Ibnul Asy'ats

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Abdurrahman bin Muhammad bin Al-Asy'ats Al-Kindi (Arab: عبد الرحمن بن محمد بن الأشعث الكندي) adalah seorang tokoh dari Bani Kindah yang pernah memimpin pasukan untuk menyerang raja Ratbil.

Abdurrahman berasal dari keluarga bangsawan dari suku Bani Kindah di Hadramaut.[1] Ia ikut serta dalam penangkapan Muslim bin Aqil pada tahun 680,[1][2] dan kemudian pertempuran melawan Al-Mukhtar ats-Tsaqafi bersama Mush'ab bin az-Zubair pada tahun 686/7.[1][3] Ibnul Asy'ats bersama pendukung Mush'ab lainnya kemudian membelot mendukung Bani Umayyah setelah terbunuhnya Mush'ab di Pertempuran Maskin.[1] Pada awal tahun 692, dia berpartisipasi dalam pertempuran melawan kelompok Khawarij cabang Azariqah di al-Ahwaz, dan memimpin 5.000 pasukan Kufah. Setelah Khawarij dikalahkan, dia melanjutkan untuk mengambil jabatan gubernur Rayy.[1][4][5] Pada akhir tahun 695, Al-Hajjaj bin Yusuf yang saat itu menjadi gubernur Irak mempercayakan Ibnul Asy'ats dengan 6.000 penunggang kuda dalam kampanye melawan pemberontak Khawarij di bawah Syabib bin Yazid Asy-Syaibani.[1][6]

Silsilah dan nama

Abdurrahman bin Muhammad bin Al-Asy'ats bin Qais bin Ma'di Karib bin Muawiyah bin Jabalah bin Adi bin Rabi'ah bin Muawiyah bin Al-Harits bin Muawiyah bin Tsaur bin Murti' bin Muawiyah bin Kindah[7] Al-Kindi.[8]

Ia juga dipanggil dengan nama Abdurrahman bin Al-Asy'ats[8] dan Ibnul Asy'ats berdasarkan nama kakeknya Al-Asy'ats.[9]

Kepribadian

Ibnul Asy'ats digambarkan sebagai seorang lelaki yang tampan, fasih dalam berbicara, dan dihormati serta dimuliakan oleh kaumnya.[10]

Keluarga

Kakeknya, Al-Asy'ats bin Qais adalah seorang sahabat Nabi[11] dan pemuka kabilah Bani Kindah di Kufah. Ayahnya Muhammad bin Al-Asy'ats menggantikan kepemimpinan Bani Kindah setelah kakeknya wafat pada tahun 661,[12][13] dan ia termasuk perawi hadis yang dinyatakan jujur (صدوق) dan dapat diterima (مقبول).[14] Ibu Ibnul Asy'ats adalah Ummu Amr putri dari pemimpin suku Arab Selatan Sa'id bin Qais al-Hamdani.[1]

Abdurrahman memiliki empat saudara laki-laki; Ishaq, Al-Qasim, Ash-Shabbah, dan Ismail, tiga saudaranya yang pertama bertempur dalam pertempuran di Thabaristan.[15] Ia juga memiliki dua saudara lainnya; Qais adalah seorang perawi hadis yang dinyatakan dapat diterima (مقبول),[16] dan saudara perempuannya Maimunah, menikah dengan Muhammad bin Al-Hajjaj, putra Al-Hajjaj bin Yusuf.[10]

Pemberontakan

Ibnul Asy'ats dikenal karena pemberontakannya dalam melawan Al-Hajjaj bin Yusuf,[17] yang kemudian berlanjut menjadi pemberontakan melawan Khalifah Abdul Malik bin Marwan.[18]

Pada awalnya, Ibnul Asy'ats ditunjuk oleh Al-Hajjaj untuk memimpin pasukan Jaisy Ath-Thawawis. Pasukan ini dikirim ke Sijistan untuk menghukum raja Ratbil karena melanggar perjanjian antara dia dan kaum Muslimin. Alih-alih melaksanakan tugas untuk melawan raja Ratbil yang memberontak, Abdurrahman kembali untuk memberontak melawan Al-Hajjaj yang didukung oleh rakyat Irak untuk revolusi dan memberontak melawan pemerintahan.[19] Pemberontakan tersebut terjadi karena kezaliman Al-Hajjaj dan kesewenang-wenangannya terhadap kaum lemah. Pemberontakannya juga didukung oleh ulama-ulama Irak seperti Sa'id bin Jubair, dan Amir Asy-Sya'bi. Peperangan panjang pun terjadi antara Ibnul Asy'ats dan Al-Hajjaj hingga ia kalah dan melarikan diri dari Bashrah.[20]

Kematian

Setelah pemberontakannya gagal, ia melarikan diri ke Afganistan dan kemudian melakukan bunuh diri dan itu terjadi pada tahun 704 M.[17] Riwayat lain mengatakan ia pergi ke Sijistan dan meminta perlindungan kepada penguasa Ratbil. Akan tetapi penguasa Ratbil takut akan ancaman Al-Hajjaj. Melihat sikap ini, Ibnul Asy'ats bunuh diri dengan melompat dari atas atap dan kepalanya dipenggal kemudian diserahkan kepada Al-Hajjaj.[21]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d e f g Veccia Vaglieri 1971, hlm. 715.
  2. ^ Howard 1990, hlm. 21.
  3. ^ Fishbein 1990, hlm. 99–100, 106–108, 116.
  4. ^ Fishbein 1990, hlm. 203–204.
  5. ^ Dixon 1971, hlm. 176, 181.
  6. ^ Rowson 1989, hlm. xii, 32–81.
  7. ^ Ibnu Hazm. "Jamharah Ansab Al-Arab". islamport.com (dalam bahasa Arab). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-14. Diakses tanggal 2022-08-16. 
  8. ^ a b Ash-Shafadi. "Al-Wafi bil Wafayat - Abdurrahman bin Al-Asy'ats - Al-Maktaba al-Shamela al-Haditha". shamela.ws (dalam bahasa Arab). hlm. 134. 
  9. ^ Wellhausen 1927, hlm. 233.
  10. ^ a b Ibnu Qutaibah. Politik dan Kekuasaan Dalam Sejarah Para Khalifah (Buku elektronik). Pustaka Al-Kautsar. hlm. 398. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-16. Diakses tanggal 2022-08-16. 
  11. ^ "Musawa'ah al-Hadith - Asy'ats bin Qais bin Ma'di Karib bin Muawiyah". hadith.islam-db.com (dalam bahasa Arab). 
  12. ^ Crone 1980, hlm. 110.
  13. ^ Howard 1990, hlm. 19.
  14. ^ "Musawa'ah al-Hadith - Muhammad bin Asy'ats bin Qais". hadith.islam-db.com (dalam bahasa Arab). 
  15. ^ Crone 1980, hlm. 110–111.
  16. ^ "Musawa'ah al-Hadith - Qais bin Muhammad bin Al-Asy'ats bin Qais". hadith.islam-db.com (dalam bahasa Arab). 
  17. ^ a b Al-Harafi, Dr. Salamah Muhammad. Buku Pintar Sejarah & Peradaban Islam. Pustaka Al-Kautsar. hlm. 575. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-11. Diakses tanggal 2022-06-17. 
  18. ^ Al-Harafi, hlm. 393.
  19. ^ https://shamela.ws/book/36578/2626
  20. ^ Adnan Tharsyah (2006). Yang Disenangi Nabi saw. dan Yang Tak Disukai. Gema Insani. hlm. 379. ISBN 9789795601135, 979560113X. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-16. Diakses tanggal 2022-08-16. 
  21. ^ Syaikh Al-Baladzuri (2015). Futuhul Buldan: Penaklukan Negeri-negeri dari Fathu Makkah Sampai Negeri Sind. Pustaka Al-Kautsar. hlm. 547. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-03. Diakses tanggal 2021-12-03. 

Sumber