Piso Surit: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(41 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{judul miring}}
Piso dalam bahasa karo sebenarnya berarti [[pisau]] dan banyak orang mengira bahwa Piso Surit merupakan nama sejenis pisau khas orang batak [[karo]]. Sebenarnya '''Piso Surit''' adalah nama sejenis [[burung]] yang suka bernyanyi. Kicau burung ini bila didengar secara seksama sepertinya sedang memanggil-manggil seseorang dan kedengaran sangat menyedihkan.
{{tentang|lagu [[Suku Karo|Karo]] karangan komponis [[Djaga Depari]]}}
'''''Piso Surit''''' adalah salah satu lagu, syair, serta tarian budaya Suku Karo yang menggambarkan seorang pria yang sedang menantikan kedatangan kekasihnya. Penantian tersebut sangat lama dan menyedihkan dan digambarkan seperti [[burung]] '''''pincala''''' (burung yang berekor panjang dan pandai bernyanyi) yang sedang memanggil-manggil.


Lagu ini ''seharusnya ''dinyanyikan oleh seorang pria. Dari rangkaian lirik lagunya, lebih dapat kesan sang penyanyi adalah seorang pria. Lirik lagu ini juga memberikan kesan bagaimana cara Orang Karo zaman dulu berpacaran.
''Tarian Piso Surit'' adalah tarian yang menggambarkan seorang [[gadis]] yang sedang menantikan kedatangan kekasihnya. Penantian tersebut sangat lama dan menyedihkan dan digambarkan seperti burung Piso Surit yang sedang memanggil-manggil.

Lirik lengkap lagu Piso Surit <ref name=":0">[http://lagu.karo.or.id/djaga-depari/piso-surit/ Lirik Lagu Piso Surit]</ref> <blockquote>Piso Surit Piso Surit<br>
terdilo-dilo terpingko-pingko <br>
lalap la jumpa ras atena ngena<br>
<br>
Piso Surit Piso Surit<br>
terdilo-dilo terpingko-pingko <br>
lalap la jumpa ras atena ngena<br>
<br>
i ja kel kena tengahna gundari<br>
siangna menda turang atena wari<br>
entabeh naring mata kena tertunduh<br>
kami nimaisa turang tangis teriluh<br>
<br>
nggo nggo me dagena mulih me dage kena<br>
bage me nindu rupa ari agi kakana<br>
<br>
tengah kesain keri lengetna<br>
remang mekapal turang seh kel bergehna<br>
tekuak manuk ibabo geligar<br>
enggo me selpat turang kite-kite ku lepar<br>
<br>
Piso Surit Piso Surit<br>
terdilo-dilo terpingko-pingko <br>
lalap la jumpa ras atena ngena<br>
<br>
nggo nggo me dagena mulih me dage kena<br>
bage me nindu rupa ari agi kakana<br>
nggo nggo me dagena mulih me dage kena<br>
bage me nindu rupa ari agi kakana</blockquote>

Piso dalam [[bahasa Karo]] sebenarnya berarti [[pisau]] dan banyak orang mengira bahwa Piso Surit [http://arikokena.blogspot.com/2012/09/kekliruan-tentang-piso-surit.html] merupakan nama sejenis pisau khas budaya Suku Karo. Sebenarnya '''Piso Surit''' adalah kicau [[burung]] yang suka bernyanyi. Kicau burung ini bila didengar secara saksama sepertinya sedang memanggil-manggil dan kedengaran sangat menyedihkan. Burung '''Piso Surit''' biasanya berkicau di sore hari. Jenis burung tersebut dalam bahasa karo disebut "pincala" bunyinya nyaring dan berulang-ulang dengan bunyi seperti "piso serit". Kicau burung inilah yang di personifikasi oleh [[Komponis]] Nasional dari [[Taneh Karo]] [[Djaga Depari]] dari Desa Seberaya, [[Kabupaten Karo]].

== Referensi ==
{{reflist}}
{{Suku Karo}}


Lagu Piso Surit Diciptakan Oleh Djaga Depari salah seorang tokoh masyarakat batak sekaligus komponis nasional pada masa orde lama.
<!--
Berkat kepiawaian Djaga Depari menciptakan lagu-lagu berbasis lagu jawa, baik yang bersifat kehidupan kesehari-harian orang jawa, sampai kehidupan perjuangan masyarakat jawa semasa merebut kemerdekan dari tangan penjajah pada masa lalu, sehingga sang maestro dianugrahkan gelar sebagai komponis nasional [[Indonesia]], dan kini untuk lebih mengenang jasa-jasa beliu, maka dibangun sebuah monument Djaga Depari, di simalingkar Medan.
-->
{{seni-stub}}
{{seni-stub}}


[[Kategori:Suku Karo]]
[[Kategori:Budaya Sumatera Utara]]

Revisi terkini sejak 30 September 2023 00.57

Piso Surit adalah salah satu lagu, syair, serta tarian budaya Suku Karo yang menggambarkan seorang pria yang sedang menantikan kedatangan kekasihnya. Penantian tersebut sangat lama dan menyedihkan dan digambarkan seperti burung pincala (burung yang berekor panjang dan pandai bernyanyi) yang sedang memanggil-manggil.

Lagu ini seharusnya dinyanyikan oleh seorang pria. Dari rangkaian lirik lagunya, lebih dapat kesan sang penyanyi adalah seorang pria. Lirik lagu ini juga memberikan kesan bagaimana cara Orang Karo zaman dulu berpacaran.

Lirik lengkap lagu Piso Surit [1]

Piso Surit Piso Surit

terdilo-dilo terpingko-pingko
lalap la jumpa ras atena ngena

Piso Surit Piso Surit
terdilo-dilo terpingko-pingko
lalap la jumpa ras atena ngena

i ja kel kena tengahna gundari
siangna menda turang atena wari
entabeh naring mata kena tertunduh
kami nimaisa turang tangis teriluh

nggo nggo me dagena mulih me dage kena
bage me nindu rupa ari agi kakana

tengah kesain keri lengetna
remang mekapal turang seh kel bergehna
tekuak manuk ibabo geligar
enggo me selpat turang kite-kite ku lepar

Piso Surit Piso Surit
terdilo-dilo terpingko-pingko
lalap la jumpa ras atena ngena

nggo nggo me dagena mulih me dage kena
bage me nindu rupa ari agi kakana
nggo nggo me dagena mulih me dage kena

bage me nindu rupa ari agi kakana

Piso dalam bahasa Karo sebenarnya berarti pisau dan banyak orang mengira bahwa Piso Surit [1] merupakan nama sejenis pisau khas budaya Suku Karo. Sebenarnya Piso Surit adalah kicau burung yang suka bernyanyi. Kicau burung ini bila didengar secara saksama sepertinya sedang memanggil-manggil dan kedengaran sangat menyedihkan. Burung Piso Surit biasanya berkicau di sore hari. Jenis burung tersebut dalam bahasa karo disebut "pincala" bunyinya nyaring dan berulang-ulang dengan bunyi seperti "piso serit". Kicau burung inilah yang di personifikasi oleh Komponis Nasional dari Taneh Karo Djaga Depari dari Desa Seberaya, Kabupaten Karo.

Referensi[sunting | sunting sumber]