Leihitu (geografi)
Leihitu atau Tanah Hitu adalah salah satu bagian atau kawasan geografis di Pulau Ambon. Masyarakat Ambon secara tradisional membagi pulau ini menjadi dua bagian, yang dikenal secara lokal sebagai jazirah. Kedua jazirah tersebut meliputi Leihitu dan Leitimur. Leihitu terletak di sebelah barat dan utara pulau. Sementara Leitimur berada di sebelah selatan. Saat ini terdapat satu pembagian lain bagi Pulau Ambon, yaitu Salahutu yang merupakan perpanjangan Leihitu dan terletak di sebelah timur laut pulau.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Menurut tradisi lisan, sejak abad ke-12, Leihitu tercatat telah memiliki hubungan dengan pedagang dari luar Kepulauan Maluku, baik dari Jawa, Arab, maupun Persia. Islamisasi di daerah ini diperkirakan terjadi selama dua abad, dan per 1420, telah terdapat suatu pemerintahan yang terstruktur, yang kemudian dikenal sebagai Kerajaan Tanah Hitu.[1] Kerajaan Tanah Hitu dipimpin oleh seorang raja. Namun, pemerintahannya dijalankan oleh empat tokoh yang dikenal sebagai Empat Perdana Hitu. Nantinya Kerajaan Tanah Hitu dilemahkan dan diruntuhkan oleh Belanda.[2]
Administrasi
[sunting | sunting sumber]Wilayah Leihitu saat ini merupakan bagian dari Kabupaten Maluku Tengah dan Kota Ambon. Wilayah yang termasuk dalam administrasi Maluku Tengah terdiri dari dua kecamatan, Leihitu dan Leihitu Barat. Sementara, wilayah Leihitu yang masuk administrasi Kota Ambon merupakan bagian Kecamatan Teluk Ambon.
Kecamatan Leihitu terdiri dari 11 negeri, sementara Leihitu Barat terdiri dari 4 negeri. Kecamatan Teluk Ambon meliputi 4 negeri, 1 kelurahan, dan 1 desa. Secara adat, negeri-negeri di Jazirah Leihitu merupakan kumpulan masyarakat Uli Lima.[1] Berikut adalah negeri-negeri, desa, dan kelurahan yang terletak di Leihitu.
- Leihitu
- Negeri Asilulu
- Negeri Hila
- Negeri Hitulama
- Negeri Hitumessing
- Negeri Kaitetu
- Negeri Mamala
- Negeri Morella
- Negeri Lima
- Negeri Seith
- Negeri Ureng
- Negeri Wakal
- Leihitu Barat
- Teluk Ambon
- Desa Hunuth/Durian Patah
- Desa Poka
- Desa Wayame
- Kelurahan Tihu
- Negeri Hative Besar
- Negeri Laha
- Negeri Rumah Tiga
- Negeri Tawiri
Agama
[sunting | sunting sumber]Islam merupakan agama terbesar di Leihitu, dengan Kristen Protestan sebagai minoritas yang signifikan. Pengaruh Islam di daerah ini, khususnya pesisir utara sangat kuat, dikarenakan pengaruh Ternate selama berabad-abad.[3] Seluruh negeri di Kecamatan Leihitu beragama Islam. Sementara di Kecamatan Leihitu Barat, hanya Wakasihu dan Larike yang beragama Islam, tiga negeri lainnya beragama Kristen Protestan. Penduduk di Kecamatan Teluk Ambon lebih beragam, khususnya Hunuth/Durian Patah, Poka, Wayame, dan Tihu memiliki populasi Kristen dan Islam yang cukup berimbang. Laha merupakan negeri Islam, sedangkan Hative Besar, Rumah Tiga, dan Tawiri merupakan negeri Kristen.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Leirissa, Ohorella, Latuconsina 1999, hlm. 17.
- ^ Pattikayhatu 1978, hlm. 43.
- ^ 2005, hlm. 285.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Leirissa, R. Z.; Ohorella, G. A. Manilet; Latuconsina, Djuariah (1999). Sejarah Kebudayaan Maluku. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 17.
- Pattikayhatu, John (1978). Sejarah Daerah Maluku. Direktorat Jenderal Kebudayaan. hlm. 43.
- "Kesejahteraan sosial: wacana, implementasi, dan pengalaman empirik". Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi, Sekretariat Jenderal DPR RI. 2005. Diakses tanggal 3 April 2024.