900 | Tidak beroperasi | |||
2216 | Mantrianom | MTA | km 77+491 | +232 m | Tidak beroperasi | ||
2215 | Pucang | PUC | Jalan Raya Ajibarang–Wonosobo, Pucang, Bawang, Banjarnegara | km 80+645 | Tidak beroperasi | ||
2214 | Wangon | WGN | km 83+600 | +281 m | Tidak beroperasi | ||
2213 | Banjarnegara | BA | Jalan Mayjend Bambang Sugeng, Semarang, Banjarnegara, Banjarnegara | km 86+212 | +291 m | Tidak beroperasi | |
Segmen Banjarnegara–Selokromo |
Diresmikan pada tanggal 1 Mei 1916 | ||||||
2212 | Sukanandi | SAN | km 88+030 | +318 m | Tidak beroperasi | ||
2211 | Singomerto | SGM | Jalan Raya Banjarnegara–Wonosobo 586 Singomerto, Sigaluh, Banjarnegara | km 90+113 | Tidak beroperasi | ||
2209 | Sigaluh | SGL | km 92+600 | Tidak beroperasi | |||
2208 | Prigi | PRG | km 95+800 | Tidak beroperasi | |||
2207 | Bandingan | BNI | km 97+440 | Tidak beroperasi | |||
2206 | Bojanegara | BOJ | km 99+626 | Tidak beroperasi | |||
2205 | Tunggoro | TGO | km 101+720 | Tidak beroperasi | |||
2204 | Selokromo | SOR | Jalan Raya Brengkok–Banjarnegara 18 Selokromo, Leksono, Wonosobo | km 105+145 | Tidak beroperasi | ||
Segmen Selokromo–Wonosobo |
Diresmikan pada tanggal 7 Juni 1917 | ||||||
2203 | Krasak | KSK | km 106+192 | Tidak beroperasi | |||
2202 | Selomerto | SER | km 110+782 | Tidak beroperasi | |||
2244 | Penawangan | PEA | km 114+110 | Tidak beroperasi | |||
2201 | Wonosobo | WS | Jalan Raden Kolonel Karjono, Wonosobo Barat, Wonosobo, Wonosobo | km 119+229 | +772 m | Tidak beroperasi |
Percabangan menuju Purbalingga
[sunting | sunting sumber]Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Segmen Banjarsari–Purbalingga |
Diresmikan pada tanggal 1 Juli 1900 | ||||||
2228 | Banjarsari | BJRS | Banjaranyar, Sokaraja, Banyumas | km 41+309 lintas Maos–Purwokerto Timur–Banjarnegara–Wonosobo km 0+000 lintas Banjarsari–Purbalingga |
Tidak beroperasi | ||
2243 | Jompo | JPO | Jalan Raya Mayjen Sungkono, Jompo, Kalimanah, Purbalingga | km 1+626 | Tidak beroperasi | ||
2242 | Kalimanah | KLH | Jalan Raya Mayjen Sungkono, Kalimanah Wetan, Kalimanah, Purbalingga | km 4+535 | Tidak beroperasi | ||
2241 | Purbalingga | PBG | Jalan Ahmad Yani, Kandang Gampang, Purbalingga, Purbalingga | km 6+516 | Tidak beroperasi | ||
Keterangan:
Referensi:
|
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Oemar, Mohammad; Sudarjo; Abu Suud (1994). Sejarah Daerah Jawa Tengah. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan, Depdikbud RI.
- ^ Staatsblad van Nederlandsch-Indië, 1895
- ^ Zuhdi, Susanto (2002). Cilacap (1830-1942): bangkit dan runtuhnya suatu pelabuhan di Jawa. Jakarta: Gramedia.
- ^ Serajoedal Stoomtram Maatschappij (1917). Verslag der Serajoedal Stoomtram Maatschappij. SDS.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaverslag
- ^ Mediatama, Grahanusa (2016-01-19). "KAI aktifkan kembali rute Purwokerto-Banjarnegara". PT. Kontan Grahanusa Mediatama. Diakses tanggal 2024-09-11.
- ^ Lampiran Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2019 Tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan Kendal – Semarang – Salatiga – Demak – Grobogan, Kawasan Purworejo – Wonosobo – Magelang – Temanggung, Dan Kawasan Brebes – Tegal – Pemalang
- ^ Luciana, Anisa (2018-04-05). "KAI Survei Pengaktifan Kembali Jalur Kereta Purwokerto-Wonosobo". Tempo. Diakses tanggal 2018-10-15.
- ^ "PT KAI Luncurkan Feeder Wonosobo-Stasiun Purwokerto". Suara Merdeka. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-11-25. Diakses tanggal 2018-11-25.
- ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Selatan Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023.
- ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa.
- ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
- ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co.