Niabor
Niabor | |
---|---|
Niabor, sebelum 1887. | |
Jenis | Pedang, Cutlass |
Negara asal | Kalimantan: Indonesia (Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah) Malaysia (Sarawak) |
Sejarah pemakaian | |
Digunakan oleh | Suku Dayak (Suku Iban) |
Spesifikasi | |
Panjang | 60-90cm |
Tipe pedang | Satu mata, melengkung |
Tipe gagang | Tanduk rusa, kayu |
Jenis sarung | Kayu |
Niabor (disebut juga Beadah, Naibor, Nyabor, Nyabur, Parang Njabur Laki-Laki) adalah pedang melengkung dari Kalimantan, senjata khas orang Dayak Laut.[1]
Deskripsi
[sunting | sunting sumber]Pedang ini memiliki tepi yang cembung dan punggung yang cekung, yang melebar ke arah ujung sehingga pusat gravitasi terletak pada sebuah titik. Tepinya melengkung membentuk kurva ke arah ujung. Bilahnya biasanya memiliki satu atau lebih bagian berlubang yang terlihat seperti patah dan tidak ada pelepahnya (midrib). Pedang ini biasanya tidak dihias. Pada beberapa versi, ada bagian menonjol di bilahnya, yang terletak di sisi tajam. Tonjolan ini berfungsi sebagai semacam penangkis dan pelindung jari yang disebut Kundieng. Bagian ini khusus untuk pedang jenis ini. Di bawah pelindung jari, bilahnya berbentuk persegi panjang. Ini disebut Sangau. Bagian di antara pelindung jari dan gagangnya disebut Temporian. Gagangnya dibuat dari tanduk rusa, sama seperti mandau. Ujung gagangnya diukir dengan cara tradisional dan tidak dihias dengan rambut hewan.[2]
Niabor sangat mirip dengan Langgai Tinggang. Nama Niabor itu sendiri jangan disamakan dengan Parang Nabur.
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ British Association for the Advancement of Science (1901). Report of the Annual Meeting, Volume 71. J. Murray.
- ^ Albert G Van Zonneveld (2002). Traditional Weapons of the Indonesian Archipelago. Koninklyk Instituut Voor Taal Land. ISBN 90-5450-004-2.