Kota Kotamobagu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kota Kotamobagu
Panorama Kotamobagu dilihat dari Puncak Passi
Panorama Kotamobagu dilihat dari Puncak Passi
Lambang resmi Kota Kotamobagu
Motto: 
Kinalang - Paloko
(Mongondow) Musyawarah - Sepakat
Peta
Kota Kotamobagu di Sulawesi
Kota Kotamobagu
Kota Kotamobagu
Peta
Kota Kotamobagu di Indonesia
Kota Kotamobagu
Kota Kotamobagu
Kota Kotamobagu (Indonesia)
Koordinat: 0°44′N 124°19′E / 0.73°N 124.32°E / 0.73; 124.32
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Utara
Tanggal berdiri23 Mei 2007
Dasar hukumUU Nomor 4 Tahun 2007[1]
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Pemerintahan
 • BupatiTatong Bara
 • Wakil BupatiNayodo Koerniawan
Luas
 • Total184,33 km2 (71,17 sq mi)
Populasi
 • Total125.492
 • Kepadatan680/km2 (1,800/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 84,25%
Kristen 15,22%
- Protestan 14,08%
- Katolik 1,14%
Hindu 0,39%
Buddha 0,14%[2]
 • IPMPenurunan 72,97 (2020)
Kenaikan 73,22 (2019)
( Tinggi )[3]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
7174
Kode area telepon0434
Pelat kendaraanDB xxxx K*
Kode Kemendagri71.74
DAURp 398.564.954.000,00- (2020)
Semboyan daerahMototompiaan, mototabian, bo mototanoban
(Mongondow) Saling memperbaiki, saling mengasihi, dan saling mengingat
Situs webkotamobagukota.go.id


Kotamobagu adalah kota di provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Kota ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2007 pada tanggal 2 Januari 2007. Kota kotamobagu sebelumnya berstatus sebagai ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow yang kemudian dipindahkan ke Lolak. mayoritas suku yang ada di kota ini adalah Suku Mongondow. Jumlah penduduk dari hasil registrasi pada tahun 2018, yaitu sebesar 125.835 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki 63.976 jiwa dan penduduk perempuan 61.859 jiwa. Sumber pendapatan utama kota ini adalah padi dan jagung. PDRB Kota Kotamobagu atas dasar harga konstan 2000=100 pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 506,39,- Milliar dan sektor jasa memberikan konstribusi terbesar dalam PDRB Kota Kotamobagu.


Sejarah

Sejarah Federasi-Stauut (Negara serikat Federasi kerajaan)Bolaang Mongondow 1925.

sebuah federasi adalah sebuah bentuk pemerintahan di mana beberapa negara bagian bekerja sama dan membentuk kesatuan yang disebut negara federal. Masing-masing negara bagian memiliki beberapa otonomi khusus dan pemerintahan pusat mengatur beberapa urusan yang dianggap nasional. Dalam sebuah federasi setiap negara bagian biasanya memiliki otonomi yang tinggi dan bisa mengatur pemerintahan dengan cukup bebas. Ini berbeda dengan sebuah negara kesatuan, di mana biasanya hanya ada provinsi saja. Kelebihan sebuah negara kesatuan, ialah adanya keseragaman antar semua provinsi.

Federasi mungkin multi-etnik, atau melingkup wilayah yang luas dari sebuah wilayah, meskipun keduanya bukan suatu keharusan. Federasi biasanya ditemukan dalam sebuah persetujuan awal antara beberapa negara bagian "berdaulat". Bentuk pemerintahan atau struktur konstitusional ditemukan dalam federasi dikenal sebagai federalisme.

Federasi Statuut Kerajaan Gabungan Bolaang mongondow juga membuat pengaturan pengaturan wilayah guna memaksimalkan pelayanan di tahun 1925.Kerajaan Gabungan Ini terdiri dari :

  1. Kerajaan Bolaang Mongondow
  2. Kerajaan Kaidipang Besar (Sebelumnya terdiri dari 2 kerajaan kaidipang dan Bolangitang di gabung menjadi Kerajaan Kaidipang Besar.)
  3. Kerajaan Bintauna
  4. Kerajaan Bolaang Uki

Kerajaan Gabungan ini (united state) menentapkan Kotamobagu sebagai pusat ibukota dan di bentuk dewan kerajaan yang di kepalai seorang ketua dewan Raja komposisi 4 Raja, wilayah gabungan ini kemudian di bagi per zona Divisi mongondow di bagi menjadi 2 yaitu Mongondow utara (Mongondowsch Noord) dan mongondow Selatan (Mongondow Zuid) antara lain :

Mongondow utara terdiri dari :

1.Kerajaan Kaidipang di kepalai Raja

2.Kerajaan Bintauna di kepalai Raja

3.Pasi di kepalai seorang Panggulu

4.Bolaang di kepalai seorang panggulu

Mongondow Selatan terdiri dari :

1. Kerajaan Bolaang Uki di kepalai Raja

2. Lolayan di kepalai seorang Panggulu

3. Dumoga di kepalai seorang Panggulu

4. Kotabunan di kepalai seorang Panggulu

Wilayah Kerajaan Bolaang Mongondow di bagi menjadi 5 bagian / Distrik "Pasi,Bolaang,Lolayan,Dumoga,Kotabunan", di karenakan wilayah ini sangat luas.Kerajaan Kaidipang Besar,Kerajaan Bintauna dan Kerajaan Bolaang Uki tidak di bagi perdistrik.

Wilayah Federasi Kerajaan gabungan Bolaang Mongondow dipimpin langsung oleh keempat Raja dengan membentuk Dewan Kerajaan dan menunjuk satu ketua dewan raja Bolaang Mongondow.Ibukota dari Federasi Negara Bolaang Mongondow di pusatkan di kotamobagu.

Wilayah ini kerajaan ini kemudian melakukan hubungan ekonomi dan politik dengan Hindia Belanda daripadanya Di tempatkan seorang pejabat Kontrolour belanda tetapi pejabat Kontrolour bukan memerintah tetapi hanya menjadi pejabat pembantu/penasihat Raja.hal ini karena Bolaang Mongondow adalah wilayah mandiri berdaulat (Zelfbestuur), di tahun 1938 Hindia Belanda menerbitkan UU pengakuan kedaulatan Kerajaan Mandiri di seluruh Nusantara,Pengakuan atas Kedaulatan kerajaan serikat (Federasi Statuut) Bolaang Mongondow melalui UU Staatblaad Zelfbestuuregelen no 256 tahun 1938 dan Ind.Stb. 1932 No. 571

Pada saat mulai terbentuknya Indonesia setelah proklamasi 17 Agustus tahun 1945, Indonesia sempat terbentuk Republik Indonesia serikat (RIS) Federasi Statuut Kerajaan Gabungan Bolaang Mongondow tetap mempertahankan gabungan ini melalui konfrensi kepututusan empat kerajaan tanggal 20 Agustus 1948 No. B 17/1/8. Yang tetap menjadi Swapraja Gabungan Bolaang Mongondow dalam wilayah Negara Indonesia Timur (NIT). Situasi politik nasional yang tidak menentu antara Pro RIS dan Pro NKRI melalui rapat bersama maka pada tanggal 1 Juli 1950 swapraja Gabungan Bolaang Mongondow menyatakan gabung ke NKRI pada tanggal 1 Juli 1950 melepaskan sistem pemerintahan kerajaan menjadi sistem pemerintahan Demokrasi NKRI menjadi Daerah Bolaang Mongondow yang di kepalai seorang kepala Daerah pertama Frans.Papanduke Mokodompit.Para Raja melepas Tahtanya bergabung ke NKRI.

Kemudian Daerah Bolaang Mongondow,Gorontalo,dan Buol kembali membentuk menjadi satu gabungan menjadi Daerah Sulawesi utara dengan ibukota Gorontalo sesuai peraturan Presiden PP No 11 tahun 1953.Daerah Sulawesi Utara di bubarkan dan Daerah Bolaang Mongondow menjadi bagian dari Provinsi Sulawesi dengan ibukota Makasar melalui PP No 023 Tahun 1954 dan UU No 024 Tahun 1954.

Setelah pemilu di tahun 1954-1955 Daerah Bolaang Mongondow memilki utusan sebagai anggota Konstituante di jakarta yang di wakili mantan raja terakhir Henny Jusuf Cornelis Manoppo sebagai ketua partai Masjumi Bolaang Mongondow dan Utusan DPRRI/MPRRI pertama daerah Bolaang Monfondow di wakili oleh Anthon Cornelis Manoppo dari partai PNI.

Karena situasi politik nasional dan daerah indonesia saat itu bergejolak maka pada tahun 1960 melalui PP No 5 dibentuklah Provinsi sulawesi utara tengah (Sulutteng) dengan komposisi wilayah :

Kotapraja manado

Kotaparaja Gorontalo

Kab.Bolaang Mongondow

Kab.Gorontalo

Kab. Buol Toli toli

Kab. Donggala

Kab. Poso

Kab.Luwuk Banggai

Kab.Sangihe

Kab.Minahasa

Di tahun 1964 kemudian di bentuk lagi Provinsi Sulawesi Utara yang baru melalui UU No 13 Tahun 1964.Komposisi Baru Sulawesi Utara dimana wilayah eks Residen manado berubah menjadi ibukota provinsi sulawesi utara dengan komposisi :

Kodya Manado

Kodya Gorontalo

Kodya Bitung

Kab.Minahasa

Kab.Bolaang Mongondow

Kab.Gorontalo

Kab.Boalemo

Kab.Sangihe Talaud.

Bolaaang Mongondow adalah daerah induk yang kini telah di mekarkan menjadi 4 Kabupaten dan 1 Kota terdiri dari Kab. Bolaang Mongondow,Kota Kotamobagu,Bolaang Mongondou Utara,Bolaang Mongondow Selatan dan Bolaang Mongondow Timur.

Gorontalo sebagai wilayah eks neo swapraja gorontalo telah menjadi Provinsi Gorontalo dan swapraja Buol yang telah menjadi wilayah Provinsi Sulawesi Tengah.Kini wilayah eks swapraja gabungan Bolaang mongondow menanti Terbentuknya Provinsi Bolaang Mongondow Raya.

Dari sejarah ini kita dapat membedakan di mana kerajaan Bolaang mongondow dan Gabungan Bolaang Mongondow, sama halnya di Gorontalo yang terdiri dari 5 (Limo Pohalaa) yang terdiri dari Pohalaa Gorontalo,Pohalaa Suwawa,Pohalaa Bone Bolango,Pohalaa Limboto dan Pohalaa Boalemo membentuk satu gabungan Daerah Gorontalo. DI minahasa justru berbeda dari ke 9 walak tidak ada yang sepakat memakai salah satu nama walak sehingga muncul kata Minaesa (Bersatu,Kitorang satu) menjadi Minahasa di pertengahan abad ke 18. Penyatuan penyatuan seperti ini adalah lumrah terjadi dalam sejarah peradaban pemerintahan lokal di nusantara.

Sejarah

Kota Kotamobagu merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bolaang Mongondow yang bertujuan untuk memajukan daerah, membangun kesejahteraan rakyat, memudahkan pelayanan, dan memobilisasi pembangunan bagi terciptanya kesejahteraan serta kemakmuran rakyat totabuan. Desa Bolaang terletak di tepi pantai utara yang pada abad 17 sampai akhir abad 19 menjadi tempat kedudukan istana raja, sedangkan desa Mongondow terletak sekitar 2 km selatanKotamobagu. Nama Bolaang berasal dari kata "bolango" atau "balangon" yang berarti laut. Bolaang atau golaang dapat pula berarti menjadi terang atau terbuka dan tidak gelap, sedangkan Mongondow dari kata ‘momondow’ yang berarti berseru tanda kemenangan.

Penduduk asli wilayah Bolaang Mongondow berasal dari keturunan Gumalangit dan Tendeduata serta Tumotoibokol dan Tumotoibokat, yang awalnya tinggal di gunung Komasaan (Bintauna). Pada abad ke 8-9, mereka menyebar ke timur di tudu in Lombagin, Buntalo, Pondoli', Ginolantungan sampai ke pedalaman tudu in Passi, tudu in Lolayan, tudu in Sia', tudu in Bumbungon, Mahag, Siniow dan lain-lain.

Setiap kelompok keluarga dari satu keturunan dipimpin oleh seorang Bogani (laki-laki atau perempuan) yang dipilih dari anggota kelompok dengan persyaratan: memiliki kemampuan fisik (kuat), berani, bijaksana, cerdas, serta mempunyai tanggung jawab terhadap kesejahteraan kelompok dan keselamatan dari gangguan musuh. Mokodoludut adalah punu’ Molantud yang diangkat berdasarkan kesepakatan seluruh bogani. Mokodoludut tercatat sebagai raja (datu yang pertama). Sejak Tompunu’on pertama sampai ketujuh, keadaan masyarakat semakin maju dengan adanya pengaruh luar (bangsa asing). Perubahan total mulai terlihat sejak Tadohe menjadi Tompunu’on, akibat pengaruh pedagang Belanda diubah istilah Tompunu’on menjadi Datu (Raja). Tadohe dikenal seorang Datu yang cakap, sistem bercocok tanam diatur dengan mulai dikenalnya padi, jagung dan kelapa yang dibawa bangsa Spanyol pada masa pemerintahan Mokodompit (ayah Tadohe). Tadohe melakukan penggolongan dalam masyarakat, yaitu pemerintahan (Kinalang) dan rakyat (Paloko’). Paloko’ harus patuh dan menunjang tugas Kinalang, sedangkan Kinalang mengangkat tingkat penghidupan Paloko’ melalui pembangunan di segala bidang, sedangkan kepala desa dipilih oleh rakyat.

Pada zaman pemerintahan raja Corenelius Manoppo, raja ke-16 (1832), agama Islam masuk daerah Bolaang Mongondow melalui Gorontalo yang dibawa oleh Syarif Aloewi yang kawin dengan putri raja tahun 1866. Karena keluarga raja memeluk agama Islam, maka agama itu dianggap sebagai agama raja, sehingga sebagian besar penduduk memeluk agama Islam dan turut memengaruhi perkembangan kebudayaan dalam beberapa segi kehidupan masyarakat. Pada tanggal 1 Januari 1901, Belanda dibawa pimpinan Controleur Anton Cornelius Veenhuizen bersama pasukannya secara paksa bahkan kekerasan berusaha masuk Bolaang Mongondow melalui Minahasa, setelah usaha mereka melalui laut tidak berhasil dan ini terjadi pada masa pemerintahan Raja Riedel Manuel Manoppo dengan kedudukan istana raja di desa Bolaang. Raja Riedel Manuel Manoppo tidak mau menerima campur tangan pemerintahan oleh Belanda, maka Belanda melantik Datu Cornelis Manoppo menjadi raja dan mendirikan komalig (istana raja) di Kotobangon pada tahun 1901. Pada tahun 1904, dilakukan perhitungan penduduk Bolaang Mongondow dan berjumlah 41.417 jiwa.

Pada tahun 1906, melalui kerja sama dan kesepakatan dengan raja Bolaang Mongondow, W. Dunnebier mengusahakan pembukaan Sekolah Rakyat dengan tiga kelas yang dikelola oleh zending di beberapa desa; yakni: desa Nanasi, Nonapan, Mariri Lama, Kotobangon, Moyag, Pontodon, Pasi, Popo Mongondow, Otam, Motoboi Besar, Kopandakan, Poyowa Kecil dan Pobundayan dengan total murid sebanyak 1.605 orang, sedangkan pengajarnya didatangkan dari Minahasa. Pada tahun 1937 dibuka di Kotamobagu sebuah sekolah Gubernemen, yaitu Vervolg School (sekolah sambungan) kelas 4 dan 5 yang menampung lepasan sekolah rakyat 3 tahun.

Ibu kota Bolaang Mongondow sebelumnya terletak disalah satu tempat di kaki gunung Sia’ dekat Popo Mongondow dengan nama Kotabaru. Karena tempat itu kurang strategis sebagai tempat kedudukan controleur, maka diusahakan pemindahan ke Kotamobagu dan peresmiannya diadakan pada bulan April 1911 oleh Controleur F. Junius yang bertugas tahun 1910-1915. Pada tahun 1911 didirikan sebuah rumah sakit di ibu kota yang baru Kotamobagu. Rakyat mulai mengenal pengobatan modern, namun ada juga yang masih mempertahankan dan melestarikan pengobatan tradisional melalui tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat obat dan sampai sekarang dibudayakan secara konvensional.

Sejak semula, masyarakat Bolaang Mongondow mengenal tiga macam cara kehidupan bergotong royong yang masih terpelihara dan dilestarikan terus sampai sekarang ini, yaitu: Pogogutat (potolu adi’), Tonggolipu’, Posad (mokidulu). Tujuan kehidupan bergotong royong ini sama, namun cara pelaksanaaannya agak berbeda. Penduduk pedalaman yang memerlukan garam atau hasil hutan, akan meninggalkan desanya masuk hutan mencari damar atau ke pesisir pantai memasak garam (modapug) dan mencari ikan. Dalam mencari rezeki itu, sering mereka tinggal agak lama di pesisir, maka disamping masak garam mereka juga membuka kebun. Tanah yang mereka tempati itulah yang disebut Totabuan yang dapat diartikan sebagai tempat mencari nafkah. Bila ada tamu yang bertandang pada masa kerajaan, biasanya disuguhi sirih pinang, tamu pria atau wanita terutama orang tua. Sirih pinang diletakkan dalam kabela' (dari kebiasaan ini diciptakan tari kabela sebagai tari penjemput tamu). Tamu terhormat terutama pejabat di jemput dengan upacara adat.

Tarian Kabela sampai saat ini tetap lestari di bumi Totabuan. Tarian yang ada di Bolaang Mongondow cukup beragam di antaranya tarian tradisional yang terdiri dari Tari Tayo, Tari Joke', Tari Mosau, Tari Rongko atau Tari Ragai, Tari Tuitan; juga tarian kreasi baru seperti Tari Kabela, Tari Kalibombang, Tari Pomamaan, Tari Monugal, Tari Mokoyut, Tari Kikoyog dan Tari Mokosambe. Upacara monibi terakhir diadakan pada tahun 1939 di desa Kotobangon (tempat kedudukan istana raja) dan di desa Matali (tempat pemakaman raja dan keturunannya). Transmigran ke Bolaang Mongondow pertama kali datang pada tahun 1963 dengan jumlah 1.549 jiwa (349 KK) & ditempatkan di Desa Werdhi Agung. Para transmigran berikutnya ditempatkan di desa Kembang Mertha (1964), Mopuya (1972/1975), Mopugad (1973/1975), Tumokang (1971/1972), Sangkub (1981/1982), Onggunai (1983/1984), Torosik (1983/1984) dan Pusian/Serasi 1992/1993). lengkapnya lihat hal. 90. Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, Bolaang Mongondow menjadi bagian wilayah Provinsi Sulawesi yang berpusat di Makassar, kemudian tahun 1953 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1953 Sulawesi Utara dijadikan sebagai daerah otonom tingkat I.

Bolaang Mongondow dipisahkan menjadi daerah otonom tingkat II mulai tanggal 23 Maret 1954, sejak saat itu Bolaang mongondow resmi menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri berdasarkan PP No.24 Tahun 1954. Atas dasar itulah, mengapa setiap tanggal 23 Maret seluruh rakyat Bolaang Mongondow selalu merayakannya sebagai HUT Kabupaten Bolaang Mongondow.

Geografis

Secara geografis terletak di antara 0° Lintang Utara dan membentang dari Barat ke Timur di antara 123° – 124° Bujur Timur,

Luas Wilayah

Kota Kotamobagu mencakup wilayah daratan dan kepulauan yang memiliki daratan seluas 184.33 km2.

Topografi

Kota Kotamobagu terletak di ketinggian antara 180 - 130 meter di atas permukaan laut (dpl). Posisi Kota Kotamobagu berada di sebuah lembah yang dikelilingi pegunungan dan dilewati beberapa sungai, antara lain sungai Bonodon, sungai Yoyak, dan sungai Motoboi Besar di Kotamobagu Timur; sungai Yantaton dan sungai Kope' di Kotamobagu Selatan; sungai Kelurahan Mongkonai dan sungai Ongkaw Mongondow di Kotamobagu Barat; sungai Bilalang, sungai Toko dan sungai Kotobangon di Kotamobagu Utara.

Batas Wilayah

Batas Wilayah Kota Kotamobagu antara lain: {{Batas_USBT |utara = Kecamatan Bilalang, Kabupaten Bolaang Mongondow |selatan = Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow |barat = Kecamatan Passi Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow |timur = Kecamatan Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur |tenggara= Kecamatan Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur |}

Pemerintahan

Daftar Wali Kota


Berikut adalah Daftar Wali Kota Kotamobagu dari masa ke masa.

No Wali Kota Mulai menjabat Akhir menjabat Prd. Ket. Wakil Wali Kota
Siswa Rahmat Mokodongan 2007 2008 Penjabat Sementara
1 Djelantik Mokodompit 2008 2013 1 Tatong Bara
2 Tatong Bara 22 September 2013 22 September 2018 2 [4][5] Jainuddin Damopolii
* Adnan Massinae 22 September 2018 25 September 2018 [6] Pelaksana Harian (PLH)
2 Tatong Bara 25 September 2018 25 September 2023 3 [7][8] Nayodo Koerniawan
3 Asripan Nani
25 September 2023 Petahana Penjabat Walikota


Dewan Perwakilan

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024
PKB 2 Kenaikan 3
Gerindra 2 Penurunan 1
PDI-P 3 Kenaikan 5
Golkar 5 Penurunan 3
NasDem 0 Kenaikan 4
PKS 2 Penurunan 1
PPP 0 Kenaikan 1
PAN 6 Penurunan 1
Hanura 2 Kenaikan 3
Demokrat 3 Steady 3
Jumlah Anggota 25 Steady 25
Jumlah Partai 8 Kenaikan 10

Kecamatan

Kota Kotamobagu terdiri dari 4 kecamatan, 18 kelurahan, dan 15 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 122.308 jiwa dengan luas wilayah 68,06 km² dan sebaran penduduk 1.797 jiwa/km².[9][10]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Kotamobagu, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa/Kelurahan
71.74.04 Kotamobagu Barat 6 - Kelurahan
71.74.03 Kotamobagu Selatan 3 6 Desa
Kelurahan
71.74.02 Kotamobagu Timur 6 4 Desa
Kelurahan
71.74.01 Kotamobagu Utara 3 5 Desa
Kelurahan
TOTAL 18 15

Demografi

Pada tahun 2019. total jumlah penduduk Kota Kotamobagu adalah 125.835 jiwa dengan penduduk laki-laki sebanyak 63.976 jiwa atau 50,84% dan penduduk perempuan sebanyak 53.379 atau 49,15% dari total jumlah penduduk.[11]

Tenaga Kerja

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun 2009 58,39%, tahun 2010 61,82%, tahun 2011 67,02%, tahun 2012 65,07%. Tahun 2012, dari total 78.434 penduduk Kota Kotamobagu yang berada dalam kelompok usia kerja 15 tahun ke atas, sebanyak 65,07% merupakan angkatan kerja. Dari jumlah angkatan kerja tersebut 90,58% berstatus bekerja, sedangkan sekitar 9,42% menganggur.

Pendidikan

Untuk SD tahun 2011 berjumlah 74 gedung sekolah, murid sebanyak 13.365 orang. Untuk SLTP tahun 2011 berjumlah 16 gedung sekolah, murid sebanyak 7.035 orang. Untuk SLTA tahun 2011 berjumlah 21 gedung sekolah, murid sebanyak 8.514 orang. Perguruan tinggi saat ini ada 9 yang ada di Kotamobagu, yakni Universitas Dumoga Kotamobagu, Akademi Keperawatan Kotamobagu, Akademi Kebidanan Bunda Kotamobagu, STMIK Multicom Kotamobagu, STIE Widya Darma Kotamobagu, STIKES Graha Medika Kotamobagu, IAI Muhammadiyah Kotamobagu, STT Kotamobagu dan Institut Agama Islam IAI Kotamobagu, dengan jumlah program studi sebanyak 21 dan jumlah mahasiswa sekitar 3000.

Kesehatan

Rumah Sakit

Kode Nama Rumah Sakit Jenis Tipe Alamat
1. 7174035 RSUD Kota Kotamobagu RSUD C Jalan D.C. Manoppo Pobundayan №5, Pobundayan, Kec. Kotamobagu Selatan, Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara 95717
2. 7174023 RS Kinapit Kotamobagu RS C Jalan S. Parman №201, Kotamobagu, Kec. Kotamobagu Barat, Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara 95711
3. 7174024 RS Monompia RS C Jalan Ahmad Yani №720, Genggulang, Kec. Kotamobagu Utara, Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara 95716
4. 7174004 RSIA Kasih Fatimah RSIA C Jalan Kolonel Soegiono №101, Kotabangon, Kec. Kotamobagu Timur, Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara 95712

Ekonomi

Pertanian

Pertanian tanaman pangan dengan luas panen terbesar di Kota Kotamobagu adalah tanaman Padi dengan luas lahan panen sekitar 56,68% dari total luas panen tanaman pangan di Kotamobagu, atau sekitar 8.094 Ha. Diikuti tanaman jagung dengan luas panen seitar 5.572 Ha.

Industri Pengolahan

Pada tahun 2012 jumlah perusahaan Industri pengolahan di Kota Kotamobagu sebanyak 183 perusahaan dan didukung dengan nilai investasi sekitar 65,32 Triliyun Rupiah.

Media Massa

Media Cetak

  1. Radar Bolmong
  2. Media Totabuan
  3. Bolmong Fox
  4. Tabloid Topik
  5. Koran Bolmong

Referensi

  1. ^ "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-07-12. Diakses tanggal 22 April 2021. 
  2. ^ a b "Kota Kotamobagu Dalam Angka 2020". www.kotamobagukota.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-15. Diakses tanggal 23 April 2020. 
  3. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 22 Januari 2021. 
  4. ^ "Hari ini, Tatong Bara dan Jainudin Damopolii Dilantik". Sulut Daily. 22 September 2013. Diakses tanggal 3 Januari 2018. 
  5. ^ Tombeg, Lodie (23 September 2013). Lumintang, Aswin, ed. "Pemimpin Perempuan". Tribunnews.com. Diakses tanggal 3 Januari 2018. 
  6. ^ Dawangi, Handhika (24 September 2018). Sahibondang, Ferra Faradila Rizki, ed. "Adnan Hadiri Upacara Peringatan HUT Provinsi Sulut Sebagai Wali Kota". Tribunnews.com. Diakses tanggal 24 September 2018. 
  7. ^ [1][pranala nonaktif permanen] KOTAMOBAGU POST - Tatong Bara dan Nayodo Kurniawan saat dilantik oleh Guburnur Sulut sebagai Wali kota dan Wakil Wali kota
  8. ^ [2] TOTABUAN NEWS - Tatong Bara dan Nayodo Kurniawan Resmi Nahkodai Pemerintahan Kotamobagu
  9. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  10. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  11. ^ "Badan Pusat Statistik Kota Kotamobagu". kotamobagukota.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-19. Diakses tanggal 2021-11-01. 

Pranala luar