Kereta cepat Whoosh

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 2 Oktober 2023 08.10 oleh NFarras (bicara | kontrib)
Whoosh
EMU KCIC400AF "Whoosh" di Stasiun Tegalluar
Informasi umum
Jenis layananKereta kecepatan tinggi
Daerah operasi
Mulai beroperasi2 Oktober 2023
Operator saat iniKereta Cepat Indonesia China
Situs webkcic.co.id
Lintas pelayanan
Stasiun awalHalim
Jumlah pemberhentian4
Stasiun akhirTegalluar
Jarak tempuh142,3 kilometer
Waktu tempuh rerata46 menit (Halim–Tegalluar)
Pelayanan penumpang
KelasFirst, business, dan premium economy
Pengaturan tempat duduk
  • 18 tempat duduk disusun 2-1 (first class)
    kursi dapat direbahkan dan diputar
  • 28 tempat duduk disusun 2-2 (business class)
    kursi dapat direbahkan dan diputar
  • 555 tempat duduk disusun 2-3 (premium economy)
    kursi dapat direbahkan dan diputar
Fasilitas restorasiAda
Fasilitas observasiJendela besar di semua kelas kereta
Fasilitas bagasi
  • Rak bagasi di atas tempat duduk
  • rak koper di ujung tiap kereta
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.435 mm (4 ft 8+12 in)
Elektrifikasi27,5 kV AC 50 Hz (listrik aliran atas)
Kecepatan operasional350 km/h (217 mph) (Operasional)
Pemilik jalurKereta Cepat Indonesia China
Peta rute
Halim BK
Karawang
Walini
Padalarang KC B C Kereta Api Indonesia 2D
Tegalluar
Depo Tegalluar

Whoosh (sebelumnya dikenal sebagai Kereta Cepat Jakarta–Bandung)[1][2] adalah sebuah layanan kereta api berkecepatan tinggi pertama di Indonesia dan Asia Tenggara. Kereta api ini memiliki kecepatan operasional hingga 350 km/h (217 mph) yang menghubungkan Tegalluar di Bandung, Jawa Barat dengan Halim di Jakarta Timur. Layanan kereta api berkecepatan tinggi ini dioperasikan oleh Kereta Cepat Indonesia China, sebagai konsorsium Pilar Sinergi BUMN Indonesia dan China Railway International Company Limited melalui Beijing Yawan HSR Company Limited.[3] Trase layanan ini adalah fase pertama dari serangkaian jalur di sistem kereta api berkecepatan tinggi di Pulau Jawa.

Jenama

Jenama Whoosh diumumkan oleh Ketua Tim Panel Sayembara Desain Identitas Jenama Kereta Api Cepat Indonesia, Triawan Munaf, pada 21 September 2023. Nama Whoosh terinspirasi oleh suara lesatan kereta cepat ketika bergerak.[4] Nama ini juga merupakan singkatan dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Handal.[5]

Logo Whoosh berasal dari hasil sayembara yang diikuti oleh perkumpulan perusahaan desain grafis. Sayembara ini diikuti oleh sepuluh kontestan dan diseleksi menjadi tiga finalis.[6] Logo yang terpilih diumumkan bersamaan dengan peresmian Whoosh pada 2 Oktober 2023.[7] Logo tersebut merupakan buatan studio desain Visious, terdiri atas logogram berbentuk huruf W yang menggambarkan efek lesatan kereta cepat dan tulisan Whoosh yang mengaplikasikan prinsip "huruf yang kokoh".[8]

Sejarah

Presiden Joko Widodo mengesahkan Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 sebagai sebuah Proyek Strategis Nasional.[9] Pada 21 Januari 2016, Jokowi meletakkan batu pertama konstruksi di kawasan Perkebunan Teh Walini milik PTPN VIII. Estimasi pembiayaan proses konstruksi ini mencapai Rp70 triliun.[10]

Pada tahun 2017, di Kota Beijing, RRT, ditandatangani Facility Agreement Pembiayaan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat, yang disaksikan langsung oleh Presiden Jokowi dan Presiden RRT Xi Jinping.[9] Budi Karya Sumadi selaku Menteri Perhubungan mengingatkan kepada perusahaan kontraktor agar segera mempercepat proses konstruksi. Menurutnya, pembebasan lahan menjadi masalah terhambatnya pembangunan infrastruktur, dan ia tidak mengharuskan pembebasan lahan rampung 100%. Kendati demikian, pembebasan lahan masih menjadi prasyarat yang harus dipenuhi agar pinjaman yang diberikan oleh China Development Bank dapat segera cair.[11]

Trase yang ditetapkan adalah rute Jakarta–Bandung sejauh 142,3 km[12], dan didukung empat stasiun yakni Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar. Setiap stasiun akan dilengkapi fasilitas untuk mendukung pembangunan berorientasi transit (TOD) di sekitar stasiun. Terkait dengan rencana stasiun baru ini, Walini akan diproyeksikan sebagai sebuah kota terencana baru yang akan menjadi penyangga wilayah Bandung Raya. Proyek ini diproyeksikan akan menyerap 39.000 tenaga kerja saat proses konstruksi, 20.000 tenaga kerja saat proses pembangunan TOD, dan 28.000 tenaga kerja setelah operasi. Untuk mendukung operasional, KCIC akan menghadirkan 11 set kereta cepat dengan 8 kereta per rangkaian.[13]

Proses pembangunan stasiun HSR di seberang Stasiun Padalarang

Proyek ini tidak selalu berjalan mulus. Estimasi biaya yang ditetapkan oleh KCIC semula berkisar US$6,1 miliar, tetapi pada November 2020, KCIC memperkirakan ada pembengkakan sehingga menjadi US$8,6 miliar, dan dari pihak manajemen mampu menekan biaya menjadi sebesar US$8 miliar. Kementerian BUMN mengatakan bahwa pembengkakan biaya ini akan ditutup dengan pendanaan dari konsorsium pemegang saham serta pinjaman. Konsorsium tersebut akan menanggung 25% cost overrun yang berasal dari penyertaan modal negara yang masuk ke PT Kereta Api Indonesia sebesar Rp4 triliun dan Tiongkok akan urun sebesar Rp3 triliun. Sebesar 75% sisanya berasal dari pinjaman.[14]

Pada tanggal 18 Oktober 2021, KCIC menyatakan bahwa Stasiun Walini yang semula dimasukkan dalam daftar stasiun mereka, dicoret dari daftar stasiun, terkait dengan efisiensi biaya. Oleh karena itu, mereka akan memilih menggeser stasiun tersebut ke Padalarang untuk alasan integrasi moda.[15]

Pada 18 Mei 2023, KCIC resmi memulai uji coba perdana jalur kereta cepat Jakarta–Bandung. Jalur KCIC dialiri listrik dengan tegangan 27,5 kV AC.[16] Pada tanggal 16 September, KCIC mulai membuka uji coba perdana gratis bagi masyarakat umum hingga tanggal 30 September.[17]

Jalur

Pada 6 Mei 2016, Direktur Utama KCIC saat itu, Hanggoro Budi Wiryawan, menetapkan trase JakartaBandung untuk jalur KCIC. Menurutnya, rute tersebut memiliki daya beli yang sangat memungkinkan untuk membeli tiket kereta cepat. Menurut Wiryawan, Bandung merupakan tempat yang cukup potensial untuk dikembangkan dalam sektor perdagangan dan pariwisata. Dengan penetapan trase tersebut, bisnis KCIC tidak hanya sebatas mengandalkan kereta cepatnya, tetapi juga pengembangan kawasan di sekitar stasiun yang akan disinggahi layanan KCIC.[18]

Jalur ini didukung 13 terowongan dan dibangun menggunakan konstruksi layang dengan panjang 60% dari total panjang jalur (142,3 km). Sisanya menggunakan at grade, khususnya pada segmen-segmen yang akan melalui terowongan hingga akhirnya sampai di Bandung.[19][20]

Jalur Whoosh memiliki lebar sepur 1.435 mm (4 ft 8+12 in) dan awalnya didukung dengan listrik aliran atas bertegangan 25 kV AC. Jalur ini sudah dibuat ganda sejak pembangunannya pertama kali.[21] Saat proses uji coba pada 18 Mei 2023, tegangan listrik diubah menjadi 27,5 kV AC. Empat gardu traksi LAA ditempatkan di Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar.[22]

Stasiun

Stasiun Antarmoda penghubung Keterangan Lokasi fisik
Halim Kereta Api Indonesia BK LRT Jabodebek Lin Bekasi Stasiun ujung barat dan kantor pusat PT Kereta Cepat Indonesia-China Jakarta Timur DKI Jakarta
Karawang Karawang Jawa Barat
Padalarang Kereta Api Indonesia Layanan kereta api lokal Kereta Api Indonesia/KAI Commuter: Penghubung utama bagi wilayah Bandung Raya Bandung Barat
Tegalluar Bus interchange Layanan bus shuttle DAMRI dan Big Bird Stasiun ujung timur dan depo kereta cepat Bandung

Sarana kereta

Kereta inspeksi KCIC400AF CIT 22 01 saat menjalani uji coba di lintas KCIC
Kereta penumpang KCIC400AF di Stasiun Halim, stasiun terminus barat yang menjadi titik naik dan turun penumpang di Jakarta.

Bakal pelanting yang digunakan oleh Whoosh adalah Kereta Rel Listrik (EMU) KCIC400AF. KCIC400AF sendiri merupakan varian kereta cepat yang dibuat berbasis Fuxing CR400AF yang diproduksi oleh CRRC Qingdao Sifang Co. Ltd., sebuah perusahaan manufaktur bakal pelanting asal Tiongkok. Kereta Rel Listrik KCIC400AF mampu melaju dengan kecepatan tinggi maksimal hingga 420 km/h (261 mph). Kereta ini dibuat dengan desain unik khas Indonesia dengan eksterior menyerupai Komodo dan interior dihiasi Batik Mega Mendung khas Jawa Barat, sehingga kereta ini diberikan julukan “Red Komodo” atau Komodo merah dalam Bahasa Indonesia. Rangkaian kereta cepat KCIC400AF dirancang dengan minim kebisingan dan getaran, tahan api, banjir, dan gempa bumi, serta tahan terhadap serangan objek asing..[23]

Selain mengoperasikan 11 rangkaian kereta cepat, KCIC juga mengoperasikan satu kereta inspeksi. Pengiriman armada dimulai pada Agustus 2022 dan dijadwalkan tiba di Indonesia pada akhir Agustus. Menurut Joni Martinus, VP Public Relations KAI, tarif yang akan ditetapkan berkisar antara Rp250 ribu hingga Rp350 ribu. Namun Martinus beranggapan bahwa tarif tersebut masih dikaji di berbagai aspek.[24]

Lokomotif Diesel Elektrik DF4B juga didatangkan untuk mendukung proyek ini. Lokomotif ini aslinya milik China Railway.[25]

Kritik dan kontroversi

Kritik Ignasius Jonan

Ignasius Jonan, yang kala itu menjabat sebagai Menteri Perhubungan, pernah mengkritik proyek ini karena bermacam-macam faktor. Secara teknis Jonan mengatakan bahwa jarak 150 km saja (yakni, rute Jakarta–Bandung), tidak membutuhkan kereta cepat, seraya mengatakan bahwa interval tiap stasiun adalah 8 menit setiap perjalanan, jika yang dibangun berjumlah 5 stasiun. "Kalau delapan menit, apa bisa delapan menit itu dari velositas 0 km per jam sampai 300 km per jam?" Secara ideal, Jonan pun mengatakan bahwa kereta cepat idealnya memiliki jarak yang cukup jauh, seperti rute Jakarta–Surabaya. Pada dasarnya ia juga menuturkan bahwa Kementerian Perhubungan tidak mempersulit perizinan proyek ini, asalkan seluruh persyaratannya dipenuhi, termasuk masa konsesi 50 tahun setelah penandatanganan kesepakatan, bukan dihitung dari hari pertama operasional. Ia tidak menginginkan kasus Jakarta Eco Transport terulang lagi, dan mengancam akan mencabut izin jika proyek berhenti di tengah jalan.[26]

Di lapangan, Jonan tidak banyak dilibatkan dalam proyek KCIC. Kala itu, program KCIC tidak masuk dalam daftar proyek Kemenhub pada masa itu. Bahkan saat Indonesia meminang Tiongkok untuk menggarap proyek, Jonan juga tidak dilibatkan dan hanya berdasarkan keinginan Rini Soemarno, Menteri BUMN, agar Indonesia memiliki kereta kecepatan tinggi pertama di Asia Tenggara. Pada pertengahan 2014, dalam sebuah acara di Universitas Binus, Jonan menganggap proyek tersebut tidak berkeadilan.[26]

Masalah keselamatan kerja di proyek

Komite Keselamatan Konstruksi Kementerian PUPR sempat meminta penghentian sementara proyek KCIC pada 2 Maret 2020 hingga 2 minggu ke depan. Menurut penilaian Komite tersebut, proyek ini menyumbat saluran air di Jalan Tol Jakarta–Cikampek dan Purwakarta–Bandung–Cileunyi. Chandra Dwiputra, Direktur Utama KCIC, berdalih dengan alasan proyek mereka "sangat memperhatikan aspek teknis dan mekanisme pengendaliannya".[27]

Proyek ini juga dikritik warga setempat mengingat KCIC dianggap tiidak memperhatikan keselamatan masyarakat yang sedang berada di sekitar proyek. Pada 22 Oktober 2019, terjadi kebakaran di pinggir Jalan Tol Padalarang–Buahbatu km 130 yang diduga akibat kebocoran pipa Pertamina. Warga yang tinggal di sekitar proyek sempat mengingatkan kepada pengelola proyek KCIC bahwa di kawasan tersebut terdapat jaringan pipa Pertamina.[27] Pada tanggal 2 Juni 2021, pekerja proyek KCIC meledakkan Gunung Bohong untuk dibangun terowongan. Kejadian peledakan ini menyebabkan sejumlah rumah milik warga rusak parah. Alhasil, warga melontarkan protes kepada pemerintah untuk melindungi masyarakat yang tinggal di Gunung Bohong, serta meminta KCIC untuk tidak menggunakan teknik blasting saat menggali Gunung Bohong.[28]

Skema pembiayaan

Akibat dari pembengkakan biaya pada 2021, Jokowi mengesahkan Perpres No. 93 Tahun 2021. Untuk melaksanakan perpres tersebut, Jokowi membentuk Komite Kereta Cepat Jakarta–Bandung, yang dipimpin langsung oleh Menko Marinves Luhut Binsar Panjaitan. Selain itu kepemimpinan konsorsium di dalam PSBI dialihkan dari Wijaya Karya (Wika) ke KAI. Pada 1 November 2021, pemerintah mengucurkan APBN sebesar Rp 3,4 Triliun untuk menutupi cost overrun yang dialami KCIC.[29][30]

Begitu KCIC mendapat kucuran dana tersebut, tindakan pemerintah menuai kontroversi dan Jokowi dicap "ingkar janji" oleh masyarakat dan media massa. Pasalnya, KCIC adalah proyek business to business sehingga skema pembiayaannya tidak menggunakan APBN. Namun pemerintah beralasan pengucuran dana APBN tersebut dilakukan karena situasi yang masih berada dalam pandemi Covid-19, terganggunya arus kas para anggota konsorsium, perubahan desain dan kondisi geografi di proyek, serta melambungnya harga tanah per meter persegi.[29][31]

Referensi

  1. ^ "Pemerintah Beri Nama Kereta Cepat Jakarta-Bandung 'WHOOSH'". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2023-09-21. 
  2. ^ "Identitas Jenama Kereta Api Cepat Indonesia". Kereta Cepat Indonesia China. Diakses tanggal 2023-09-21. 
  3. ^ "Tentang KCIC". Kereta Cepat Indonesia China (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-27. 
  4. ^ "Kenapa Kereta Cepat Indonesia Namanya Whoosh?". Republika Online. 2023-09-23. Diakses tanggal 2023-10-02. 
  5. ^ Sandi, Ferry. "Whoosh Jadi Nama Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Apa Artinya?". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2023-10-02. 
  6. ^ Nurhadi (2023-09-25). "Serba-Serbi Nama Kereta Cepat Whoosh yang Perlu Anda Ketahui". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-10-02. 
  7. ^ Damarjati, Eva Safitri, Danu. "Intip Logo Kereta Cepat Whoosh Pilihan Jokowi, Ternyata Ini Maknanya". detiknews. Diakses tanggal 2023-10-02. 
  8. ^ "Inilah Desain Identitas Jenama Kereta WHOOSH!". jenamakeretaapicepat.tsurvey.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-10-02. 
  9. ^ a b "Lika-Liku Kereta Cepat Jakarta-Bandung: dari Kebun Teh Mandalawangi Jadi Beban APBN". KOMPAS.tv. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  10. ^ Wiyono, Andrian Salam (2016-01-21). Fadil, Iqbal, ed. "Jokowi letakkan batu pertama proyek kereta cepat Jakarta-Bandung". Merdeka.com. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  11. ^ Kusuma, Hendra. "Saran Menhub Soal Kereta Cepat: Konstruksi Jangan Tunggu Tanah 100%". detikcom. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  12. ^ Yanwardhana, Emir. "KAI: Tarif Kereta Cepat Jakarta-Bandung Rp250 Ribu-Rp350 Ribu". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  13. ^ Wahyuni, Nurseffi Dwi (2016-01-21). Suhendra, Zulfi, ed. "Kereta Cepat Jakarta-Bandung Lewati 4 Stasiun, Mana Saja?". Liputan6.com. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  14. ^ W., Ratri Kartika (2022-08-06). "Video: Apa Yang Menyebabkan Biaya Kereta Cepat Bengkak?". Katadata. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  15. ^ ZRF, Angga Aliya. "Mohon Maaf, Stasiun Kereta Cepat Walini Batal Dibangun". detikcom. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  16. ^ antaranews.com (2023-05-19). "KCIC alirkan daya listrik jalur kereta cepat Jakarta-Bandung". Antara News. Diakses tanggal 2023-05-20. 
  17. ^ Media, Kompas Cyber (2023-09-16). "Pendaftaran Uji Coba Kereta Cepat Gratis Dibuka Hari Ini". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-09-18. 
  18. ^ Simorangkir, Eduardo. "Kenapa Kereta Cepat Pertama RI Dibangun di Jakarta-Bandung? Ini Alasannya". detikfinance. Diakses tanggal 2022-11-13. 
  19. ^ Anwar, Muhammad Choirul. "Menteri Rini Puji Peran China di Kereta Cepat Jakarta-Bandung". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2022-11-13. 
  20. ^ Arjanto, Dwi (2022-04-04). "Apa Kabar 13 Terowongan Kereta Cepat Jakarta-Bandung." Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-11-13. 
  21. ^ "Kang Emil: Tinggal Di Bandung Dan Kerja Di Sudirman-Thamrin Bukan Mustahil". RM.ID. Diakses tanggal 2023-05-20. 
  22. ^ antaranews.com (2023-05-19). "KCIC alirkan daya listrik jalur kereta cepat Jakarta-Bandung". Antara News. Diakses tanggal 2023-05-20. 
  23. ^ Abdussalam, Muhamad Syarif. "Intip Rangkaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Desain Terinspirasi dari Komodo hingga Mega Mendung". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  24. ^ Imaduddin, Achmad Hanif (2022-08-30). Arjanto, Dwi, ed. "Rangkaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung Mulai Dikirim, Begini Spesifikasinya". Tempo.co. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  25. ^ "Heboh Kereta Jadul 'Harry Potter' di Atas Rel Kereta Cepat, Ini Faktanya". detikcom. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  26. ^ a b Idris, Muhammad (2021-11-01). Idris, Muhammad, ed. "Sederet Alasan Jonan Menolak Proyek Kereta Cepat Saat Jadi Menhub". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-09-07. 
  27. ^ a b Rachman, Fadhly Fauzi. "Disetop, Proyek KCIC Bikin Banjir hingga Kebakaran". detikcom. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  28. ^ Redaksi (2021-06-03). "Ledakan di Proyek KCIC Tembus Gunung Bohong Bikin Geram Warga, Dinding Rumah Retak". Jabar News. Diakses tanggal 2023-09-22. 
  29. ^ a b Idris, Muhammad (2022-05-26). Idris, Muhammad, ed. "Ironi Kereta Cepat: Ngotot Diklaim B to B, Tapi Pakai Duit APBN". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  30. ^ Idris, Muhammad (2021-11-01). Idris, Muhammad, ed. "Sah, Proyek Kereta Cepat Diguyur Duit APBN Rp 3,4 Triliun". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  31. ^ Tobing, Sorta (2021-10-12). "Mengapa Jokowi Ingkar Janji Demi Danai Kereta Cepat Jakarta-Bandung?". Katadata. Diakses tanggal 2022-08-31. 

Pranala luar