Ancaran, Kuningan, Kuningan
Ancaran | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Barat | ||||
Kabupaten | Kuningan | ||||
Kecamatan | Kuningan | ||||
Kode pos | 45514 | ||||
Kode Kemendagri | 32.08.09.2014 | ||||
Luas | 177.028 Ha | ||||
Jumlah penduduk | 9.672 | ||||
Kepadatan | - | ||||
|
Ancaran adalah desa di kecamatan Kuningan, Kuningan, Jawa Barat, Indonesia.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Nama Ancaran diambil dari nama seorang wanita putri Ki Gede Luragung yang mempunyai 2 orang anak yaitu SANGKUKU ( Pangeran Kuningan ) dan adiknya Nyi Ancaran. Dan konon menurut cerita Nyi Ancaran ini bermukim dan meninggal serta dikebumikan di desa Ancaran sehingga namanya diabadikan menjadi nama desa, tidak ada nama desa yang sama di Indonesia tidak seperti nama desa lain banyak yang sama, yang sampai sekarang di sebut Desa Ancaran dengan luas wilayah 177,028 Ha. Penduduknya sebagian besar bermata pencaharian dagang dan tani.
Desa ancaran terbentuk tahun 1727 dengan Kepala Desa Pertama diberi mandat langsung oleh Mbah Kuwu Sangkan Cirebon Girang dengan bukti Surat Keputusan (SK) Kuno yang dibungkus kain putih dan ditempatkan dalam bumbung bambu, sampai sekarang masih terpelihara baik sebagai estafet bukti sejarah SK dari Kuwu ke Kuwu selanjutnya dimulai dari Kuwu Mare yang menduduki jabatan Kepala Desa selama 60 tahun sejak tahun 1927 sampai tahun 1787.
Habis masa jabatan Kuwu Mare digantikan oleh Putranya yang pertama yaitu Kuwu Suradijaya dan menjabat selama 25 tahun sejak 1787 sampai 1812 kemudian digantikan oleh adiknya yaitu Kuwu Sastradijaya dengan masa jabatan selama 40 tahun sejak tahun 1812 sampai tahun 1852 Dan selanjutnya dijabat oleh orang lain yaitu Kuwu Jaenal Asro selama 35 tahun sejak tahun 1852 sampai 1887.
Sejak saat itu pejabat kepala desa tidak digantikan lagi oleh keturunan namun oleh orang lain yaitu Sastrawijaya yang menjabat selama 25 tahun sejak 1887 sampai tahun 1912 dan kemudian Kuwu H. Dulmajid yang menjabat selama 4 tahun sejak tahun 1912 sampai 1916 digantikan lagi oleh Kuwu H. Durajak yang menjabat selama 12 tahun sejak tahun 1916 sampai 1928 kemudian Kuwu Sastra Atmaja selama 8 tahun sejak tahun 1928 sampai tahun 1936 selanjutnya dijabat lagi oleh seorang Haji yaitu Kuwu H. Mochtar selama 12 tahun sejak 1936 sampai tahun 1948 digantikan lagi oleh Kuwu Wirya Sasmita selama 7 tahun sejak tahun 1948 sampai tahun 1955 yang kemudian digantikan oleh Kakeknya sekdes sekarang yaitu Kuwu Atmaja selama 11 tahun baru sejak tahun 1955 sampai tahun 1966.
Pada jabatan Kuwu ini banyak sekali kelompok – kelompok MAKAR ( yang ingin merebut kekuasaan Negara ) diantaranya DI ( Darrul Islam ) umum disebutnya kelompok gorombolan yang sering kali mengacak-acak / merampok dan mengintimidasi Desa – desa dan rakyatnya yang pada zaman ini sambil mencari bekal & dana perjuangan untuk dibawa ke markasnya di gunung Ciremai serta sering kali terjadi penculikan terhadap warga desa yang dianggap mempunyai potensi untuk menjadi anggota kelompok DI tersebut dan alhamdulillah pada tahun 1960 an DI dapat ditumpas oleh tentara Brawijaya yang konon didatangkan dari Jawa Timur ditugaskan oleh Pemerintah Pusat untuk menumpas DI dimaksud.
Era baru setelah tertumpasnya DI mulai muncul seorang Kuwu yang berlatar belakang dari Pensiunan Polisi yaitu Kuwu Effendi ( H. Ibrohim ) yang menjabat selama 7 tahun sejak tahun 1966 sampai tahun 1973 kemudian digantikan oleh seorang Guru SD yaitu Kuwu Supartoni ( H. Sukron ) dengan masa jabatan paling pendek yaitu selama 3 tahun sejak tahun 1973 sampai tahun 1976 dan digantikan lagi oleh seorang Pensiunan Polisi yaitu Kuwu Satari yang menjabat selama 9 tahun sejak tahun 1976 sampai tahun 1985 penggantinyapun seorang pensiunan Polisi lagi yaitu Kuwu Bachri ( H. Bachri ) yang menjabat selama 15 tahun dari tahun 1985 – 1999 dan meninggal bulan Oktober 1999 masih pada masa jabatan.
------------------------------------------------------------------------
Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Ancaran Diarsipkan 2021-07-29 di Wayback Machine. adalah salah satu desa di kecamatan Kuningan. Pada dasarnya status pemerintahan Desa Ancaran bisa ditingkatkan menjadi Kelurahan, mengingat di desa Ancaran banyak terdapat perkantoran pemerintah termasuk gedung DPRD, dan letaknya yang masih masuk ke dalam akses batas kota. Namun karena keinginan warganya yang ingin status Ancaran tetap menjadi sebuah desa, maka sampai sekarang Ancaran belum bisa dijadikan Kelurahan. Desa ancaran dipimpin oleh seorang Kepala desa atau Kuwu. Sebagai aparatur negara, Kuwu dibantu oleh kepala dusun, pamong desa dan hansip. Satu dusun atau kampung biasanya merupakan satu RW (Rukun Warga) yang membawahi beberapa RT (Rukun tetangga). RW dipimpin oleh Ketua RW dan RT dipimpin oleh Ketua RT.
Desa Ancaran terdiri dari 5 Dusun/Kampung, 6 RW dan 34 RT sebagai berikut:
- Dusun Manis (RW 01 terdiri dari 9 RT),
- Dusun Pahing (RW 02 terdiri dari 5 RT),
- Dusun Puhun (RW 03 terdiri dari 7 RT),
- Dusun Wage (RW 04 terdiri dari 5 RT),
- Dusun Bojong (RW 05 terdiri dari 5 RT, dan RW 005 Terdiri dari 30 RT)
Profil Daerah
[sunting | sunting sumber]Batas Wilayah
[sunting | sunting sumber]Batas wilayah desa Ancaran
- Di sebelah utara berbatasan dengan desa Cikubangsari Kecamatan Kramatmulya .
- Di sebelah selatan berbatasan dengan desa Sindangsari Kecamatan Sindangagung.
- Di sebelah barat berbatasan dengan kelurahan Ciporang Kecamatan Kuningan.
- Di sebelah timur berbatasan dengan desa Sindangagung Kecamatan Sindangagung.
Geografis
[sunting | sunting sumber]Wilayah desa Ancaran berbukit - bukit. Keadaan iklim desa Ancaran dipengaruhi oleh iklim tropis dan angin muson, dengan temperatur bulanan berkisar antara 18° C - 32° C serta curah hujan berkisar antara 2.000 mm - 2.500 mm per tahun. Pergantian musim terjadi antara bulan November - Mei adalah musim hujan dan antara bulan Juni - Oktober adalah musim kemarau.
Ekonomi
[sunting | sunting sumber]Orang-orang desa Ancaran dikenal sebagai pebisinis ulung, banyak diantaranya yang berdagang di Pasar Baru Kuningan, Pasar Cilimus dan sampai keluar Kuningan terutama jenis konveksi.
Pertanian
[sunting | sunting sumber]Seperti daerah lainnya di Kuningan kebanyakan pertanian yang berkembang adalah tanaman padi dan palawija.
Perkebunan
[sunting | sunting sumber]Hasil perkebunan yang biasanya dibudidayakan kebanyakan dari jenis buah-buahan seperti:pisang, mangga, rambutan dan juga melinjo.
Demografi
[sunting | sunting sumber]Penduduk desa Ancaran berjumlah 9.672 jiwa, terdiri dari:
- 5.063 orang laki-laki
- 4.609 orang perempuai
Mayoritas penduduk Desa Ancaran bermatapencaharian berdagang dan bertani, mereka berdagang pakaian ke luar provinsi, sebagian besar di provinsi Jawa Tengah dan Jawa timur seperti di Magelang, Cepu, Bojonegoro, Jember, dan lain-lain. Ada pula yang berdagang ke Lampung dan Kalimantan.
Penduduk Desa Ancaran adalah penduduk yang sangat dekat dengan Agama Islam. Ada hal yang antik dari Ancaran yaitu meski masuk dalam lingkungan kota, tetap Desa Ancaran men-tabu-kan yang namanya speaker masuk dalam lingkungan ibadah keagaamaan seperti untuk azan, makanya tidak akan ditemukan speaker di Masjid Jami Desa Ancaran.
Kode Pos 45514
Kesenian
[sunting | sunting sumber]Gembyung merupakan seni khas dari Desa Ancaran, maka tak heran jika banyak berdiri Group kesenian Gembyung di desa ini.
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Sangat disayangkan kesadaran terhadap pentingnya pendidikan formal di desa Ancaran masih sangat kurang.[1] Walaupun akhir-akhir ini semakin meningkat, tetapi masih kalah jauh bila dibandingkan dengan desa-desa lain di sekitarnya.Namun demikian kekurangan pendidikan formal tersebut di imbangi kelebihannya dalam pendidikan informal(pendidikan pesantren), hampir 90% warganya pernah mengenyam pendiidkan di pesantren tradisional. Desa Benda yang berada di kab. Cirebon merupakan salah satu daerah yang banyak di tuju oleh sebagian besar warga Ancaran untuk mengenyam pendidikan pesantren. Rata-rata warga Ancaran mengenyam pendidikan di pesantren setelah lulus dari pendidikan formal setara SD.
Sekolah dasar yang ada di Desa Ancaran antara lain:
- SDN Ancaran I (terletak di Jl.Pangairan No.845)
- SDN Ancaran II (terletak di Jl.Sindangsari)
- SDN Ancaran III (terletak di Jl.Pangairan No.1037)
Selain Sekolah Dasar di Desa Ancaran juga terdapat satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu:
- SMPN 5 Kuningan (terletak di Jl. Perjuangan sebelah Utara Kantor Pengadilan Agama Kuningan)
Akses transportasi
[sunting | sunting sumber]Untuk mencapai desa Ancaran dari pusat kota Kuningan tidaklah sulit, karena di desa Ancaran juga terdapat terminal, yaitu Terminal Kertawangunan. Jaraknya dari kota Kuningan kurang lebih 4 km. Desa Ancaran dilewati kendaraan dari arah kota Kuningan ke daerah timur seperti Luragung, Lebakwangi, Cidahu, Cibingbin dan Ciawigebang. Ada tiga angkutan umum yang melewati jalan raya Ancaran yaitu:
- angkot 06 jurusan Pasar baru-Kertawangunan
- angkot 10 jurusan Pramuka-Kertawangunan
- Angkot jurusan Padamenak - Kertawangunan
Selain itu pula dilewati oleh Bus Antarkota Antarprovinsi (AKAP) seperti Luragung Jaya Utama Group, Setia Negara, Sahabat dengan tujuan Kuningan-Jakarta. Bus Antarkota Dalam Provinsi (AKDP) seperti Bus DAMRI dengan tujuan Kuningan-Bandung, dan Bus Karunia tujuan Kuningan-Cikijing-Bandung. dan yang terbaru dari Jember ada Bus Sandi Putra tujuan Jember-Kuningan "SANDY PUTRA".