Laskar Pelangi (film)
Laskar Pelangi | |
---|---|
Sutradara | Riri Riza |
Produser | Mira Lesmana |
Ditulis oleh | Salman Aristo Riri Riza Mira Lesmana |
Berdasarkan | Laskar Pelangi oleh Andrea Hirata |
Pemeran | |
Penata musik | |
Sinematografer | Yadi Sugandi |
Distributor | |
Tanggal rilis |
|
Durasi | 125 menit |
Negara | Indonesia |
Bahasa | |
Anggaran | Rp 8 miliar[1] |
Pendapatan kotor | Rp 61,3 miliar |
Laskar Pelangi adalah sebuah film drama Indonesia tahun 2008 yang disutradarai oleh Riri Riza dari skenario yang ditulis oleh Salman Aristo bersama Riri dan Mira Lesmana berdasarkan novel berjudul sama karya Andrea Hirata. Film ini diproduksi oleh Miles Films bersama Mizan Productions dan SinemArt.
Film Laskar Pelangi mencetak rekor film Indonesia terlaris sepanjang masa dengan 4,6 juta penonton.[1][2] Rekor ini dipegang oleh film ini selama delapan tahun hingga dipatahkan oleh film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 pada tahun 2016.[3]
Untuk mencari pemeran tokoh-tokoh anggota Laskar Pelangi, Riri Riza melakukan casting di daerah Belitung dengan menggunakan pemeran-pemeran lokal dalam pembuatan film. Film ini juga diambil di lokasi yang sama, Pulau Belitung. Film ini memadukan 12 aktor Indonesia yang dikenal dengan kemampuan akting mereka dengan 12 anak-anak Belitung asli yang bertalenta akting.[4]
Film Laskar Pelangi ditayangkan di bioskop Indonesia mulai 25 September 2008 serta diputar di sejumlah layar tancap untuk daerah yang tidak terjangkau bioskop.[5]
Daftar Pemeran
[sunting | sunting sumber]Pemeran Utama
[sunting | sunting sumber]- Zulfanny sebagai Ikal
- Ferdian sebagai Lintang
- Verrys Yamarno sebagai Mahar
- Jeffry Yanuar sebagai Harun
- Dewi Ratih Ayu Safitri sebagai Sahara
- Suhendri sebagai A Kiong
- Marcheilla El Jholla sebagai Flo
- Febriansyah sebagai Borek
- Yogi Nugraha sebagai Kucai
- M. Syukur Ramadan sebagai Syahdan
- Suharyadi Syah Ramadhan sebagai Trapani
- Levina sebagai A Ling
- Cut Mini sebagai Ibu Muslimah
- Ikranagara sebagai Pak Harfan
- Slamet Rahardjo sebagai Pak Zulkarnaen
- Mathias Muchus sebagai Bapak Ikal
- Teuku Rifnu Wikana sebagai Pak Bakri
Pemeran pendukung
[sunting | sunting sumber]- Rieke Diah Pitaloka sebagai Ibu Ikal
- Jajang C. Noer sebagai Istri Pak Harfan
- Alex Komang sebagai Bapak Lintang
- Robby Tumewu sebagai Ayah A Ling
- Tora Sudiro sebagai Pak Mahmud
- Lukman Sardi sebagai Ikal dewasa
- Ario Bayu sebagai Lintang dewasa
Alur Cerita
[sunting | sunting sumber]Mengkisahkan tentang Ikal (Zulfanny) anak asli Belitong yang berusaha keras mengejar mimpinya dengan bersekolah di salah satu SD yang hampir roboh bernama SD Muhammadiyah Gantong. Tahun 1974, Ikal kecil bersama ayahnya (Mathias Muchus) pergi ke sekolah SD Muhammadiyah Gantong untuk mendaftarkan Ikal disana. Sekolah tersebut diajarkan oleh Pak Harfan (Ikranagara) selaku kepala sekolah, serta dua guru Bu Muslimah (Cut Mini) dan Pak Bakri (Teuku Rifnu Wikana). Sebagian besar siswa tersebut berasal dari kalangan keluarga miskin seperti Lintang (Ferdian) anak pesisir asal Tanjung Kelumpang yang tinggal bersama ayah dan tiga adik perempuannya, Mahar (Verrys Yamarno) yang sangat hobi mendengarkan musik melalui radionya, Kucai (Yogi Nugraha) ketua kelas yang ayahnya bekerja di tambang PN Timah, dan masih ada lagi. Sekolah tersebut memiliki aturan bahwa sekolah bisa membuka kelas baru jika jumlah siswanya sudah mencapai sepuluh siswa-siswi. Berbeda dengan sekolah lain seperti SD PN Timah yang setiap tahunnya selalu membuka kelas baru. Salah satu gurunya yaitu Pak Mahmud (Tora Sudiro) tertarik sama Bu Muslimah, walaupun Pak Mahmud pernah membuat Bu Muslimah agak sedikit tersinggung. Setelah lama menunggu, siswa-siswi yang terkumpul baru mencapai sembilan siswa. Ketika harapan tersebut hampir redup, datanglah seorang anak bernama Harun (Jeffry Yanuar) yang merupakan anak abk. Kehadiran Harun membuat sekolah ini akhirnya memiliki kelas baru.
Lima tahun kemudian tahun 1979, anak-anak SD Muhammadiyah menikmati kebahagian mereka di sekolah seperti anak-anak lainnya. Kadang-kadang kebahagian mereka membuat mereka sempat tidak menuruti apa kata Bu Muslimah. Tetapi dibalik itu semua, semangat mereka dalam belajar sangat tinggi. Seperti Lintang yang selalu datang telat karena harus menjaga adik-adiknya dulu sambil menunggu ayahnya pulang dari melaut, Lintang pun harus naik sepeda puluhan meter melewati rumput, menunggu buaya besar lewat, hingga akhirnya tiba di sekolah.
Album tema
[sunting | sunting sumber]OST. Laskar Pelangi | |
---|---|
Album studio karya Kompilasi | |
Dirilis | 2008 |
Direkam | 2008 |
Genre | Pop |
Label | Trinity Optima Production Miles Music |
Produser | Mira Lesmana |
OST. Laskar Pelangi adalah album kompilasi beberapa musisi ternama Indonesia yang digunakan untuk mengiringi film tahun 2008, Laskar Pelangi.[6]
Album lagu tema film ini diproduseri oleh Mira Lesmana dengan lagu utama "Laskar Pelangi" yang dibawakan oleh grup musik Nidji. Sementara itu, lagu lainnya dibawakan oleh Sherina, Netral, Gita Gutawa, Ipang, Meng Float, Garasi, Gugun & The Bluesbug, dan salah satu lagu yang ditampilkan dalam film "Bunga Seroja" dinyanyikan oleh Verrys Yamarno yang memerankan tokoh Mahar.
Lagu-lagu yang ditampilkan dari album lagu tema tersebut antara lain "Laskar Pelangi" oleh Nidji sebagai lagu penutup, "Sahabat Kecil" oleh Ipang dalam adegan yang menggambarkan kegiatan anak-anak Laskar Pelangi saat libur sekolah dan "Bunga Seroja" oleh Verrys Yamarno dalam adegan Ikal berkhayal dihibur oleh Mahar dan semua teman. Sementara itu, lagu lainnya adalah lagu "Begadang 2" oleh Rhoma Irama dalam adegan Ikal akan bertemu A Ling untuk pertama kali.
Daftar lagu
[sunting | sunting sumber]- "Laskar Pelangi" (Nidji)
- "Ku Bahagia" (Sherina)
- "Lintang" (Netral)
- "Tak Perlu Keliling Dunia" (Gita Gutawa)
- "Sahabat Kecil" (Ipang)
- "Waltz Musim Pelangi (Meng Float)
- "Sahabat" (Garasi)
- "Mengejar Harapan" (Gugun & The Bluesbug)
- "Bunga Seroja" (Verrys Yamarno & Mara Karma)
"Tak Perlu Keliling Dunia" adalah lagu kelima dari album kompilasi Laskar Pelangi dan merupakan single ketiga dari keseluruhan single penyanyi Gita Gutawa. Lagu ini sendiri bermakna tidak jauh dari film Laskar Pelangi, yaitu mengajarkan bahwa kita tidak perlu keliling dunia untuk mencari yang terbaik, karena negeri kita sendiri sudah kaya akan yang terbaik. Lagu ini juga terinspirasi dari Ikal dalam film Laskar Pelangi yang sangat terpesona dengan kuku dari A Ling, dan mengatakan bahwa ia tidak perlu keliling dunia untuk menemukan kuku terindah, karena kuku terindah tersebut sudah ia temukan sendiri.
Tangga Lagu
[sunting | sunting sumber]Lagu ini merupakan komersial yang lumayan sukses di tangga lagu Indonesia, berhasil menduduki posisi #6 di Inbox, #4 di Dahsyat, #2 di MTV Ampuh, #1 di Klik dan On The Spot.
Chart (2008 - 2009) | Posisi |
---|---|
MTV Ampuh | 3 |
Inbox | 6 |
Dahsyat | 4 |
On The Spot | 1 |
Klik | 1 |
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "Laskar Pelangi Pecahkan Rekor". Kompas.com. 2008-11-14. Diakses tanggal 2022-05-17.
- ^ Rachmawati, Yunita (23 Desember 2009). "'SANG PEMIMPI' Masih di Bawah 'LASKAR PELANGI'". KapanLagi.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-05-17.
- ^ Setiawan, Tri Susanto (2016-09-21). Kistyarini, ed. "Raup 4,6 Juta Penonton, "Warkop DKI Reborn" Jadi Film Terlaris Indonesia". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-05-17.
- ^ "Kisah di Balik Film Laskar Pelangi". Kompas.com. 2008-09-26. Diakses tanggal 2022-05-17.
- ^ "'Laskar Pelangi' Segera Tayang di Layar Tancap". detikcom. Diakses tanggal 2022-05-17.
- ^ "Album Soundtrack Laskar Pelangi Dirilis". Liputan6.com. 2008-09-06. Diakses tanggal 2022-05-17.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Laskar Pelangi di IMDb (dalam bahasa Inggris)
- (Indonesia) Mira Lesmana Akan Buat Film LASKAR PELANGI Diarsipkan 2008-04-15 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Bertabur Bintang Muda di Film 'Laskar Pelangi'