Bahasa Bali Nusa Penida: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Suryoanto (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Suryoanto (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 30: Baris 30:


== Persebaran ==
== Persebaran ==
Saat ini dialek Nusa Penida hanya digunakan secara luas di [[Nusa Penida|Pulau Nusa Penida]], [[Kabupaten Klungkung|Klungkung]], Namun dialek ini juga digunakan dan tersebar di luar pulau karena banyak orang dari Nusa Penida menjadi Perantau di Indonesia, Sebagian besar mereka merantau ke [[Pulau Sumatra]] bagian selatan dan utara khususnya [[Provinsi Lampung|Lampung]], [[Palembang]], [[Sumatera Selatan]] dan [[Medan]], [[Sumatera Utara]].
Saat ini dialek Nusa Penida hanya digunakan secara luas di [[Nusa Penida|Pulau Nusa Penida]], [[Kabupaten Klungkung|Klungkung]], Namun dialek ini juga digunakan dan tersebar di luar pulau karena banyak orang dari Nusa Penida menjadi Perantau di Indonesia terutama setelah terjadinya letusan [[Gunung Agung]], Sebagian besar mereka merantau ke [[Pulau Sumatra]] bagian selatan dan utara khususnya [[Provinsi Lampung|Lampung]], [[Palembang]], [[Sumatera Selatan]] dan [[Medan]], [[Sumatera Utara]].


== Tata Bahasa ==
== Tata Bahasa ==

Revisi per 23 Maret 2024 15.39

Bahasa Bali Nusa Penida atau secara lokal disebut dengan Basa Nosa adalah sebuah dialek Bahasa Bali yang digunakan oleh masyarakat Suku Nusa Penida di Pulau Nusa Penida. Dialek Nusa Penida dianggap sebagai dialek paling unik dan aneh di Bali karena sebagian besar penutur Bahasa Bali daratan tidak dapat memahami dialek ini baik itu secara lisan maupun tulisan karena dialek ini sangat berbeda dengan dialek-dialek lainnya di Bali daratan yang masih bisa dimengerti, Ditambah lagi banyak kata kata dari dialek ini tidak ditemukan dalam Kamus bahasa Bali sehingga sangat sulit bagi orang orang dari Bali daratan untuk bisa berkomunikasi dengan lancar secara langsung dengan masyarakat Nusa Penida.[1]

Bahasa Bali Nusa Penida
ᬪᬵᬱᬵᬩᬮᬶᬦᬸᬲᬧᭂᬦᬶᬤ
Basa Nosa
Dituturkan diIndonesia
WilayahNusa Penida (Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali),
Sumatra (Sebagian kecil dituturkan di Lampung, Medan, Sumatera Utara dan Palembang, Sumatera Selatan)
EtnisNak Nusé
Penutur
59.900 (2022)[2]
Lihat sumber templat}}
Status resmi
Diakui sebagai
bahasa minoritas di
Diatur oleh Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan
  • Balai Bahasa Provinsi Bali
Kode bahasa
ISO 639-3
Glottolognusa1244[3]
Status pemertahanan
Terancam

CRSingkatan dari Critically endangered (Terancam Kritis)
SESingkatan dari Severely endangered (Terancam berat)
DESingkatan dari Devinitely endangered (Terancam)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
Aman

NESingkatan dari Not Endangered (Tidak terancam)
Bahasa Bali Nusa Penida belum diklasifikasikan dalam tingkatan manapun pada Atlas Bahasa-Bahasa di Dunia yang Terancam Kepunahan
Referensi: [4][5]

Lokasi penuturan





Bahasa Bali Nusa Penida di Bali
Bahasa Bali Nusa Penida
Bahasa Bali Nusa Penida di Kepulauan Sunda Kecil
Bahasa Bali Nusa Penida
Peta
Peta lokasi penuturan bahasa Nusa Penida, yakni Kecamatan Nusa Penida dengan dialek Nusa Penida dituturkan secara Luas. Peta tidak termasuk indikasi penuturan di daratan utama Bali dan beberapa diaspora di Sumatra.
Unduh garis tepi peta ini
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Secara linguistik, dialek Nusa Penida dianggap sebagai dialek bahasa Bali, merupakan Bahasa Melayu-Polinesia dan Bahasa Bali-Sasak-Sumbawa di bawah rumpun bahasa Austronesia, Dialek Nusa Penida dekat dengan Dialek Bali Aga yang juga merupakan dialek bahasa Bali.[1]

Sejarah Singkat

Ada dugaan bahwa keberadaan Basa Nosa berkaitan dengan invansi kerajaan Majapahit (pimpinan patih Gajah Mada) terhadap Bali. Setelah upacara pengangkatannya sebagai “Patih Amangkubhumi Majapahit” pada tahun Saka 1258 (1336 M), Gajah Mada bersama laskarnya berhasil menaklukkan kerajaan Bali, termasuk “kerajaan” Nusa Penida (yang disebut sebagai "Kerjaan Gurun" dalam Sumpah Palapa Gajah Mada). Penaklukan daerah ini disinyalir memengaruhi kedua bahasa baik di Pulau Bali maupun Pulau Nusa Penida.[1]

Persebaran

Saat ini dialek Nusa Penida hanya digunakan secara luas di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Namun dialek ini juga digunakan dan tersebar di luar pulau karena banyak orang dari Nusa Penida menjadi Perantau di Indonesia terutama setelah terjadinya letusan Gunung Agung, Sebagian besar mereka merantau ke Pulau Sumatra bagian selatan dan utara khususnya Lampung, Palembang, Sumatera Selatan dan Medan, Sumatera Utara.

Tata Bahasa

Perbandingan beberapa kata dalam dialek Nusa Penida dan bahasa Bali baku:

Dialek Nusa Penida Bahasa Bali Baku Bahasa Indonesia
kola/kéla tiyang/canǵ aku
jaba dija dimana
dda/ida cai/awaké kamu
lepéh kényél lelah
homah umah rumah
hoba suba sudah
honya onya semua
béhas baas beras
béhat baat berat
endék tusing tidak
layah layah/séduk lapar
toya/yéh toya/yéh air
dəpinñə dəpin dibiarkan
pohun puwun terbakar
paloh aluh mudah

Jika dalam bahasa Bali lazim menggunakan “U” sebagai kata Awal, maka dalam dialek Nusa Pendia huruf “U” Diganti dan diucapkan menjadi “O” Selain itu, hurf "O" dan "H" di awal biasanya lebih sering digunakan dalam awal kaliamt misalnya seperti kata homah, honya, hoba, hobat, poles.

Lihat Juga

Referensi

  1. ^ a b c ""Basa Nosa", Bahasa Bali Dialek Nusa Penida yang Mirip Dialek Bali Aga?". I Ketut Serawan. 17 Mei 2020. Diakses tanggal 4 Juli 2022. 
  2. ^ "Kecamatan Nusa Penida dalam populasi dan bahasa 2022" (PDF). Badan Pusat Statistik. 2022. hlm. 1379. Diakses tanggal 4 Juli 2022. 
  3. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Bali Nusa Penida". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  4. ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011. 
  5. ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022.