Aksioma: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k +{{Authority control}}, clean up
k Menghapus Kategori:Filsuf menggunakan HotCat
Baris 46: Baris 46:
[[Kategori:Logika]]
[[Kategori:Logika]]
[[Kategori:Yunani Kuno]]
[[Kategori:Yunani Kuno]]
[[Kategori:Filsuf]]

Revisi per 2 Juli 2021 08.16

Aksioma Matematika yang disebut dengan postulat

Aksioma, postulat atau asumsi adalah pernyataan yang berfungsi sebagai premis atau titik awal untuk alasan dan argumen lebih lanjut. Kata aksioma berasal dari Bahasa Yunani ἀξίωμα (axioma), yang berarti dianggap berharga atau sesuai atau dianggap terbukti dengan sendirinya.[1] Kata ini berasal dari αξιοειν (axioein), yang berarti dianggap berharga, yang kemudian berasal dari αξιος (axios), yang berarti berharga. Di antara banyak filsuf Yunani, suatu aksioma adalah suatu pernyataan yang bisa dilihat kebenarannya tanpa perlu adanya bukti. Kata aksioma juga dimengerti dalam matematika.

Kata aksioma dalam matematika juga disebut postulat. Aksioma diartikan juga sebagai suatu pernyataan yang memuat istilah dasar dan istilah terdefinisi dan tidak berdiri sendiri dan tidak diuji kebenarannya.[2] Akan tetapi, aksioma dalam matematika bukan berarti proposisi yang terbukti dengan sendirinya. Melainkan, suatu titik awal dari sistem logika. Misalnya, Nama lain dari aksioma adalah postulat. Suatu aksioma adalah basis dari sistem logika formal yang bersama-sama dengan aturan inferensi mendefinisikan logika. Pada akhirnya aksioma merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenarannya.[3] Istilah aksioma paling umum digunakan sebagai istilah dalam matematika, Sasaran atau objek penelahan matematika yang berupa fakta, konsep, operasi dan prinsip memerlukan metode tertentu dalam menemukan kebenaran atau keabsahan dari konsep yang terkandung didalamnya. Objek penelaahan tersebut menggunakan simbol-simbol yang kosong dari arti, artinya bahwa setiap simbol yang digunakan dalam matematika merupakan simbol abstrak. Ciri ini yang memungkinkan matematika dapat memasuki wilayah bidang studi atau cabang ilmu lain. Pada hakekatnya berpikir matematika itu dilandasi oleh kesepakatan-kesepakatan yang disebut aksioma. Karena itu matematika merupakan sistem yang aksiomatik.[4]

Salah satu fenomena tentang aksioma yang ada adalah Selama 2000 tahun aksioma tentang bilangan dan geometri dianggap sebagai suatu kebenaran yang pasti karena teorema merupakan konsekuensi logis dari aksioma, maka teorema pun dianggap sebagai kebenaran yang tidak terbantahkan lagi.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Andayani (2015). Problema dan Aksioma dalam Metodologi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta: CV BUDI UTAMA. hlm. 63. ISBN 978-602-280-698-1. 
  2. ^ Annisa,, Ihsani,. Teka-teki terakhir (edisi ke-Cetakan kedua). Jakarta. ISBN 9786020302980. OCLC 1035214120. 
  3. ^ Ihsani, Annisa (2017-10-30). TeenLit: Teka-Teki terakhir. Gramedia Pustaka Utama. ISBN 9786020302980. 
  4. ^ Ilmu dalam perspektif. Yayasan Obor Indonesia. 1999. ISBN 9789794612811. 

Bacaan lebih lanjut

Pranala luar