Homo erectus: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Illchy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
k Suntingan Illchy (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Terryosano1
Tag: Pengembalian Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 1: Baris 1:
{{noref}}
{{noref}}
{{Taxobox
{{Taxobox
| fossil_range = {{Fossil range|1,9|0,5}}<small>[[Pleistosen awal]] – [[Pleistosen akhir]]<ref name="extinction">''[[Homo erectus soloensis]]'', found in [[Pulau Jawa|Java]], is considered the latest known survival of ''H. erectus''.
| fossil_range = {{Fossil range|1.9|0.5}}<small>[[Pleistosen awal]] – [[Pleistosen akhir]]<ref name="extinction">''[[Homo erectus soloensis]]'', found in [[Pulau Jawa|Java]], is considered the latest known survival of ''H. erectus''.
Formerly dated to as late as 50,000 to 40,000 years ago, a 2011 study pushed back the date of its extinction of ''H. e. soloensis'' to 143,000 years ago at the latest, more likely before 550,000 years ago.
Formerly dated to as late as 50,000 to 40,000 years ago, a 2011 study pushed back the date of its extinction of ''H. e. soloensis'' to 143,000 years ago at the latest, more likely before 550,000 years ago.
Indriati E, Swisher CC III, Lepre C, Quinn RL, Suriyanto RA, et al. 2011 The Age of the 20 Meter Solo River Terrace, Java, Indonesia and the Survival of Homo erectus in Asia.[http://www.plosone.org/article/info%3Adoi%2F10.1371%2Fjournal.pone.0021562 PLoS ONE 6(6): e21562. ] {{doi|10.1371/journal.pone.0021562}}.
Indriati E, Swisher CC III, Lepre C, Quinn RL, Suriyanto RA, et al. 2011 The Age of the 20 Meter Solo River Terrace, Java, Indonesia and the Survival of Homo erectus in Asia.[http://www.plosone.org/article/info%3Adoi%2F10.1371%2Fjournal.pone.0021562 PLoS ONE 6(6): e21562. ] {{doi|10.1371/journal.pone.0021562}}.
</ref>
</ref>
| image =
| image = Pekingthr.jpg
| image_width = 200px
| image_width = 200px
| image_caption = '''[[Manusia Peking|Homo erectus pekinensis]]'''<br />Rekonstruksi Weidenreich
| image_caption = '''[[Manusia Peking|Homo erectus pekinensis]]'''<br />Rekonstruksi Weidenreich

Revisi per 9 Desember 2022 09.05

Homo erectus
Rentang fosil: 1.9–0.5 jtyl
Pleistosen awalPleistosen akhir[1]
Berkas:Pekingthr.jpg
Homo erectus pekinensis
Rekonstruksi Weidenreich
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
H. erectus
Nama binomial
Homo erectus
(Mayr 1950)
Sinonim

Homo erectus (bahasa Latin, berarti "manusia yang berdiri tegak") adalah jenis manusia yang telah punah dari genus Homo. Pakar anatomi asal Belanda, Eugene Dubois, pada tahun 1890-an menggambarkannya sebagai Pithecanthropus erectus atau "Manusia Jawa" berdasarkan fosil tempurung kepala dan tulang paha yang ditemukan timnya di Trinil, Ngawi, Jawa Timur.

Sepanjang abad ke-20, antropolog berdebat tentang peranan H. erectus dalam rantai evolusi manusia. Pada awal abad tersebut, setelah ditemukannya fosil di Jawa dan Zhoukoudian, Tiongkok, para ilmuwan mempercayai bahwa manusia modern berevolusi di Asia. Hal ini bertentangan dengan teori Charles Darwin yang mengatakan bahwa manusia modern berasal dari Afrika. Namun demikian, pada tahun 1950-an dan 1970-an, beberapa fosil yang ditemukan di Kenya, Afrika Timur, ternyata menunjukkan bahwa hominin (Hominidae yang berjalan dengan kaki, atau manusia minus kera besar lainnya) memang berasal dari benua Afrika. Sampai saat ini para ilmuwan mempercayai bahwa H. erectus adalah keturunan dari makhluk mirip manusia era awal seperti Australopithecus dan keturunan spesies Homo awal seperti Homo habilis.

H. erectus dipercaya berasal dari Afrika dan bermigrasi selama masa Pleistocene awal sekitar 2,0 juta tahun yang lalu, dan terus menyebar ke seluruh Dunia Lama hingga mencapai Asia Tenggara.

Tulang-tulang yang diperkirakan berumur 1,8 dan 1,0 juta tahun telah ditemukan di Afrika (Danau Turkana dan Lembah Olduvai), Eropa (Georgia), Indonesia (hanya Jawa dan, mungkin, Flores), dan Tiongkok (Shaanxi). H. erectus menjadi hominin terpenting mengingat bahwa spesies inilah yang pertama kali meninggalkan benua Afrika.

Penemuan di Jawa bertapak di Sangiran (perbatasan Karanganyar dan Sragen), Trinil (Ngawi), Sambungmacan (Sragen), dan Ngandong, Kradenan, Blora; semuanya di tepi Bengawan Solo. Sisa tempurung kepala H. erectus ditemukan di Situs Patiayam, Kabupaten Kudus pada tahun 1978 oleh tim Sartono.[2] Penemuan atap tempurung kepala pada tahun 2011 di Semedo, Kabupaten Tegal, juga ditafsirkan sebagai bagian H. erectus.[3]

Rujukan

  1. ^ Homo erectus soloensis, found in Java, is considered the latest known survival of H. erectus. Formerly dated to as late as 50,000 to 40,000 years ago, a 2011 study pushed back the date of its extinction of H. e. soloensis to 143,000 years ago at the latest, more likely before 550,000 years ago. Indriati E, Swisher CC III, Lepre C, Quinn RL, Suriyanto RA, et al. 2011 The Age of the 20 Meter Solo River Terrace, Java, Indonesia and the Survival of Homo erectus in Asia.PLoS ONE 6(6): e21562. DOI:10.1371/journal.pone.0021562.
  2. ^ Sofwan Noerwidi dan Siswanto. Sangiran - Patiayam. Perbandingan Karakter Dua Situs Plestosen di Jawa. Balar Yogyakarta
  3. ^ Fosil Homo Erectus Ditemukan di Semedo. Kompas daring. Edisi Jumat, 20 April 2012. Diakses 6 Desember 2016.