Peperangan era Napoleon: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
sesuai konsensus terakhir, replaced: Perancis → Prancis (157)
Baris 6: Baris 6:
|caption='''Atas''': [[Pertempuran Austerlitz]]<br />'''Bawah''': [[Pertempuran Waterloo]]
|caption='''Atas''': [[Pertempuran Austerlitz]]<br />'''Bawah''': [[Pertempuran Waterloo]]
|date= 1803–1815
|date= 1803–1815
|place=Eropa, Samudra Atlantik, [[Laut Mediterania]], [[Laut Utara]], [[Rio de la Plata]], [[Guyana Perancis]], [[Hindia Barat]], [[Samudra Hindia]], Amerika Utara, [[Kaukasus Selatan]]
|place=Eropa, Samudra Atlantik, [[Laut Mediterania]], [[Laut Utara]], [[Rio de la Plata]], [[Guyana Prancis]], [[Hindia Barat]], [[Samudra Hindia]], Amerika Utara, [[Kaukasus Selatan]]
|
|
|result=Kemenangan koalisi, [[Kongres Wina]]
|result=Kemenangan koalisi, [[Kongres Wina]]
* Berakhirnya [[Kekaisaran Perancis Pertama]], [[Restorasi Bourbon]]
* Berakhirnya [[Kekaisaran Prancis Pertama]], [[Restorasi Bourbon]]
* Pembentukan [[Konser Eropa]] dan [[Pax Britannica]]
* Pembentukan [[Konser Eropa]] dan [[Pax Britannica]]
* [[Aksi Terakhir Kongres Wina|Berbagai perubahan wilayah dan dinasti]]
* [[Aksi Terakhir Kongres Wina|Berbagai perubahan wilayah dan dinasti]]
Baris 28: Baris 28:
[[Berkas:State flag simple of the Grand Duchy of Tuscany.svg|22px]] [[Kadipaten Agung Toscana|Toscana]]<br />
[[Berkas:State flag simple of the Grand Duchy of Tuscany.svg|22px]] [[Kadipaten Agung Toscana|Toscana]]<br />
{{flagicon|Swiss}} [[Swiss]]<br />
{{flagicon|Swiss}} [[Swiss]]<br />
{{flagicon|Kerajaan Perancis}} [[Pasukan émigré pada Perang Revolusi Perancis|Royalis Perancis]]<br />
{{flagicon|Kerajaan Prancis}} [[Pasukan émigré pada Perang Revolusi Prancis|Royalis Prancis]]<br />
{{flagicon|Hanover|1692}} [[Elektorat Hanover|Hanover]]<br />
{{flagicon|Hanover|1692}} [[Elektorat Hanover|Hanover]]<br />
{{flagicon image|Flag of the House of Nassau Weilburg.svg}} [[Nassau (negara)|Nassau]]<br />
{{flagicon image|Flag of the House of Nassau Weilburg.svg}} [[Nassau (negara)|Nassau]]<br />
Baris 37: Baris 37:
[[Berkas:Flag of Agha Mohammad Khan.svg|22px]] [[Dinasti Qajar|Persia]] <small>(1807–1812)</small>{{Ref label|qqq|q}}
[[Berkas:Flag of Agha Mohammad Khan.svg|22px]] [[Dinasti Qajar|Persia]] <small>(1807–1812)</small>{{Ref label|qqq|q}}
|
|
|combatant2={{flagicon|Perancis}} '''[[Kekaisaran Perancis Pertama|Perancis]]'''
|combatant2={{flagicon|Prancis}} '''[[Kekaisaran Prancis Pertama|Prancis]]'''
* {{flagicon image|Flag_of_the_Duchy_of_Warsaw.svg}} [[Kadipaten Warsawa]]{{Ref label|ggg|g}}
* {{flagicon image|Flag_of_the_Duchy_of_Warsaw.svg}} [[Kadipaten Warsawa]]{{Ref label|ggg|g}}
* {{flagcountry|Italia Napoleon|name=Italia}}
* {{flagcountry|Italia Napoleon|name=Italia}}
Baris 86: Baris 86:
{{flagicon|Negara-Negara Kepausan|old}} [[Paus Pius VII|Pius VII]] <br />
{{flagicon|Negara-Negara Kepausan|old}} [[Paus Pius VII|Pius VII]] <br />
{{flagicon|Dua Sisilia}}[[Ferdinand I of the Dua Sisilia|Ferdinand IV]]<br />
{{flagicon|Dua Sisilia}}[[Ferdinand I of the Dua Sisilia|Ferdinand IV]]<br />
{{flagicon|Kerajaan Perancis}} [[Louis XVIII]]<br />
{{flagicon|Kerajaan Prancis}} [[Louis XVIII]]<br />
{{flagicon|Swedia}} [[Gustav IV Adolf dari Swedia|Gustav IV Adolf]]<br />
{{flagicon|Swedia}} [[Gustav IV Adolf dari Swedia|Gustav IV Adolf]]<br />
{{flagicon|Swedia}} [[Charles XIII dari Swedia|Charles XIII]]<br />
{{flagicon|Swedia}} [[Charles XIII dari Swedia|Charles XIII]]<br />
Baris 104: Baris 104:
{{flagicon|Kekaisaran Utsmaniyah|1453}} [[Muhammad Ali Pasha]]<br />
{{flagicon|Kekaisaran Utsmaniyah|1453}} [[Muhammad Ali Pasha]]<br />
|
|
|commander2={{flagicon|Perancis}} [[Napoleon I]]<br />
|commander2={{flagicon|Prancis}} [[Napoleon I]]<br />
{{flagicon|Perancis}} [[Louis Alexandre Berthier]]<br />
{{flagicon|Prancis}} [[Louis Alexandre Berthier]]<br />
{{flagicon|Perancis}} [[Joachim Murat]]<br />
{{flagicon|Prancis}} [[Joachim Murat]]<br />
{{flagicon|Perancis}} [[Louis-Nicolas Davout]]<br />
{{flagicon|Prancis}} [[Louis-Nicolas Davout]]<br />
{{flagicon|Perancis}} [[Jean Lannes]]{{KIA}}<br />
{{flagicon|Prancis}} [[Jean Lannes]]{{KIA}}<br />
{{flagicon|Perancis}} [[André Masséna]]<br />
{{flagicon|Prancis}} [[André Masséna]]<br />
{{flagicon|Perancis}} [[Michel Ney]]<br />
{{flagicon|Prancis}} [[Michel Ney]]<br />
{{flagicon|Perancis}} [[Jean-de-Dieu Soult]]<br />
{{flagicon|Prancis}} [[Jean-de-Dieu Soult]]<br />
{{flagicon|Perancis}} [[Armand Augustin Louis de Caulaincourt]]<br />
{{flagicon|Prancis}} [[Armand Augustin Louis de Caulaincourt]]<br />
{{flagicon|Perancis}} [[Charles XIV John dari Swedia|Jean Baptiste Jules Bernadotte]]<br />
{{flagicon|Prancis}} [[Charles XIV John dari Swedia|Jean Baptiste Jules Bernadotte]]<br />
{{flagicon|Perancis}} [[Pierre-Charles Villeneuve]]<br />
{{flagicon|Prancis}} [[Pierre-Charles Villeneuve]]<br />
{{flagicon|Perancis}} [[Jean-Baptiste Bessières]]{{KIA}}<br />
{{flagicon|Prancis}} [[Jean-Baptiste Bessières]]{{KIA}}<br />
{{flagicon|Perancis}} [[Bon Adrien Jeannot de Moncey]]<br />
{{flagicon|Prancis}} [[Bon Adrien Jeannot de Moncey]]<br />
{{flagicon|Perancis}} [[Jean-Baptiste Jourdan]]<br />
{{flagicon|Prancis}} [[Jean-Baptiste Jourdan]]<br />
{{flagicon|Perancis}} [[Édouard Adolphe Casimir Joseph Mortier]]<br />
{{flagicon|Prancis}} [[Édouard Adolphe Casimir Joseph Mortier]]<br />
{{flagicon|Perancis}} [[Jean-Andoche Junot]]<br />
{{flagicon|Prancis}} [[Jean-Andoche Junot]]<br />
{{flagicon|Perancis}} [[Claude Victor]]<br />
{{flagicon|Prancis}} [[Claude Victor]]<br />
{{flagicon|Perancis}} [[Jacques MacDonald]]<br />
{{flagicon|Prancis}} [[Jacques MacDonald]]<br />
{{flagicon|Perancis}} [[Nicolas Charles Oudinot]]<br />
{{flagicon|Prancis}} [[Nicolas Charles Oudinot]]<br />
{{flagicon|Perancis}} [[Auguste Frédéric Louis Viesse de Marmont]]<br />
{{flagicon|Prancis}} [[Auguste Frédéric Louis Viesse de Marmont]]<br />
{{flagicon|Perancis}} [[Louis Gabriel Suchet]]<br />
{{flagicon|Prancis}} [[Louis Gabriel Suchet]]<br />
{{flagicon|Perancis}} [[Laurent de Gouvion Saint-Cyr]]<br />
{{flagicon|Prancis}} [[Laurent de Gouvion Saint-Cyr]]<br />
{{flagicon|Perancis}} [[Emmanuel de Grouchy, Marquis de Grouchy|Emmanuel de Grouchy]]<br />
{{flagicon|Prancis}} [[Emmanuel de Grouchy, Marquis de Grouchy|Emmanuel de Grouchy]]<br />
{{flagicon|Spanyol|1785}} [[Joseph Bonaparte|Joseph I]]{{Ref label|ppp|p}}<br />
{{flagicon|Spanyol|1785}} [[Joseph Bonaparte|Joseph I]]{{Ref label|ppp|p}}<br />
{{flagicon|Belanda}} [[Louis Bonaparte|Louis I]]<br />
{{flagicon|Belanda}} [[Louis Bonaparte|Louis I]]<br />
Baris 151: Baris 151:
|casualties3=3.350.000 sampai 6.500.000 – lihat [[korban Peperangan Era Napoleon|daftar lengkap]]
|casualties3=3.350.000 sampai 6.500.000 – lihat [[korban Peperangan Era Napoleon|daftar lengkap]]
|notes={{Collapse top|bg=#B0C4DE|Catatan}}<ol style="list-style-type:lower-alpha">
|notes={{Collapse top|bg=#B0C4DE|Catatan}}<ol style="list-style-type:lower-alpha">
<li>{{note|aaa}} Istilah "Kekaisaran Austria" mulai dipakai setelah Napoleon mencap dirinya [[Kaisar Perancis]] pada tahun 1804, sementara [[Francis II, Kaisar Romawi Suci]] memakai gelar [[Kaisar Austria]] (''Kaiser von Österreich'') sebagai tanggapannya. [[Kekaisaran Romawi Suci]] bubar tahun 1806, akibatnya "Kaisar Austria" menjadi gelar utama Francis. Atas alasan ini, "Kekaisaran Austria" lebih sering dipakai alih-alih "Kekaisaran Romawi Suci" karena singkat ketika berbicara tentang Peperangan Era Napoleon, meski kedua hal tersebut tidak sama.</li>
<li>{{note|aaa}} Istilah "Kekaisaran Austria" mulai dipakai setelah Napoleon mencap dirinya [[Kaisar Prancis]] pada tahun 1804, sementara [[Francis II, Kaisar Romawi Suci]] memakai gelar [[Kaisar Austria]] (''Kaiser von Österreich'') sebagai tanggapannya. [[Kekaisaran Romawi Suci]] bubar tahun 1806, akibatnya "Kaisar Austria" menjadi gelar utama Francis. Atas alasan ini, "Kekaisaran Austria" lebih sering dipakai alih-alih "Kekaisaran Romawi Suci" karena singkat ketika berbicara tentang Peperangan Era Napoleon, meski kedua hal tersebut tidak sama.</li>
<li>{{note|bbb}}Baik Austria dan PRusia sempat menjadi sekutu Perancis dan menyumbang pasukan untuk [[invasi Perancis ke Rusia]] pada tahun 1812.</li>
<li>{{note|bbb}}Baik Austria dan PRusia sempat menjadi sekutu Prancis dan menyumbang pasukan untuk [[invasi Prancis ke Rusia]] pada tahun 1812.</li>
<li>{{note|ccc}}Rusia menjadi sekutu Perancis setelah [[Traktat Tilsit]] tahun 1807. Aliansi ini bubar tahun 1810 sehingga Perancis menginvasi Rusia tahun 1812. Pada saat itu, Rusia sedang berperang dengan [[Perang Finlandia|Swedia]] (1808–1809) dan [[Perang Rusia-Turki (1806–1812)|Kekaisaran Utsmaniyah]] (1806–1812), dan secara nominal dengan [[Perang Inggris-Rusia (1807-1812)|Britain]] (1807–1812).</li>
<li>{{note|ccc}}Rusia menjadi sekutu Prancis setelah [[Traktat Tilsit]] tahun 1807. Aliansi ini bubar tahun 1810 sehingga Prancis menginvasi Rusia tahun 1812. Pada saat itu, Rusia sedang berperang dengan [[Perang Finlandia|Swedia]] (1808–1809) dan [[Perang Rusia-Turki (1806–1812)|Kekaisaran Utsmaniyah]] (1806–1812), dan secara nominal dengan [[Perang Inggris-Rusia (1807-1812)|Britain]] (1807–1812).</li>
<li>{{note|ddd}}Spanyol adalah sekutu Perancis sampai invasi rahasia Perancis ke Spanyol tahun 1808, kemudian menyerang Perancis dalam [[Perang Semenanjung]].</li>
<li>{{note|ddd}}Spanyol adalah sekutu Prancis sampai invasi rahasia Prancis ke Spanyol tahun 1808, kemudian menyerang Prancis dalam [[Perang Semenanjung]].</li>
<li>{{note|eee}}Sisilia masih memiliki hubungan pribadi dengan Napoli sampai Napoli menjadi republik-klien Perancis setelah [[Pertempuran Campo Tenese]] tahun 1806.</li>
<li>{{note|eee}}Sisilia masih memiliki hubungan pribadi dengan Napoli sampai Napoli menjadi republik-klien Prancis setelah [[Pertempuran Campo Tenese]] tahun 1806.</li>
<li>{{note|fff}}Secara nominal, Swedia mengumumkan [[Perang Inggris-Swedia (1810-1812)|perang melawan Britania Raya]] setelah dikalahkan Rusia dalam Perang Finlandia (1808–1809).</li>
<li>{{note|fff}}Secara nominal, Swedia mengumumkan [[Perang Inggris-Swedia (1810-1812)|perang melawan Britania Raya]] setelah dikalahkan Rusia dalam Perang Finlandia (1808–1809).</li>
<li>{{note|ggg}}Napoleon mendirikan [[Kadipaten Warsaw]] yang dipimpin oleh [[Kerajaan Sachsen]] tahun 1807. [[Legiun Polandia (era Napoleon)|Legiun Polandia]] sebelumnya sudah melayani untuk pasukan Perancis.</li>
<li>{{note|ggg}}Napoleon mendirikan [[Kadipaten Warsaw]] yang dipimpin oleh [[Kerajaan Sachsen]] tahun 1807. [[Legiun Polandia (era Napoleon)|Legiun Polandia]] sebelumnya sudah melayani untuk pasukan Prancis.</li>
<li>{{note|hhh}}Kekaisaran Perancis menganeksasi [[Kerajaan Holandia]] tahun 1810. Tentara Belanda berperang melawan Napoleon selama [[Perang Seratus Hari]] tahun 1815.</li>
<li>{{note|hhh}}Kekaisaran Prancis menganeksasi [[Kerajaan Holandia]] tahun 1810. Tentara Belanda berperang melawan Napoleon selama [[Perang Seratus Hari]] tahun 1815.</li>
<li>{{note|iii}}Kekaisaran Perancis menganeksasi [[Kerajaan Etruria]] tahun 1807.
<li>{{note|iii}}Kekaisaran Prancis menganeksasi [[Kerajaan Etruria]] tahun 1807.
<li>{{note|jjj}}[[Kerajaan Napoli]], sempat bersekutu dengan Austria tahun 1814, kembali bersekutu dengan Perancis dan berperang melawan Austria pada [[Perang Neapolitan]] tahun 1815.</li>
<li>{{note|jjj}}[[Kerajaan Napoli]], sempat bersekutu dengan Austria tahun 1814, kembali bersekutu dengan Prancis dan berperang melawan Austria pada [[Perang Neapolitan]] tahun 1815.</li>
<li>{{note|kkk}}Enam belas sekutu Perancis di antara negara-negara Jerman (termasuk Bayern dan Württemberg) mendirikan [[Konfederasi Rhein]] bulan Juli 1806 setelah [[Pertempuran Austerlitz]] (Desember 1805). Setelah [[Pertempuran Jena-Auerstedt]] (Oktober 1806), beberapa negara Jerman yang sebelumnya berperang bersama sekutu anti-Perancis, termasuk Sachsen dan Westfalen, juga bersekutu dengan Perancis dan bergabung dengan Konfederasi ini. Sachsen berubah pihak lagi tahun 1813 pada [[Pertempuran Leipzig]], sehingga negara-negara anggota lain segera mengikuti dan menyatakan perang melawan Perancis.</li>
<li>{{note|kkk}}Enam belas sekutu Prancis di antara negara-negara Jerman (termasuk Bayern dan Württemberg) mendirikan [[Konfederasi Rhein]] bulan Juli 1806 setelah [[Pertempuran Austerlitz]] (Desember 1805). Setelah [[Pertempuran Jena-Auerstedt]] (Oktober 1806), beberapa negara Jerman yang sebelumnya berperang bersama sekutu anti-Prancis, termasuk Sachsen dan Westfalen, juga bersekutu dengan Prancis dan bergabung dengan Konfederasi ini. Sachsen berubah pihak lagi tahun 1813 pada [[Pertempuran Leipzig]], sehingga negara-negara anggota lain segera mengikuti dan menyatakan perang melawan Prancis.</li>
<li>{{note|lll}}Denmark-Norwegia tetap netral sampai [[Pertempuran Kopenhagen (1807)]]. Denmark dipaksa menyerahkan Norwegia ke Swedia melalui [[Traktat Kiel]] tahun 1814. Setelah [[Perang Swedia-Norwegia (1814)|kampanye singkat Swedia melawan Norwegia]], Norwegia membentuk [[Perserikatan antara Swedia dan Norwegia|perserikatan pribadi]] dengan Swedia.</li>
<li>{{note|lll}}Denmark-Norwegia tetap netral sampai [[Pertempuran Kopenhagen (1807)]]. Denmark dipaksa menyerahkan Norwegia ke Swedia melalui [[Traktat Kiel]] tahun 1814. Setelah [[Perang Swedia-Norwegia (1814)|kampanye singkat Swedia melawan Norwegia]], Norwegia membentuk [[Perserikatan antara Swedia dan Norwegia|perserikatan pribadi]] dengan Swedia.</li>
<li>{{note|mmm}}Kekaisaran Utsmaniyah berperang melawan Napoleon dalam [[Kampanye Perancis di Mesir dan Suriah]] sebagai bagian dari [[Perang Revolusi Perancis]]. Selama era Napoleon tahun 1803 sampai 1815, Kekaisaran ini berpartisipasi dalam dua perang melawan Sekutu: melawan Britania dalam [[Perang Inggris-Turki (1807–1809)]] dan melawan Rusia pada [[Perang Rusia-Turki (1806–1812)]]. Akan tetapi, Rusia bersekutu dengan Napoleon 1807–1812.</li>
<li>{{note|mmm}}Kekaisaran Utsmaniyah berperang melawan Napoleon dalam [[Kampanye Prancis di Mesir dan Suriah]] sebagai bagian dari [[Perang Revolusi Prancis]]. Selama era Napoleon tahun 1803 sampai 1815, Kekaisaran ini berpartisipasi dalam dua perang melawan Sekutu: melawan Britania dalam [[Perang Inggris-Turki (1807–1809)]] dan melawan Rusia pada [[Perang Rusia-Turki (1806–1812)]]. Akan tetapi, Rusia bersekutu dengan Napoleon 1807–1812.</li>
<li>{{note|nnn}}Keempat negara ini merupakan negara utama di Konfederasi ini, namun Konfederasi ini sendiri terdiri dari 43 kepangeranan, kerajaan, dan kadipaten.
<li>{{note|nnn}}Keempat negara ini merupakan negara utama di Konfederasi ini, namun Konfederasi ini sendiri terdiri dari 43 kepangeranan, kerajaan, dan kadipaten.
<li>{{note|ooo}}Mantan komandan Kekaisaran Perancis, dengan pangkat Marsekal Jean-Baptiste Bernadotte, 1804–1810.</li>
<li>{{note|ooo}}Mantan komandan Kekaisaran Prancis, dengan pangkat Marsekal Jean-Baptiste Bernadotte, 1804–1810.</li>
<li>{{note|ppp}}Joseph Bonaparte berkuasa sebagai Joseph I dari [[Kerajaan Napoli|Napoli]] dan [[Kerajaan Sisilia|Sisilia]] sejak 30 Maret 1806 hingga 6 Juni 1808, dan [[Kerajaan Spanyol (Napoleon)|Spanyol]] sejak 8 Juni 1808 sampai 11 Desember 1813. Ia juga sempat menjabat sebagai komandan Perancis sebelum dan setelah dua masa kekuasaan ini.</li>
<li>{{note|ppp}}Joseph Bonaparte berkuasa sebagai Joseph I dari [[Kerajaan Napoli|Napoli]] dan [[Kerajaan Sisilia|Sisilia]] sejak 30 Maret 1806 hingga 6 Juni 1808, dan [[Kerajaan Spanyol (Napoleon)|Spanyol]] sejak 8 Juni 1808 sampai 11 Desember 1813. Ia juga sempat menjabat sebagai komandan Prancis sebelum dan setelah dua masa kekuasaan ini.</li>
<li>{{note|qqq}}Persia berperang melawan Rusia pada 1804–1813; Rusia bersekutu dengan Napoleon 1807–1812.</li>
<li>{{note|qqq}}Persia berperang melawan Rusia pada 1804–1813; Rusia bersekutu dengan Napoleon 1807–1812.</li>
<li>{{note|rrr}}[[Kerajaan Hongaria (1538–1867)|Kerajaan Hongaria]] berpartisipasi dallam perang ini dengan resimen Hongaria terpisah di Angkatan Darat Kekaisaran dan Kerajaan ("kerajaan" merujuk pada Kerajaan Apostolik Hongaria sejak 1745) dan pasukan tradisional ("insurrectio"). Diet Hongaria setuju bergabung dalam perang dan membayar sepertiga belanja perang. Mereka juga memerintahkan kerajaan merekrut tentara di Hongaria. [[Francis I dari Austria|Francis I]] memimpin negara ini sebagai Raja Hongaria karena Hongaria adalah satu-satunya bagian formal dari Kekaisaran Austria. Kerajaan ini ''regnum independens'', sebuah tanah terpisah menurut Artikel X tahun 1790. Gelar barunya (Kaisar Austria) tidak mempengaruhi hukum dan konstitusi Hongaria menurut Diet Hongaria dan proklamasi Francis I adalah variasi baru, sehingga negara ini merupakan bagian dari tanah lain di kekaisaran melalui raja.</li>
<li>{{note|rrr}}[[Kerajaan Hongaria (1538–1867)|Kerajaan Hongaria]] berpartisipasi dallam perang ini dengan resimen Hongaria terpisah di Angkatan Darat Kekaisaran dan Kerajaan ("kerajaan" merujuk pada Kerajaan Apostolik Hongaria sejak 1745) dan pasukan tradisional ("insurrectio"). Diet Hongaria setuju bergabung dalam perang dan membayar sepertiga belanja perang. Mereka juga memerintahkan kerajaan merekrut tentara di Hongaria. [[Francis I dari Austria|Francis I]] memimpin negara ini sebagai Raja Hongaria karena Hongaria adalah satu-satunya bagian formal dari Kekaisaran Austria. Kerajaan ini ''regnum independens'', sebuah tanah terpisah menurut Artikel X tahun 1790. Gelar barunya (Kaisar Austria) tidak mempengaruhi hukum dan konstitusi Hongaria menurut Diet Hongaria dan proklamasi Francis I adalah variasi baru, sehingga negara ini merupakan bagian dari tanah lain di kekaisaran melalui raja.</li>
Baris 173: Baris 173:
{{Kotak Kampanye Peperangan Napoleon}}
{{Kotak Kampanye Peperangan Napoleon}}
}}
}}
'''Peperangan era Napoleon''' adalah serangkaian peperangan yang terjadi selama [[Napoleon Bonaparte]] memerintah Perancis (1799–1815).
'''Peperangan era Napoleon''' adalah serangkaian peperangan yang terjadi selama [[Napoleon Bonaparte]] memerintah Prancis (1799–1815).


Perang ini terjadi (khususnya) di benua [[Eropa]], tetapi juga di beberapa tempat di benua lainnya dan merupakan kelanjutan dari perang yang dipicu oleh [[Revolusi Perancis]] pada tahun 1789.
Perang ini terjadi (khususnya) di benua [[Eropa]], tetapi juga di beberapa tempat di benua lainnya dan merupakan kelanjutan dari perang yang dipicu oleh [[Revolusi Prancis]] pada tahun 1789.


Perang ini menyebabkan perubahan besar pada sistem [[militer]] di Eropa terutama [[artileri]] dan organisasi militer, dan juga pada masa inilah pertama kalinya diadakan [[wajib militer]] secara resmi sehingga jumlah tentara berlipat ganda.
Perang ini menyebabkan perubahan besar pada sistem [[militer]] di Eropa terutama [[artileri]] dan organisasi militer, dan juga pada masa inilah pertama kalinya diadakan [[wajib militer]] secara resmi sehingga jumlah tentara berlipat ganda.


Kekuatan Perancis dengan cepat berkembang, menaklukkan sebagian besar Eropa dan juga cepat ambruknya setelah mengalami kekalahan telak dari [[Rusia]] pada tahun 1812. Setelah kekalahan ini Napoleon menyerah total, sehingga dinasti Bourbon kembali berkuasa di [[Perancis]]. Sementara itu wilayah kekaisaran [[Spanyol]] satu persatu daerah jajahannya mulai lepas akibat invasi Perancis, yang mengakibatkan lemahnya Spanyol sehingga memicu timbulnya revolusi di [[Amerika Latin]].
Kekuatan Prancis dengan cepat berkembang, menaklukkan sebagian besar Eropa dan juga cepat ambruknya setelah mengalami kekalahan telak dari [[Rusia]] pada tahun 1812. Setelah kekalahan ini Napoleon menyerah total, sehingga dinasti Bourbon kembali berkuasa di [[Prancis]]. Sementara itu wilayah kekaisaran [[Spanyol]] satu persatu daerah jajahannya mulai lepas akibat invasi Prancis, yang mengakibatkan lemahnya Spanyol sehingga memicu timbulnya revolusi di [[Amerika Latin]].


Tidak ada kesepakatan para [[sejarawan]] untuk memastikan kapan Perang Revolusi Perancis berakhir dan peperangan era Napoleon dimulai. Beberapa tanggal yang diajukan antara lain:
Tidak ada kesepakatan para [[sejarawan]] untuk memastikan kapan Perang Revolusi Prancis berakhir dan peperangan era Napoleon dimulai. Beberapa tanggal yang diajukan antara lain:
* Tanggal [[9 November]] [[1799]], ketika Napoleon merebut kekuasaan di Perancis
* Tanggal [[9 November]] [[1799]], ketika Napoleon merebut kekuasaan di Prancis
* Tanggal [[18 Mei]] [[1803]], ketika Inggris dan Perancis melanggar gencatan senjata yang mereka sepakati sebelumnya
* Tanggal [[18 Mei]] [[1803]], ketika Inggris dan Prancis melanggar gencatan senjata yang mereka sepakati sebelumnya
* Tanggal [[2 Desember]] [[1804]], ketika Napoleon mengangkat dirinya sendiri sebagai [[kaisar]].
* Tanggal [[2 Desember]] [[1804]], ketika Napoleon mengangkat dirinya sendiri sebagai [[kaisar]].


Peperangan era Napoleon berakhir ketika ia mengalami kekalahan dalam [[Pertempuran Waterloo]] (18 Juni 1815) dan disepakatinya pakta Paris yang kedua. Beberapa sumber sejarah (terutama di Inggris) menamakan peperangan dari tahun 1792 sampai 1815 ini dengan nama '''[[Daftar Invasi#Perang Perancis Raya (1792-1815)|Perang Perancis Raya]]''', atau sebagai babak penutup dari [[Perang 200 Tahun]] antara Inggris dan Perancis<ref>Buffinton, Arthur H. ''The Second Hundred Years' War, 1689-1815''. New York: Henry Holt and Company, 1929.
Peperangan era Napoleon berakhir ketika ia mengalami kekalahan dalam [[Pertempuran Waterloo]] (18 Juni 1815) dan disepakatinya pakta Paris yang kedua. Beberapa sumber sejarah (terutama di Inggris) menamakan peperangan dari tahun 1792 sampai 1815 ini dengan nama '''[[Daftar Invasi#Perang Prancis Raya (1792-1815)|Perang Prancis Raya]]''', atau sebagai babak penutup dari [[Perang 200 Tahun]] antara Inggris dan Prancis<ref>Buffinton, Arthur H. ''The Second Hundred Years' War, 1689-1815''. New York: Henry Holt and Company, 1929.
</ref><ref>Crouzet, Francois. "The Second Hundred Years War: Some Reflections". ''French History'' 10 (1996), hal. 432-450.
</ref><ref>Crouzet, Francois. "The Second Hundred Years War: Some Reflections". ''French History'' 10 (1996), hal. 432-450.
</ref><ref>Scott, H. M. Review: "The Second 'Hundred Years War' 1689-1815". ''The Historical Journal'' 35 (1992), hal. 443-469.
</ref><ref>Scott, H. M. Review: "The Second 'Hundred Years War' 1689-1815". ''The Historical Journal'' 35 (1992), hal. 443-469.
Baris 192: Baris 192:


== Latar belakang, 1789–1802 ==
== Latar belakang, 1789–1802 ==
Revolusi Perancis mengancam kerajaan-kerajaan lain di benua [[Eropa]], dan menjadi persoalan yang lebih serius dengan ditangkapnya raja [[Louis XVI]] pada tahun 1792 dan pelaksanaan hukuman mati terhadapnya di bulan [[Januari]] tahun [[1793]]. Usaha pertama untuk menghancurkan Republik Perancis ini dimulai pada tahun [[1792]] ketika [[Austria]], Kerajaan [[Sardinia]], Kerajaan [[Napoli]], [[Prusia]], [[Spanyol]], dan Kerajaan [[Britania Raya]] membentuk koalisi pertama. Dengan ditetapkan undang-undang Perancis yang baru, termasuk wajib militer secara serentak (''levée en masse''), pembaharuan sistem militer, dan perang secara total, memberikan kontribusi bagi kemenangan [[Perancis]] atas koalisi pertama. Perang berakhir ketika [[Austria]] dituntut oleh [[Napoleon]] menerima syarat-syarat dalam perjanjian Campo Formio. Kerajaan [[Britania Raya]] menjadi satu-satunya kerajaan yang tersisa dari koalisi pertama yang memerangi Perancis sampai dengan tahun [[1797]].
Revolusi Prancis mengancam kerajaan-kerajaan lain di benua [[Eropa]], dan menjadi persoalan yang lebih serius dengan ditangkapnya raja [[Louis XVI]] pada tahun 1792 dan pelaksanaan hukuman mati terhadapnya di bulan [[Januari]] tahun [[1793]]. Usaha pertama untuk menghancurkan Republik Prancis ini dimulai pada tahun [[1792]] ketika [[Austria]], Kerajaan [[Sardinia]], Kerajaan [[Napoli]], [[Prusia]], [[Spanyol]], dan Kerajaan [[Britania Raya]] membentuk koalisi pertama. Dengan ditetapkan undang-undang Prancis yang baru, termasuk wajib militer secara serentak (''levée en masse''), pembaharuan sistem militer, dan perang secara total, memberikan kontribusi bagi kemenangan [[Prancis]] atas koalisi pertama. Perang berakhir ketika [[Austria]] dituntut oleh [[Napoleon]] menerima syarat-syarat dalam perjanjian Campo Formio. Kerajaan [[Britania Raya]] menjadi satu-satunya kerajaan yang tersisa dari koalisi pertama yang memerangi Prancis sampai dengan tahun [[1797]].


Koalisi kedua dibentuk pada tahun [[1798]], yang terdiri atas beberapa kerajaan: [[Austria]], [[Britania Raya]], [[Kerajaan Napoli]], [[Kesultanan Utsmaniyah]], [[Negara Kepausan]], [[Portugal]], dan [[Rusia]]. Napoleon Bonaparte, sang arsitek utama kemenangan [[Perancis]] pada tahun lalu atas koalisi pertama, melancarkan aksi militer ke [[Mesir]] (beberapa ilmuwan diikutsertakan dalam ekspedisi ini termasuk [[Jean Baptiste Joseph Fourier]] dan [[Batu Rosetta|Jean-Francois Champollion]]).
Koalisi kedua dibentuk pada tahun [[1798]], yang terdiri atas beberapa kerajaan: [[Austria]], [[Britania Raya]], [[Kerajaan Napoli]], [[Kesultanan Utsmaniyah]], [[Negara Kepausan]], [[Portugal]], dan [[Rusia]]. Napoleon Bonaparte, sang arsitek utama kemenangan [[Prancis]] pada tahun lalu atas koalisi pertama, melancarkan aksi militer ke [[Mesir]] (beberapa ilmuwan diikutsertakan dalam ekspedisi ini termasuk [[Jean Baptiste Joseph Fourier]] dan [[Batu Rosetta|Jean-Francois Champollion]]).


Napoleon kembali ke [[Perancis]] pada tanggal [[23 Agustus]] [[1799]]. Kemudian ia mengambil alih pemerintahan pada tanggal [[9 November]] [[1799]] dalam sebuah kudeta bernama ''18 Brumaire''. Napoleon menata ulang sistem militer dan membuat pasukan cadangan untuk mendukung aksi militer di sekitar [[Rhine]] dan [[Italia]]. Di semua pertempuran, [[Perancis]] lebih unggul. Di [[Italia]], Napoleon memenangkan pertempuran dengan [[Austria]] dalam [[Pertempuran Marengo|Marengo]] pada tahun [[1800]]. Tetapi pertempuran yang menentukan terjadi di [[Rhein]], wilayah Hohenlinden pada tahun [[1800]]. Dengan kalahnya [[Austria]] ini, kekuatan koalisi kedua hancur. Akan tetapi [[Britania Raya]] tetap kuat dan memberi pengaruh yang besar kepada negara-negara lainnya agar dapat mengalahkan [[Perancis]]. [[Napoleon]] menyadari hal ini, tanpa kekalahan [[Inggris]] atau perjanjian damai dengannya maka ia tidak akan pernah mencapai perdamaian secara penuh di benua [[Eropa]].
Napoleon kembali ke [[Prancis]] pada tanggal [[23 Agustus]] [[1799]]. Kemudian ia mengambil alih pemerintahan pada tanggal [[9 November]] [[1799]] dalam sebuah kudeta bernama ''18 Brumaire''. Napoleon menata ulang sistem militer dan membuat pasukan cadangan untuk mendukung aksi militer di sekitar [[Rhine]] dan [[Italia]]. Di semua pertempuran, [[Prancis]] lebih unggul. Di [[Italia]], Napoleon memenangkan pertempuran dengan [[Austria]] dalam [[Pertempuran Marengo|Marengo]] pada tahun [[1800]]. Tetapi pertempuran yang menentukan terjadi di [[Rhein]], wilayah Hohenlinden pada tahun [[1800]]. Dengan kalahnya [[Austria]] ini, kekuatan koalisi kedua hancur. Akan tetapi [[Britania Raya]] tetap kuat dan memberi pengaruh yang besar kepada negara-negara lainnya agar dapat mengalahkan [[Prancis]]. [[Napoleon]] menyadari hal ini, tanpa kekalahan [[Inggris]] atau perjanjian damai dengannya maka ia tidak akan pernah mencapai perdamaian secara penuh di benua [[Eropa]].


== Perang Inggris dan Perancis, 1803–1814 ==
== Perang Inggris dan Prancis, 1803–1814 ==
Tidak seperti anggota koalisi lainnya, Inggris tetap berperang secara kecil-kecilan dengan Perancis. Dengan perlindungan dari armada lautnya yang sangat kuat (seperti yang diucapkan Admiral Jervis "''Saya tidak menjamin bahwa Perancis tidak akan datang menyerang kita, tetapi saya menjamin bahwa mereka tidak akan datang lewat laut''"), Inggris dapat tetap mensuplai dan mengadakan perlawanan didarat secara global selama lebih dari satu dekade. Bala tentara Inggris juga menyokong pemberontak di Spanyol melawan Perancis dalam perang Peninsular pada tahun [[1808]]-[[1814]]. Dilindungi oleh kondisi alam yang menguntungkan, serta dibantu dengan pergerakan gerilyawan yang sangat aktif, pasukan Anglo-Portugis ini sukses mengganggu pasukan Perancis selama beberapa tahun. Puncaknya pada tahun [[1815]], tentara Inggris memainkan peran penting dalam mengalahkan pasukan Napoleon pada [[pertempuran Waterloo]].
Tidak seperti anggota koalisi lainnya, Inggris tetap berperang secara kecil-kecilan dengan Prancis. Dengan perlindungan dari armada lautnya yang sangat kuat (seperti yang diucapkan Admiral Jervis "''Saya tidak menjamin bahwa Prancis tidak akan datang menyerang kita, tetapi saya menjamin bahwa mereka tidak akan datang lewat laut''"), Inggris dapat tetap mensuplai dan mengadakan perlawanan didarat secara global selama lebih dari satu dekade. Bala tentara Inggris juga menyokong pemberontak di Spanyol melawan Prancis dalam perang Peninsular pada tahun [[1808]]-[[1814]]. Dilindungi oleh kondisi alam yang menguntungkan, serta dibantu dengan pergerakan gerilyawan yang sangat aktif, pasukan Anglo-Portugis ini sukses mengganggu pasukan Prancis selama beberapa tahun. Puncaknya pada tahun [[1815]], tentara Inggris memainkan peran penting dalam mengalahkan pasukan Napoleon pada [[pertempuran Waterloo]].
[[Berkas:Jacques-Louis David 019.jpg|jmpl|200px|kiri|''Dimahkotainya Napoleon'' (dilukis oleh Jacques-Louis David)]]
[[Berkas:Jacques-Louis David 019.jpg|jmpl|200px|kiri|''Dimahkotainya Napoleon'' (dilukis oleh Jacques-Louis David)]]
Sebenarnya perjanjian damai (''[[Persetujuan Amiens]]'') antara Inggris dan Perancis telah disepakati pada tanggal [[25 Maret]] [[1802]]. Tetapi kedua belah pihak tidak pernah mematuhinya. Aksi militer kedua belah pihak selalu merusak perjanjian ini seperti misalnya Perancis ikut andil dalam kericuhan sipil di [[Swiss]] (''Stecklikrieg'') dan menduduki beberapa kota di Italia, sementara Inggris menduduki [[Malta]]. Napoleon juga berusaha mengembalikan hukum kolonial di laut. Pada awal ekspedisi ini kelihatan sukses, akan tetapi dengan cepat berubah menjadi bencana. Komandan Perancis, juga saudara ipar Napoleon dan hampir sebagian besar tentaranya meninggal akibat wabah penyakit kuning, dan juga karena serangan musuh.
Sebenarnya perjanjian damai (''[[Persetujuan Amiens]]'') antara Inggris dan Prancis telah disepakati pada tanggal [[25 Maret]] [[1802]]. Tetapi kedua belah pihak tidak pernah mematuhinya. Aksi militer kedua belah pihak selalu merusak perjanjian ini seperti misalnya Prancis ikut andil dalam kericuhan sipil di [[Swiss]] (''Stecklikrieg'') dan menduduki beberapa kota di Italia, sementara Inggris menduduki [[Malta]]. Napoleon juga berusaha mengembalikan hukum kolonial di laut. Pada awal ekspedisi ini kelihatan sukses, akan tetapi dengan cepat berubah menjadi bencana. Komandan Prancis, juga saudara ipar Napoleon dan hampir sebagian besar tentaranya meninggal akibat wabah penyakit kuning, dan juga karena serangan musuh.


Napoleon menjadi Kaisar Perancis pada tanggal [[18 Mei]] [[1804]] dan menobatkan dirinya sendiri sebagai penguasa Notre-Dame pada tanggal [[2 Desember]].
Napoleon menjadi Kaisar Prancis pada tanggal [[18 Mei]] [[1804]] dan menobatkan dirinya sendiri sebagai penguasa Notre-Dame pada tanggal [[2 Desember]].


== Koalisi ketiga, 1805 ==
== Koalisi ketiga, 1805 ==
<!--duplikat paragraf berikut-berikutnya
<!--duplikat paragraf berikut-berikutnya
Selanjutnya Napoleon berencana untuk menginvasi Inggris, dengan menempatkan 180 ribu tentaranya di sekitar kota Boulogne. Tetapi dia menyadari bahwa untuk memperoleh keberhasilan dalam rencana invasinya ini dia butuh angkatan laut yang kuat atau setidaknya mengalihkan perhatian angkatan laut Inggris dari selat Inggris. Disusunlah rencana yang kompleks untuk mengalihkan perhatian Inggris dengan menyerang posisi mereka di [[India|India barat]], tetapi mengalami kegagalan ketika armada admiral Villeneuve kembali dari aksinya di tanjung Finisterre pada tanggal [[22 Juli]] [[1805]]. Angkatan laut Inggris memblokade Villeneuve di [[Cádiz]] sampai dia meninggalkannya pergi menuju Napoli pada tanggal 19 Oktober, tetapi komandan skuadron Inggris, Lord Nelson ([[Horatio Nelson]]) mengejarnya dan berhasil menghancurkan armada ini pada [[pertempuran Trafalgar]] tanggal [[21 Oktober]], yang juga menjemput ajalnya akibat tembakan [[sniper]] Perancis (saat itulah disebut-sebut sebagai awal mula adanya penembak jitu yang membidik komandan regu, dan orang-orang penting sebagai sasarannya).
Selanjutnya Napoleon berencana untuk menginvasi Inggris, dengan menempatkan 180 ribu tentaranya di sekitar kota Boulogne. Tetapi dia menyadari bahwa untuk memperoleh keberhasilan dalam rencana invasinya ini dia butuh angkatan laut yang kuat atau setidaknya mengalihkan perhatian angkatan laut Inggris dari selat Inggris. Disusunlah rencana yang kompleks untuk mengalihkan perhatian Inggris dengan menyerang posisi mereka di [[India|India barat]], tetapi mengalami kegagalan ketika armada admiral Villeneuve kembali dari aksinya di tanjung Finisterre pada tanggal [[22 Juli]] [[1805]]. Angkatan laut Inggris memblokade Villeneuve di [[Cádiz]] sampai dia meninggalkannya pergi menuju Napoli pada tanggal 19 Oktober, tetapi komandan skuadron Inggris, Lord Nelson ([[Horatio Nelson]]) mengejarnya dan berhasil menghancurkan armada ini pada [[pertempuran Trafalgar]] tanggal [[21 Oktober]], yang juga menjemput ajalnya akibat tembakan [[sniper]] Prancis (saat itulah disebut-sebut sebagai awal mula adanya penembak jitu yang membidik komandan regu, dan orang-orang penting sebagai sasarannya).


Setelah kekalahan ini, Napoleon tidak pernah lagi mempunyai kemampuan untuk menantang Inggris di laut, bahkan setelah itu semua rencana untuk menginvasi Inggris dibatalkan, dan mengalihkan perhatiannya lagi pada musuh di daratan. Pasukan Perancis meninggalkan Boulogne dan bergerak menuju Austria.
Setelah kekalahan ini, Napoleon tidak pernah lagi mempunyai kemampuan untuk menantang Inggris di laut, bahkan setelah itu semua rencana untuk menginvasi Inggris dibatalkan, dan mengalihkan perhatiannya lagi pada musuh di daratan. Pasukan Prancis meninggalkan Boulogne dan bergerak menuju Austria.
-->
-->


Napoleon berencana menyerang [[Inggris]]<ref>The Geopolitics of Anglo-Irish Relations in the Twentieth Century P103</ref><ref>[http://www.nmm.ac.uk/collections/nelson/viewCategory.cfm/category/90346/browseMode/century National Maritime Museum]</ref><ref>[http://www.napoleon.org/en/reading_room/articles/files/omeara_napo_invasion.asp Letter at the time]</ref>, dan menyusun 180.000 tentara di [[Boulogne-sur-Mer|Boulogne]]. Namun, untuk invasinya, ia membutuhkan keunggulan laut - atau paling tidak dapat memukul mundur Britania dari [[Selat Inggris]]. Rencana untuk menarik perhatian Britania dengan mengganggu jajahan mereka di [[India Barat]] gagal ketika armada Perancis-Spanyol di bawah Laksamana [[Pierre-Charles de Villeneuve|Villeneuve]] mundur setelah pertempuran [[pertempuran Cape Finisterre (1805)|Cape Finisterre]] pada [[22 Juli]] [[1805]]. Angkatan Laut Kerajaan memblokade Villeneuve di [[Cádiz]] sampai ia pergi menuju [[Naples]] pada [[19 Oktober]]; skuadron Britania menangkap dan menaklukkan armadanya dalam [[Pertempuran Trafalgar]] tanggal [[21 Oktober]] (komandan Britania, [[Horatio Nelson|Lord Nelson]], tewas dalam pertempuran). Napoleon tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk menantang Britania di laut. Napoleon membatalkan semua rencananya untuk menyerang Kepulauan Britania, dan membalikan perhatiannya ke musuhnya di Benua Eropa sekali lagi. Tentara Perancis meninggalkan Boulogne dan bergerak menuju Austria.
Napoleon berencana menyerang [[Inggris]]<ref>The Geopolitics of Anglo-Irish Relations in the Twentieth Century P103</ref><ref>[http://www.nmm.ac.uk/collections/nelson/viewCategory.cfm/category/90346/browseMode/century National Maritime Museum]</ref><ref>[http://www.napoleon.org/en/reading_room/articles/files/omeara_napo_invasion.asp Letter at the time]</ref>, dan menyusun 180.000 tentara di [[Boulogne-sur-Mer|Boulogne]]. Namun, untuk invasinya, ia membutuhkan keunggulan laut - atau paling tidak dapat memukul mundur Britania dari [[Selat Inggris]]. Rencana untuk menarik perhatian Britania dengan mengganggu jajahan mereka di [[India Barat]] gagal ketika armada Prancis-Spanyol di bawah Laksamana [[Pierre-Charles de Villeneuve|Villeneuve]] mundur setelah pertempuran [[pertempuran Cape Finisterre (1805)|Cape Finisterre]] pada [[22 Juli]] [[1805]]. Angkatan Laut Kerajaan memblokade Villeneuve di [[Cádiz]] sampai ia pergi menuju [[Naples]] pada [[19 Oktober]]; skuadron Britania menangkap dan menaklukkan armadanya dalam [[Pertempuran Trafalgar]] tanggal [[21 Oktober]] (komandan Britania, [[Horatio Nelson|Lord Nelson]], tewas dalam pertempuran). Napoleon tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk menantang Britania di laut. Napoleon membatalkan semua rencananya untuk menyerang Kepulauan Britania, dan membalikan perhatiannya ke musuhnya di Benua Eropa sekali lagi. Tentara Prancis meninggalkan Boulogne dan bergerak menuju Austria.
[[Berkas:Strategic Situation of Europe 1805.jpg|260px|jmpl|kiri|Situasi strategis keadaan Eropa tahun 1805 sebelum Perang Koalisi Ketiga]]
[[Berkas:Strategic Situation of Europe 1805.jpg|260px|jmpl|kiri|Situasi strategis keadaan Eropa tahun 1805 sebelum Perang Koalisi Ketiga]]


Pada bulan April 1805, Inggris dan Rusia menandatangani kesepakatan dengan tujuan mengusir Perancis dari Belanda dan Swiss. Austria ikut serta dalam aliansi ini setelah pencaplokan wilayah [[Genoa]] dan penobatan Napoleon sebagai Raja Italia pada tanggal [[17 Maret]] [[1805]].
Pada bulan April 1805, Inggris dan Rusia menandatangani kesepakatan dengan tujuan mengusir Prancis dari Belanda dan Swiss. Austria ikut serta dalam aliansi ini setelah pencaplokan wilayah [[Genoa]] dan penobatan Napoleon sebagai Raja Italia pada tanggal [[17 Maret]] [[1805]].


Austria memulai peperangan dengan menginvasi Bayern dengan bala tentaranya yang berjumlah 70 ribu jiwa di bawah pimpinan ''Karl Mack von Leiberich''. Dengan segera tentara Perancis keluar dari Boulogne pada akhir Juli 1805 untuk menghadapinya. Keduanya bertemu di [[Pertempuran Ulm|Ulm]] ([[25 September]] – 20 Oktober). Napoleon mengepung tentara Mack memaksanya menyerah. Dengan dikalahkannya tentara Austria di utara [[pegunungan Alpen]] (tentara lainnya di bawah pimpinan Adipati Agung Charles berputar balik sehingga bertemu tentara Perancis lainnya pimpinan marsekal André Masséna di Italia), Napoleon menduduki [[Wina]]. Jauh di belakang garis suplainya, ia berhadapan dengan bala tentara Austria-Rusia yang lebih besar di bawah komandan [[Mikhail Kutuzov]], juga kaisar [[Alexander dari Rusia]] turut serta. Pada tanggal [[2 Desember]], Napoleon menyerbu gabungan tentara dua negara ini yang berada di [[Moravia]], [[Pertempuran Austerlitz|Austerlitz]] (inilah kemenangan terbesar Napoleon). Napoleon hanya kehilangan 7 ribu tentaranya, sementara kerugian tentara gabungan sekitar 25 ribu jiwa.
Austria memulai peperangan dengan menginvasi Bayern dengan bala tentaranya yang berjumlah 70 ribu jiwa di bawah pimpinan ''Karl Mack von Leiberich''. Dengan segera tentara Prancis keluar dari Boulogne pada akhir Juli 1805 untuk menghadapinya. Keduanya bertemu di [[Pertempuran Ulm|Ulm]] ([[25 September]] – 20 Oktober). Napoleon mengepung tentara Mack memaksanya menyerah. Dengan dikalahkannya tentara Austria di utara [[pegunungan Alpen]] (tentara lainnya di bawah pimpinan Adipati Agung Charles berputar balik sehingga bertemu tentara Prancis lainnya pimpinan marsekal André Masséna di Italia), Napoleon menduduki [[Wina]]. Jauh di belakang garis suplainya, ia berhadapan dengan bala tentara Austria-Rusia yang lebih besar di bawah komandan [[Mikhail Kutuzov]], juga kaisar [[Alexander dari Rusia]] turut serta. Pada tanggal [[2 Desember]], Napoleon menyerbu gabungan tentara dua negara ini yang berada di [[Moravia]], [[Pertempuran Austerlitz|Austerlitz]] (inilah kemenangan terbesar Napoleon). Napoleon hanya kehilangan 7 ribu tentaranya, sementara kerugian tentara gabungan sekitar 25 ribu jiwa.


Austria menandatangani kesepakatan Pressburg pada tanggal [[26 Desember]] [[1805]] dan keluar dari koalisi. Perjanjian ini meminta Austria menyerahkan [[Venesia]] kepada Kekaisaran Perancis yang meliputi Italia dan Tyrol sampai dengan Bayern.
Austria menandatangani kesepakatan Pressburg pada tanggal [[26 Desember]] [[1805]] dan keluar dari koalisi. Perjanjian ini meminta Austria menyerahkan [[Venesia]] kepada Kekaisaran Prancis yang meliputi Italia dan Tyrol sampai dengan Bayern.


Dengan mundurnya Austria dari perang ini, tentara Napoleon mencatat kemenangan terus-menerus di daratan, akan tetapi kekuatan penuh tentara Rusia belumlah ikut serta saat itu.
Dengan mundurnya Austria dari perang ini, tentara Napoleon mencatat kemenangan terus-menerus di daratan, akan tetapi kekuatan penuh tentara Rusia belumlah ikut serta saat itu.


== Koalisi keempat, 1806–1807 ==
== Koalisi keempat, 1806–1807 ==
[[Berkas:Charles Meynier - Napoleon in Berlin.png|330px|jmpl|kiri|''Napoleon di Berlin'' (Lukisan karya Meynier). Setelah mengalahkan tentara Prusia dalam pertempuran Jena-Auerstedt, tentara Perancis memasuki Berlin pada tanggal [[17 Oktober]] [[1806]]]]
[[Berkas:Charles Meynier - Napoleon in Berlin.png|330px|jmpl|kiri|''Napoleon di Berlin'' (Lukisan karya Meynier). Setelah mengalahkan tentara Prusia dalam pertempuran Jena-Auerstedt, tentara Prancis memasuki Berlin pada tanggal [[17 Oktober]] [[1806]]]]
Koalisi keempat terbentuk beberapa bulan setelah runtuhnya koalisi ketiga dan terdiri dari Prusia, Rusia, Saxon, Swedia, dan Inggris. Pada bulan Juli 1806, Napoleon membentuk [[Konfederasi Rhein]] untuk menyatukan negara-negara kecil di Jerman.
Koalisi keempat terbentuk beberapa bulan setelah runtuhnya koalisi ketiga dan terdiri dari Prusia, Rusia, Saxon, Swedia, dan Inggris. Pada bulan Juli 1806, Napoleon membentuk [[Konfederasi Rhein]] untuk menyatukan negara-negara kecil di Jerman.


Akibat terpecahnya kerajaan-kerajaan Jerman, dan atas desakan Napoleon, Kaisar [[Franz II dari Austria]] menyatakan bubarnya [[Kekaisaran Romawi Suci]] yang dipimpinnya pada tanggal [[6 Agustus]] [[1806]]. Sejak itu berakhirlah suatu imperium longgar bangsa-bangsa Jerman yang berlangsung hampir selama 850 tahun.
Akibat terpecahnya kerajaan-kerajaan Jerman, dan atas desakan Napoleon, Kaisar [[Franz II dari Austria]] menyatakan bubarnya [[Kekaisaran Romawi Suci]] yang dipimpinnya pada tanggal [[6 Agustus]] [[1806]]. Sejak itu berakhirlah suatu imperium longgar bangsa-bangsa Jerman yang berlangsung hampir selama 850 tahun.


Karena tidak bisa menerima hal ini, [[Friedrich Wilhelm III]] dari Prusia, yang merupakan anggota imperium, pada bulan yang sama membuat keputusan yang berani dengan menyatakan perang secara terpisah melawan Perancis dan negara-negara koalisi. Di bulan September, Napoleon menggerakkan seluruh pasukannya yang berada di timur Rhein. Napoleon sendirilah yang mengalahkan tentara Prusia di [[Pertempuran Jena|Jena]] pada tanggal [[14 Oktober]] [[1806]], dan [[Louis Nicolas Davout|Marsekal Davout]] mengalahkan lainnya di [[Pertempuran Auerstädt|Auerstädt]] pada hari yang sama. Sekitar 160 ribu tentara Perancis (jumlah yang bertambah terus seiring dengan kemenangan-kemenangan yang diraih Napoleon) menyerang Prusia dengan strategi yang jitu disertai pergerakan yang cepat, sehingga berhasil menghancurkan kekuatan militer yang lebih besar dan kuat yaitu sekitar seperempat juta tentara Prusia; dengan korban jiwa 25 ribu orang, menahan sekitar 150 ribu orang, menyita 4 ribu artileri, serta lebih dari 100 ribu [[musket]] di Berlin.
Karena tidak bisa menerima hal ini, [[Friedrich Wilhelm III]] dari Prusia, yang merupakan anggota imperium, pada bulan yang sama membuat keputusan yang berani dengan menyatakan perang secara terpisah melawan Prancis dan negara-negara koalisi. Di bulan September, Napoleon menggerakkan seluruh pasukannya yang berada di timur Rhein. Napoleon sendirilah yang mengalahkan tentara Prusia di [[Pertempuran Jena|Jena]] pada tanggal [[14 Oktober]] [[1806]], dan [[Louis Nicolas Davout|Marsekal Davout]] mengalahkan lainnya di [[Pertempuran Auerstädt|Auerstädt]] pada hari yang sama. Sekitar 160 ribu tentara Prancis (jumlah yang bertambah terus seiring dengan kemenangan-kemenangan yang diraih Napoleon) menyerang Prusia dengan strategi yang jitu disertai pergerakan yang cepat, sehingga berhasil menghancurkan kekuatan militer yang lebih besar dan kuat yaitu sekitar seperempat juta tentara Prusia; dengan korban jiwa 25 ribu orang, menahan sekitar 150 ribu orang, menyita 4 ribu artileri, serta lebih dari 100 ribu [[musket]] di Berlin.


Sebenarnya Napoleon hanya melawan satu detasemen tentara Prusia saja di Jena. Di Auerstädt-lah pertempuran besar terjadi, melibatkan satu korps tentara Perancis mengalahkan tentara Prusia yang berjumlah sangat besar. Napoleon memasuki Berlin pada tanggal [[27 Oktober]] [[1806]]. Dia mengunjungi makam [[Friedrich yang Agung]] dan menginstruksikan seluruh marsekalnya untuk melepas topi mereka untuk memberi penghormatan seraya berucap {{cquote2|'''Jika Friedrich yang Agung masih hidup, tentulah kita tidak akan sanggup berada di sini sekarang'''}}
Sebenarnya Napoleon hanya melawan satu detasemen tentara Prusia saja di Jena. Di Auerstädt-lah pertempuran besar terjadi, melibatkan satu korps tentara Prancis mengalahkan tentara Prusia yang berjumlah sangat besar. Napoleon memasuki Berlin pada tanggal [[27 Oktober]] [[1806]]. Dia mengunjungi makam [[Friedrich yang Agung]] dan menginstruksikan seluruh marsekalnya untuk melepas topi mereka untuk memberi penghormatan seraya berucap {{cquote2|'''Jika Friedrich yang Agung masih hidup, tentulah kita tidak akan sanggup berada di sini sekarang'''}}


Dalam perang melawan Prusia ini, Napoleon hanya membutuhkan waktu 19 hari saja untuk menyerang tentara Prusia di Jena dan Auerstädt, mengalahkannya, dan akhirnya menduduki Berlin. Hal ini sangat fantastis dan brilian, karena sebaliknya Prusia yang sudah bertempur selama 3 tahun sejak keiikutsertaan dalam koalisi pertama hanya sedikit saja memperoleh keberhasilan.
Dalam perang melawan Prusia ini, Napoleon hanya membutuhkan waktu 19 hari saja untuk menyerang tentara Prusia di Jena dan Auerstädt, mengalahkannya, dan akhirnya menduduki Berlin. Hal ini sangat fantastis dan brilian, karena sebaliknya Prusia yang sudah bertempur selama 3 tahun sejak keiikutsertaan dalam koalisi pertama hanya sedikit saja memperoleh keberhasilan.


Selama konflik ini tercatat Malta mengirimkan bantuan kepada Rusia dan Prusia dengan harapan mereka mendapat aliansi politis melawan Napoleon dan Perancis, akan tetapi hal ini tidak berhasil karena bajak laut di sekitar Pantai Barbari menghadang dan merampas bantuan tersebut.
Selama konflik ini tercatat Malta mengirimkan bantuan kepada Rusia dan Prusia dengan harapan mereka mendapat aliansi politis melawan Napoleon dan Prancis, akan tetapi hal ini tidak berhasil karena bajak laut di sekitar Pantai Barbari menghadang dan merampas bantuan tersebut.


Babak selanjutnya dari peperangan era Napoleon ini, adalah dipaksanya Rusia keluar dari Polandia oleh Perancis dan didirikan negara baru bernama Kadipaten [[Warsawa]]. Kemudian Napoleon beralih ke utara untuk berhadapan dengan sisa-sisa tentara Rusia, dan berusaha untuk menduduki ibukota sementara Prusia, [[Koenigsberg]]. Dengan taktik berpindah di [[Pertempuran Eylau]] ([[7 Februari]] – 8 Februari [[1807]]), Perancis berhasil memaksa Rusia mundur ke utara lebih jauh lagi. Lalu Napoleon mengepung mereka di [[Pertempuran Friedland|Friedland]] ([[14 Juni]] [[1807]]). Akibat kekalahan ini, Tsar Alexander terpaksa mengadakan perdamaian dengan Napoleon di [[Tilsit]] ([[7 Juli]] [[1807]]). Pada bulan September, [[Guillaume Marie Anne Brune|Marsekal Brune]] secara menyeluruh berhasil menduduki [[Pomerania]]. Meskipun demikian, dia tetap mengizinkan pasukan Swedia yang kalah untuk mundur bersama peralatan perang mereka.
Babak selanjutnya dari peperangan era Napoleon ini, adalah dipaksanya Rusia keluar dari Polandia oleh Prancis dan didirikan negara baru bernama Kadipaten [[Warsawa]]. Kemudian Napoleon beralih ke utara untuk berhadapan dengan sisa-sisa tentara Rusia, dan berusaha untuk menduduki ibukota sementara Prusia, [[Koenigsberg]]. Dengan taktik berpindah di [[Pertempuran Eylau]] ([[7 Februari]] – 8 Februari [[1807]]), Prancis berhasil memaksa Rusia mundur ke utara lebih jauh lagi. Lalu Napoleon mengepung mereka di [[Pertempuran Friedland|Friedland]] ([[14 Juni]] [[1807]]). Akibat kekalahan ini, Tsar Alexander terpaksa mengadakan perdamaian dengan Napoleon di [[Tilsit]] ([[7 Juli]] [[1807]]). Pada bulan September, [[Guillaume Marie Anne Brune|Marsekal Brune]] secara menyeluruh berhasil menduduki [[Pomerania]]. Meskipun demikian, dia tetap mengizinkan pasukan Swedia yang kalah untuk mundur bersama peralatan perang mereka.


== Koalisi kelima, 1809 ==
== Koalisi kelima, 1809 ==
[[Berkas:Rédition de Madrid 1808.jpg|jmpl|ka|270px|''Menyerahnya Madrid'' (Gros), 1808. Napoleon menduduki ibukota [[Spanyol]], [[Madrid]].]]
[[Berkas:Rédition de Madrid 1808.jpg|jmpl|ka|270px|''Menyerahnya Madrid'' (Gros), 1808. Napoleon menduduki ibukota [[Spanyol]], [[Madrid]].]]
Koalisi kelima terdiri dari [[Britania Raya]] dan [[Austria]] yang dibentuk untuk melawan [[Perancis]] di daratan. Sementara di laut, sekali lagi [[Inggris]] berperang sendirian melawan sekutu-sekutu [[Napoleon]]. Tercatat sejak koalisi kelima terbentuk, angkatan laut kerajaan [[Inggris]] mencapai kesuksesan di daerah koloni [[Perancis]] dan memperoleh kemenangan yang besar melawan [[Denmark]] di [[Pertempuran Kopenhagen]] (2 September 1807).
Koalisi kelima terdiri dari [[Britania Raya]] dan [[Austria]] yang dibentuk untuk melawan [[Prancis]] di daratan. Sementara di laut, sekali lagi [[Inggris]] berperang sendirian melawan sekutu-sekutu [[Napoleon]]. Tercatat sejak koalisi kelima terbentuk, angkatan laut kerajaan [[Inggris]] mencapai kesuksesan di daerah koloni [[Prancis]] dan memperoleh kemenangan yang besar melawan [[Denmark]] di [[Pertempuran Kopenhagen]] (2 September 1807).


Di daratan, koalisi kelima berusaha memperluas wilayah tetapi dengan pergerakan militer terbatas. Seperti yang terjadi pada ekspedisi Walcheren pada tahun [[1809]], yang melibatkan angkatan darat Inggris dibantu oleh angkatan lautnya untuk membebaskan tentara [[Austria]] yang berada dalam tekanan tentara [[Perancis]]. Ekpedisi ini berakhir menjadi bencana setelah tentara yang dikomandani oleh John Pitt (pangeran kedua dari Chatham) gagal mencapai target yaitu pangkalan angkatan laut Perancis di [[Antwerpen]].
Di daratan, koalisi kelima berusaha memperluas wilayah tetapi dengan pergerakan militer terbatas. Seperti yang terjadi pada ekspedisi Walcheren pada tahun [[1809]], yang melibatkan angkatan darat Inggris dibantu oleh angkatan lautnya untuk membebaskan tentara [[Austria]] yang berada dalam tekanan tentara [[Prancis]]. Ekpedisi ini berakhir menjadi bencana setelah tentara yang dikomandani oleh John Pitt (pangeran kedua dari Chatham) gagal mencapai target yaitu pangkalan angkatan laut Prancis di [[Antwerpen]].


Dalam tahun-tahun selama koalisi kelima ini, pergerakan militer Inggris di daratan, terkecuali di jazirah Iberia ([[Al-Andalus]]), masih terbatas pada taktik serang dan lari dibantu oleh angkatan laut yang mendominasi laut setelah sukses menghancurkan hampir seluruh kemampuan angkatan laut Perancis dan sekutunya dan juga memblokade laut di sekitar pangkalan-pangkalan milik [[Perancis]] yang masih dipertahankan dengan kuat.
Dalam tahun-tahun selama koalisi kelima ini, pergerakan militer Inggris di daratan, terkecuali di jazirah Iberia ([[Al-Andalus]]), masih terbatas pada taktik serang dan lari dibantu oleh angkatan laut yang mendominasi laut setelah sukses menghancurkan hampir seluruh kemampuan angkatan laut Prancis dan sekutunya dan juga memblokade laut di sekitar pangkalan-pangkalan milik [[Prancis]] yang masih dipertahankan dengan kuat.


Serangan kilat ini mirip dengan metode serangan yang dilancarkan oleh para gerilyawan. Umumnya angkatan laut membantu angkatan darat untuk menghancurkan kapal-kapal [[Perancis]], mengganggu pengiriman, komunikasi, dan garnisun-garnisun militer di sekitar pantai. Dan sering juga angkatan laut datang menolong dengan menurunkan tentara mereka untuk membantu operasi militer yang dilancarkan bermil-mil jauhnya dari pantai.
Serangan kilat ini mirip dengan metode serangan yang dilancarkan oleh para gerilyawan. Umumnya angkatan laut membantu angkatan darat untuk menghancurkan kapal-kapal [[Prancis]], mengganggu pengiriman, komunikasi, dan garnisun-garnisun militer di sekitar pantai. Dan sering juga angkatan laut datang menolong dengan menurunkan tentara mereka untuk membantu operasi militer yang dilancarkan bermil-mil jauhnya dari pantai.


Kapal-kapal milik angkatan laut Inggris bahkan membantu dengan gempuran artileri dari moncong-moncong meriam mereka jika tentara Perancis yang bertempur tersesat hingga dekat dengan garis pantai. Tetapi bagaimanapun juga, kualitas dan kemampuan dari angkatan darat-lah yang sangat berpengaruh dari sukses tidaknya suatu operasi militer. Sebagai contoh, ketika taktik ini dilancarkan di [[Spanyol]], kadangkala angkatan laut gagal mencapai target karena kurangnya kualitas dan kemampuan tentaranya.
Kapal-kapal milik angkatan laut Inggris bahkan membantu dengan gempuran artileri dari moncong-moncong meriam mereka jika tentara Prancis yang bertempur tersesat hingga dekat dengan garis pantai. Tetapi bagaimanapun juga, kualitas dan kemampuan dari angkatan darat-lah yang sangat berpengaruh dari sukses tidaknya suatu operasi militer. Sebagai contoh, ketika taktik ini dilancarkan di [[Spanyol]], kadangkala angkatan laut gagal mencapai target karena kurangnya kualitas dan kemampuan tentaranya.
[[Berkas:1french-empire1811.jpg|jmpl|ka|350px|Wilayah Kekaisaran Perancis di Eropa tahun 1811, saat mendekati puncak kejayaannya. Warna hijau terang atau gelap merupakan wilayah Perancis dan teritorialnya sedangkan warna biru, merah muda dan kuning mengindikasikan negara-negara bentukan Perancis]]
[[Berkas:1french-empire1811.jpg|jmpl|ka|350px|Wilayah Kekaisaran Prancis di Eropa tahun 1811, saat mendekati puncak kejayaannya. Warna hijau terang atau gelap merupakan wilayah Prancis dan teritorialnya sedangkan warna biru, merah muda dan kuning mengindikasikan negara-negara bentukan Prancis]]
Peperangan ini juga merembet ke perang ekonomi antara sistem kontinental yang diterapkan oleh Perancis menghadapi blokade laut oleh Inggris di setiap wilayah kekuasaan Perancis. Kedua belah pihak selalu membuat konflik baru agar sistem mereka bisa dilaksanakan. Inggris berperang dengan Amerika antara tahun [[1812]]-[[1815]], sementara Perancis ikut serta dalam perang di Semenanjung Eropa selama tahun [[1808]]-[[1814]]. Konflik di Andalusia dimulai ketika [[Portugal]] melanjutkan perdagangan dengan Inggris meskipun ada larangan dari pihak Perancis. Ketika Spanyol mengalami kegagalan untuk mempertahankan aliansinya dengan Perancis, dengan segera tentara Perancis menyerang dan menduduki ibukota Madrid.
Peperangan ini juga merembet ke perang ekonomi antara sistem kontinental yang diterapkan oleh Prancis menghadapi blokade laut oleh Inggris di setiap wilayah kekuasaan Prancis. Kedua belah pihak selalu membuat konflik baru agar sistem mereka bisa dilaksanakan. Inggris berperang dengan Amerika antara tahun [[1812]]-[[1815]], sementara Prancis ikut serta dalam perang di Semenanjung Eropa selama tahun [[1808]]-[[1814]]. Konflik di Andalusia dimulai ketika [[Portugal]] melanjutkan perdagangan dengan Inggris meskipun ada larangan dari pihak Prancis. Ketika Spanyol mengalami kegagalan untuk mempertahankan aliansinya dengan Prancis, dengan segera tentara Prancis menyerang dan menduduki ibukota Madrid.


Austria yang sebelumnya menjadi sekutu Perancis, mengambil kesempatan untuk mengembalikan wilayah mereka di Jerman yang pernah dikuasainya sebelum mengalami kekalahan dalam perang di Austerlitz. Mereka memperoleh beberapa kemenangan atas tentara marsekal Davout yang memang terlalu sedikit dalam menjaga seluruh front timur. Napoleon hanya menempatkan sekitar 170.000 tentaranya untuk menjaga seluruh front timur ini. (bandingkan dengan tahun [[1790]]-an, ada sekitar 800.000 tentara yang menjaga front timur ini bahkan lebih pendek jaraknya saat itu).
Austria yang sebelumnya menjadi sekutu Prancis, mengambil kesempatan untuk mengembalikan wilayah mereka di Jerman yang pernah dikuasainya sebelum mengalami kekalahan dalam perang di Austerlitz. Mereka memperoleh beberapa kemenangan atas tentara marsekal Davout yang memang terlalu sedikit dalam menjaga seluruh front timur. Napoleon hanya menempatkan sekitar 170.000 tentaranya untuk menjaga seluruh front timur ini. (bandingkan dengan tahun [[1790]]-an, ada sekitar 800.000 tentara yang menjaga front timur ini bahkan lebih pendek jaraknya saat itu).


Napoleon sangat gembira dengan keberhasilan pasukannya merebut [[Spanyol]] dan menduduki [[Madrid]] dengan mudah, dan memaksa mundur sejumlah besar tentara [[Inggris]] dari Andalusia ([[Pertempuran Corunna]], [[16 Januari]] [[1809]]). Akan tetapi serangan yang dilancarkan Austria mencegah Napoleon
Napoleon sangat gembira dengan keberhasilan pasukannya merebut [[Spanyol]] dan menduduki [[Madrid]] dengan mudah, dan memaksa mundur sejumlah besar tentara [[Inggris]] dari Andalusia ([[Pertempuran Corunna]], [[16 Januari]] [[1809]]). Akan tetapi serangan yang dilancarkan Austria mencegah Napoleon
Baris 262: Baris 262:
Kemudian Napoleon memimpin sendiri tentaranya untuk melakukan serangan balik ke Austria. Setelah melalui beberapa pertempuran kecil, Austria akhirnya dipaksa mundur dari Bayern, sementara Napoleon terus bergerak memasuki Austria. Akibat keinginannya untuk segera menyeberangi sungai [[Danube]] mengakibatkan pertempuran besar yang terkenal dengan nama [[Pertempuran Aspern-Essling]] ([[22 Mei]] [[1809]]) — Kekalahan telak pertama yang diderita Napoleon dari pasukan Austria yang dipimpin oleh ''Jenderal Archduke Karl''. Baru pada awal bulan Juli ([[5 Juli]] – [[6 Juli]]), Napoleon berhasil merebut Vienna dengan mengalahkan tentara Austria pada [[Pertempuran Wagram]]. (Pada saat berlangsung pertempuran ini, Napoleon mencopot [[Jean-Baptiste Jules Bernadotte|Marsekal Bernadotte]] dari jabatannya dan mempermalukan dia di hadapan marsekal senior lainnya. Segera setelah kejadian ini, Bernadotte menerima tawaran dari Swedia untuk mengisi posisi sebagai pangeran. Selanjutnya dia secara aktif berpartisipasi dalam peperangan ini melawan Napoleon.)
Kemudian Napoleon memimpin sendiri tentaranya untuk melakukan serangan balik ke Austria. Setelah melalui beberapa pertempuran kecil, Austria akhirnya dipaksa mundur dari Bayern, sementara Napoleon terus bergerak memasuki Austria. Akibat keinginannya untuk segera menyeberangi sungai [[Danube]] mengakibatkan pertempuran besar yang terkenal dengan nama [[Pertempuran Aspern-Essling]] ([[22 Mei]] [[1809]]) — Kekalahan telak pertama yang diderita Napoleon dari pasukan Austria yang dipimpin oleh ''Jenderal Archduke Karl''. Baru pada awal bulan Juli ([[5 Juli]] – [[6 Juli]]), Napoleon berhasil merebut Vienna dengan mengalahkan tentara Austria pada [[Pertempuran Wagram]]. (Pada saat berlangsung pertempuran ini, Napoleon mencopot [[Jean-Baptiste Jules Bernadotte|Marsekal Bernadotte]] dari jabatannya dan mempermalukan dia di hadapan marsekal senior lainnya. Segera setelah kejadian ini, Bernadotte menerima tawaran dari Swedia untuk mengisi posisi sebagai pangeran. Selanjutnya dia secara aktif berpartisipasi dalam peperangan ini melawan Napoleon.)


Perang koalisi kelima ini berakhir dengan kesepakatan Schönbrunn ([[14 Oktober]] [[1809]]). Selanjutnya di timur hanya pemberontak Tyrol-lah yang dipimpin oleh ''Andreas Hofer'' yang tetap melanjutkan perlawanan terhadap tentara Perancis-Bayern sampai akhirnya mereka dikalahkan pada bulan [[November]] [[1809]], sementara itu perang di semenanjung Eropa Barat tetap berlanjut.
Perang koalisi kelima ini berakhir dengan kesepakatan Schönbrunn ([[14 Oktober]] [[1809]]). Selanjutnya di timur hanya pemberontak Tyrol-lah yang dipimpin oleh ''Andreas Hofer'' yang tetap melanjutkan perlawanan terhadap tentara Prancis-Bayern sampai akhirnya mereka dikalahkan pada bulan [[November]] [[1809]], sementara itu perang di semenanjung Eropa Barat tetap berlanjut.


Kekaisaran Perancis mencapai puncak kejayaannya pada tahun [[1810]] dengan wilayah kekuasaan yang begitu luas. Sementara itu Inggris dan Portugal tetap menjaga area di sekitar [[Lisbon]] (di belakang garis depan di Torres Vedras) dan untuk mengepung Cadiz. Napoleon menikah dengan [[Marie-Louise]], Putri dari Austria, dengan maksud untuk mempererat aliansi dengan Austria dan memperoleh keturunan untuk menjadi putra mahkota baru. Hal ini tidak didapatkannya dari istri pertama, [[Joséphine de Beauharnais|Josephine]]. Sebagai kaisar Perancis, Napoleon mengontrol negara-negara konfederasi [[Swiss]], konfederasi Rhine, kadipaten Warsawa dan kerajaan Italia. Wilayah-wilayah di bawah kekaisaraan Perancis termasuk:
Kekaisaran Prancis mencapai puncak kejayaannya pada tahun [[1810]] dengan wilayah kekuasaan yang begitu luas. Sementara itu Inggris dan Portugal tetap menjaga area di sekitar [[Lisbon]] (di belakang garis depan di Torres Vedras) dan untuk mengepung Cadiz. Napoleon menikah dengan [[Marie-Louise]], Putri dari Austria, dengan maksud untuk mempererat aliansi dengan Austria dan memperoleh keturunan untuk menjadi putra mahkota baru. Hal ini tidak didapatkannya dari istri pertama, [[Joséphine de Beauharnais|Josephine]]. Sebagai kaisar Prancis, Napoleon mengontrol negara-negara konfederasi [[Swiss]], konfederasi Rhine, kadipaten Warsawa dan kerajaan Italia. Wilayah-wilayah di bawah kekaisaraan Prancis termasuk:
* Kerajaan Spanyol (di bawah pimpinan [[Joseph Bonaparte]], saudara laki-laki Napoleon)
* Kerajaan Spanyol (di bawah pimpinan [[Joseph Bonaparte]], saudara laki-laki Napoleon)
* Kerajaan Westphalia ([[Jerome Bonaparte]], saudara laki-laki Napoleon)
* Kerajaan Westphalia ([[Jerome Bonaparte]], saudara laki-laki Napoleon)
Baris 272: Baris 272:


== Invasi ke Rusia, 1812 ==
== Invasi ke Rusia, 1812 ==
Seperti yang disebutkan di atas, hasil dari pakta Tilsit tahun [[1807]] mengakibatkan perang Anglo-Rusia 1807–1812. Tsar [[Alexander I dari Rusia|Alexander I]] menyatakan perang kepada Inggris setelah Inggris menyerang [[Denmark]] pada bulan [[September]] tahun [[1807]]. Banyak pelaut Inggris yang ikut membantu armada laut Swedia selama perang [[Finlandia]] dan memperoleh kemenangan atas [[Rusia]] di teluk Finlandia pada bulan [[Juli]] tahun [[1808]] dan bulan [[Agustus]] tahun [[1809]], tetapi kemenangan tentara [[Rusia]] di daratan memaksa [[Swedia]] menandatangani perjanjian damai dengan Rusia pada tahun [[1809]] dan dengan Perancis pada tahun [[1810]] juga harus bergabung untuk memblokade Inggris.
Seperti yang disebutkan di atas, hasil dari pakta Tilsit tahun [[1807]] mengakibatkan perang Anglo-Rusia 1807–1812. Tsar [[Alexander I dari Rusia|Alexander I]] menyatakan perang kepada Inggris setelah Inggris menyerang [[Denmark]] pada bulan [[September]] tahun [[1807]]. Banyak pelaut Inggris yang ikut membantu armada laut Swedia selama perang [[Finlandia]] dan memperoleh kemenangan atas [[Rusia]] di teluk Finlandia pada bulan [[Juli]] tahun [[1808]] dan bulan [[Agustus]] tahun [[1809]], tetapi kemenangan tentara [[Rusia]] di daratan memaksa [[Swedia]] menandatangani perjanjian damai dengan Rusia pada tahun [[1809]] dan dengan Prancis pada tahun [[1810]] juga harus bergabung untuk memblokade Inggris.


Akan tetapi hubungan Perancis dan Rusia menjadi semakin buruk setelah tahun [[1810]], sementara perang Rusia dan Inggris telah berakhir. Pada bulan [[April]] tahun [[1812]], Rusia, Inggris dan Swedia menandatangani perjanjian rahasia untuk bergabung melawan Napoleon.
Akan tetapi hubungan Prancis dan Rusia menjadi semakin buruk setelah tahun [[1810]], sementara perang Rusia dan Inggris telah berakhir. Pada bulan [[April]] tahun [[1812]], Rusia, Inggris dan Swedia menandatangani perjanjian rahasia untuk bergabung melawan Napoleon.


[[Invasi Perancis ke Rusia (1812)|Napoleon menginvasi Rusia pada tahun 1812]] dengan maksud memaksa kaisar Alexander I tetap mengikuti sistem kontinental yang diterapkannya dan memperkecil kemungkinan ancaman Rusia yang akan menginvasi Polandia. Dengan membawa pasukan dalam jumlah besar yaitu sekitar 650.000 orang (270.000 orang Perancis, sisanya tentara dari berbagai wilayah lain) pada tanggal [[23 Juni]] [[1812]] mereka menyeberangi sungai Niemen. Rusia menyatakan ini sebagai perang patriotik membela negara sementara Napoleon menyatakannya sebagai perang Polandia Kedua. Hal ini tidak seperti harapan rakyat [[Polandia]] (ada sekitar 100.000 tentara Polandia yang bergabung dalam invasi ini) yakni Napoleon ternyata tidak ingin bernegosiasi dengan Rusia.
[[Invasi Prancis ke Rusia (1812)|Napoleon menginvasi Rusia pada tahun 1812]] dengan maksud memaksa kaisar Alexander I tetap mengikuti sistem kontinental yang diterapkannya dan memperkecil kemungkinan ancaman Rusia yang akan menginvasi Polandia. Dengan membawa pasukan dalam jumlah besar yaitu sekitar 650.000 orang (270.000 orang Prancis, sisanya tentara dari berbagai wilayah lain) pada tanggal [[23 Juni]] [[1812]] mereka menyeberangi sungai Niemen. Rusia menyatakan ini sebagai perang patriotik membela negara sementara Napoleon menyatakannya sebagai perang Polandia Kedua. Hal ini tidak seperti harapan rakyat [[Polandia]] (ada sekitar 100.000 tentara Polandia yang bergabung dalam invasi ini) yakni Napoleon ternyata tidak ingin bernegosiasi dengan Rusia.


Rusia menerapkan strategi membumihanguskan kota sambil mundur teratur.<ref>Riehn, Richard K. hal. 138-140</ref><ref>Reihn, Richard K, hal. 185</ref> Pertempuran hanya terjadi di [[Pertempuran Borodino|Borodino]] pada tanggal [[7 September]] [[1812]]. Pada tanggal [[14 September]] [[1812]], pasukan Napoleon berhasil masuk kota [[Moskwa]] yang sebenarnya sudah ditinggalkan penduduknya dan dibumihanguskan atas perintah [[gubernur]]-nya: Pangeran [[Fyodor Vasilievich Rostopchin]].<ref>Riehn, hal. 253-254.</ref><ref>With Napoleon in Russia, The Memoirs of General Coulaincourt, Chapter VI 'The Fire'pp109-107 Pub. William Morrow and Co 1945</ref>
Rusia menerapkan strategi membumihanguskan kota sambil mundur teratur.<ref>Riehn, Richard K. hal. 138-140</ref><ref>Reihn, Richard K, hal. 185</ref> Pertempuran hanya terjadi di [[Pertempuran Borodino|Borodino]] pada tanggal [[7 September]] [[1812]]. Pada tanggal [[14 September]] [[1812]], pasukan Napoleon berhasil masuk kota [[Moskwa]] yang sebenarnya sudah ditinggalkan penduduknya dan dibumihanguskan atas perintah [[gubernur]]-nya: Pangeran [[Fyodor Vasilievich Rostopchin]].<ref>Riehn, hal. 253-254.</ref><ref>With Napoleon in Russia, The Memoirs of General Coulaincourt, Chapter VI 'The Fire'pp109-107 Pub. William Morrow and Co 1945</ref>


Akhirnya dimulailah penarikan pasukan secara besar-besaran dari Kota [[Moskwa]] akibat cuaca yang sangat dingin dan juga makin hebatnya serangan Rusia yang memang memanfaatkan cuaca dingin sebagai senjata. Korban mencapai sekitar 380.000 jiwa (kebanyakan akibat kelaparan dan kedinginan) dan 100.000 ditawan.<ref>The Wordsworth Pocket Encyclopedia, page 17, Hertfordshire 1993</ref> Korban jiwa pada pihak Rusia sekitar 210.000 jiwa.<ref name=Bogdanovich>Bogdanovich, "History of Patriotic War 1812", Spt., 1859–1860, Appendix, hal. 492–503.</ref> Pada bulan November, sisa dari pasukan besar ini menyeberangi sungai Berezina dan hanya sekitar 27.000 tentara yang masih dalam kondisi fit. [[Napoleon]] kemudian meninggalkan tentaranya dan kembali ke Perancis untuk menyiapkan pertahanan di Polandia dari serangan tentara Rusia.
Akhirnya dimulailah penarikan pasukan secara besar-besaran dari Kota [[Moskwa]] akibat cuaca yang sangat dingin dan juga makin hebatnya serangan Rusia yang memang memanfaatkan cuaca dingin sebagai senjata. Korban mencapai sekitar 380.000 jiwa (kebanyakan akibat kelaparan dan kedinginan) dan 100.000 ditawan.<ref>The Wordsworth Pocket Encyclopedia, page 17, Hertfordshire 1993</ref> Korban jiwa pada pihak Rusia sekitar 210.000 jiwa.<ref name=Bogdanovich>Bogdanovich, "History of Patriotic War 1812", Spt., 1859–1860, Appendix, hal. 492–503.</ref> Pada bulan November, sisa dari pasukan besar ini menyeberangi sungai Berezina dan hanya sekitar 27.000 tentara yang masih dalam kondisi fit. [[Napoleon]] kemudian meninggalkan tentaranya dan kembali ke Prancis untuk menyiapkan pertahanan di Polandia dari serangan tentara Rusia.


== Koalisi keenam, 1812-1814 ==
== Koalisi keenam, 1812-1814 ==
Melihat adanya kemungkinan untuk mengalahkan [[Napoleon]] yang sudah lemah akibat kekalahan besar di [[Rusia]], dengan segera [[Prusia]], [[Swedia]], [[Austria]], dan beberapa negara kecil di Jerman ikut dalam peperangan lagi. Napoleon bersumpah dia akan membentuk tentara baru sebesar tentara yang dia kirimkan ke [[Rusia]], dan memang dengan secara cepat dia membentuk tentaranya di timur dari 30.000 menjadi 130.000 dan pada akhirnya mencapai 400.000 orang. Pertempuran pun segera terjadi di [[Pertempuran Lutzen|Lützen]] ([[2 Mei]] [[1813]]) dan [[Pertempuran Bautzen|Bautzen]] (20-21 Mei 1813) yang mengakibatkan kerugian besar di pihak koalisi yaitu sekitar 40 ribu jiwa. Tercatat lebih dari 250.000 tentara yang terlibat dalam dua pertempuran ini.
Melihat adanya kemungkinan untuk mengalahkan [[Napoleon]] yang sudah lemah akibat kekalahan besar di [[Rusia]], dengan segera [[Prusia]], [[Swedia]], [[Austria]], dan beberapa negara kecil di Jerman ikut dalam peperangan lagi. Napoleon bersumpah dia akan membentuk tentara baru sebesar tentara yang dia kirimkan ke [[Rusia]], dan memang dengan secara cepat dia membentuk tentaranya di timur dari 30.000 menjadi 130.000 dan pada akhirnya mencapai 400.000 orang. Pertempuran pun segera terjadi di [[Pertempuran Lutzen|Lützen]] ([[2 Mei]] [[1813]]) dan [[Pertempuran Bautzen|Bautzen]] (20-21 Mei 1813) yang mengakibatkan kerugian besar di pihak koalisi yaitu sekitar 40 ribu jiwa. Tercatat lebih dari 250.000 tentara yang terlibat dalam dua pertempuran ini.


Sementara itu pada peperangan di semenanjung Eropa tepatnya di kota [[Pertempuran Vitoria|Vitoria]] ( [[21 Juni]] [[1813]]), pasukan [[Pangeran Arthur Wellesley dari Wellington|Arthur Wellesley]] meraih kemenangan atas pasukan Joseph Bonaparte sehingga hancurlah kekuatan Perancis di Spanyol dan memaksa mereka mundur melewati [[pegunungan]] Pyrene.
Sementara itu pada peperangan di semenanjung Eropa tepatnya di kota [[Pertempuran Vitoria|Vitoria]] ( [[21 Juni]] [[1813]]), pasukan [[Pangeran Arthur Wellesley dari Wellington|Arthur Wellesley]] meraih kemenangan atas pasukan Joseph Bonaparte sehingga hancurlah kekuatan Prancis di Spanyol dan memaksa mereka mundur melewati [[pegunungan]] Pyrene.


Kedua belah pihak menyatakan gencatan senjata yang mulai efektif tanggal [[4 Juni]] sampai dengan [[13 Agustus]] [[1813]]. Selama masa damai ini kedua belah pihak berusaha pulih dari kerugian yang dideritanya sejak bulan [[April]] yang telah menelan korban jiwa hampir seperempat juta. Pihak koalisi juga berhasil memengaruhi [[Austria]] agar berperang melawan [[Perancis]]. Akhirnya dua inti dari pasukan Austria yang berjumlah 300.000 orang ikut serta dalam koalisi sehingga menambah kekuatan mereka di Jerman. Total jumlah pasukan koalisi saat itu mencapai 800.000 tentara di garis depan [[Jerman]], dengan cadangan mencapai 350.000 tentara.
Kedua belah pihak menyatakan gencatan senjata yang mulai efektif tanggal [[4 Juni]] sampai dengan [[13 Agustus]] [[1813]]. Selama masa damai ini kedua belah pihak berusaha pulih dari kerugian yang dideritanya sejak bulan [[April]] yang telah menelan korban jiwa hampir seperempat juta. Pihak koalisi juga berhasil memengaruhi [[Austria]] agar berperang melawan [[Prancis]]. Akhirnya dua inti dari pasukan Austria yang berjumlah 300.000 orang ikut serta dalam koalisi sehingga menambah kekuatan mereka di Jerman. Total jumlah pasukan koalisi saat itu mencapai 800.000 tentara di garis depan [[Jerman]], dengan cadangan mencapai 350.000 tentara.


Kesuksesan Napoleon dalam dua pertempuran melawan koalisi keenam di atas ternyata membawa pengaruh besar pada kekuatan angkatan perangnya sehingga menjadi sekitar 650.000 tentara — meskipun sebenarnya hanya 250.000 tentara yang langsung di bawah komandonya, sementara lainnya 120 ribu tentara di bawah komando [[Nicolas Oudinot|marsekal Nicolas Charles Oudinot]] dan 30.000 di bawah komando [[Louis Nicolas Davout|marsekal Davout]].
Kesuksesan Napoleon dalam dua pertempuran melawan koalisi keenam di atas ternyata membawa pengaruh besar pada kekuatan angkatan perangnya sehingga menjadi sekitar 650.000 tentara — meskipun sebenarnya hanya 250.000 tentara yang langsung di bawah komandonya, sementara lainnya 120 ribu tentara di bawah komando [[Nicolas Oudinot|marsekal Nicolas Charles Oudinot]] dan 30.000 di bawah komando [[Louis Nicolas Davout|marsekal Davout]].


Negara-negara yang bergabung dalam konfederasi Rhine, terutama Saxon dan Bayern adalah penyumbang tentara terbesar untuk Napoleon. Di selatan, Kerajaan Napoli dan Kerajaan Italia turut menambah kekuatan dengan menyediakan sekitar 100.000 tentara. Sementara di Spanyol masih ada sekitar 150-200 ribuan tentara Perancis meskipun saat itu mereka sudah dipaksa mundur oleh Inggris dari wilayah tersebut. Jadi ada sekitar 900.000 tentara Perancis yang tersebar di semua medan pertempuran berhadapan dengan sekitar 1 juta tentara koalisi (belum termasuk tentara cadangan di Jerman).
Negara-negara yang bergabung dalam konfederasi Rhine, terutama Saxon dan Bayern adalah penyumbang tentara terbesar untuk Napoleon. Di selatan, Kerajaan Napoli dan Kerajaan Italia turut menambah kekuatan dengan menyediakan sekitar 100.000 tentara. Sementara di Spanyol masih ada sekitar 150-200 ribuan tentara Prancis meskipun saat itu mereka sudah dipaksa mundur oleh Inggris dari wilayah tersebut. Jadi ada sekitar 900.000 tentara Prancis yang tersebar di semua medan pertempuran berhadapan dengan sekitar 1 juta tentara koalisi (belum termasuk tentara cadangan di Jerman).


Setelah masa gencatan senjata selesai, tampaknya Napoleon akan meraih kembali masa kejayaannya setelah meraih kemenangan besar atas tentara koalisi di [[Pertempuran Dresden|Dresden]] pada bulan [[Agustus]] tahun [[1813]]. Akan tetapi di medan pertempuran lain semua marsekalnya mengalami kekalahan sehingga kemenangan ini menjadi tidak ada artinya lagi. Pada [[Pertempuran Leipzig]] di Saxon ([[16 Oktober|16]]-[[19 Oktober]] [[1813]]) yang juga dikenal dengan nama ''pertempuran banyak bangsa'', sekitar 190.000 tentara Perancis berhadapan dengan 300.000 tentara koalisi, yang pada akhirnya memaksa mereka mundur sampai ke kampung halamannya sendiri, Perancis. Kemudian Napoleon masih memimpin beberapa pertempuran lagi termasuk pertempuran Arcis-sur-Aube di Perancis sendiri, akan tetapi karena banyaknya jumlah tentara koalisi yang terlibat pertempuran membuat mereka kewalahan.
Setelah masa gencatan senjata selesai, tampaknya Napoleon akan meraih kembali masa kejayaannya setelah meraih kemenangan besar atas tentara koalisi di [[Pertempuran Dresden|Dresden]] pada bulan [[Agustus]] tahun [[1813]]. Akan tetapi di medan pertempuran lain semua marsekalnya mengalami kekalahan sehingga kemenangan ini menjadi tidak ada artinya lagi. Pada [[Pertempuran Leipzig]] di Saxon ([[16 Oktober|16]]-[[19 Oktober]] [[1813]]) yang juga dikenal dengan nama ''pertempuran banyak bangsa'', sekitar 190.000 tentara Prancis berhadapan dengan 300.000 tentara koalisi, yang pada akhirnya memaksa mereka mundur sampai ke kampung halamannya sendiri, Prancis. Kemudian Napoleon masih memimpin beberapa pertempuran lagi termasuk pertempuran Arcis-sur-Aube di Prancis sendiri, akan tetapi karena banyaknya jumlah tentara koalisi yang terlibat pertempuran membuat mereka kewalahan.
[[Berkas:Russparis.jpg|jmpl|390px|''Tentara Rusia memasuki kota Paris tahun 1814'']]
[[Berkas:Russparis.jpg|jmpl|390px|''Tentara Rusia memasuki kota Paris tahun 1814'']]
Akhirnya pasukan koalisi memasuki [[Paris]] pada tanggal [[30 Maret]] [[1814]]. Tercatat Napoleon masih memimpin pasukannya dan mendapat kemenangan berkali-kali atas pasukan koalisi yang maju terus menuju Paris. Akan tetapi dia hanya memimpin sekitar 70.000 tentara melawan 500.000 tentara koalisi, suatu jumlah yang tidak sebanding. Pada tanggal [[9 Maret]] [[1814]] diadakan perjanjian Chaumont yang menyetujui agar koalisi tetap dipertahankan sampai pasukan Napoleon dapat dikalahkan seluruhnya.
Akhirnya pasukan koalisi memasuki [[Paris]] pada tanggal [[30 Maret]] [[1814]]. Tercatat Napoleon masih memimpin pasukannya dan mendapat kemenangan berkali-kali atas pasukan koalisi yang maju terus menuju Paris. Akan tetapi dia hanya memimpin sekitar 70.000 tentara melawan 500.000 tentara koalisi, suatu jumlah yang tidak sebanding. Pada tanggal [[9 Maret]] [[1814]] diadakan perjanjian Chaumont yang menyetujui agar koalisi tetap dipertahankan sampai pasukan Napoleon dapat dikalahkan seluruhnya.
Baris 299: Baris 299:
Napoleon memutuskan tetap bertempur, meskipun dia sudah di ambang kekalahan. Selama masa ini tercatat dia mengeluarkan 900.000 surat keputusan wajib militer tetapi hanya beberapa saja yang berhasil dilaksanakan. Akhirnya Napoleon kalah dan turun takhta pada tanggal [[6 April]] [[1814]], tetapi pasukannya di Italia, Spanyol dan Belanda masih terus melakukan perlawan selama musim semi tahun [[1814]].
Napoleon memutuskan tetap bertempur, meskipun dia sudah di ambang kekalahan. Selama masa ini tercatat dia mengeluarkan 900.000 surat keputusan wajib militer tetapi hanya beberapa saja yang berhasil dilaksanakan. Akhirnya Napoleon kalah dan turun takhta pada tanggal [[6 April]] [[1814]], tetapi pasukannya di Italia, Spanyol dan Belanda masih terus melakukan perlawan selama musim semi tahun [[1814]].


Pihak koalisi memutuskan untuk mengasingkan Napoleon ke pulau [[Elba]], dan mengembalikan Perancis menjadi kerajaan serta mengangkat Louis XVIII sebagai raja. Mereka juga mengadakan perjanjian di Fontainebleau ([[11 April]] [[1814]]) serta [[Kongres Wina|kongres di Wina]] untuk menata ulang peta wilayah di Eropa.
Pihak koalisi memutuskan untuk mengasingkan Napoleon ke pulau [[Elba]], dan mengembalikan Prancis menjadi kerajaan serta mengangkat Louis XVIII sebagai raja. Mereka juga mengadakan perjanjian di Fontainebleau ([[11 April]] [[1814]]) serta [[Kongres Wina|kongres di Wina]] untuk menata ulang peta wilayah di Eropa.


== Perang Denmark-Inggris, 1807-1814 ==
== Perang Denmark-Inggris, 1807-1814 ==
Selama peperangan era Napoleon, sebenarnya [[Denmark]] - [[Norwegia]] menyatakan sebagai negara netral dan hanya mengadakan perdagangan dengan Perancis. Akan tetapi pihak Inggris yang terus-menerus menyerang, menangkap dan menghancurkan sebagian besar armada laut Denmark pada [[pertempuran Kopenhagen]] pertama ([[2 April]] [[1801]]) dan hal ini diulangi lagi pada pertempuran Kopenhagen kedua (Agustus-September 1807) mengakibatkan Denmark melakukan perang gerilya terhadap armada Inggris di laut Denmark-Norwegia dengan menggunakan kapal-kapal kecil yang dilengkapi meriam. Perang ini akhirnya berhenti setelah Inggris meraih kemenangan pada pertempuran Lyngor pada tahun [[1812]], yang mengakibatkan kerusakan pada kapal Denmark yang terakhir, yaitu [[kapal perang Najaden]].
Selama peperangan era Napoleon, sebenarnya [[Denmark]] - [[Norwegia]] menyatakan sebagai negara netral dan hanya mengadakan perdagangan dengan Prancis. Akan tetapi pihak Inggris yang terus-menerus menyerang, menangkap dan menghancurkan sebagian besar armada laut Denmark pada [[pertempuran Kopenhagen]] pertama ([[2 April]] [[1801]]) dan hal ini diulangi lagi pada pertempuran Kopenhagen kedua (Agustus-September 1807) mengakibatkan Denmark melakukan perang gerilya terhadap armada Inggris di laut Denmark-Norwegia dengan menggunakan kapal-kapal kecil yang dilengkapi meriam. Perang ini akhirnya berhenti setelah Inggris meraih kemenangan pada pertempuran Lyngor pada tahun [[1812]], yang mengakibatkan kerusakan pada kapal Denmark yang terakhir, yaitu [[kapal perang Najaden]].


== Koalisi ketujuh, 1815 ==
== Koalisi ketujuh, 1815 ==
Koalisi ketujuh yang terdiri atas [[Britania Raya]], [[Rusia]], [[Prusia]],[[Swedia]], [[Austria]], dan [[Belanda]] serta sejumlah negara kecil di [[Jerman]] terbentuk pada tahun [[1815]] setelah larinya [[Napoleon]] dari pulau [[Elba]] (tercatat sekitar seratus hari dia kembali memimpin Perancis). Napoleon mendarat di [[Cannes]] pada tanggal [[1 Maret]] [[1815]]. Dalam perjalanannya ke [[Paris]], ia mengumpulkan tentara yang masih setia kepadanya, dan akhirnya menggulingkan raja ''Louis XVIII''. Pihak koalisi segera mengumpulkan pasukan kembali untuk berhadapan dengannya. Napoleon berhasil mengumpulkan 280.000 orang, yang ia pecah menjadi beberapa kesatuan. Untuk menambah kekuatan, Napoleon memanggil kembali seperempat juta veteran perang serta membuat keputusan untuk mengadakan kembali wajib militer agar dapat menambah jumlah pasukan menjadi 2,5 juta tentara yang pada kenyataannya tidak berhasil dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menghadapi pasukan koalisi yang berjumlah sekitar 700.000 tentara.
Koalisi ketujuh yang terdiri atas [[Britania Raya]], [[Rusia]], [[Prusia]],[[Swedia]], [[Austria]], dan [[Belanda]] serta sejumlah negara kecil di [[Jerman]] terbentuk pada tahun [[1815]] setelah larinya [[Napoleon]] dari pulau [[Elba]] (tercatat sekitar seratus hari dia kembali memimpin Prancis). Napoleon mendarat di [[Cannes]] pada tanggal [[1 Maret]] [[1815]]. Dalam perjalanannya ke [[Paris]], ia mengumpulkan tentara yang masih setia kepadanya, dan akhirnya menggulingkan raja ''Louis XVIII''. Pihak koalisi segera mengumpulkan pasukan kembali untuk berhadapan dengannya. Napoleon berhasil mengumpulkan 280.000 orang, yang ia pecah menjadi beberapa kesatuan. Untuk menambah kekuatan, Napoleon memanggil kembali seperempat juta veteran perang serta membuat keputusan untuk mengadakan kembali wajib militer agar dapat menambah jumlah pasukan menjadi 2,5 juta tentara yang pada kenyataannya tidak berhasil dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menghadapi pasukan koalisi yang berjumlah sekitar 700.000 tentara.
[[Berkas:Waterloo campaign map.png|jmpl|300px|Peta [[Pertempuran Waterloo]]]]
[[Berkas:Waterloo campaign map.png|jmpl|300px|Peta [[Pertempuran Waterloo]]]]
Dengan membawa 124.000 pasukannya yang berada di utara, [[Napoleon]] melakukan serangan kejutan ke posisi pasukan koalisi yang berada di [[Belgia]]. Serangan ini dia lakukan dengan harapan mendorong [[Inggris]] mundur ke laut dan memaksa [[Prusia]] keluar dari peperangan. Serangan kejutan ini mencapai sukses, memaksa Prusia bertempur di [[Pertempuran Ligny|Ligny]] pada tanggal [[16 Juni]] [[1815]] dan berhasil mengalahkan mereka sehingga mundur dalam keadaan kacau-balau. Pada hari yang sama tetapi di lain tempat, pasukan sayap kiri pimpinan [[Michel ney|marsekal Michel Ney]] sukses menahan bala bantuan yang akan datang dari tentara [[Wellington]] dalam [[Pertempuran Quatre Bras]]. Tetapi Ney gagal membersihkan persimpangan jalan Quatre Bras ini sehingga tentara [[Wellington]] dapat memperkuat kembali posisinya.
Dengan membawa 124.000 pasukannya yang berada di utara, [[Napoleon]] melakukan serangan kejutan ke posisi pasukan koalisi yang berada di [[Belgia]]. Serangan ini dia lakukan dengan harapan mendorong [[Inggris]] mundur ke laut dan memaksa [[Prusia]] keluar dari peperangan. Serangan kejutan ini mencapai sukses, memaksa Prusia bertempur di [[Pertempuran Ligny|Ligny]] pada tanggal [[16 Juni]] [[1815]] dan berhasil mengalahkan mereka sehingga mundur dalam keadaan kacau-balau. Pada hari yang sama tetapi di lain tempat, pasukan sayap kiri pimpinan [[Michel ney|marsekal Michel Ney]] sukses menahan bala bantuan yang akan datang dari tentara [[Wellington]] dalam [[Pertempuran Quatre Bras]]. Tetapi Ney gagal membersihkan persimpangan jalan Quatre Bras ini sehingga tentara [[Wellington]] dapat memperkuat kembali posisinya.
Baris 311: Baris 311:
Dengan mundurnya Prusia, pasukan Welington yang tadinya ingin membantu menjadi mundur juga. Mereka kembali ke posisi semula di tebing Gunung Santa Jean, beberapa [[mil]] di selatan desa [[Waterloo]]. Napoleon membawa cadangan pasukannya yang ada di utara, dan bergabung dengan pasukan Ney untuk mengejar Wellington. Tetapi hal ini dia lakukan sebelum menginstruksikan kepada [[Emmanuel, marquis de Grouchy|marsekal Grouchy]] untuk memimpin pasukan sayap kanan menahan tentara Prusia yang sudah bersatu kembali.
Dengan mundurnya Prusia, pasukan Welington yang tadinya ingin membantu menjadi mundur juga. Mereka kembali ke posisi semula di tebing Gunung Santa Jean, beberapa [[mil]] di selatan desa [[Waterloo]]. Napoleon membawa cadangan pasukannya yang ada di utara, dan bergabung dengan pasukan Ney untuk mengejar Wellington. Tetapi hal ini dia lakukan sebelum menginstruksikan kepada [[Emmanuel, marquis de Grouchy|marsekal Grouchy]] untuk memimpin pasukan sayap kanan menahan tentara Prusia yang sudah bersatu kembali.


Grouchy gagal melaksanakan perintah ini, meskipun sebenarnya pasukan von Thielmann berhasil mengalahkan barisan belakang pasukan Prusia di [[Pertempuran Wavre]] pada tanggal 18-19 Juni, sisa pasukan Prusia tetap menuju Waterloo. Napoleon menunda [[Pertempuran Waterloo]] beberapa jam di pagi hari pada tanggal [[18 Juni]] karena belum mengeringnya tanah akibat hujan pada malam sebelumnya. Ternyata sampai petang hari, pasukan Perancis belum mampu menaklukkan pasukan Wellington. Ketika pasukan Prusia akhirnya datang dan menyerang sayap kanan Perancis dalam jumlah besar, gagallah strategi Napoleon untuk tetap memecah kekuatan koalisi.
Grouchy gagal melaksanakan perintah ini, meskipun sebenarnya pasukan von Thielmann berhasil mengalahkan barisan belakang pasukan Prusia di [[Pertempuran Wavre]] pada tanggal 18-19 Juni, sisa pasukan Prusia tetap menuju Waterloo. Napoleon menunda [[Pertempuran Waterloo]] beberapa jam di pagi hari pada tanggal [[18 Juni]] karena belum mengeringnya tanah akibat hujan pada malam sebelumnya. Ternyata sampai petang hari, pasukan Prancis belum mampu menaklukkan pasukan Wellington. Ketika pasukan Prusia akhirnya datang dan menyerang sayap kanan Prancis dalam jumlah besar, gagallah strategi Napoleon untuk tetap memecah kekuatan koalisi.


Marsekal Grouchy menebus kesalahannya di atas dengan sukses mengorganisasikan pasukan yang mundur dari kota [[Paris]], sementara marsekal Davout dengan 117.000 tentaranya berhadapan dengan 116.000 tentara Blucher-Wellington. Secara militer sangat dimungkinkan Perancis mengalahkan gabungan kedua tentara ini akan tetapi situasi politik membuktikan bahwa kekaisaran sudah mulai jatuh. Jadi, meskipun akhirnya Davout sukses mengalahkan kedua gabungan pasukan ini, sekitar 400.000 tentara [[Rusia]] dan [[Austria]] tetap maju terus dari arah timur tidak terpengaruh akan kekalahan ini.
Marsekal Grouchy menebus kesalahannya di atas dengan sukses mengorganisasikan pasukan yang mundur dari kota [[Paris]], sementara marsekal Davout dengan 117.000 tentaranya berhadapan dengan 116.000 tentara Blucher-Wellington. Secara militer sangat dimungkinkan Prancis mengalahkan gabungan kedua tentara ini akan tetapi situasi politik membuktikan bahwa kekaisaran sudah mulai jatuh. Jadi, meskipun akhirnya Davout sukses mengalahkan kedua gabungan pasukan ini, sekitar 400.000 tentara [[Rusia]] dan [[Austria]] tetap maju terus dari arah timur tidak terpengaruh akan kekalahan ini.


Ketika tiba di [[Paris]] pada hari ketiga sesudah kekalahan di [[Waterloo]], [[Napoleon]] sebenarnya masih berharap timbulnya perlawanan rakyat untuk membela negara terhadap datangnya pasukan asing yang ingin menguasai [[Perancis]]. Akan tetapi hal ini tidak menjadi kenyataan karena secara umum rakyat Perancis menolak. Para politisi memaksa Napoleon untuk turun takhta lagi pada tanggal [[22 Juni]] [[1815]]. Meskipun akhirnya kaisar turun takhta, pertempuran sporadis masih terus berlanjut di sepanjang perbatasan timur dan di luar kota [[Paris]] sampai disepakatinya gencatan senjata tanggal [[4 Juli]]. Baru pada tanggal [[15 Juli]], Napoleon menyerahkan dirinya ke skuadron Inggris di Rochefort yang selanjutnya membuangnya kembali ke pulau [[Saint Helena]], tempat dia akhirnya meninggal dunia pada tanggal [[5 Mei]] [[1821]].
Ketika tiba di [[Paris]] pada hari ketiga sesudah kekalahan di [[Waterloo]], [[Napoleon]] sebenarnya masih berharap timbulnya perlawanan rakyat untuk membela negara terhadap datangnya pasukan asing yang ingin menguasai [[Prancis]]. Akan tetapi hal ini tidak menjadi kenyataan karena secara umum rakyat Prancis menolak. Para politisi memaksa Napoleon untuk turun takhta lagi pada tanggal [[22 Juni]] [[1815]]. Meskipun akhirnya kaisar turun takhta, pertempuran sporadis masih terus berlanjut di sepanjang perbatasan timur dan di luar kota [[Paris]] sampai disepakatinya gencatan senjata tanggal [[4 Juli]]. Baru pada tanggal [[15 Juli]], Napoleon menyerahkan dirinya ke skuadron Inggris di Rochefort yang selanjutnya membuangnya kembali ke pulau [[Saint Helena]], tempat dia akhirnya meninggal dunia pada tanggal [[5 Mei]] [[1821]].


Sementara itu di [[Italia]], [[Joachim Murat]] yang masih menjadi Raja [[Napoli]] setelah menyerahnya Napoleon, sekali lagi menunjukkan loyalitas yang tinggi kepada saudara iparnya itu dengan melancarkan perang Neapolitan (bulan [[Maret]] sampai [[Mei]] [[1815]]). Dia berharap mendapat dukungan para nasionalis yang saat itu sedang dilanda ketakutan atas berkembangnya pengaruh Habsburg. Tetapi dukungan yang diharapkannya tidaklah datang, dan akhirnya datanglah pasukan Austria sehingga pecah pertempuran Tolentino pada tanggal [[2 Mei|2]]-[[3 Mei]] [[1815]] yang memaksanya untuk melarikan diri. [[Bourbon (dinasti)|Dinasti Bourbon]] akhirnya kembali menduduki takhta [[Napoli]] pada tanggal [[20 Mei]] [[1815]]. Murat dieksekusi di depan regu tembak pada tanggal [[13 Oktober]] [[1815]].
Sementara itu di [[Italia]], [[Joachim Murat]] yang masih menjadi Raja [[Napoli]] setelah menyerahnya Napoleon, sekali lagi menunjukkan loyalitas yang tinggi kepada saudara iparnya itu dengan melancarkan perang Neapolitan (bulan [[Maret]] sampai [[Mei]] [[1815]]). Dia berharap mendapat dukungan para nasionalis yang saat itu sedang dilanda ketakutan atas berkembangnya pengaruh Habsburg. Tetapi dukungan yang diharapkannya tidaklah datang, dan akhirnya datanglah pasukan Austria sehingga pecah pertempuran Tolentino pada tanggal [[2 Mei|2]]-[[3 Mei]] [[1815]] yang memaksanya untuk melarikan diri. [[Bourbon (dinasti)|Dinasti Bourbon]] akhirnya kembali menduduki takhta [[Napoli]] pada tanggal [[20 Mei]] [[1815]]. Murat dieksekusi di depan regu tembak pada tanggal [[13 Oktober]] [[1815]].
Baris 322: Baris 322:
[[Berkas:Napoleon I of France by Andrea Appiani.jpg|kiri|170px|jmpl|Napoleon sebagai raja Italia (lukisan karya ''Appiani'')]]
[[Berkas:Napoleon I of France by Andrea Appiani.jpg|kiri|170px|jmpl|Napoleon sebagai raja Italia (lukisan karya ''Appiani'')]]


Peperangan era Napoleon membawa perubahan besar di [[Eropa]]. Meskipun hampir semua wilayah di [[Eropa Barat]] di bawah kekuasaan [[Napoleon]] (prestasi yang hanya bisa dibandingkan dengan [[kekaisaran Romawi]] tempo dulu), peperangan antara [[Perancis]] dengan kekuatan lain di benua [[Eropa]] selama lebih dari dua dekade akhirnya sampai pada titik penghabisan. Setelah peperangan era Napoleon berakhir, dominasi Perancis di Eropa praktis lenyap, dan kembali lagi seperti pada masa [[Louis XIV]].
Peperangan era Napoleon membawa perubahan besar di [[Eropa]]. Meskipun hampir semua wilayah di [[Eropa Barat]] di bawah kekuasaan [[Napoleon]] (prestasi yang hanya bisa dibandingkan dengan [[kekaisaran Romawi]] tempo dulu), peperangan antara [[Prancis]] dengan kekuatan lain di benua [[Eropa]] selama lebih dari dua dekade akhirnya sampai pada titik penghabisan. Setelah peperangan era Napoleon berakhir, dominasi Prancis di Eropa praktis lenyap, dan kembali lagi seperti pada masa [[Louis XIV]].


[[Inggris]] akhirnya muncul sebagai negara ''superpower'' di [[dunia]] dan tidak dapat dibantah lagi bahwa angkatan laut Inggris menjadi yang terkuat di dunia, demikian juga mereka menjadi negara maju di bidang ekonomi dan industri.
[[Inggris]] akhirnya muncul sebagai negara ''superpower'' di [[dunia]] dan tidak dapat dibantah lagi bahwa angkatan laut Inggris menjadi yang terkuat di dunia, demikian juga mereka menjadi negara maju di bidang ekonomi dan industri.


Hampir di semua negara Eropa, cita-cita dari [[Revolusi Perancis]] (seperti [[demokrasi]], hak dan persamaan dalam bidang [[hukum]], dll.) mulai diadopsi. Hal ini mengakibatkan sulitnya para raja di Eropa mengembalikan hukum lama mereka dan terpaksa tetap memegang hukum-hukum yang diterapkan oleh Napoleon. Bahkan hingga hari ini beberapa dari hukum tersebut masih dipakai, misalnya di banyak negara Eropa hukum sipilnya jelas-jelas mengadopsi [[kode Napoleon]].
Hampir di semua negara Eropa, cita-cita dari [[Revolusi Prancis]] (seperti [[demokrasi]], hak dan persamaan dalam bidang [[hukum]], dll.) mulai diadopsi. Hal ini mengakibatkan sulitnya para raja di Eropa mengembalikan hukum lama mereka dan terpaksa tetap memegang hukum-hukum yang diterapkan oleh Napoleon. Bahkan hingga hari ini beberapa dari hukum tersebut masih dipakai, misalnya di banyak negara Eropa hukum sipilnya jelas-jelas mengadopsi [[kode Napoleon]].


Faham [[nasionalisme]] yang relatif baru saat itu dengan cepat berkembang di Eropa dan nantinya banyak memengaruhi jalannya sejarah di sana, mulai dari berdirinya negara baru atau berakhirnya suatu negara. Peta politik di Eropa berubah drastis setelah era Napoleon, tidak lagi berbasis aristrokat atau [[monarki mutlak]] tetapi berdasarkan [[kerakyatan]]. Era Napoleon telah menyebarkan benih bagi berdirinya negara Jerman modern dan Italia modern dengan bergabungnya negara-negara bagian dan juga kerajaan-kerajaan kecil.
Faham [[nasionalisme]] yang relatif baru saat itu dengan cepat berkembang di Eropa dan nantinya banyak memengaruhi jalannya sejarah di sana, mulai dari berdirinya negara baru atau berakhirnya suatu negara. Peta politik di Eropa berubah drastis setelah era Napoleon, tidak lagi berbasis aristrokat atau [[monarki mutlak]] tetapi berdasarkan [[kerakyatan]]. Era Napoleon telah menyebarkan benih bagi berdirinya negara Jerman modern dan Italia modern dengan bergabungnya negara-negara bagian dan juga kerajaan-kerajaan kecil.
Baris 333: Baris 333:


== Warisan militer ==
== Warisan militer ==
[[Berkas:Jacques-Louis David 007.jpg|ka|250px|jmpl|''Napoléon menyeberangi Alpen'' (karya ''Jacques-Louis David''). Pada tahun 1800, Bonaparte memimpin Pasukan Perancis melintasi [[pegunungan Alpen]], dan mengalahkan Austria pada [[Pertempuran Marengo]]]]
[[Berkas:Jacques-Louis David 007.jpg|ka|250px|jmpl|''Napoléon menyeberangi Alpen'' (karya ''Jacques-Louis David''). Pada tahun 1800, Bonaparte memimpin Pasukan Prancis melintasi [[pegunungan Alpen]], dan mengalahkan Austria pada [[Pertempuran Marengo]]]]
Peperangan era Napoleon juga memberikan perubahan yang sangat besar di dunia militer. Sebelum era Napoleon, negara-negara di Eropa biasanya memiliki tentara dalam jumlah sedikit dan itu pun banyak diisi oleh tentara bayaran - kadangkala mereka bertempur melawan negara asalnya sendiri. [[Inovasi]] militer yang timbul dalam era Napoleon yaitu mulai dikenalnya kekuatan rakyat yaitu jika seluruh rakyat ikut berperang.
Peperangan era Napoleon juga memberikan perubahan yang sangat besar di dunia militer. Sebelum era Napoleon, negara-negara di Eropa biasanya memiliki tentara dalam jumlah sedikit dan itu pun banyak diisi oleh tentara bayaran - kadangkala mereka bertempur melawan negara asalnya sendiri. [[Inovasi]] militer yang timbul dalam era Napoleon yaitu mulai dikenalnya kekuatan rakyat yaitu jika seluruh rakyat ikut berperang.


Napoleon mempraktikkan inovasinya seperti yang dipertunjukkan pada [[pertempuran Austerlitz]] tahun 1805. Dengan taktik yang brilian untuk menghadapi musuh yang berjumlah lebih besar, ia memerintahkan pasukannya untuk senantiasa berpindah posisi secara cepat dari satu tempat ke tempat lainnya.
Napoleon mempraktikkan inovasinya seperti yang dipertunjukkan pada [[pertempuran Austerlitz]] tahun 1805. Dengan taktik yang brilian untuk menghadapi musuh yang berjumlah lebih besar, ia memerintahkan pasukannya untuk senantiasa berpindah posisi secara cepat dari satu tempat ke tempat lainnya.


Tentara Perancis juga memperbaiki aturan main untuk divisi artileri mereka, menjadi kesatuan terpisah dan dapat bergerak cepat. Hal ini mengubah tradisi sebelumnya, yaitu tradisi artileri hanya digunakan sebagai alat untuk mendukung suatu pasukan. Napoleon juga membuat standardisasi ukuran bola-bola [[meriam]] agar mudah dibawa dan bisa dipakai di semua jenis artileri.
Tentara Prancis juga memperbaiki aturan main untuk divisi artileri mereka, menjadi kesatuan terpisah dan dapat bergerak cepat. Hal ini mengubah tradisi sebelumnya, yaitu tradisi artileri hanya digunakan sebagai alat untuk mendukung suatu pasukan. Napoleon juga membuat standardisasi ukuran bola-bola [[meriam]] agar mudah dibawa dan bisa dipakai di semua jenis artileri.


Dengan populasi jiwa terbesar keempat di dunia saat itu, yaitu sekitar 27 juta jiwa (seperti juga Inggris yang berjumlah 12 juta jiwa dan Rusia sekitar 30 sampai 40 juta jiwa), Napoleon dapat mengambil keuntungan dari diberlakukannya wajib militer. Banyak pengamat militer saat ini yang salah persepsi dengan menyatakan bahwa ide wajib militer ini sudah berkembang sejak revolusi Perancis bukan dari Napoleon. Memang tidak semua inovasi militer dari era Napoleon. Adalah ''Lazare Carnot'' yang memberi sumbangan besar dalam menata ulang tentara Perancis dari tahun 1793 sampai dengan tahun 1794.
Dengan populasi jiwa terbesar keempat di dunia saat itu, yaitu sekitar 27 juta jiwa (seperti juga Inggris yang berjumlah 12 juta jiwa dan Rusia sekitar 30 sampai 40 juta jiwa), Napoleon dapat mengambil keuntungan dari diberlakukannya wajib militer. Banyak pengamat militer saat ini yang salah persepsi dengan menyatakan bahwa ide wajib militer ini sudah berkembang sejak revolusi Prancis bukan dari Napoleon. Memang tidak semua inovasi militer dari era Napoleon. Adalah ''Lazare Carnot'' yang memberi sumbangan besar dalam menata ulang tentara Prancis dari tahun 1793 sampai dengan tahun 1794.


Besarnya jumlah pasukan yang terlibat telah mengubah dunia militer saat itu. Sebelum era Napoleon, pada saat perang 7 tahun (1756-1763), hanya sedikit yang terlibat, paling banyak 200 ribu orang saja. Bandingkan dengan Perancis pada tahun 1790-an, telah memperbanyak jumlah personel-nya menjadi 1,5 juta jiwa. Dan total sekitar 2,8 juta personel yang bertempur di daratan dan 150 ribu di laut, sehingga jumlah keseluruhan tentara yang terlibat menjadi hampir 3 juta personel.
Besarnya jumlah pasukan yang terlibat telah mengubah dunia militer saat itu. Sebelum era Napoleon, pada saat perang 7 tahun (1756-1763), hanya sedikit yang terlibat, paling banyak 200 ribu orang saja. Bandingkan dengan Prancis pada tahun 1790-an, telah memperbanyak jumlah personel-nya menjadi 1,5 juta jiwa. Dan total sekitar 2,8 juta personel yang bertempur di daratan dan 150 ribu di laut, sehingga jumlah keseluruhan tentara yang terlibat menjadi hampir 3 juta personel.


Inggris memiliki 747.670 tentara antara tahun 1792 sampai dengan 1815. Ditambah lagi dengan seperempat juta personel di laut. Pada bulan September 1812, Rusia memiliki sekitar 904 ribu tentara yang terdaftar, dan antara tahun 1799 sampai dengan 1815 memiliki total 2,1 juta personel, kemungkinan sekitar 400 ribu bergabung antara tahun 1792 sampai dengan 1799. Sedangkan di laut, Rusia memiliki 200 ribu tentara sejak tahun 1792 hingga 1815.
Inggris memiliki 747.670 tentara antara tahun 1792 sampai dengan 1815. Ditambah lagi dengan seperempat juta personel di laut. Pada bulan September 1812, Rusia memiliki sekitar 904 ribu tentara yang terdaftar, dan antara tahun 1799 sampai dengan 1815 memiliki total 2,1 juta personel, kemungkinan sekitar 400 ribu bergabung antara tahun 1792 sampai dengan 1799. Sedangkan di laut, Rusia memiliki 200 ribu tentara sejak tahun 1792 hingga 1815.


Austria memiliki 576 ribu tentara dan hanya sedikit atau tidak memiliki kekuatan di lautan. Mereka memberikan perlawanan terus-menerus kepada Perancis sehingga kemungkinan besar tentara yang terlibat bisa mencapai 1 juta sampai berakhirnya perang. Prusia hanya mempunyai 320 ribu tentara saja selama perang ini, sedangkan Spanyol sekitar 300 ribu ditambah beberapa unit pasukan yang bergerilya.
Austria memiliki 576 ribu tentara dan hanya sedikit atau tidak memiliki kekuatan di lautan. Mereka memberikan perlawanan terus-menerus kepada Prancis sehingga kemungkinan besar tentara yang terlibat bisa mencapai 1 juta sampai berakhirnya perang. Prusia hanya mempunyai 320 ribu tentara saja selama perang ini, sedangkan Spanyol sekitar 300 ribu ditambah beberapa unit pasukan yang bergerilya.


Amerika Serikat mengirim 286.730 personel, sedangkan konfederasi Maratha, [[Kesultanan Utsmaniyah]], Italia, Napoli dan Kadipaten Warsawa menyumbang lebih dari 100 ribu personel. Bahkan setelah perang berakhir, banyak negara-negara kecil yang memiliki pasukan berkekuatan besar juga.
Amerika Serikat mengirim 286.730 personel, sedangkan konfederasi Maratha, [[Kesultanan Utsmaniyah]], Italia, Napoli dan Kadipaten Warsawa menyumbang lebih dari 100 ribu personel. Bahkan setelah perang berakhir, banyak negara-negara kecil yang memiliki pasukan berkekuatan besar juga.
Baris 352: Baris 352:
Tetapi data jumlah tentara yang disebutkan tadi berasal dari sumber militer resmi dan sering pada kenyataannya jumlahnya jauh lebih sedikit dikarenakan banyaknya tentara yang desersi, penipuan oleh komandan lapangan yang menyetor daftar prajurit yang dilebih-lebihkan untuk mengambil keuntungan dari gaji yang diberikan pemerintah kepada unitnya, kematian, dan di beberapa negara bahkan terang-terangan berbohong untuk memenuhi jumlah tentara yang ditargetkan.
Tetapi data jumlah tentara yang disebutkan tadi berasal dari sumber militer resmi dan sering pada kenyataannya jumlahnya jauh lebih sedikit dikarenakan banyaknya tentara yang desersi, penipuan oleh komandan lapangan yang menyetor daftar prajurit yang dilebih-lebihkan untuk mengambil keuntungan dari gaji yang diberikan pemerintah kepada unitnya, kematian, dan di beberapa negara bahkan terang-terangan berbohong untuk memenuhi jumlah tentara yang ditargetkan.
Bangkitnya [[Revolusi Industri]] sendiri pada tahap awal banyak dipengaruhi oleh besarnya jumlah pasukan militer. Karena hal ini menjadikan banyak pabrik yang harus memproduksi senjata dan peralatan militer lainnya dalam jumlah besar. Inggris merupakan produsen peralatan perang yang terbesar selama konflik ini, mereka mengirimkan sebagian besar senjata ini kepada sekutu-sekutunya (dan hanya memakainya sedikit). Sebaliknya Perancis yang juga menjadi produsen peralatan perang nomor dua terbesar, memproduksinya untuk memperlengkapi pasukannya sendiri dan juga sekutu-sekutunya.
Bangkitnya [[Revolusi Industri]] sendiri pada tahap awal banyak dipengaruhi oleh besarnya jumlah pasukan militer. Karena hal ini menjadikan banyak pabrik yang harus memproduksi senjata dan peralatan militer lainnya dalam jumlah besar. Inggris merupakan produsen peralatan perang yang terbesar selama konflik ini, mereka mengirimkan sebagian besar senjata ini kepada sekutu-sekutunya (dan hanya memakainya sedikit). Sebaliknya Prancis yang juga menjadi produsen peralatan perang nomor dua terbesar, memproduksinya untuk memperlengkapi pasukannya sendiri dan juga sekutu-sekutunya.


Warisan untuk dunia militer lainnya adalah digunakannya ''semaphore'' oleh Perancis untuk saling berkomunikasi antara Menteri Perang, ''Carnot'', dengan pasukan di perbatasan selama tahun 1790-an. Dan Perancis tetap mempergunakan sistem ini sampai peperangan era Napoleon berakhir. Dan perlu ditambahkan pula bahwa pada konflik inilah pertama kali Perancis menggunakan [[balon]] udara untuk memantau posisi musuh pada pertempuran Fleurus, 26 Juni 1794, juga digunakannya roket serta meriam yang telah disempurnakan.
Warisan untuk dunia militer lainnya adalah digunakannya ''semaphore'' oleh Prancis untuk saling berkomunikasi antara Menteri Perang, ''Carnot'', dengan pasukan di perbatasan selama tahun 1790-an. Dan Prancis tetap mempergunakan sistem ini sampai peperangan era Napoleon berakhir. Dan perlu ditambahkan pula bahwa pada konflik inilah pertama kali Prancis menggunakan [[balon]] udara untuk memantau posisi musuh pada pertempuran Fleurus, 26 Juni 1794, juga digunakannya roket serta meriam yang telah disempurnakan.


== Peperangan era Napoleon dalam cerita fiksi ==
== Peperangan era Napoleon dalam cerita fiksi ==
* Novel karya '''[[Leo Tolstoy]]''', ''War and Peace'' menceritakan malapetaka yang diderita pasukan Napoleon akibat invasi ke Rusia
* Novel karya '''[[Leo Tolstoy]]''', ''War and Peace'' menceritakan malapetaka yang diderita pasukan Napoleon akibat invasi ke Rusia
* Novel karya '''Stendhal''', ''The Charterhouse of Parma'' diawali dengan menceritakan [[pertempuran Waterloo]] dan kemudian dilanjutkan cerita tentang mundurnya tentara Perancis dalam keadaan kacau balau
* Novel karya '''Stendhal''', ''The Charterhouse of Parma'' diawali dengan menceritakan [[pertempuran Waterloo]] dan kemudian dilanjutkan cerita tentang mundurnya tentara Prancis dalam keadaan kacau balau
* Serial ''Horatio Hornblower'' sebagian besar berlatar belakang selama peperangan era Napoleon
* Serial ''Horatio Hornblower'' sebagian besar berlatar belakang selama peperangan era Napoleon
* Serial ''Aubrey-Maturin'' karya '''Patrick O' Brian''' berlatar belakang selama peperangan era Napoleon
* Serial ''Aubrey-Maturin'' karya '''Patrick O' Brian''' berlatar belakang selama peperangan era Napoleon
Baris 368: Baris 368:


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Restorasi Perancis]] (1814-1830)
* [[Restorasi Prancis]] (1814-1830)
* [[Restorasi Eropa]] (1815-1848)
* [[Restorasi Eropa]] (1815-1848)
* [[Era Napoleon]]
* [[Era Napoleon]]
* [[Invasi Perancis ke Rusia (1812)]]
* [[Invasi Prancis ke Rusia (1812)]]
* [[Daftar pertempuran Napoleon|Daftar pertempuran yang terjadi selama peperangan era Napoleon]]
* [[Daftar pertempuran Napoleon|Daftar pertempuran yang terjadi selama peperangan era Napoleon]]
* [[Daftar Marsekal Napoleon]]
* [[Daftar Marsekal Napoleon]]
Baris 395: Baris 395:
* [http://www.datesofhistory.com/Wellesley-Arthur-Great-Britain.biog.html Kronologi Wellington]
* [http://www.datesofhistory.com/Wellesley-Arthur-Great-Britain.biog.html Kronologi Wellington]
* [http://www.datesofhistory.com/Napoleonic-Wars-Austria.general.html Kronologi Peperangan era Napoleon Austria]
* [http://www.datesofhistory.com/Napoleonic-Wars-Austria.general.html Kronologi Peperangan era Napoleon Austria]
* [http://www.datesofhistory.com/Napoleonic-Wars-France.general.html Kronologi Peperangan era Napoleon Perancis]
* [http://www.datesofhistory.com/Napoleonic-Wars-France.general.html Kronologi Peperangan era Napoleon Prancis]
* [http://www.datesofhistory.com/Napoleonic-Wars-Germany.general.html Kronologi Peperangan era Napoleon Jerman]
* [http://www.datesofhistory.com/Napoleonic-Wars-Germany.general.html Kronologi Peperangan era Napoleon Jerman]
* [http://www.datesofhistory.com/Napoleonic-Wars-Great-Britain.general.html Kronologi Peperangan era Napoleon Britania Raya]
* [http://www.datesofhistory.com/Napoleonic-Wars-Great-Britain.general.html Kronologi Peperangan era Napoleon Britania Raya]
Baris 415: Baris 415:


[[Kategori:Peperangan era Napoleon| ]]
[[Kategori:Peperangan era Napoleon| ]]
[[Kategori:Sejarah Perancis]]
[[Kategori:Sejarah Prancis]]
[[Kategori:Artikel kelas-A bertopik militer]]
[[Kategori:Artikel kelas-A bertopik militer]]

Revisi per 2 Februari 2019 11.11

Peperangan era Napoleon adalah serangkaian peperangan yang terjadi selama Napoleon Bonaparte memerintah Prancis (1799–1815).

Perang ini terjadi (khususnya) di benua Eropa, tetapi juga di beberapa tempat di benua lainnya dan merupakan kelanjutan dari perang yang dipicu oleh Revolusi Prancis pada tahun 1789.

Perang ini menyebabkan perubahan besar pada sistem militer di Eropa terutama artileri dan organisasi militer, dan juga pada masa inilah pertama kalinya diadakan wajib militer secara resmi sehingga jumlah tentara berlipat ganda.

Kekuatan Prancis dengan cepat berkembang, menaklukkan sebagian besar Eropa dan juga cepat ambruknya setelah mengalami kekalahan telak dari Rusia pada tahun 1812. Setelah kekalahan ini Napoleon menyerah total, sehingga dinasti Bourbon kembali berkuasa di Prancis. Sementara itu wilayah kekaisaran Spanyol satu persatu daerah jajahannya mulai lepas akibat invasi Prancis, yang mengakibatkan lemahnya Spanyol sehingga memicu timbulnya revolusi di Amerika Latin.

Tidak ada kesepakatan para sejarawan untuk memastikan kapan Perang Revolusi Prancis berakhir dan peperangan era Napoleon dimulai. Beberapa tanggal yang diajukan antara lain:

  • Tanggal 9 November 1799, ketika Napoleon merebut kekuasaan di Prancis
  • Tanggal 18 Mei 1803, ketika Inggris dan Prancis melanggar gencatan senjata yang mereka sepakati sebelumnya
  • Tanggal 2 Desember 1804, ketika Napoleon mengangkat dirinya sendiri sebagai kaisar.

Peperangan era Napoleon berakhir ketika ia mengalami kekalahan dalam Pertempuran Waterloo (18 Juni 1815) dan disepakatinya pakta Paris yang kedua. Beberapa sumber sejarah (terutama di Inggris) menamakan peperangan dari tahun 1792 sampai 1815 ini dengan nama Perang Prancis Raya, atau sebagai babak penutup dari Perang 200 Tahun antara Inggris dan Prancis[2][3][4] yang dimulai sejak tahun 1689 sampai dengan tahun 1815.

Latar belakang, 1789–1802

Revolusi Prancis mengancam kerajaan-kerajaan lain di benua Eropa, dan menjadi persoalan yang lebih serius dengan ditangkapnya raja Louis XVI pada tahun 1792 dan pelaksanaan hukuman mati terhadapnya di bulan Januari tahun 1793. Usaha pertama untuk menghancurkan Republik Prancis ini dimulai pada tahun 1792 ketika Austria, Kerajaan Sardinia, Kerajaan Napoli, Prusia, Spanyol, dan Kerajaan Britania Raya membentuk koalisi pertama. Dengan ditetapkan undang-undang Prancis yang baru, termasuk wajib militer secara serentak (levée en masse), pembaharuan sistem militer, dan perang secara total, memberikan kontribusi bagi kemenangan Prancis atas koalisi pertama. Perang berakhir ketika Austria dituntut oleh Napoleon menerima syarat-syarat dalam perjanjian Campo Formio. Kerajaan Britania Raya menjadi satu-satunya kerajaan yang tersisa dari koalisi pertama yang memerangi Prancis sampai dengan tahun 1797.

Koalisi kedua dibentuk pada tahun 1798, yang terdiri atas beberapa kerajaan: Austria, Britania Raya, Kerajaan Napoli, Kesultanan Utsmaniyah, Negara Kepausan, Portugal, dan Rusia. Napoleon Bonaparte, sang arsitek utama kemenangan Prancis pada tahun lalu atas koalisi pertama, melancarkan aksi militer ke Mesir (beberapa ilmuwan diikutsertakan dalam ekspedisi ini termasuk Jean Baptiste Joseph Fourier dan Jean-Francois Champollion).

Napoleon kembali ke Prancis pada tanggal 23 Agustus 1799. Kemudian ia mengambil alih pemerintahan pada tanggal 9 November 1799 dalam sebuah kudeta bernama 18 Brumaire. Napoleon menata ulang sistem militer dan membuat pasukan cadangan untuk mendukung aksi militer di sekitar Rhine dan Italia. Di semua pertempuran, Prancis lebih unggul. Di Italia, Napoleon memenangkan pertempuran dengan Austria dalam Marengo pada tahun 1800. Tetapi pertempuran yang menentukan terjadi di Rhein, wilayah Hohenlinden pada tahun 1800. Dengan kalahnya Austria ini, kekuatan koalisi kedua hancur. Akan tetapi Britania Raya tetap kuat dan memberi pengaruh yang besar kepada negara-negara lainnya agar dapat mengalahkan Prancis. Napoleon menyadari hal ini, tanpa kekalahan Inggris atau perjanjian damai dengannya maka ia tidak akan pernah mencapai perdamaian secara penuh di benua Eropa.

Perang Inggris dan Prancis, 1803–1814

Tidak seperti anggota koalisi lainnya, Inggris tetap berperang secara kecil-kecilan dengan Prancis. Dengan perlindungan dari armada lautnya yang sangat kuat (seperti yang diucapkan Admiral Jervis "Saya tidak menjamin bahwa Prancis tidak akan datang menyerang kita, tetapi saya menjamin bahwa mereka tidak akan datang lewat laut"), Inggris dapat tetap mensuplai dan mengadakan perlawanan didarat secara global selama lebih dari satu dekade. Bala tentara Inggris juga menyokong pemberontak di Spanyol melawan Prancis dalam perang Peninsular pada tahun 1808-1814. Dilindungi oleh kondisi alam yang menguntungkan, serta dibantu dengan pergerakan gerilyawan yang sangat aktif, pasukan Anglo-Portugis ini sukses mengganggu pasukan Prancis selama beberapa tahun. Puncaknya pada tahun 1815, tentara Inggris memainkan peran penting dalam mengalahkan pasukan Napoleon pada pertempuran Waterloo.

Dimahkotainya Napoleon (dilukis oleh Jacques-Louis David)

Sebenarnya perjanjian damai (Persetujuan Amiens) antara Inggris dan Prancis telah disepakati pada tanggal 25 Maret 1802. Tetapi kedua belah pihak tidak pernah mematuhinya. Aksi militer kedua belah pihak selalu merusak perjanjian ini seperti misalnya Prancis ikut andil dalam kericuhan sipil di Swiss (Stecklikrieg) dan menduduki beberapa kota di Italia, sementara Inggris menduduki Malta. Napoleon juga berusaha mengembalikan hukum kolonial di laut. Pada awal ekspedisi ini kelihatan sukses, akan tetapi dengan cepat berubah menjadi bencana. Komandan Prancis, juga saudara ipar Napoleon dan hampir sebagian besar tentaranya meninggal akibat wabah penyakit kuning, dan juga karena serangan musuh.

Napoleon menjadi Kaisar Prancis pada tanggal 18 Mei 1804 dan menobatkan dirinya sendiri sebagai penguasa Notre-Dame pada tanggal 2 Desember.

Koalisi ketiga, 1805

Napoleon berencana menyerang Inggris[5][6][7], dan menyusun 180.000 tentara di Boulogne. Namun, untuk invasinya, ia membutuhkan keunggulan laut - atau paling tidak dapat memukul mundur Britania dari Selat Inggris. Rencana untuk menarik perhatian Britania dengan mengganggu jajahan mereka di India Barat gagal ketika armada Prancis-Spanyol di bawah Laksamana Villeneuve mundur setelah pertempuran Cape Finisterre pada 22 Juli 1805. Angkatan Laut Kerajaan memblokade Villeneuve di Cádiz sampai ia pergi menuju Naples pada 19 Oktober; skuadron Britania menangkap dan menaklukkan armadanya dalam Pertempuran Trafalgar tanggal 21 Oktober (komandan Britania, Lord Nelson, tewas dalam pertempuran). Napoleon tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk menantang Britania di laut. Napoleon membatalkan semua rencananya untuk menyerang Kepulauan Britania, dan membalikan perhatiannya ke musuhnya di Benua Eropa sekali lagi. Tentara Prancis meninggalkan Boulogne dan bergerak menuju Austria.

Situasi strategis keadaan Eropa tahun 1805 sebelum Perang Koalisi Ketiga

Pada bulan April 1805, Inggris dan Rusia menandatangani kesepakatan dengan tujuan mengusir Prancis dari Belanda dan Swiss. Austria ikut serta dalam aliansi ini setelah pencaplokan wilayah Genoa dan penobatan Napoleon sebagai Raja Italia pada tanggal 17 Maret 1805.

Austria memulai peperangan dengan menginvasi Bayern dengan bala tentaranya yang berjumlah 70 ribu jiwa di bawah pimpinan Karl Mack von Leiberich. Dengan segera tentara Prancis keluar dari Boulogne pada akhir Juli 1805 untuk menghadapinya. Keduanya bertemu di Ulm (25 September – 20 Oktober). Napoleon mengepung tentara Mack memaksanya menyerah. Dengan dikalahkannya tentara Austria di utara pegunungan Alpen (tentara lainnya di bawah pimpinan Adipati Agung Charles berputar balik sehingga bertemu tentara Prancis lainnya pimpinan marsekal André Masséna di Italia), Napoleon menduduki Wina. Jauh di belakang garis suplainya, ia berhadapan dengan bala tentara Austria-Rusia yang lebih besar di bawah komandan Mikhail Kutuzov, juga kaisar Alexander dari Rusia turut serta. Pada tanggal 2 Desember, Napoleon menyerbu gabungan tentara dua negara ini yang berada di Moravia, Austerlitz (inilah kemenangan terbesar Napoleon). Napoleon hanya kehilangan 7 ribu tentaranya, sementara kerugian tentara gabungan sekitar 25 ribu jiwa.

Austria menandatangani kesepakatan Pressburg pada tanggal 26 Desember 1805 dan keluar dari koalisi. Perjanjian ini meminta Austria menyerahkan Venesia kepada Kekaisaran Prancis yang meliputi Italia dan Tyrol sampai dengan Bayern.

Dengan mundurnya Austria dari perang ini, tentara Napoleon mencatat kemenangan terus-menerus di daratan, akan tetapi kekuatan penuh tentara Rusia belumlah ikut serta saat itu.

Koalisi keempat, 1806–1807

Napoleon di Berlin (Lukisan karya Meynier). Setelah mengalahkan tentara Prusia dalam pertempuran Jena-Auerstedt, tentara Prancis memasuki Berlin pada tanggal 17 Oktober 1806

Koalisi keempat terbentuk beberapa bulan setelah runtuhnya koalisi ketiga dan terdiri dari Prusia, Rusia, Saxon, Swedia, dan Inggris. Pada bulan Juli 1806, Napoleon membentuk Konfederasi Rhein untuk menyatukan negara-negara kecil di Jerman.

Akibat terpecahnya kerajaan-kerajaan Jerman, dan atas desakan Napoleon, Kaisar Franz II dari Austria menyatakan bubarnya Kekaisaran Romawi Suci yang dipimpinnya pada tanggal 6 Agustus 1806. Sejak itu berakhirlah suatu imperium longgar bangsa-bangsa Jerman yang berlangsung hampir selama 850 tahun.

Karena tidak bisa menerima hal ini, Friedrich Wilhelm III dari Prusia, yang merupakan anggota imperium, pada bulan yang sama membuat keputusan yang berani dengan menyatakan perang secara terpisah melawan Prancis dan negara-negara koalisi. Di bulan September, Napoleon menggerakkan seluruh pasukannya yang berada di timur Rhein. Napoleon sendirilah yang mengalahkan tentara Prusia di Jena pada tanggal 14 Oktober 1806, dan Marsekal Davout mengalahkan lainnya di Auerstädt pada hari yang sama. Sekitar 160 ribu tentara Prancis (jumlah yang bertambah terus seiring dengan kemenangan-kemenangan yang diraih Napoleon) menyerang Prusia dengan strategi yang jitu disertai pergerakan yang cepat, sehingga berhasil menghancurkan kekuatan militer yang lebih besar dan kuat yaitu sekitar seperempat juta tentara Prusia; dengan korban jiwa 25 ribu orang, menahan sekitar 150 ribu orang, menyita 4 ribu artileri, serta lebih dari 100 ribu musket di Berlin.

Sebenarnya Napoleon hanya melawan satu detasemen tentara Prusia saja di Jena. Di Auerstädt-lah pertempuran besar terjadi, melibatkan satu korps tentara Prancis mengalahkan tentara Prusia yang berjumlah sangat besar. Napoleon memasuki Berlin pada tanggal 27 Oktober 1806. Dia mengunjungi makam Friedrich yang Agung dan menginstruksikan seluruh marsekalnya untuk melepas topi mereka untuk memberi penghormatan seraya berucap

Dalam perang melawan Prusia ini, Napoleon hanya membutuhkan waktu 19 hari saja untuk menyerang tentara Prusia di Jena dan Auerstädt, mengalahkannya, dan akhirnya menduduki Berlin. Hal ini sangat fantastis dan brilian, karena sebaliknya Prusia yang sudah bertempur selama 3 tahun sejak keiikutsertaan dalam koalisi pertama hanya sedikit saja memperoleh keberhasilan.

Selama konflik ini tercatat Malta mengirimkan bantuan kepada Rusia dan Prusia dengan harapan mereka mendapat aliansi politis melawan Napoleon dan Prancis, akan tetapi hal ini tidak berhasil karena bajak laut di sekitar Pantai Barbari menghadang dan merampas bantuan tersebut.

Babak selanjutnya dari peperangan era Napoleon ini, adalah dipaksanya Rusia keluar dari Polandia oleh Prancis dan didirikan negara baru bernama Kadipaten Warsawa. Kemudian Napoleon beralih ke utara untuk berhadapan dengan sisa-sisa tentara Rusia, dan berusaha untuk menduduki ibukota sementara Prusia, Koenigsberg. Dengan taktik berpindah di Pertempuran Eylau (7 Februari – 8 Februari 1807), Prancis berhasil memaksa Rusia mundur ke utara lebih jauh lagi. Lalu Napoleon mengepung mereka di Friedland (14 Juni 1807). Akibat kekalahan ini, Tsar Alexander terpaksa mengadakan perdamaian dengan Napoleon di Tilsit (7 Juli 1807). Pada bulan September, Marsekal Brune secara menyeluruh berhasil menduduki Pomerania. Meskipun demikian, dia tetap mengizinkan pasukan Swedia yang kalah untuk mundur bersama peralatan perang mereka.

Koalisi kelima, 1809

Menyerahnya Madrid (Gros), 1808. Napoleon menduduki ibukota Spanyol, Madrid.

Koalisi kelima terdiri dari Britania Raya dan Austria yang dibentuk untuk melawan Prancis di daratan. Sementara di laut, sekali lagi Inggris berperang sendirian melawan sekutu-sekutu Napoleon. Tercatat sejak koalisi kelima terbentuk, angkatan laut kerajaan Inggris mencapai kesuksesan di daerah koloni Prancis dan memperoleh kemenangan yang besar melawan Denmark di Pertempuran Kopenhagen (2 September 1807).

Di daratan, koalisi kelima berusaha memperluas wilayah tetapi dengan pergerakan militer terbatas. Seperti yang terjadi pada ekspedisi Walcheren pada tahun 1809, yang melibatkan angkatan darat Inggris dibantu oleh angkatan lautnya untuk membebaskan tentara Austria yang berada dalam tekanan tentara Prancis. Ekpedisi ini berakhir menjadi bencana setelah tentara yang dikomandani oleh John Pitt (pangeran kedua dari Chatham) gagal mencapai target yaitu pangkalan angkatan laut Prancis di Antwerpen.

Dalam tahun-tahun selama koalisi kelima ini, pergerakan militer Inggris di daratan, terkecuali di jazirah Iberia (Al-Andalus), masih terbatas pada taktik serang dan lari dibantu oleh angkatan laut yang mendominasi laut setelah sukses menghancurkan hampir seluruh kemampuan angkatan laut Prancis dan sekutunya dan juga memblokade laut di sekitar pangkalan-pangkalan milik Prancis yang masih dipertahankan dengan kuat.

Serangan kilat ini mirip dengan metode serangan yang dilancarkan oleh para gerilyawan. Umumnya angkatan laut membantu angkatan darat untuk menghancurkan kapal-kapal Prancis, mengganggu pengiriman, komunikasi, dan garnisun-garnisun militer di sekitar pantai. Dan sering juga angkatan laut datang menolong dengan menurunkan tentara mereka untuk membantu operasi militer yang dilancarkan bermil-mil jauhnya dari pantai.

Kapal-kapal milik angkatan laut Inggris bahkan membantu dengan gempuran artileri dari moncong-moncong meriam mereka jika tentara Prancis yang bertempur tersesat hingga dekat dengan garis pantai. Tetapi bagaimanapun juga, kualitas dan kemampuan dari angkatan darat-lah yang sangat berpengaruh dari sukses tidaknya suatu operasi militer. Sebagai contoh, ketika taktik ini dilancarkan di Spanyol, kadangkala angkatan laut gagal mencapai target karena kurangnya kualitas dan kemampuan tentaranya.

Wilayah Kekaisaran Prancis di Eropa tahun 1811, saat mendekati puncak kejayaannya. Warna hijau terang atau gelap merupakan wilayah Prancis dan teritorialnya sedangkan warna biru, merah muda dan kuning mengindikasikan negara-negara bentukan Prancis

Peperangan ini juga merembet ke perang ekonomi antara sistem kontinental yang diterapkan oleh Prancis menghadapi blokade laut oleh Inggris di setiap wilayah kekuasaan Prancis. Kedua belah pihak selalu membuat konflik baru agar sistem mereka bisa dilaksanakan. Inggris berperang dengan Amerika antara tahun 1812-1815, sementara Prancis ikut serta dalam perang di Semenanjung Eropa selama tahun 1808-1814. Konflik di Andalusia dimulai ketika Portugal melanjutkan perdagangan dengan Inggris meskipun ada larangan dari pihak Prancis. Ketika Spanyol mengalami kegagalan untuk mempertahankan aliansinya dengan Prancis, dengan segera tentara Prancis menyerang dan menduduki ibukota Madrid.

Austria yang sebelumnya menjadi sekutu Prancis, mengambil kesempatan untuk mengembalikan wilayah mereka di Jerman yang pernah dikuasainya sebelum mengalami kekalahan dalam perang di Austerlitz. Mereka memperoleh beberapa kemenangan atas tentara marsekal Davout yang memang terlalu sedikit dalam menjaga seluruh front timur. Napoleon hanya menempatkan sekitar 170.000 tentaranya untuk menjaga seluruh front timur ini. (bandingkan dengan tahun 1790-an, ada sekitar 800.000 tentara yang menjaga front timur ini bahkan lebih pendek jaraknya saat itu).

Napoleon sangat gembira dengan keberhasilan pasukannya merebut Spanyol dan menduduki Madrid dengan mudah, dan memaksa mundur sejumlah besar tentara Inggris dari Andalusia (Pertempuran Corunna, 16 Januari 1809). Akan tetapi serangan yang dilancarkan Austria mencegah Napoleon menyelesaikan pengusiran tentara Inggris dari Andalusia karena dia harus pergi ke Austria untuk memimpin pasukan dan tidak pernah kembali ke arena pertempuran di jazirah ini. Karena ketidakhadirannya beserta marshal terbaiknya (Davout tetap memimpin di timur selama peperangan), situasi di Spanyol makin memburuk, terutama ketika Jenderal Inggris Sir Arthur Wellesley yang terkenal itu tiba untuk memimpin pasukan.

Tentara Austria menyerbu ke kadipaten Warsawa tetapi mengalami kekalahan pada Pertempuran Radzyn pada tanggal 19 April 1809. Tentara Polandia menduduki Galicia barat menambah daftar kesuksesan mereka.

Kemudian Napoleon memimpin sendiri tentaranya untuk melakukan serangan balik ke Austria. Setelah melalui beberapa pertempuran kecil, Austria akhirnya dipaksa mundur dari Bayern, sementara Napoleon terus bergerak memasuki Austria. Akibat keinginannya untuk segera menyeberangi sungai Danube mengakibatkan pertempuran besar yang terkenal dengan nama Pertempuran Aspern-Essling (22 Mei 1809) — Kekalahan telak pertama yang diderita Napoleon dari pasukan Austria yang dipimpin oleh Jenderal Archduke Karl. Baru pada awal bulan Juli (5 Juli6 Juli), Napoleon berhasil merebut Vienna dengan mengalahkan tentara Austria pada Pertempuran Wagram. (Pada saat berlangsung pertempuran ini, Napoleon mencopot Marsekal Bernadotte dari jabatannya dan mempermalukan dia di hadapan marsekal senior lainnya. Segera setelah kejadian ini, Bernadotte menerima tawaran dari Swedia untuk mengisi posisi sebagai pangeran. Selanjutnya dia secara aktif berpartisipasi dalam peperangan ini melawan Napoleon.)

Perang koalisi kelima ini berakhir dengan kesepakatan Schönbrunn (14 Oktober 1809). Selanjutnya di timur hanya pemberontak Tyrol-lah yang dipimpin oleh Andreas Hofer yang tetap melanjutkan perlawanan terhadap tentara Prancis-Bayern sampai akhirnya mereka dikalahkan pada bulan November 1809, sementara itu perang di semenanjung Eropa Barat tetap berlanjut.

Kekaisaran Prancis mencapai puncak kejayaannya pada tahun 1810 dengan wilayah kekuasaan yang begitu luas. Sementara itu Inggris dan Portugal tetap menjaga area di sekitar Lisbon (di belakang garis depan di Torres Vedras) dan untuk mengepung Cadiz. Napoleon menikah dengan Marie-Louise, Putri dari Austria, dengan maksud untuk mempererat aliansi dengan Austria dan memperoleh keturunan untuk menjadi putra mahkota baru. Hal ini tidak didapatkannya dari istri pertama, Josephine. Sebagai kaisar Prancis, Napoleon mengontrol negara-negara konfederasi Swiss, konfederasi Rhine, kadipaten Warsawa dan kerajaan Italia. Wilayah-wilayah di bawah kekaisaraan Prancis termasuk:

  • Kerajaan Spanyol (di bawah pimpinan Joseph Bonaparte, saudara laki-laki Napoleon)
  • Kerajaan Westphalia (Jerome Bonaparte, saudara laki-laki Napoleon)
  • Kerajaan Napoli (Joachim Murat, suami dari Caroline, saudara perempuan Napoleon)
  • Kerajaan Lucca dan Piombino (saudara perempuan Napoleon Elisa Bonaparte dan suaminya Felice Bacciocchi)
  • Bekas musuh Napoleon sebelumnya, Prusia dan Austria.

Invasi ke Rusia, 1812

Seperti yang disebutkan di atas, hasil dari pakta Tilsit tahun 1807 mengakibatkan perang Anglo-Rusia 1807–1812. Tsar Alexander I menyatakan perang kepada Inggris setelah Inggris menyerang Denmark pada bulan September tahun 1807. Banyak pelaut Inggris yang ikut membantu armada laut Swedia selama perang Finlandia dan memperoleh kemenangan atas Rusia di teluk Finlandia pada bulan Juli tahun 1808 dan bulan Agustus tahun 1809, tetapi kemenangan tentara Rusia di daratan memaksa Swedia menandatangani perjanjian damai dengan Rusia pada tahun 1809 dan dengan Prancis pada tahun 1810 juga harus bergabung untuk memblokade Inggris.

Akan tetapi hubungan Prancis dan Rusia menjadi semakin buruk setelah tahun 1810, sementara perang Rusia dan Inggris telah berakhir. Pada bulan April tahun 1812, Rusia, Inggris dan Swedia menandatangani perjanjian rahasia untuk bergabung melawan Napoleon.

Napoleon menginvasi Rusia pada tahun 1812 dengan maksud memaksa kaisar Alexander I tetap mengikuti sistem kontinental yang diterapkannya dan memperkecil kemungkinan ancaman Rusia yang akan menginvasi Polandia. Dengan membawa pasukan dalam jumlah besar yaitu sekitar 650.000 orang (270.000 orang Prancis, sisanya tentara dari berbagai wilayah lain) pada tanggal 23 Juni 1812 mereka menyeberangi sungai Niemen. Rusia menyatakan ini sebagai perang patriotik membela negara sementara Napoleon menyatakannya sebagai perang Polandia Kedua. Hal ini tidak seperti harapan rakyat Polandia (ada sekitar 100.000 tentara Polandia yang bergabung dalam invasi ini) yakni Napoleon ternyata tidak ingin bernegosiasi dengan Rusia.

Rusia menerapkan strategi membumihanguskan kota sambil mundur teratur.[8][9] Pertempuran hanya terjadi di Borodino pada tanggal 7 September 1812. Pada tanggal 14 September 1812, pasukan Napoleon berhasil masuk kota Moskwa yang sebenarnya sudah ditinggalkan penduduknya dan dibumihanguskan atas perintah gubernur-nya: Pangeran Fyodor Vasilievich Rostopchin.[10][11]

Akhirnya dimulailah penarikan pasukan secara besar-besaran dari Kota Moskwa akibat cuaca yang sangat dingin dan juga makin hebatnya serangan Rusia yang memang memanfaatkan cuaca dingin sebagai senjata. Korban mencapai sekitar 380.000 jiwa (kebanyakan akibat kelaparan dan kedinginan) dan 100.000 ditawan.[12] Korban jiwa pada pihak Rusia sekitar 210.000 jiwa.[13] Pada bulan November, sisa dari pasukan besar ini menyeberangi sungai Berezina dan hanya sekitar 27.000 tentara yang masih dalam kondisi fit. Napoleon kemudian meninggalkan tentaranya dan kembali ke Prancis untuk menyiapkan pertahanan di Polandia dari serangan tentara Rusia.

Koalisi keenam, 1812-1814

Melihat adanya kemungkinan untuk mengalahkan Napoleon yang sudah lemah akibat kekalahan besar di Rusia, dengan segera Prusia, Swedia, Austria, dan beberapa negara kecil di Jerman ikut dalam peperangan lagi. Napoleon bersumpah dia akan membentuk tentara baru sebesar tentara yang dia kirimkan ke Rusia, dan memang dengan secara cepat dia membentuk tentaranya di timur dari 30.000 menjadi 130.000 dan pada akhirnya mencapai 400.000 orang. Pertempuran pun segera terjadi di Lützen (2 Mei 1813) dan Bautzen (20-21 Mei 1813) yang mengakibatkan kerugian besar di pihak koalisi yaitu sekitar 40 ribu jiwa. Tercatat lebih dari 250.000 tentara yang terlibat dalam dua pertempuran ini.

Sementara itu pada peperangan di semenanjung Eropa tepatnya di kota Vitoria ( 21 Juni 1813), pasukan Arthur Wellesley meraih kemenangan atas pasukan Joseph Bonaparte sehingga hancurlah kekuatan Prancis di Spanyol dan memaksa mereka mundur melewati pegunungan Pyrene.

Kedua belah pihak menyatakan gencatan senjata yang mulai efektif tanggal 4 Juni sampai dengan 13 Agustus 1813. Selama masa damai ini kedua belah pihak berusaha pulih dari kerugian yang dideritanya sejak bulan April yang telah menelan korban jiwa hampir seperempat juta. Pihak koalisi juga berhasil memengaruhi Austria agar berperang melawan Prancis. Akhirnya dua inti dari pasukan Austria yang berjumlah 300.000 orang ikut serta dalam koalisi sehingga menambah kekuatan mereka di Jerman. Total jumlah pasukan koalisi saat itu mencapai 800.000 tentara di garis depan Jerman, dengan cadangan mencapai 350.000 tentara.

Kesuksesan Napoleon dalam dua pertempuran melawan koalisi keenam di atas ternyata membawa pengaruh besar pada kekuatan angkatan perangnya sehingga menjadi sekitar 650.000 tentara — meskipun sebenarnya hanya 250.000 tentara yang langsung di bawah komandonya, sementara lainnya 120 ribu tentara di bawah komando marsekal Nicolas Charles Oudinot dan 30.000 di bawah komando marsekal Davout.

Negara-negara yang bergabung dalam konfederasi Rhine, terutama Saxon dan Bayern adalah penyumbang tentara terbesar untuk Napoleon. Di selatan, Kerajaan Napoli dan Kerajaan Italia turut menambah kekuatan dengan menyediakan sekitar 100.000 tentara. Sementara di Spanyol masih ada sekitar 150-200 ribuan tentara Prancis meskipun saat itu mereka sudah dipaksa mundur oleh Inggris dari wilayah tersebut. Jadi ada sekitar 900.000 tentara Prancis yang tersebar di semua medan pertempuran berhadapan dengan sekitar 1 juta tentara koalisi (belum termasuk tentara cadangan di Jerman).

Setelah masa gencatan senjata selesai, tampaknya Napoleon akan meraih kembali masa kejayaannya setelah meraih kemenangan besar atas tentara koalisi di Dresden pada bulan Agustus tahun 1813. Akan tetapi di medan pertempuran lain semua marsekalnya mengalami kekalahan sehingga kemenangan ini menjadi tidak ada artinya lagi. Pada Pertempuran Leipzig di Saxon (16-19 Oktober 1813) yang juga dikenal dengan nama pertempuran banyak bangsa, sekitar 190.000 tentara Prancis berhadapan dengan 300.000 tentara koalisi, yang pada akhirnya memaksa mereka mundur sampai ke kampung halamannya sendiri, Prancis. Kemudian Napoleon masih memimpin beberapa pertempuran lagi termasuk pertempuran Arcis-sur-Aube di Prancis sendiri, akan tetapi karena banyaknya jumlah tentara koalisi yang terlibat pertempuran membuat mereka kewalahan.

Tentara Rusia memasuki kota Paris tahun 1814

Akhirnya pasukan koalisi memasuki Paris pada tanggal 30 Maret 1814. Tercatat Napoleon masih memimpin pasukannya dan mendapat kemenangan berkali-kali atas pasukan koalisi yang maju terus menuju Paris. Akan tetapi dia hanya memimpin sekitar 70.000 tentara melawan 500.000 tentara koalisi, suatu jumlah yang tidak sebanding. Pada tanggal 9 Maret 1814 diadakan perjanjian Chaumont yang menyetujui agar koalisi tetap dipertahankan sampai pasukan Napoleon dapat dikalahkan seluruhnya.

Napoleon memutuskan tetap bertempur, meskipun dia sudah di ambang kekalahan. Selama masa ini tercatat dia mengeluarkan 900.000 surat keputusan wajib militer tetapi hanya beberapa saja yang berhasil dilaksanakan. Akhirnya Napoleon kalah dan turun takhta pada tanggal 6 April 1814, tetapi pasukannya di Italia, Spanyol dan Belanda masih terus melakukan perlawan selama musim semi tahun 1814.

Pihak koalisi memutuskan untuk mengasingkan Napoleon ke pulau Elba, dan mengembalikan Prancis menjadi kerajaan serta mengangkat Louis XVIII sebagai raja. Mereka juga mengadakan perjanjian di Fontainebleau (11 April 1814) serta kongres di Wina untuk menata ulang peta wilayah di Eropa.

Perang Denmark-Inggris, 1807-1814

Selama peperangan era Napoleon, sebenarnya Denmark - Norwegia menyatakan sebagai negara netral dan hanya mengadakan perdagangan dengan Prancis. Akan tetapi pihak Inggris yang terus-menerus menyerang, menangkap dan menghancurkan sebagian besar armada laut Denmark pada pertempuran Kopenhagen pertama (2 April 1801) dan hal ini diulangi lagi pada pertempuran Kopenhagen kedua (Agustus-September 1807) mengakibatkan Denmark melakukan perang gerilya terhadap armada Inggris di laut Denmark-Norwegia dengan menggunakan kapal-kapal kecil yang dilengkapi meriam. Perang ini akhirnya berhenti setelah Inggris meraih kemenangan pada pertempuran Lyngor pada tahun 1812, yang mengakibatkan kerusakan pada kapal Denmark yang terakhir, yaitu kapal perang Najaden.

Koalisi ketujuh, 1815

Koalisi ketujuh yang terdiri atas Britania Raya, Rusia, Prusia,Swedia, Austria, dan Belanda serta sejumlah negara kecil di Jerman terbentuk pada tahun 1815 setelah larinya Napoleon dari pulau Elba (tercatat sekitar seratus hari dia kembali memimpin Prancis). Napoleon mendarat di Cannes pada tanggal 1 Maret 1815. Dalam perjalanannya ke Paris, ia mengumpulkan tentara yang masih setia kepadanya, dan akhirnya menggulingkan raja Louis XVIII. Pihak koalisi segera mengumpulkan pasukan kembali untuk berhadapan dengannya. Napoleon berhasil mengumpulkan 280.000 orang, yang ia pecah menjadi beberapa kesatuan. Untuk menambah kekuatan, Napoleon memanggil kembali seperempat juta veteran perang serta membuat keputusan untuk mengadakan kembali wajib militer agar dapat menambah jumlah pasukan menjadi 2,5 juta tentara yang pada kenyataannya tidak berhasil dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menghadapi pasukan koalisi yang berjumlah sekitar 700.000 tentara.

Peta Pertempuran Waterloo

Dengan membawa 124.000 pasukannya yang berada di utara, Napoleon melakukan serangan kejutan ke posisi pasukan koalisi yang berada di Belgia. Serangan ini dia lakukan dengan harapan mendorong Inggris mundur ke laut dan memaksa Prusia keluar dari peperangan. Serangan kejutan ini mencapai sukses, memaksa Prusia bertempur di Ligny pada tanggal 16 Juni 1815 dan berhasil mengalahkan mereka sehingga mundur dalam keadaan kacau-balau. Pada hari yang sama tetapi di lain tempat, pasukan sayap kiri pimpinan marsekal Michel Ney sukses menahan bala bantuan yang akan datang dari tentara Wellington dalam Pertempuran Quatre Bras. Tetapi Ney gagal membersihkan persimpangan jalan Quatre Bras ini sehingga tentara Wellington dapat memperkuat kembali posisinya.

Dengan mundurnya Prusia, pasukan Welington yang tadinya ingin membantu menjadi mundur juga. Mereka kembali ke posisi semula di tebing Gunung Santa Jean, beberapa mil di selatan desa Waterloo. Napoleon membawa cadangan pasukannya yang ada di utara, dan bergabung dengan pasukan Ney untuk mengejar Wellington. Tetapi hal ini dia lakukan sebelum menginstruksikan kepada marsekal Grouchy untuk memimpin pasukan sayap kanan menahan tentara Prusia yang sudah bersatu kembali.

Grouchy gagal melaksanakan perintah ini, meskipun sebenarnya pasukan von Thielmann berhasil mengalahkan barisan belakang pasukan Prusia di Pertempuran Wavre pada tanggal 18-19 Juni, sisa pasukan Prusia tetap menuju Waterloo. Napoleon menunda Pertempuran Waterloo beberapa jam di pagi hari pada tanggal 18 Juni karena belum mengeringnya tanah akibat hujan pada malam sebelumnya. Ternyata sampai petang hari, pasukan Prancis belum mampu menaklukkan pasukan Wellington. Ketika pasukan Prusia akhirnya datang dan menyerang sayap kanan Prancis dalam jumlah besar, gagallah strategi Napoleon untuk tetap memecah kekuatan koalisi.

Marsekal Grouchy menebus kesalahannya di atas dengan sukses mengorganisasikan pasukan yang mundur dari kota Paris, sementara marsekal Davout dengan 117.000 tentaranya berhadapan dengan 116.000 tentara Blucher-Wellington. Secara militer sangat dimungkinkan Prancis mengalahkan gabungan kedua tentara ini akan tetapi situasi politik membuktikan bahwa kekaisaran sudah mulai jatuh. Jadi, meskipun akhirnya Davout sukses mengalahkan kedua gabungan pasukan ini, sekitar 400.000 tentara Rusia dan Austria tetap maju terus dari arah timur tidak terpengaruh akan kekalahan ini.

Ketika tiba di Paris pada hari ketiga sesudah kekalahan di Waterloo, Napoleon sebenarnya masih berharap timbulnya perlawanan rakyat untuk membela negara terhadap datangnya pasukan asing yang ingin menguasai Prancis. Akan tetapi hal ini tidak menjadi kenyataan karena secara umum rakyat Prancis menolak. Para politisi memaksa Napoleon untuk turun takhta lagi pada tanggal 22 Juni 1815. Meskipun akhirnya kaisar turun takhta, pertempuran sporadis masih terus berlanjut di sepanjang perbatasan timur dan di luar kota Paris sampai disepakatinya gencatan senjata tanggal 4 Juli. Baru pada tanggal 15 Juli, Napoleon menyerahkan dirinya ke skuadron Inggris di Rochefort yang selanjutnya membuangnya kembali ke pulau Saint Helena, tempat dia akhirnya meninggal dunia pada tanggal 5 Mei 1821.

Sementara itu di Italia, Joachim Murat yang masih menjadi Raja Napoli setelah menyerahnya Napoleon, sekali lagi menunjukkan loyalitas yang tinggi kepada saudara iparnya itu dengan melancarkan perang Neapolitan (bulan Maret sampai Mei 1815). Dia berharap mendapat dukungan para nasionalis yang saat itu sedang dilanda ketakutan atas berkembangnya pengaruh Habsburg. Tetapi dukungan yang diharapkannya tidaklah datang, dan akhirnya datanglah pasukan Austria sehingga pecah pertempuran Tolentino pada tanggal 2-3 Mei 1815 yang memaksanya untuk melarikan diri. Dinasti Bourbon akhirnya kembali menduduki takhta Napoli pada tanggal 20 Mei 1815. Murat dieksekusi di depan regu tembak pada tanggal 13 Oktober 1815.

Pengaruh politik

Napoleon sebagai raja Italia (lukisan karya Appiani)

Peperangan era Napoleon membawa perubahan besar di Eropa. Meskipun hampir semua wilayah di Eropa Barat di bawah kekuasaan Napoleon (prestasi yang hanya bisa dibandingkan dengan kekaisaran Romawi tempo dulu), peperangan antara Prancis dengan kekuatan lain di benua Eropa selama lebih dari dua dekade akhirnya sampai pada titik penghabisan. Setelah peperangan era Napoleon berakhir, dominasi Prancis di Eropa praktis lenyap, dan kembali lagi seperti pada masa Louis XIV.

Inggris akhirnya muncul sebagai negara superpower di dunia dan tidak dapat dibantah lagi bahwa angkatan laut Inggris menjadi yang terkuat di dunia, demikian juga mereka menjadi negara maju di bidang ekonomi dan industri.

Hampir di semua negara Eropa, cita-cita dari Revolusi Prancis (seperti demokrasi, hak dan persamaan dalam bidang hukum, dll.) mulai diadopsi. Hal ini mengakibatkan sulitnya para raja di Eropa mengembalikan hukum lama mereka dan terpaksa tetap memegang hukum-hukum yang diterapkan oleh Napoleon. Bahkan hingga hari ini beberapa dari hukum tersebut masih dipakai, misalnya di banyak negara Eropa hukum sipilnya jelas-jelas mengadopsi kode Napoleon.

Faham nasionalisme yang relatif baru saat itu dengan cepat berkembang di Eropa dan nantinya banyak memengaruhi jalannya sejarah di sana, mulai dari berdirinya negara baru atau berakhirnya suatu negara. Peta politik di Eropa berubah drastis setelah era Napoleon, tidak lagi berbasis aristrokat atau monarki mutlak tetapi berdasarkan kerakyatan. Era Napoleon telah menyebarkan benih bagi berdirinya negara Jerman modern dan Italia modern dengan bergabungnya negara-negara bagian dan juga kerajaan-kerajaan kecil.

Ide lain yang diadopsi dari Napoleon (walaupun dia sendiri gagal mewujudkannya) adalah harapannya untuk mewujudkan Eropa yang bersatu (ide ini digulirkan lagi setelah berakhirnya Perang Dunia II. Ide ini kini sudah diwujudkan dengan adanya mata uang tunggal Uni Eropa, Euro.

Warisan militer

Napoléon menyeberangi Alpen (karya Jacques-Louis David). Pada tahun 1800, Bonaparte memimpin Pasukan Prancis melintasi pegunungan Alpen, dan mengalahkan Austria pada Pertempuran Marengo

Peperangan era Napoleon juga memberikan perubahan yang sangat besar di dunia militer. Sebelum era Napoleon, negara-negara di Eropa biasanya memiliki tentara dalam jumlah sedikit dan itu pun banyak diisi oleh tentara bayaran - kadangkala mereka bertempur melawan negara asalnya sendiri. Inovasi militer yang timbul dalam era Napoleon yaitu mulai dikenalnya kekuatan rakyat yaitu jika seluruh rakyat ikut berperang.

Napoleon mempraktikkan inovasinya seperti yang dipertunjukkan pada pertempuran Austerlitz tahun 1805. Dengan taktik yang brilian untuk menghadapi musuh yang berjumlah lebih besar, ia memerintahkan pasukannya untuk senantiasa berpindah posisi secara cepat dari satu tempat ke tempat lainnya.

Tentara Prancis juga memperbaiki aturan main untuk divisi artileri mereka, menjadi kesatuan terpisah dan dapat bergerak cepat. Hal ini mengubah tradisi sebelumnya, yaitu tradisi artileri hanya digunakan sebagai alat untuk mendukung suatu pasukan. Napoleon juga membuat standardisasi ukuran bola-bola meriam agar mudah dibawa dan bisa dipakai di semua jenis artileri.

Dengan populasi jiwa terbesar keempat di dunia saat itu, yaitu sekitar 27 juta jiwa (seperti juga Inggris yang berjumlah 12 juta jiwa dan Rusia sekitar 30 sampai 40 juta jiwa), Napoleon dapat mengambil keuntungan dari diberlakukannya wajib militer. Banyak pengamat militer saat ini yang salah persepsi dengan menyatakan bahwa ide wajib militer ini sudah berkembang sejak revolusi Prancis bukan dari Napoleon. Memang tidak semua inovasi militer dari era Napoleon. Adalah Lazare Carnot yang memberi sumbangan besar dalam menata ulang tentara Prancis dari tahun 1793 sampai dengan tahun 1794.

Besarnya jumlah pasukan yang terlibat telah mengubah dunia militer saat itu. Sebelum era Napoleon, pada saat perang 7 tahun (1756-1763), hanya sedikit yang terlibat, paling banyak 200 ribu orang saja. Bandingkan dengan Prancis pada tahun 1790-an, telah memperbanyak jumlah personel-nya menjadi 1,5 juta jiwa. Dan total sekitar 2,8 juta personel yang bertempur di daratan dan 150 ribu di laut, sehingga jumlah keseluruhan tentara yang terlibat menjadi hampir 3 juta personel.

Inggris memiliki 747.670 tentara antara tahun 1792 sampai dengan 1815. Ditambah lagi dengan seperempat juta personel di laut. Pada bulan September 1812, Rusia memiliki sekitar 904 ribu tentara yang terdaftar, dan antara tahun 1799 sampai dengan 1815 memiliki total 2,1 juta personel, kemungkinan sekitar 400 ribu bergabung antara tahun 1792 sampai dengan 1799. Sedangkan di laut, Rusia memiliki 200 ribu tentara sejak tahun 1792 hingga 1815.

Austria memiliki 576 ribu tentara dan hanya sedikit atau tidak memiliki kekuatan di lautan. Mereka memberikan perlawanan terus-menerus kepada Prancis sehingga kemungkinan besar tentara yang terlibat bisa mencapai 1 juta sampai berakhirnya perang. Prusia hanya mempunyai 320 ribu tentara saja selama perang ini, sedangkan Spanyol sekitar 300 ribu ditambah beberapa unit pasukan yang bergerilya.

Amerika Serikat mengirim 286.730 personel, sedangkan konfederasi Maratha, Kesultanan Utsmaniyah, Italia, Napoli dan Kadipaten Warsawa menyumbang lebih dari 100 ribu personel. Bahkan setelah perang berakhir, banyak negara-negara kecil yang memiliki pasukan berkekuatan besar juga.

Tetapi data jumlah tentara yang disebutkan tadi berasal dari sumber militer resmi dan sering pada kenyataannya jumlahnya jauh lebih sedikit dikarenakan banyaknya tentara yang desersi, penipuan oleh komandan lapangan yang menyetor daftar prajurit yang dilebih-lebihkan untuk mengambil keuntungan dari gaji yang diberikan pemerintah kepada unitnya, kematian, dan di beberapa negara bahkan terang-terangan berbohong untuk memenuhi jumlah tentara yang ditargetkan.

Bangkitnya Revolusi Industri sendiri pada tahap awal banyak dipengaruhi oleh besarnya jumlah pasukan militer. Karena hal ini menjadikan banyak pabrik yang harus memproduksi senjata dan peralatan militer lainnya dalam jumlah besar. Inggris merupakan produsen peralatan perang yang terbesar selama konflik ini, mereka mengirimkan sebagian besar senjata ini kepada sekutu-sekutunya (dan hanya memakainya sedikit). Sebaliknya Prancis yang juga menjadi produsen peralatan perang nomor dua terbesar, memproduksinya untuk memperlengkapi pasukannya sendiri dan juga sekutu-sekutunya.

Warisan untuk dunia militer lainnya adalah digunakannya semaphore oleh Prancis untuk saling berkomunikasi antara Menteri Perang, Carnot, dengan pasukan di perbatasan selama tahun 1790-an. Dan Prancis tetap mempergunakan sistem ini sampai peperangan era Napoleon berakhir. Dan perlu ditambahkan pula bahwa pada konflik inilah pertama kali Prancis menggunakan balon udara untuk memantau posisi musuh pada pertempuran Fleurus, 26 Juni 1794, juga digunakannya roket serta meriam yang telah disempurnakan.

Peperangan era Napoleon dalam cerita fiksi

  • Novel karya Leo Tolstoy, War and Peace menceritakan malapetaka yang diderita pasukan Napoleon akibat invasi ke Rusia
  • Novel karya Stendhal, The Charterhouse of Parma diawali dengan menceritakan pertempuran Waterloo dan kemudian dilanjutkan cerita tentang mundurnya tentara Prancis dalam keadaan kacau balau
  • Serial Horatio Hornblower sebagian besar berlatar belakang selama peperangan era Napoleon
  • Serial Aubrey-Maturin karya Patrick O' Brian berlatar belakang selama peperangan era Napoleon
  • Sebagian besar serial Richard Sharpe karya Bernard Cornwell berlatar belakang peperangan era Napoleon
  • Novel karya William Makepeace Thackeray, Vanity Fair berlatar belakang peperangan era Napoleon - salah seorang tokoh baik-nya tewas dalam pertempuran Waterloo
  • Serial Temeraire karya Naomi Novik berlatar belakang peperangan era Napoleon dengan hewan fiktif naga diikutsertakan dalam pertempuran.
  • Serial Lord Ramage karya Dudley Pope berlatar belakang peperangan era Napoleon
  • Komik Eroica oleh Riyoko Ikeda menggunakan latar Perang Napoleon untuk membangun cerita kehidupan pribadi Napoleon.

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ http://history.state.gov/milestones/1801-1829/NapoleonicWars
  2. ^ Buffinton, Arthur H. The Second Hundred Years' War, 1689-1815. New York: Henry Holt and Company, 1929.
  3. ^ Crouzet, Francois. "The Second Hundred Years War: Some Reflections". French History 10 (1996), hal. 432-450.
  4. ^ Scott, H. M. Review: "The Second 'Hundred Years War' 1689-1815". The Historical Journal 35 (1992), hal. 443-469.
  5. ^ The Geopolitics of Anglo-Irish Relations in the Twentieth Century P103
  6. ^ National Maritime Museum
  7. ^ Letter at the time
  8. ^ Riehn, Richard K. hal. 138-140
  9. ^ Reihn, Richard K, hal. 185
  10. ^ Riehn, hal. 253-254.
  11. ^ With Napoleon in Russia, The Memoirs of General Coulaincourt, Chapter VI 'The Fire'pp109-107 Pub. William Morrow and Co 1945
  12. ^ The Wordsworth Pocket Encyclopedia, page 17, Hertfordshire 1993
  13. ^ Bogdanovich, "History of Patriotic War 1812", Spt., 1859–1860, Appendix, hal. 492–503.

Daftar pustaka

  • Asprey, Robert (2000). The Rise of Napoleon Bonaparte. New York: Basic Books. ISBN 0-465-04879-X. 
  • Blanning, T. C. W. (2002). The Culture of Power and the Power of Culture. Oxford: Oxford University Press. ISBN 0-19-822745-0. 
  • Cronin, Vincent (1994). Napoleon. London: HarperCollins. ISBN 0-00-637521-9. 
  • Pope, Stephen (1999). The Cassel Dictionary of the Napoleonic Wars. Cassel. ISBN 0-304-35229-2. 
  • Schom, Alan (1998). Napoleon Bonaparte: A Life. Perennial. ISBN 0-06-092958-8. 
  • Tombs, Robert and Isabelle (2006). That Sweet Enemy. William Heinemann. ISBN 978-1-4000-4024-7. 

Pranala luar