Kerajaan Skotlandia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Vedolique (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
k bentuk baku
Baris 85: Baris 85:
Struktur politik Kerajaan secara historis kompleks. Namun, selama keberadaan Kerajaan orang-orang Skotlandia, diakui adanya satu monark, atau [[Raja Utama]]. Di bawah [[suzerainty]] dari seorang Raja Utama, terdapat [[klan Skotlandia|para ketua suku]] dan [[raja-raja kecil]] serta jabatan-jabatan yang diisi melalui pemilihan oleh sebuah [[Majelis Permusyawaratan|majelis]] di bawah suatu sistem yang dikenal sebagai [[tanistry]] yang menggabungkan unsure [[keturunan]] dengan persetujuan dari mereka yang dipimpin. Sang kandidat biasanya dicalonkan oleh si pemegang jabatan menjelang kematiannya, dan ahli waris yang dipilihnya itu dikenal sebagai ''tanist'', dari [[Bahasa Gaelik Skotlandia]] ''{{lang|gd|tanaiste}}''. Setelah [[Macbeth I dari Skotlandia|Macbeth]] digulingkan oleh [[Máel Coluim III dari Skotlandia|Máel Coluim III]] pada [[1057]] dan pada masa pemerintahan Raja [[David I dari Skotlandia|David I]] pengaruh para pemukim [[Norman]] di Skotlandia menyaksikan pengangkatan [[putera mahkota]] sebagai cara suksesi di Skotlandia ini seperti banyak kerajaan lain di Eropa Barat. Maka berkembanglah suatu 'kerajaan hibrida', satu bagian daripadanya diperintah oleh suatu campuran antara pemerintahan [[feodal]] dan kebiasaan [[Kelt]]. Dewan-dewan awal ini tidak dapat dianggap sebagai 'parlemen' seperti dalam pengertiannya di kemudian hari.
Struktur politik Kerajaan secara historis kompleks. Namun, selama keberadaan Kerajaan orang-orang Skotlandia, diakui adanya satu monark, atau [[Raja Utama]]. Di bawah [[suzerainty]] dari seorang Raja Utama, terdapat [[klan Skotlandia|para ketua suku]] dan [[raja-raja kecil]] serta jabatan-jabatan yang diisi melalui pemilihan oleh sebuah [[Majelis Permusyawaratan|majelis]] di bawah suatu sistem yang dikenal sebagai [[tanistry]] yang menggabungkan unsure [[keturunan]] dengan persetujuan dari mereka yang dipimpin. Sang kandidat biasanya dicalonkan oleh si pemegang jabatan menjelang kematiannya, dan ahli waris yang dipilihnya itu dikenal sebagai ''tanist'', dari [[Bahasa Gaelik Skotlandia]] ''{{lang|gd|tanaiste}}''. Setelah [[Macbeth I dari Skotlandia|Macbeth]] digulingkan oleh [[Máel Coluim III dari Skotlandia|Máel Coluim III]] pada [[1057]] dan pada masa pemerintahan Raja [[David I dari Skotlandia|David I]] pengaruh para pemukim [[Norman]] di Skotlandia menyaksikan pengangkatan [[putera mahkota]] sebagai cara suksesi di Skotlandia ini seperti banyak kerajaan lain di Eropa Barat. Maka berkembanglah suatu 'kerajaan hibrida', satu bagian daripadanya diperintah oleh suatu campuran antara pemerintahan [[feodal]] dan kebiasaan [[Kelt]]. Dewan-dewan awal ini tidak dapat dianggap sebagai 'parlemen' seperti dalam pengertiannya di kemudian hari.


Mulanya, orang-orang Skotlandia takluk kepada ketua Klan mereka atau laird, oleh karenanya, Raja Utama harus terus-menerus membuat mereka selalu senang, atau mereka akan mengadakan konflik bersenjata.
Mulanya, orang-orang Skotlandia takluk kepada ketua Klan mereka atau laird, oleh karenanya, Raja Utama harus terus-menerus membuat mereka selalu senang, atau mereka akan mengadakan konflik bersenjata.


[[Berkas:Parliament House, Edinburgh.JPG|jmpl|[[Gedung Parlemen, Edinburgh|Gedung Parlemen]] di [[Edinburgh]]]]
[[Berkas:Parliament House, Edinburgh.JPG|jmpl|[[Gedung Parlemen, Edinburgh|Gedung Parlemen]] di [[Edinburgh]]]]
Baris 97: Baris 97:
Kerajaan Skotlandia dipersatukan pada [[843]], oleh Raja [[Cináed mac Ailpín|Cináed I dari Skotlandia]]. Selama 850 tahun berikutnya, kerajaan ini mengembangkan sistem hukum dan pendidikannya sendiri — yang masih berlaku hingga sekarang — serta satuan [[Pound Skotlandia|mata uang]] dan [[satuan ukuran kuno Skotlandia|ukurannya]] sendiri. Mulanya, kerajaan ini terbatas di daerah sebelah utara [[Sungai Forth]] dan [[Sungai Clyde|Clyde]]. Wilayah barat daya Skotlandia tetap berada di bawah kekuasaan orang-orang [[Brython]] [[Kerajaan Strathclyde|Strathclyde]]. Skotlandia tenggara sejak sekitar [[638]] berada di bawah kekuasaan kerajaan proto-Inggris [[Bernicia]], lalu [[Kerajaan Northumbria]]. Bagian Skotlandia ini diperebutkan sejak masa [[Constantine II dari Skotlandia|Constantine II]] dan akhirnya jatuh ke tangan orang-orang Skotlandia pada [[1018]], ketika [[Máel Coluim II dari Skotlandia|Máel Coluim II]] memperluas perbatasannya hingga ke selatan sampai ke [[Sungai Tweed]]. Wilayah ini tetap merupakan perbatasan tenggaranya hingga saat ini (kecuali sekitar [[Berwick-upon-Tweed]]).
Kerajaan Skotlandia dipersatukan pada [[843]], oleh Raja [[Cináed mac Ailpín|Cináed I dari Skotlandia]]. Selama 850 tahun berikutnya, kerajaan ini mengembangkan sistem hukum dan pendidikannya sendiri — yang masih berlaku hingga sekarang — serta satuan [[Pound Skotlandia|mata uang]] dan [[satuan ukuran kuno Skotlandia|ukurannya]] sendiri. Mulanya, kerajaan ini terbatas di daerah sebelah utara [[Sungai Forth]] dan [[Sungai Clyde|Clyde]]. Wilayah barat daya Skotlandia tetap berada di bawah kekuasaan orang-orang [[Brython]] [[Kerajaan Strathclyde|Strathclyde]]. Skotlandia tenggara sejak sekitar [[638]] berada di bawah kekuasaan kerajaan proto-Inggris [[Bernicia]], lalu [[Kerajaan Northumbria]]. Bagian Skotlandia ini diperebutkan sejak masa [[Constantine II dari Skotlandia|Constantine II]] dan akhirnya jatuh ke tangan orang-orang Skotlandia pada [[1018]], ketika [[Máel Coluim II dari Skotlandia|Máel Coluim II]] memperluas perbatasannya hingga ke selatan sampai ke [[Sungai Tweed]]. Wilayah ini tetap merupakan perbatasan tenggaranya hingga saat ini (kecuali sekitar [[Berwick-upon-Tweed]]).


Pada [[1263]] Skotlandia dan [[Norwegia]] berperang dalam [[Pertempuran Largs]] untuk menguasai [[Western Isles]]. Pertempuran ini tidak menghasilkan kemenangan pada pihak manapun, namun membuktikan sekali untuk selama-lamanya bahwa orang-orang [[Norse]] tidak mampu mempertahankan kekuasaan yang efektif terhadap pulau-pulau yang jauh letaknya. Pada [[1266]] raja Norwegia [[Magnus VI dari Norwegia]] menandatangani [[Perjanjian Perth]], yang mengakui kekuasaan Skotlandia dan hak untuk memungut upeti atas pulau-pulau itu. Meskipun perjanjian ini telah ditandatangani, para praktiknya, para tuan di kepulauan tersebut (Lord of the Isles) tetap berkuasa.
Pada [[1263]] Skotlandia dan [[Norwegia]] berperang dalam [[Pertempuran Largs]] untuk menguasai [[Western Isles]]. Pertempuran ini tidak menghasilkan kemenangan pada pihak manapun, namun membuktikan sekali untuk selama-lamanya bahwa orang-orang [[Norse]] tidak mampu mempertahankan kekuasaan yang efektif terhadap pulau-pulau yang jauh letaknya. Pada [[1266]] raja Norwegia [[Magnus VI dari Norwegia]] menandatangani [[Perjanjian Perth]], yang mengakui kekuasaan Skotlandia dan hak untuk memungut upeti atas pulau-pulau itu. Meskipun perjanjian ini telah ditandatangani, para praktiknya, para tuan di kepulauan tersebut (Lord of the Isles) tetap berkuasa.


[[Aliansi Lama]] (Auld Alliance) adalah aliansi penting antara Skotlandia dan [[Prancis]]. Aliansi ini terbentuk sejak ditandatanganinya perjanjian oleh [[John Balliol]] dengan [[Philip IV dari Prancis]], in [[1295]]. Aliansi ini memainkan peranan penting namun berubah-ubah dalam hubungan antara Prancis-Skotlandia (dan [[Kerajaan Inggris|Inggris]]), hingga [[1560]]. Pada [[1512]] di bawah suatu perjanjian yang memperluas Auld Alliance, semua warga negara Skotlandia dan Prancis juga menjadi warga negara dari negara yang lainnya. Status ini baru dibatalkan di Prancis pada [[1903]] sementara di Skotlandia tak pernah dibatalkan.
[[Aliansi Lama]] (Auld Alliance) adalah aliansi penting antara Skotlandia dan [[Prancis]]. Aliansi ini terbentuk sejak ditandatanganinya perjanjian oleh [[John Balliol]] dengan [[Philip IV dari Prancis]], in [[1295]]. Aliansi ini memainkan peranan penting namun berubah-ubah dalam hubungan antara Prancis-Skotlandia (dan [[Kerajaan Inggris|Inggris]]), hingga [[1560]]. Pada [[1512]] di bawah suatu perjanjian yang memperluas Auld Alliance, semua warga negara Skotlandia dan Prancis juga menjadi warga negara dari negara yang lainnya. Status ini baru dibatalkan di Prancis pada [[1903]] sementara di Skotlandia tak pernah dibatalkan.


Raja-raja Skotlandia sangat mengutamakan pentingnya penguasaan atas [[Stirling]] yang strategis, yang meneybabkan pertempuran [[pertempuran Jembatan Stirling|Jembatan Stirling]] dan [[pertempuran Bannockburn|Bannockburn]] pada [[Perang Kemerdekaan Skotlandia]], ketika tokoh-tokoh bersejarah seperti [[William Wallace]] dan [[Robert I dari Skotlandia|Robert the Bruce]] muncul. Pada [[1320]] a remonstrance kepada [[Paus (Katolik Roma)|Paus]] dari para bangsawan Skotlandia ( [[Deklarasi Arbroath]]) akhirnya meyakinkan [[Paus Yohanes XXII]] untuk membatalkan [[eks-komunikasi]] yang sebelumnya dan membatalkan berbagai Undang-Undang ketaatan Akta oleh raja-raja Skotlandia kepada raja-raja Inggris sehingga kedaulatan Skotlandia dapat diakui oleh dinasti-dinasti penting Eropa.
Raja-raja Skotlandia sangat mengutamakan pentingnya penguasaan atas [[Stirling]] yang strategis, yang meneybabkan pertempuran [[pertempuran Jembatan Stirling|Jembatan Stirling]] dan [[pertempuran Bannockburn|Bannockburn]] pada [[Perang Kemerdekaan Skotlandia]], ketika tokoh-tokoh bersejarah seperti [[William Wallace]] dan [[Robert I dari Skotlandia|Robert the Bruce]] muncul. Pada [[1320]] a remonstrance kepada [[Paus (Katolik Roma)|Paus]] dari para bangsawan Skotlandia ( [[Deklarasi Arbroath]]) akhirnya meyakinkan [[Paus Yohanes XXII]] untuk membatalkan [[eks-komunikasi]] yang sebelumnya dan membatalkan berbagai Undang-Undang ketaatan Akta oleh raja-raja Skotlandia kepada raja-raja Inggris sehingga kedaulatan Skotlandia dapat diakui oleh dinasti-dinasti penting Eropa.
Baris 105: Baris 105:
Pada [[1468]] wilayah terakhir yang diakuisisi oleh Skotlandia diperoleh ketika [[James III dari Skotlandia|James III]] menikah dengan [[Margaret dari Denmark]]. Ia memperoleh [[Kepulauan Orkney]] dan [[Kepulauan Shetland]] sebagai bayaran [[mas kawin]]nya dan, pada [[1493]], anaknya, [[James IV dari Skotlandia|James IV]], berhasil mengakhiri pemerintahan yang setengah independent dari para [[Lord of the Isles]], dan meletakkan Kepulauan Western untuk pertama kalinya di bawah kekuasaan kerajaan.
Pada [[1468]] wilayah terakhir yang diakuisisi oleh Skotlandia diperoleh ketika [[James III dari Skotlandia|James III]] menikah dengan [[Margaret dari Denmark]]. Ia memperoleh [[Kepulauan Orkney]] dan [[Kepulauan Shetland]] sebagai bayaran [[mas kawin]]nya dan, pada [[1493]], anaknya, [[James IV dari Skotlandia|James IV]], berhasil mengakhiri pemerintahan yang setengah independent dari para [[Lord of the Isles]], dan meletakkan Kepulauan Western untuk pertama kalinya di bawah kekuasaan kerajaan.


Pemerintahan James IV seringkali dianggap sebagai periode perkembangan kebudayaan. Pada masa inilah [[Renaisans]] Eropa mulai menyusup ke Skotlandia. Skotlandia berkembang pesat dalam pendidikan pada [[abad ke-15]] dengan didirikannya [[Universitas St Andrews]] pada [[1413]], [[Universitas Glasgow]] pada [[1450]] dan [[Universitas Aberdeen]] pada [[1494]], serta dengan disetujuinya [[Undang-Undang Pendidikan 1496]].
Pemerintahan James IV sering kali dianggap sebagai periode perkembangan kebudayaan. Pada masa inilah [[Renaisans]] Eropa mulai menyusup ke Skotlandia. Skotlandia berkembang pesat dalam pendidikan pada [[abad ke-15]] dengan didirikannya [[Universitas St Andrews]] pada [[1413]], [[Universitas Glasgow]] pada [[1450]] dan [[Universitas Aberdeen]] pada [[1494]], serta dengan disetujuinya [[Undang-Undang Pendidikan 1496]].


[[Berkas:John Knox.jpg|jmpl|[[John Knox]]]]
[[Berkas:John Knox.jpg|jmpl|[[John Knox]]]]
Baris 129: Baris 129:
[[Berkas:Kingdom of Scotland Map.PNG|thumb|Map of the Kingdom of Scotland in the [[16th century]]; note, until the later Middle Ages, the traditional capital of Scotland was at [[Scone, Perthshire|Scone]]]]
[[Berkas:Kingdom of Scotland Map.PNG|thumb|Map of the Kingdom of Scotland in the [[16th century]]; note, until the later Middle Ages, the traditional capital of Scotland was at [[Scone, Perthshire|Scone]]]]


A major feature of English politics from [[1702]] to [[1707]] was the necessity of securing the Hanoverian Succession. The death of King William in 1702 resulted in the succession of [[Anne of Great Britain|Queen Anne]] to the crowns of England and Scotland. Anne's last surviving child had died in [[1700]] and the English Act of Settlement had passed the English Succession over to the [[Protestant]] [[House of Hanover]]. Since it was unthinkable that Scotland and England should again have separate monarchs, the securing of the Hanoverian Succession in Scotland became the primary objective in English strategic thinking towards Scotland. By [[1703]] the Anglo-Scottish dynastic union, the [[Union of the Crowns]], was in crisis. The Scottish Parliament was pursuing both an independent dynastic and foreign policy and the Scottish [[Act of Security]] allowed for the Scottish Parliament to choose a different monarch to succeed to the Scottish crown from that of [[Kingdom of England|England]], if it so wished. Many in Scotland saw this as a desirable position given that the [[Parliament of England|English Parliament]] had executed [[Charles I of England|King Charles I]] during the [[English Civil War]] without any reference to the [[Parliament of Scotland|Scottish Parliament]], despite Charles also being [[King of Scots]]. This meant that the Act allowed for the Scottish Parliament to initiate an independent foreign policy during an era of major European warfare like the [[War of the Spanish Succession]] and the [[Great Northern War]]. From the English political perspective, this opened up the possibilities of the restoration of a [[Jacobitism|Jacobite]] on the Scottish throne or a Scottish trading and/or military alliance with another power in Europe like [[France]] or the [[Dutch Republic]]. Such an alignment could result in attacks from Scotland, [[Kingdom of Ireland|Ireland]] and the continent and compromise English interests abroad. Hence the Scottish 'problem' had to be neutralised and the Hanoverian Succession secured.
A major feature of English politics from [[1702]] to [[1707]] was the necessity of securing the Hanoverian Succession. The death of King William in 1702 resulted in the succession of [[Anne of Great Britain|Queen Anne]] to the crowns of England and Scotland. Anne's last surviving child had died in [[1700]] and the English Act of Settlement had passed the English Succession over to the [[Protestant]] [[House of Hanover]]. Since it was unthinkable that Scotland and England should again have separate monarchs, the securing of the Hanoverian Succession in Scotland became the primary objective in English strategic thinking towards Scotland. By [[1703]] the Anglo-Scottish dynastic union, the [[Union of the Crowns]], was in crisis. The Scottish Parliament was pursuing both an independent dynastic and foreign policy and the Scottish [[Act of Security]] allowed for the Scottish Parliament to choose a different monarch to succeed to the Scottish crown from that of [[Kingdom of England|England]], if it so wished. Many in Scotland saw this as a desirable position given that the [[Parliament of England|English Parliament]] had executed [[Charles I of England|King Charles I]] during the [[English Civil War]] without any reference to the [[Parliament of Scotland|Scottish Parliament]], despite Charles also being [[King of Scots]]. This meant that the Act allowed for the Scottish Parliament to initiate an independent foreign policy during an era of major European warfare like the [[War of the Spanish Succession]] and the [[Great Northern War]]. From the English political perspective, this opened up the possibilities of the restoration of a [[Jacobitism|Jacobite]] on the Scottish throne or a Scottish trading and/or military alliance with another power in Europe like [[France]] or the [[Dutch Republic]]. Such an alignment could result in attacks from Scotland, [[Kingdom of Ireland|Ireland]] and the continent and compromise English interests abroad. Hence the Scottish 'problem' had to be neutralised and the Hanoverian Succession secured.


The Kingdom of Scotland ceased to exist on [[1 May]] [[1707]], following passage of the [[Acts of Union 1707|Acts of Union]], which merged Scotland with England thereby creating the [[Kingdom of Great Britain]]. The Acts incorporated provisions for Scotland to send [[Peers and Parliament|representative peer]]s from the [[Peerage of Scotland]] to sit in the [[House of Lords]]. It guaranteed that the [[Church of Scotland]] would remain the established church in Scotland, that the [[Court of Session]] would "remain in all time coming within Scotland" and that [[Scots law]] would "remain in the same force as before". Other provisions included the restatement of the [[Act of Settlement 1701]] and the ban on [[Roman Catholics]] from taking the throne. It also created a [[customs union]] and [[monetary union]]. The Act provided that any "laws and statutes" that were "contrary to or inconsistent with the terms" of the Act would "cease and become void." -->
The Kingdom of Scotland ceased to exist on [[1 May]] [[1707]], following passage of the [[Acts of Union 1707|Acts of Union]], which merged Scotland with England thereby creating the [[Kingdom of Great Britain]]. The Acts incorporated provisions for Scotland to send [[Peers and Parliament|representative peer]]s from the [[Peerage of Scotland]] to sit in the [[House of Lords]]. It guaranteed that the [[Church of Scotland]] would remain the established church in Scotland, that the [[Court of Session]] would "remain in all time coming within Scotland" and that [[Scots law]] would "remain in the same force as before". Other provisions included the restatement of the [[Act of Settlement 1701]] and the ban on [[Roman Catholics]] from taking the throne. It also created a [[customs union]] and [[monetary union]]. The Act provided that any "laws and statutes" that were "contrary to or inconsistent with the terms" of the Act would "cease and become void." -->

Revisi per 20 Maret 2020 13.51

Kerajaan Skotlandia

Rìoghachd na h-Alba
Kinrick o Scotland
Abad ke-9–1707
{{{coat_alt}}}
Lambang
Letak Skotlandia
Letak Skotlandia
Ibu kotaEdinburgh (setelah sek.1452)
Bahasa yang umum digunakan
Daftar
[nb 3]
Agama
Katolik Roma
Episkopal, Presbiterianisme
PemerintahanMonarki
Raja 
• 843–858
Kenneth I
• 1702–1707
Anne
LegislatifParlemen
Sejarah 
• Bersatu
Abad ke-9 (secara tradisional 843)
• Lothian dan Strathclyde dimasukkan
1124 (dikonfirmasi dalam Perjanjian York 1237)
• Galloway dimasukkan
1234/1235
• Hebrides, Isle of Man dan Caithness dimasukkan
1266 (Perjanjian Perth)
• Orkney dan Shetland dianeksasi
1472
24 Maret 1603
1 Mei 1707
Luas
1482–170778.778 km2 (30.416 sq mi)
150078.778 km2 (30.416 sq mi)
160078.778 km2 (30.416 sq mi)
170078.778 km2 (30.416 sq mi)
Populasi
• 1500
500000
• 1600
800000
• 1700
1250000
Mata uangPound Skotlandia
Didahului oleh
Digantikan oleh
Dál Riata
krjKerajaan
Cat| Cat|Cat
krjKerajaan
Ce| Ce|Ce
krjKerajaan
Fortriu| Fortriu|Fortriu
krjKerajaan
Fib| Fib|Fib
krjKerajaan
Strathclyde| Strathclyde|Strathclyde
krjKerajaan
Galloway| Galloway|Galloway
krjKerajaan
Northumbria| Northumbria|Northumbria
krjKerajaan
Britania Raya
^ Pictish dan bahasa Cumbric punah pada abad 10 dan 11.[1][2] Bahasa Prancis banyak dituturkan di Skotlandia pada masa Aliansi Auld.[3] Bahasa Inggris mulai mendapat tempat pada abad ke-16.
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Artikel ini adalah mengenai negara historis yang bernama Kerajaan Skotlandia (8431707). Untuk informasi mengenai negara modern, lihat artikel utama: Skotlandia.

Kerajaan Skotlandia (bahasa Gaelik Skotlandia: Rìoghachd na h-Alba) adalah sebuah negara yang terletak di Eropa Barat, di sepertiga bagian utara dari pulau Britania Raya. Negara ini berdiri dari 843 hingga Akta Penyatuan 1707 yang mempersatukannya dengan Kerajaan Inggris (9271707) untuk membentuk Kerajaan Britania Raya (17071800). Penduduknya pada 1700 sekitar 1,1 juta.

Pemerintahan

Struktur politik Kerajaan secara historis kompleks. Namun, selama keberadaan Kerajaan orang-orang Skotlandia, diakui adanya satu monark, atau Raja Utama. Di bawah suzerainty dari seorang Raja Utama, terdapat para ketua suku dan raja-raja kecil serta jabatan-jabatan yang diisi melalui pemilihan oleh sebuah majelis di bawah suatu sistem yang dikenal sebagai tanistry yang menggabungkan unsure keturunan dengan persetujuan dari mereka yang dipimpin. Sang kandidat biasanya dicalonkan oleh si pemegang jabatan menjelang kematiannya, dan ahli waris yang dipilihnya itu dikenal sebagai tanist, dari Bahasa Gaelik Skotlandia tanaiste. Setelah Macbeth digulingkan oleh Máel Coluim III pada 1057 dan pada masa pemerintahan Raja David I pengaruh para pemukim Norman di Skotlandia menyaksikan pengangkatan putera mahkota sebagai cara suksesi di Skotlandia ini seperti banyak kerajaan lain di Eropa Barat. Maka berkembanglah suatu 'kerajaan hibrida', satu bagian daripadanya diperintah oleh suatu campuran antara pemerintahan feodal dan kebiasaan Kelt. Dewan-dewan awal ini tidak dapat dianggap sebagai 'parlemen' seperti dalam pengertiannya di kemudian hari.

Mulanya, orang-orang Skotlandia takluk kepada ketua Klan mereka atau laird, oleh karenanya, Raja Utama harus terus-menerus membuat mereka selalu senang, atau mereka akan mengadakan konflik bersenjata.

Gedung Parlemen di Edinburgh

Parlemen Skotlandia pertama kali ditemukan dalam catatan sejarah pada awal abad ke-13, dan pertemuan pertama yang dicatat (dirujuk, seperti parlemen Inggris, sebagai colloquium dalam catatan-catatan bahasa Lain yang bertahan) diselenggarakan di Kirkliston pada 1235 pada masa pemerintahan Alexander II. Dua periode yang paling kuat dari keberadaan Parlemen Skotlandia adalah 16391651 dan 16891707. Pada masa pengendalian Covenanting, Parlemen Skotlandia muncul sebagai sebuah forum politik dan institusional yang matang dan merupakan salah satu dewan yang paling berkuasa di Eropa. Berdasarkan Penyelesaian Konstitusional Skotlandia pada 16401641, sebuah program pembaruan konstitusional diperbarui dari 1689, ketika Parlemen mengesahkan Klaim Hak (tak lama setelah pembaruan serupa dilakukan di Inggris. Dengan negara ini, Skotlandia memiliki kesatuan pribadi). Sidang parlemen terakhir berlangsung pada 25 Mei, 1707.

Sejarah

Penobatan Raja Alexander di Moot Hill, Scone, ibukota kuno dan tempat penobatan raja-raja Skotlandia. Ia disambut oleh ollamh rígh, penyair kerajaan, yang menyapanya dengan pernyataan "Benach De Re Albanne" (= Beannachd Dé Rígh Alban, "Kiranya Tuhan Memberkati Raja Skotlandia"); lalu sang penyair melanjutkan dengan mengucapkan silsilah Alexander.

Kerajaan Skotlandia dipersatukan pada 843, oleh Raja Cináed I dari Skotlandia. Selama 850 tahun berikutnya, kerajaan ini mengembangkan sistem hukum dan pendidikannya sendiri — yang masih berlaku hingga sekarang — serta satuan mata uang dan ukurannya sendiri. Mulanya, kerajaan ini terbatas di daerah sebelah utara Sungai Forth dan Clyde. Wilayah barat daya Skotlandia tetap berada di bawah kekuasaan orang-orang Brython Strathclyde. Skotlandia tenggara sejak sekitar 638 berada di bawah kekuasaan kerajaan proto-Inggris Bernicia, lalu Kerajaan Northumbria. Bagian Skotlandia ini diperebutkan sejak masa Constantine II dan akhirnya jatuh ke tangan orang-orang Skotlandia pada 1018, ketika Máel Coluim II memperluas perbatasannya hingga ke selatan sampai ke Sungai Tweed. Wilayah ini tetap merupakan perbatasan tenggaranya hingga saat ini (kecuali sekitar Berwick-upon-Tweed).

Pada 1263 Skotlandia dan Norwegia berperang dalam Pertempuran Largs untuk menguasai Western Isles. Pertempuran ini tidak menghasilkan kemenangan pada pihak manapun, namun membuktikan sekali untuk selama-lamanya bahwa orang-orang Norse tidak mampu mempertahankan kekuasaan yang efektif terhadap pulau-pulau yang jauh letaknya. Pada 1266 raja Norwegia Magnus VI dari Norwegia menandatangani Perjanjian Perth, yang mengakui kekuasaan Skotlandia dan hak untuk memungut upeti atas pulau-pulau itu. Meskipun perjanjian ini telah ditandatangani, para praktiknya, para tuan di kepulauan tersebut (Lord of the Isles) tetap berkuasa.

Aliansi Lama (Auld Alliance) adalah aliansi penting antara Skotlandia dan Prancis. Aliansi ini terbentuk sejak ditandatanganinya perjanjian oleh John Balliol dengan Philip IV dari Prancis, in 1295. Aliansi ini memainkan peranan penting namun berubah-ubah dalam hubungan antara Prancis-Skotlandia (dan Inggris), hingga 1560. Pada 1512 di bawah suatu perjanjian yang memperluas Auld Alliance, semua warga negara Skotlandia dan Prancis juga menjadi warga negara dari negara yang lainnya. Status ini baru dibatalkan di Prancis pada 1903 sementara di Skotlandia tak pernah dibatalkan.

Raja-raja Skotlandia sangat mengutamakan pentingnya penguasaan atas Stirling yang strategis, yang meneybabkan pertempuran Jembatan Stirling dan Bannockburn pada Perang Kemerdekaan Skotlandia, ketika tokoh-tokoh bersejarah seperti William Wallace dan Robert the Bruce muncul. Pada 1320 a remonstrance kepada Paus dari para bangsawan Skotlandia ( Deklarasi Arbroath) akhirnya meyakinkan Paus Yohanes XXII untuk membatalkan eks-komunikasi yang sebelumnya dan membatalkan berbagai Undang-Undang ketaatan Akta oleh raja-raja Skotlandia kepada raja-raja Inggris sehingga kedaulatan Skotlandia dapat diakui oleh dinasti-dinasti penting Eropa.

Pada 1468 wilayah terakhir yang diakuisisi oleh Skotlandia diperoleh ketika James III menikah dengan Margaret dari Denmark. Ia memperoleh Kepulauan Orkney dan Kepulauan Shetland sebagai bayaran mas kawinnya dan, pada 1493, anaknya, James IV, berhasil mengakhiri pemerintahan yang setengah independent dari para Lord of the Isles, dan meletakkan Kepulauan Western untuk pertama kalinya di bawah kekuasaan kerajaan.

Pemerintahan James IV sering kali dianggap sebagai periode perkembangan kebudayaan. Pada masa inilah Renaisans Eropa mulai menyusup ke Skotlandia. Skotlandia berkembang pesat dalam pendidikan pada abad ke-15 dengan didirikannya Universitas St Andrews pada 1413, Universitas Glasgow pada 1450 dan Universitas Aberdeen pada 1494, serta dengan disetujuinya Undang-Undang Pendidikan 1496.

John Knox

Pada abad ke-16, Skotlandia mengalami Reformasi Protestan. Pada bagian awal dari abad ini, ajaran-ajaran Martin Luther dan belakangan Yohanes Calvin mulai memengaruhi Skotlandia. Hukuman mati yang dijatuhi atas sejumlah pendeta Protestan, terutama sekali Lutheran memengaruhi Patrick Hamilton pada 1527 dan belakangan George Wishart yang Calvinis pada 1546 yang dibakar di tiang di St. Andrews oleh Kardinal Beaton karena tuduhan ajaran sesat, tidak berhasil menghalangi perkembangan gagasan-gagasan ini. Beaton was dibunuh tak lama setelah menghukum mati George Wishart.


Rujukan

  1. ^
  2. ^
  3. ^ Banyak digunakan untuk kepentingan administratif dan liturgi. Bahasa Latin pertengahan kemudian digantikan Bahasa Latin Reinasains pada abad ke-15.

Lihat pula

Kerajaan Skotlandia
l.k. 8431707
Digantikan oleh:
Kerajaan Britania Raya
17071801
Digantikan oleh:
Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia
18011921
Digantikan oleh:
Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara
sejak 1921