Kesempurnaan (Buddhisme): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Faredoka (bicara | kontrib)
k Faredoka memindahkan halaman Pāramitā ke Kesempurnaan (Buddhisme)
Faredoka (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{Buddhisme|dhamma}}'''Kesempurnaan,''' dalam [[Buddhisme]], merujuk kepada konsep '''pāramī''' ([[Pāli]]; [[Sanskerta]]: ''pāramitā'') yang merupakan akumulasi puncak dari [[Kebajikan (Buddhisme)|kebajikan]] yang diaspirasikan untuk pencapaian [[Nibbana|Nibbāna]].<ref>{{Cite web|last=Bodhi|first=Bhikkhu|date=2005|title=A Treatise on the Paramis: From the Commentary to the Cariyapitaka|url=https://www.accesstoinsight.org/lib/authors/bodhi/wheel409.html|website=www.accesstoinsight.org|access-date=2024-04-11}}</ref> Syarat suatu perbuatan disebut sebagai kesempurnaan'','' bukan sebatas [[Kebajikan (Buddhisme)|kebajikan]] (Pāli: ''puñña''), adalah terpenuhinya 5 unsur berikut ini:
{{noref}}{{rapikan}}
{{Buddhisme|dhamma}}


* terbebas dari nafsu-keinginan (''taṇhā'')
'''''Pāramitā''''' ([[Sanskerta]], [[Pali]]) atau '''''pāramī''''' (Pāli) adalah "kesempurnaan". Secara teknis, ''pāramī'' dan ''pāramitā'' keduanya merupakan istilah Pāli, [[literatur Pali]] memberikan referensi jauh lebih besar terhadap ''pāramī''. Bhikkhu Bodhi (2005) menyatakan:
* terbebas dari kesombongan (''māna'')
{{quote|Kata ''Parami'' berasal dari ''Parama'', 'tertinggi', dan dengan demikian menunjukkan keunggulan kualitas yang harus dipenuhi oleh seorang [[bodhisattva]] dalam perjalanan panjang perkembangan spiritualnya. Namun, kata serumpun, Paramita, kata yang disukai oleh teks-teks [[Mahayana]] dan juga digunakan oleh penulis Pali, kadang-kadang dijelaskan sebagai ''param'' + ''ita'', 'melampaui', dengan demikian menunjukkan arah transendental kualitas ini." (Konvensi penulisan Velthuis diganti dengan diakritik Pāli.) Dalam [[Buddhisme]], paramita mengacu pada kesempurnaan atau puncak dari kebajikan tertentu. Dalam Buddhisme, kebajikan-kebajikan ini dilatih sebagai suatu cara pemurnian, memurnikan [[karma]], dan membantu aspiran untuk menjalani kehidupan tanpa halangan, dalam perjalanan mencapai tujuan [[Bodhi|pencerahan]].
* terbebas dari pandangan-salah (''diṭṭhi'')
* dilakukan atas dasar belas kasih (''karuṇā'')
* disertai dengan keterampilan dalam hal cara melakukannya (''upāyakosalla'')


Dalam [[Tripitaka Pāli]], kitab Buddhavaṁsa bagian Khuddaka Nikāya mencantumkan sepuluh kesempurnaan (Pāli: ''dasa pāramiyo'') sebagai berikut:<ref>{{Cite book|last=Dhammapala, Acariya.|date=1996|url=https://www.accesstoinsight.org/lib/authors/bodhi/wheel409.pdf|title=A treatise on the Paramis : from the commentary to the Cariyapitaka|location=Kandy, Sri Lanka|publisher=Buddhist Publication Society|isbn=955-24-0146-1|pages=2–5|others=Translated by Bodhi, Bhikkhu.|oclc=40888949|access-date=2020-01-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20170622131026/http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/bodhi/wheel409.pdf|archive-date=2017-06-22|url-status=live}}</ref>
Paramita-paramita ini terbagi atas tiga, yakni Parami, Upa Parami, dan Paramattha Parami.<ref>http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/bodhi/wheel409.html</ref>}}


# ''[[Dāna]] pāramī'': kedermawanan, derma, pemberian diri sendiri
Dalam Kanon Pāli, Buddhavaṃsa dari Khuddaka Nikāya mencantumkan sepuluh kesempurnaan (dasa pāramiyo) sebagai:<ref>{{Cite book|url=https://www.accesstoinsight.org/lib/authors/bodhi/wheel409.pdf|title=A treatise on the Paramis : from the commentary to the Cariyapitaka|last=Dhammapala, Acariya.|date=1996|publisher=Buddhist Publication Society|others=Translated by Bodhi, Bhikkhu.|isbn=955-24-0146-1|location=Kandy, Sri Lanka|pages=2–5|oclc=40888949|access-date=2020-01-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20170622131026/http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/bodhi/wheel409.pdf|archive-date=2017-06-22|url-status=live}}</ref>
# ''[[Śīla|Sīla]] pāramī'': akhlak, moralitas, akhlak, perilaku benar
# ''[[Nekhamma]] pāramī'': pelepasan, kehidupan monastik
# ''[[Prajñā (Buddhisme)|Paññā]] pāramī'': kebijaksanaan
# ''[[Vīrya|Viriya]] pāramī'': energi, ketekunan, kekuatan, usaha
# ''[[Kshanti|Khanti]] pāramī'': kesabaran, toleransi, penerimaan, ketahanan
# ''[[Sacca]] pāramī'': kebenaran, kejujuran
# ''[[Adhiṭṭhāna]] pāramī'': tekad, resolusi
# ''[[Mettā]] pāramī'': cinta kasih, niat baik, keramahan
# ''[[Upekkha|Upekkhā]] pāramī'': keseimbangan batin, ketenangan


Dua dari kualitas di atas, ''mettā'' dan ''upekkhā'', juga merupakan bagian dari [[Brahmavihara|Brahmavihāra]], dan dua lainnya–''viriya'' dan ''upekkha''–merupakan bagian dari Tujuh Faktor Kecerahan.
# ''[[Dāna]] pāramī'': kedermawanan, pemberian diri sendiri

# ''[[Śīla|Sīla]] pāramī'': akhlak, moralitas, perilaku yang benar
== Kebajikan versus Kesempurnaan ==
# ''[[Nekhamma]] pāramī'': pelepasan
Lihat pula: [[Kebajikan (Buddhisme)]]
# ''[[Prajñā (Buddhisme)|Paññā]] pāramī'': kebijaksanaan, kebijaksanaan

# ''[[Vīrya|Viriya]] pāramī'': energi, ketekunan, kekuatan, usaha
Kebajikan yang diaspirasikan untuk pencapaian [[Nibbana|Nibbāna]], alih-alih keuntungan duniawi, terakumulasi menjadi [[Pāramitā|kesempurnaan]]. Kesempurnaan berbeda dari kebajikan dalam arti apabila menghasilkan kelahiran kembali, maka kebajikan yang akan melahirkan makhluk di alam-alam tertentu. Kebajikan tidak akan bisa membuat suatu makhluk keluar dari ''saṃsāra'' karena kebajikan berbuah di dalam ''saṃsāra''. Kebajikan mengendorkan ikatan suatu makhluk di ''saṃsāra,'' tidak melepaskannya. Dengan kebajikan, seseorang mendapatkan kehidupan yang baik sehingga mempermudah seseorang untuk belajar (''pariyatti'') dan berlatih meditasi (''paṭipatti''). Namun, untuk keluar dari ''saṃsāra,'' dibutuhkan kesempurnaan atau ''pāramī.'' Kesempurnaan membantu penembusan Empat Kebenaran Mulia (''paṭivedha''); dan pencapaian ''magga'', ''phala'' dan ''Nibbāna''.<ref>{{Cite web|last=Kheminda|first=Ashin|date=2017|title=Tentang Kebajikan dan Pāramī|url=https://www.dhammavihari.or.id/blog/post/tentang-kebajikan-dan-parami|website=Dhammavihārī Buddhist Studies|language=id|access-date=2024-04-11}}</ref>
# ''[[Kshanti|Khanti]] pāramī'': kesabaran, toleransi, kesabaran, penerimaan, ketahanan
# ''[[Sacca]] pāramī'': kebenaran, kejujuran
# ''[[Adhiṭṭhāna]] pāramī'': tekad, resolusi
# ''[[Mettā]] pāramī'': niat baik, keramahan, cinta kasih
# ''[[Upekkha|Upekkhā]] pāramī'': keseimbangan batin, ketenangan
Dua dari kualitas di atas, mettā'' dan upekkhā'', juga merupakan [[brahmavihara|brahmavihāra]], dan dua ''vīrya'' dan ''upekkha'' adalah [[ Tujuh Faktor Kebangkitan|faktor pencerahan]].


== Referensi ==
== Referensi ==
<references />
{{reflist}}



{{Topik Buddhisme}}
{{Topik Buddhisme}}

Revisi per 11 April 2024 14.52

Kesempurnaan, dalam Buddhisme, merujuk kepada konsep pāramī (Pāli; Sanskerta: pāramitā) yang merupakan akumulasi puncak dari kebajikan yang diaspirasikan untuk pencapaian Nibbāna.[1] Syarat suatu perbuatan disebut sebagai kesempurnaan, bukan sebatas kebajikan (Pāli: puñña), adalah terpenuhinya 5 unsur berikut ini:

  • terbebas dari nafsu-keinginan (taṇhā)
  • terbebas dari kesombongan (māna)
  • terbebas dari pandangan-salah (diṭṭhi)
  • dilakukan atas dasar belas kasih (karuṇā)
  • disertai dengan keterampilan dalam hal cara melakukannya (upāyakosalla)

Dalam Tripitaka Pāli, kitab Buddhavaṁsa bagian Khuddaka Nikāya mencantumkan sepuluh kesempurnaan (Pāli: dasa pāramiyo) sebagai berikut:[2]

  1. Dāna pāramī: kedermawanan, derma, pemberian diri sendiri
  2. Sīla pāramī: akhlak, moralitas, akhlak, perilaku benar
  3. Nekhamma pāramī: pelepasan, kehidupan monastik
  4. Paññā pāramī: kebijaksanaan
  5. Viriya pāramī: energi, ketekunan, kekuatan, usaha
  6. Khanti pāramī: kesabaran, toleransi, penerimaan, ketahanan
  7. Sacca pāramī: kebenaran, kejujuran
  8. Adhiṭṭhāna pāramī: tekad, resolusi
  9. Mettā pāramī: cinta kasih, niat baik, keramahan
  10. Upekkhā pāramī: keseimbangan batin, ketenangan

Dua dari kualitas di atas, mettā dan upekkhā, juga merupakan bagian dari Brahmavihāra, dan dua lainnya–viriya dan upekkha–merupakan bagian dari Tujuh Faktor Kecerahan.

Kebajikan versus Kesempurnaan

Lihat pula: Kebajikan (Buddhisme)

Kebajikan yang diaspirasikan untuk pencapaian Nibbāna, alih-alih keuntungan duniawi, terakumulasi menjadi kesempurnaan. Kesempurnaan berbeda dari kebajikan dalam arti apabila menghasilkan kelahiran kembali, maka kebajikan yang akan melahirkan makhluk di alam-alam tertentu. Kebajikan tidak akan bisa membuat suatu makhluk keluar dari saṃsāra karena kebajikan berbuah di dalam saṃsāra. Kebajikan mengendorkan ikatan suatu makhluk di saṃsāra, tidak melepaskannya. Dengan kebajikan, seseorang mendapatkan kehidupan yang baik sehingga mempermudah seseorang untuk belajar (pariyatti) dan berlatih meditasi (paṭipatti). Namun, untuk keluar dari saṃsāra, dibutuhkan kesempurnaan atau pāramī. Kesempurnaan membantu penembusan Empat Kebenaran Mulia (paṭivedha); dan pencapaian magga, phala dan Nibbāna.[3]

Referensi

  1. ^ Bodhi, Bhikkhu (2005). "A Treatise on the Paramis: From the Commentary to the Cariyapitaka". www.accesstoinsight.org. Diakses tanggal 2024-04-11. 
  2. ^ Dhammapala, Acariya. (1996). A treatise on the Paramis : from the commentary to the Cariyapitaka (PDF). Translated by Bodhi, Bhikkhu. Kandy, Sri Lanka: Buddhist Publication Society. hlm. 2–5. ISBN 955-24-0146-1. OCLC 40888949. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-06-22. Diakses tanggal 2020-01-26. 
  3. ^ Kheminda, Ashin (2017). "Tentang Kebajikan dan Pāramī". Dhammavihārī Buddhist Studies. Diakses tanggal 2024-04-11.