Nahdlatul Ulama

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 8 Februari 2022 06.25 oleh Hidayatsrf (bicara | kontrib) (Mengatur pengaturan versi stabil untuk "Nahdlatul Ulama": Menjadi sasaran perang suntingan [Tinjau otomatis: membutuhkan izin "autoreview"] (kedaluwarsa 8 Maret 2022 06.25 (UTC)))
Nahdlatul Ulama
Lambang dan bendera Nahdlatul Ulama
SingkatanNU
Tanggal pendirian31 Januari 1926 M / 16 Rajab 1344 H
PendiriHadratussyaikh Hasyim Asy'ari
Didirikan diKota Surabaya
TipeOrganisasi
TujuanBerlakunya ajaran Islam yang menganut faham Ahlusunah wal Jama'ah untuk terwujudnya tatanan masyarakat yang berkeadilan demi kemaslahatan, kesejahteraan umat, dan demi terciptanya rahmat bagi semesta.
Kantor pusatJl. Kramat Raya, No. 164, Jakarta Pusat
Jumlah anggota
108 juta (2019)
Rais 'Aam
K.H. Miftachul Akhyar
Katib 'Aam
K.H. Ahmad Said Asrori
Ketua Umum
K.H. Yahya Cholil Staquf
Sekretaris Jenderal
Drs. H. Saifullah Yusuf
Situs webwww.nu.or.id
Masjid Jombang, tempat lahirnya Nahdlatul Ulama

Nahdlatul Ulama (Arab: نَهْضَةُ الْعُلَمَاءْ; (terj. har.'Kebangkitan Ulama',) atau disingkat NU, adalah organisasi Islam di Indonesia. Perkiraan keanggotaannya berkisar dari 40 juta (2013)[1] hingga lebih dari 90 juta (2019),[2] menjadikannya organisasi Islam terbesar di dunia.[3] NU juga merupakan badan amal yang mendanai sekolah dan rumah sakit serta mengorganisir masyarakat untuk membantu pengentasan kemiskinan.

NU didirikan pada 31 Januari 1926 M / 16 Rajab 1344 H di Kota Surabaya oleh seorang ulama dan para pedagang untuk membela praktik Islam tradisionalis (sesuai dengan mazhab Syafi'i) dan kepentingan ekonomi anggotanya.[3] Pandangan keagamaan NU dianggap "tradisionalis" karena menoleransi budaya lokal selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.[4] Sebaliknya organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia, Muhammadiyah, dianggap "reformis" karena membutuhkan interpretasi yang lebih literal terhadap Al-Qur'an dan Sunnah.[4]

Beberapa tokoh Nahdlatul Ulama adalah pendukung setia Islam Nusantara, sebuah ciri khas Islam yang telah mengalami interaksi, kontekstualisasi, pribumisasi, interpretasi, dan vernakularisasi sesuai dengan kondisi sosial budaya di Indonesia.[5] Islam Nusantara mempromosikan moderasi, anti-fundamentalisme, pluralisme dan pada titik tertentu, sinkretisme.[6] Namun, banyak sesepuh, pemimpin, dan ulama NU telah menolak Islam Nusantara dan memilih pendekatan yang lebih konservatif.[7]

Mazhab

Nahdlatul Ulama mengikuti mazhab Asy'ariyah, mengambil jalan tengah antara kecenderungan aqli (rasionalis) dan naqli (skripturalis). Organisasi tersebut mengidentifikasi Al-Qur'an, Sunnah, dan kemampuan akal ditambah dengan realitas empiris sebagai sumber pemikirannya. NU mengaitkan pendekatan ini dengan para pemikir sebelumnya, seperti Abu al-Hasan al-Asy'ari dan Abu Mansur Al-Maturidi di bidang teologi.[8]

Di bidang fikih, NU mengakui mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali, tetapi dalam praktiknya mengandalkan ajaran Syafi'i. Dalam hal tasawuf, NU mengikuti jalan Al-Ghazali dan Junaid al-Baghdadi.[8] NU telah digambarkan oleh media barat sebagai gerakan Islam yang progresif, liberal dan pluralistik,[9][10] tetapi merupakan organisasi yang beragam dengan faksi konservatif yang besar juga.[7]

Nahdlatul Ulama telah menyatakan bahwa mereka tidak terikat pada organisasi politik manapun.[11]

Sejarah


Paham keagamaan

Nahdlatul Ulama menganut paham Ahlussunah wal Jama'ah, yaitu sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara Nash (Al Qur'an dan Hadits) dengan Akal (Ijma' dan Qiyas). Oleh sebab itu sumber hukum Islam bagi warga NU tidak hanya Al Qur'an, dan As Sunnah saja, melainkan juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empiris.

Maka, di dalam persoalan aqidah, NU merujuk kepada Imam Abul Hasan Al Asy'ari, sedangkan dalam persoalan fiqih, NU merujuk kepada Imam Syafi'i, dan dalam bidang tashawwuf, NU merujuk kepada Imam Al Ghazali. Namun NU tetap mengakui dan bersikap tasamuh kepada para mujtahid lainnya, seperti dalam bidang aqidah dikenal seorang mujtahid bernama Abu Mansur Al Maturidi, kemudian dalam bidang fiqih terdapat tiga mujtahid besar selain Imam Syafi'i, yakni Imam Abu Hanifah, Imam Malik, dan Imam Hanbali, serta dalam bidang tashawwuf dikenal pula Imam Junaid al-Baghdadi

Adapun gagasan "Kembali ke Khittah NU" pada tahun 1984 merupakan momentum penting untuk menafsirkan kembali ajaran Ahlussunnah wal Jamaah, serta merumuskan kembali metode berpikir, baik dalam bidang fiqih maupun sosial, serta merumuskan kembali hubungan NU dengan Negara. Gerakan tersebut berhasil kembali membangkitkan gairah pemikiran dan dinamika sosial dalam NU.[12]

Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
Lambang Nahdlatul UIama

K.H. Miftachul Akhyar
Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama



Dr. (H.C.) K.H. Yahya Cholil Staquf
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
SingkatanNU
Dibentuk31 Januari 1926[13]
Pejabat pertamaK.H. M. Hasyim Asy’ari (Rais Akbar)
H. Hasan Gipo (Ketua Umum)
Situs webwww.nu.or.id

Kepengurusan Nahdlatul Ulama terdiri dari dua jajaran, yakni Syuriah (senat) dan Tanfidziyah (eksekutif). Jabatan tertinggi Syuriah disebut Rais' Aam, sedangkan jabatan tertinggi Tanfidziyah disebut Ketua Umum. Kedudukan pimpinan tertinggi berada di posisi Rais ‘Aam dan membawahi Ketua Umum. Aktivitas organisasi dan segala program yang dilakukan oleh Ketua Umum harus atas izin dan restu dari Rais ‘Aam selaku pimpinan tertinggi dan sesepuh di dalam organisasi Nahdlatul Ulama.

Daftar Rais 'Aam

Rais 'Aam adalah jabatan paling tertinggi di dalam kepengurusan Nahdlatul Ulama’ yang berposisi sebagai senat dan berada di dalam jajaran syuriah. Rais ‘Aam dibantu oleh Wakil, Katib (sekretaris), dan A'wan (pembantu). Jabatan Rais 'Aam pertama kali adalah K.H. M. Hasyim Asy'ari dengan gelar Rais Akbar sebab beliau sebagai pendiri sekaligus pimpinan tertinggi pertama kali di dalam Nahdlatul Ulama. Sepeninggal K.H. M. Hasyim Asy’ari, jabatan tertinggi ini tidak lagi disebut Rais Akbar, melainkan Rais ‘Aam. Saat ini pejabat Rais 'Aam masa khidmat 2022-2027 adalah K.H. Miftachul Akhyar.

No Potret Nama Masa Khidmat Dipilih melalui
1 K.H. Muhammad Hasyim Asy'ari 1926-1947
  • Muktamar I (1926)
  • Muktamar II (1927)
  • Muktamar III (1928)
  • Muktamar IV (1929)
  • Muktamar V (1930)
  • Muktamar VI (1931)
  • Muktamar VII (1932)
  • Muktamar VIII (1933)
  • Muktamar IX (1934)
  • Muktamar X (1935)
  • Muktamar XI (1936)
  • Muktamar XII (1937)
  • Muktamar XIII (1938)
  • Muktamar XIV (1939)
  • Muktamar XV (1940)
  • Muktamar XVI (1946)
2 K.H. Abdul Wahab Hasbullah 1947-1971
  • Muktamar XVII (1947)
  • Muktamar XVIII (1948)
  • Muktamar XIX (1951)
  • Muktamar XX (1954)
  • Muktamar XXI (1956)
  • Muktamar XXII (1959)
  • Muktamar XXIII (1962)
  • Muktamar XXIV (1967)
3 K.H. Bisri Syansuri 1971-1980 [a]
  • Muktamar XXV (1971)
  • Muktamar XXVI (1979)
4 K.H. Ali Maksum 1981-1984
  • Dipilih melalui Munas NU di Yogyakarta pada 28 Agustus 1981
5 K.H. Ahmad Shiddiq 1984-1991[b]
  • Muktamar XXVII (1984)
  • Muktamar XXVIII (1989)
6 Ag. H. Ali Yafie[c] 1991-1992
7 K.H. Ilyas Ruhiat 1992-1999
  • Muktamar XXIX (1994)
8 Dr. (H.C.) K.H. M. A. Sahal Mahfudh 1999-2014[d]
  • Muktamar XXX (1999)
  • Muktamar XXXI (2004)
  • Muktamar XXXII (2010)
9 Dr. (H.C.) K.H. Ahmad Mustofa Bisri 2014-2015
10 Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma'ruf Amin 2015-2018[e]
  • Muktamar XXXIII (2015)
11 K.H. Miftachul Akhyar 2018-2027
  • Terpilih secara aklamasi pada 22 September 2018 mengantikan K.H. Ma'ruf Amin
  • Muktamar XXXIV (2021)

Daftar Ketua Umum

Ketua Umum adalah jabatan tertinggi pada jajaran tanfidziyah dan berposisi sebagai pihak eksekutif, segala tindakan ataupun program yang dilaksanakan oleh Ketua Umum harus melalui izin dan restu dari Rais ‘Aam selaku pimpinan tertinggi dan senator. Ketua umum didampingi oleh Wakil, Sekretaris Jenderal, dan Bendahara. Jabatan Ketua Umum ini pertama kali adalah K.H. Hasan Gipo. Saat ini Ketua Umum NU masa khidmat 2022-2027 adalah Dr. (H.C.) K.H. Yahya Cholil Staquf.

No Potret Nama Masa Khidmat Dipilih melalui
1 K.H. Hasan Gipo 1926-1929
  • Muktamar I (1926)
  • Muktamar II (1927)
  • Muktamar III (1928)
2 K.H. Ahmad Noor 1929-1937
  • Muktamar IV (1929)
  • Muktamar V (1930)
  • Muktamar VI (1931)
  • Muktamar VII (1932)
  • Muktamar VIII (1933)
  • Muktamar IX (1934)
  • Muktamar X (1935)
  • Muktamar XI (1936)
3 K.H. Mahfudh Siddiq 1937-1944[A]
  • Muktamar XII (1937)
  • Muktamar XIII (1938)
  • Muktamar XIV (1939)
  • Muktamar XV (1940)
4 K.H. Nahrawi Tahir 1944-1951
  • Muktamar XVI (1946)
  • Muktamar XVII (1947)
  • Muktamar XVIII (1948)
5 K.H. Abdul Wahid Hasyim 1951-1954
  • Muktamar XVIX (1951)
6 K.H. Muhammad Dahlan 1954-1956
  • Muktamar XX (1954)
7 Dr. (H.C.) K.H. Idham Chalid 1956-1984
  • Muktamar XXI (1956)
  • Muktamar XXII (1959)
  • Muktamar XXIII (1962)
  • Muktamar XXIV (1967)
  • Muktamar XXV (1971)
  • Muktamar XXVI (1979)
8 Dr. (H.C.) K.H. Abdurrahman Wahid 1984-1999
  • Muktamar XXVII (1984)
  • Muktamar XXVIII (1989)
  • Muktamar XXIX (1994)
9 K.H. Ahmad Hasyim Muzadi 1999-2010
  • Muktamar XXX (1999)
  • Muktamar XXXI (2004)
10 Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siroj, M.A. 2010-2021
  • Muktamar XXXII (2010)
  • Muktamar XXXIII (2015)
11 Dr. (H.C.) K.H. Yahya Cholil Staquf 2022-2027
  • Muktamar XXXIV (2021)

Referensi

  1. ^ Ranjan Ghosh (4 January 2013). Making Sense of the Secular: Critical Perspectives from Europe to Asia. Routledge. hlm. 202–. ISBN 978-1-136-27721-4. 
  2. ^ Patrick Winn (March 8, 2019). "The world's largest Islamic group wants Muslims to stop saying 'infidel'". PRI. 
  3. ^ a b Esposito, John (2013). Oxford Handbook of Islam and Politics. OUP USA. hlm. 570. ISBN 9780195395891. Diakses tanggal 17 November 2015. 
  4. ^ a b Pieternella, Doron-Harder (2006). Women Shaping Islam. University of Illinois Press. hlm. 198. ISBN 9780252030772. Diakses tanggal 17 November 2015. 
  5. ^ "Apa yang Dimaksud dengan Islam Nusantara?". Nahdlatul Ulama. 22 April 2015. 
  6. ^ F Muqoddam (2019). "Syncretism of Slametan Tradition As a Pillar of Islam Nusantara'". E Journal IAIN Madura. 
  7. ^ a b c Arifianto, Alexander R. (23 January 2017). "Islam Nusantara & Its Critics: The Rise of NU's Young Clerics" (PDF). RSIS Commentary. 18.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama ":0" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  8. ^ a b http://www.nu.or.id/a,public-m,static-s,detail-lang,en-ids,1-id,7-t,religious+ideology-.phpx
  9. ^ "From Indonesia, a challenge to the ideology of the Islamic State". The New York Times. Jakarta. 4 December 2015. Diakses tanggal 4 December 2015. 
  10. ^ Varagur, Krithika (2 December 2015). "World's Largest Islamic Organization Tells ISIS To Get Lost". The Huffington Post. Diakses tanggal 4 December 2015. 
  11. ^ Robin Bush, Robin Bush Rickard. Nahdlatul Ulama and the Struggle for Power Within Islam and Politics in Indonesia. Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 78. 
  12. ^ tim. "Sejarah Berdirinya NU Sejak Masa Penjajahan". nasional. Diakses tanggal 2021-12-03. 
  13. ^ "Sejarah Nahdlatul Ulama". NU Online. Diakses tanggal 20 Februari 2022. 
  14. ^ Sahal, Hamzah (26 Januari 2021). Ahsan, Ivan Aulia, ed. "KH Ali Yafie, Mantan Rais Aam NU yang Berani Minta Soeharto Mundur". Tirto. Diakses tanggal 20 Februari 2022. 
  15. ^ Nurita, Dewi (22 September 2018). Chairunnisa, Ninis, ed. "Ma'ruf Amin Resmi Mundur dari Jabatan Rais Aam PBNU". Tempo. Diakses tanggal 20 Februari 2022. 
  16. ^ Ismail, Faisal (Desember 2011). "The Nahdlatul Ulama: Its Early History and Contribution to the Establishment of Indonesian State". Journal of Indonesian Islam. The Institute for the Study of Religion and Society (LSAS) and the Postgraduate Program (PPs), the State Institute for Islamic Studies (IAIN) Sunan Ampel Surabaya - Indonesia. Vol. 5: 269. 
  1. ^ Wafat pada 25 April 1980 di tengah masa jabatan
  2. ^ Wafat pada 23 Januari 1991 di tengah masa jabatan
  3. ^ Mengundurkan diri sebagai Pejabat Sementara Rais 'Aam NU pada 21 Januari 1992[14]
  4. ^ Wafat pada 29 Januari 2014 di tengah masa jabatan
  5. ^ Mengundurkan diri pada 22 September 2018 setelah ditetapkan sebagai Calon Wakil Presiden Republik Indonesia 2019–2024[15]

Muktamar

Muktamar

ke

Lokasi Tahun Rais 'Aam Ketua Umum
1 Surabaya 1926 KH. Hasyim Asy'ari (Rais Akbar) KH. Hasan Gipo
2 Surabaya 1927 KH. Hasyim Asy'ari (Rais Akbar) KH. Hasan Gipo
3 Surabaya 1928 KH. Hasyim Asy'ari (Rais Akbar) KH. Hasan Gipo
4 Semarang 1929 KH. Hasyim Asy'ari (Rais Akbar) KH. Ahmad Noor
5 Pekalongan 1930 KH. Hasyim Asy'ari (Rais Akbar) KH. Ahmad Noor
6 Cirebon 1931 KH. Hasyim Asy'ari (Rais Akbar) KH. Ahmad Noor
7 Bandung 1932 KH. Hasyim Asy'ari (Rais Akbar) KH. Ahmad Noor
8 Jakarta 1933 KH. Hasyim Asy'ari (Rais Akbar) KH. Ahmad Noor
9 Banyuwangi 1934 KH. Hasyim Asy'ari (Rais Akbar) KH. Ahmad Noor
10 Surakarta 1935 KH. Hasyim Asy'ari (Rais Akbar) KH. Ahmad Noor
11 Banjarmasin 1936 KH. Hasyim Asy'ari (Rais Akbar) KH. Ahmad Noor
12 Malang 1937 KH. Hasyim Asy'ari (Rais Akbar) KH. Mahfudz Siddiq
13 Banten 1938 KH. Hasyim Asy'ari (Rais Akbar) KH. Mahfudz Siddiq
14 Magelang 1939 KH. Hasyim Asy'ari (Rais Akbar) KH. Mahfudz Siddiq
15 Surabaya 1940 KH. Hasyim Asy'ari (Rais Akbar) KH. Mahfudz Siddiq
16 Banyumas 1946 KH. Hasyim Asy'ari (Rais Akbar) KH. Nahrawi Thohir
17 Madiun 1947 KH. A. Wahhab Hasbullah KH. Nahrawi Thohir
18 DKI Jakarta 1948 KH. A. Wahhab Hasbullah KH. Nahrawi Thohir
19 Palembang 1951 KH. A. Wahhab Hasbullah KH. A. Wahid Hasyim
20 Surabaya 1954 KH. A. Wahhab Hasbullah KH. Muhammad Dahlan
21 Medan 1956 KH. A. Wahhab Hasbullah Dr. KH. Idham Chalid
22 DKI Jakarta 1959 KH. A. Wahhab Hasbullah Dr. KH. Idham Chalid
23 Surakarta 1962 KH. A. Wahhab Hasbullah Dr. KH. Idham Chalid
24 Bandung 1967 KH. A. Wahhab Hasbullah Dr. KH. Idham Chalid
25 Surabaya 1971 KH. Bisri Syansuri Dr. KH. Idham Chalid
26 Semarang 1979 KH. Bisri Syansuri Dr. KH. Idham Chalid
27 Situbondo 1984 KH. Ahmad Shidiq Dr. KH. Abdurrahman Wahid
28 Yogyakarta 1989 KH. Ahmad Shidiq Dr. KH. Abdurrahman Wahid
29 Tasikmalaya 1994 KH. Ahmad Shidiq Dr. KH. Abdurrahman Wahid
30 Kediri 1999 Dr. KH. M. A. Sahal Mahfuz KH. Ahmad Hasyim Muzadi
31 Surakarta 2004 Dr. KH. M. A. Sahal Mahfuz KH. Ahmad Hasyim Muzadi
32 Makassar 2010 Dr. KH. M. A. Sahal Mahfuz Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siroj, M.A.
33 Jombang 2015 Prof. Dr. K. H. Ma'ruf Amin Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siroj, M.A.
34 Lampung 2021 KH. Miftachul Akhyar KH.Yahya Cholil Staquf

Lembaga

Lembaga adalah perangkat organisasi Nahdlatul Ulama yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan Nahdlatul Ulama sesuai dan berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu dan yang memerlukan penanganan khusus.[1] Lembaga Nahdlatul Ulama meliputi:

  1. Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU)
  2. Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU)
  3. Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (LPMNU)
  4. Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU)
  5. Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU)
  6. Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU)
  7. Lembaga Pelayanan Kesehatan Nahdlatul Ulama (LPKNU)
  8. Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU)
  9. Lembaga Kajian & Pengembangan SDM Nahdlatul Ulama (LAKPESDAM-NU)
  10. Lembaga Penyuluhan & Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU)
  11. Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (LESBUMI)
  12. Lembaga Zakat, Infaq, & Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU)
  13. Lembaga Waqaf & Pertanahan Nahdlatul Ulama (LWPNU)
  14. Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU)
  15. Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU)
  16. Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU)
  17. Lembaga Penanggulangan Bencana & Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBPINU)
  18. Lembaga Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU)
  19. Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU)

Badan Otonom

Badan Otonom NU adalah perangkat organisasi Nahdlatul Ulama yang berfungsi melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama yang berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu dan beranggotakan perorangan. Badan Otonom dikelompokkan dalam katagori Badan Otonom berbasis usia dan kelompok masyarakat tertentu, dan Badan Otonom berbasis profesi dan kekhususan lainnya.[2] Jenis badan otonom berbasis usia dan kelompok masyarakat tertentu adalah :

  1. Gerakan Pemuda Ansor
  2. Muslimat
  3. Fatayat
  4. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)
  5. Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU)
  6. Jam'iyatul Qurra' wal Huffazh (JQH)
  7. Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu)
  8. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (1960)
  9. Pencak Silat Pagar Nusa (1986)
  10. Jam'iyah Ahlit Thariqah Al Mu'tabarah an Nahdliyah (Jatman)
  11. Ikatan Seni Hadrah Indonesia Nahdlatul Ulama (Ishari)
  12. Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (2010)
  13. Serikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi)
  14. Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (SNNU)

NU dan Politik

Pertama kali NU terjun pada politik praktis pada saat menyatakan memisahkan diri dengan Masyumi pada tahun 1952 dan kemudian mengikuti pemilu 1955. NU cukup berhasil dengan meraih 45 kursi DPR dan 91 kursi Konstituante. Pada masa Demokrasi Terpimpin NU dikenal sebagai partai yang mendukung Soekarno, dan bergabung dalam NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis). Nasionalis diwakili Partai Nasional Indonesia (PNI), Murba (Musyawarah Rakyat Banyak), dll. Agama diwakili Partai Nahdhatul Ulama, Masyumi, Partai Katolik, Parkindo (Partai Kristen Indonesia), dll. Dan Komunis diwakili oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).

NU kemudian menggabungkan diri dengan Partai Persatuan Pembangunan pada tanggal 5 Januari 1973 atas desakan penguasa orde baru Mengikuti pemilu 1977 dan 1982 bersama PPP. Pada muktamar NU di Situbondo, NU menyatakan diri untuk 'Kembali ke Khittah 1926' yaitu untuk tidak berpolitik praktis lagi.

Namun setelah reformasi 1998, muncul partai-partai yang mengatasnamakan NU. Yang terpenting adalah Partai Kebangkitan Bangsa yang dideklarasikan oleh Abdurrahman Wahid. Pada pemilu 1999 PKB memperoleh 51 kursi DPR dan bahkan bisa mengantarkan Abdurrahman Wahid sebagai Presiden RI. Pada pemilu 2004, PKB memperoleh 52 kursi DPR.

Partai penerus

Lihat Pula

Referensi

  1. ^ "Daftar Lembaga-lembaga di Bawah Naungan NU". nu.or.id. Diakses tanggal 2022-01-30. 
  2. ^ "Badan-badan Otonom (Banom) di Bawah Naungan NU". nu.or.id. Diakses tanggal 2022-01-30. 

Pranala luar

Peringatan

Sebagian atau keseluruhan dari artikel ini dicurigai telah melanggar hak cipta dari tulisan pihak di luar Wikipedia, dan selanjutnya akan dimasukkan dalam daftar Wikipedia:Artikel bermasalah hak cipta:

Disarankan untuk tidak melakukan perubahan apapun sampai masalah pelanggaran hak cipta di artikel ini diteliti pengguna lain dan diputuskan melalui konsensus

  • Jika Anda ingin menulis ulang artikel ini sebagai tulisan yang sama sekali baru, untuk sementara tuliskan di sini.
Berikan komentar mengenai hal tersebut di halaman diskusi artikel ini.
Perhatikan bahwa hanya mengubah sedikit atau beberapa bagian dari tulisan asli tidak cukup untuk menghilangkan pelanggaran hak cipta dari tulisan ini. Lebih baik membangun kembali artikel ini dari awal sedikit demi sedikit daripada membajak tulisan orang lain demi sebuah artikel besar.
  • Jika Anda sebenarnya memang adalah pemilik sumber tulisan asli yang dimaksudkan (dan termasuk pula pemilik bukti tulisan yang menjadi dasar kecurigaan pelanggaran hak cipta), dan ingin membebaskan hak cipta tulisan tersebut sesuai GNU Free Documentation License:
berikan keterangan di halaman diskusi artikel ini, kemudian bisa menampilkan pesan izin tersebut di halaman aslinya, atau berikan izin tertulis ke Wikipedia melalui email yang alamatnya tersangkut langsung dengan sumber tersebut ke alamat [email protected] atau surat tertulis ke Wikimedia Foundation. Berikan izin secara eksplisit bahwa tulisan tersebut telah dibebaskan ke dalam lisensi CC BY-SA 3.0 dan lisensi GFDL.
  • Jika tulisan bukti memang berada di wilayah lisensi yang bisa untuk dipublikasikan di Wikipedia,:
Jelaskan hal tersebut di halaman diskusi artikel ini, dengan bukti referensi yang tepat dan benar.

Kecuali kecurigaan hak cipta ini bisa dibuktikan salah dalam waktu paling lambat dua minggu, artikel ini akan dihapus

  • Memuat artikel yang melanggar hak cipta adalah pelanggaran hukum dan tidak sesuai dengan Kebijakan Wikipedia.
  • Jika Anda memiliki pertanyaan mengenai hak cipta, silakan lihat Hak cipta.
  • Pengguna yang secara berulang memuat artikel yang melanggar hak cipta akan diblokir dari hak penyuntingan.
  • Untuk sementara, pemuatan asli masih bisa dilihat melalui di halaman versi terdahulu.
  • Anda dipersilakan memuat kontibusi orisinil.