Raksasa (mitologi India): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k r2.6.4) (bot Menambah: ko:나찰
Ariyanto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(11 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Demon_Yakshagana.jpg|right|thumb|''Rakshasa'' atau iblis yang dilukiskan dalam [[Yakshagana]], sebuah seni populer dari [[Karnataka]]]]
{{Bedakan|Raksasa}}[[Berkas:Demon_Yakshagana.jpg|ka|jmpl|Raksasa atau sosok setan yang dipentaskan dalam [[Yakshagana]], sebuah seni populer dari [[Karnataka]], [[India]].]]
[[Berkas:KITLV 87790 - Isidore van Kinsbergen - Sculpture Raksasa at Tjandi Sewoe in Yogyakarta - Before 1900.tif|jmpl|Arca Raksasa di dekat [[Candi Sewu]] di dekat Yogyakarta]]
Dalam [[mitologi Hindu]] dan [[mitologi Buddha|Buddha]], '''Rakshasa''' ([[Sanskerta]]: रा॑क्षस; ''rā́kṣasaḥ'') adalah bangsa makhluk jahat atau orang-orang berjiwa jahat. Kata ''raksasa'' berarti kekejaman, lawan kata dari ''raksha'' (sentosa). Mereka adalah bangsa pemakan daging [[manusia]] atau kadang-kadang sebagai bangsa [[kanibal]].
'''Raksasa''' {{Sanskerta|रा॑क्षस|Rā́kṣasaḥ}} dalam [[mitologi]] [[agama darmik|agama-agama dari India]] ([[mitologi Hindu|Hindu]], [[mitologi Buddha|Buddha]], dan [[mitologi Jain|Jain]]), adalah bangsa makhluk supernatural, atau orang-orang berjiwa jahat. Kata ''raksasa'' berarti kekejaman, lawan kata dari ''raksa'' (sentosa). Menurut [[mitos]] dan [[legenda]], mereka adalah makhluk pemakan daging [[manusia]].


Kitab ''[[Ramayana]]'' menguraikan bahwa mereka adalah makhluk yang diciptakan dari kaki [[Brahma]]; di lain kisah, mereka muncul dari [[Pulastya]], atau dari [[Khasa]], atau dari [[Nirriti]] dan [[Nirrita]]. Dewa Brahmā juga dikatakan pernah memberikan berkah kepada rakshasa yang memujanya, seperti misalnya [[Wibisana]], [[Hiranyaksa]], dan [[Hiranyakasipu]]. Beberapa rakshasa merupakan inkarnasi dari orang-orang yang berdosa pada kehidupannya yang sebelumnya. Rakshasa terkenal karena kejahatannya dalam hal mengganggu upacara, menodai makam, mengganggu para [[pendeta]], dan sebagainya. Kuku mereka beracun, dan mereka makan daging manusia atau makanan hasil rampasan. Mereka memiliki ilmu gaib dan mampu mengubah wujud menjadi manusia atau burung besar.
Kitab ''[[Ramayana]]'' menceritakan bahwa mereka adalah makhluk yang diciptakan dari kaki [[Brahma]]; di lain kisah, mereka muncul dari [[Pulastya]], atau dari [[Khasa]], atau dari [[Nirriti]] dan [[Nirrita]]. Dewa Brahma juga dikatakan pernah memberikan berkah kepada raksasa yang memujanya, seperti misalnya [[Wibisana]], [[Hiranyaksa]], dan [[Hiranyakasipu]]. Beberapa rakshasa merupakan inkarnasi dari orang-orang yang berdosa pada kehidupannya yang sebelumnya. Raksasa terkenal dalam cerita Hindu sebagai tokoh jahat yang mengganggu upacara, menodai asrama, mengganggu para [[pendeta]], dan sebagainya.


Dalam penggambaran umum, biasanya rakshasa dilukiskan sebagai makhluk bertubuh besar, berwajah sangar dan mengerikan. Namun, tidak selamanya raksasa berwujud seperti itu. Beberapa orang lahir dengan tubuh dan rupa manusia namun memiliki jiwa jahat selayaknya rakshasa, seperti misalnya: [[Kamsa]]; [[Duryodana]]; [[Dursasana]]; [[Jarasanda]]; [[Sisupala]]. Tokoh-tokoh tersebut muncul dalam kisah ''[[Mahabharata]]''.
Dalam penggambaran umum, biasanya raksasa dilukiskan sebagai makhluk bertubuh besar, berwajah sangar dan mengerikan. Kuku mereka beracun, dan mereka makan daging manusia, atau makanan hasil rampasan. Mereka memiliki ilmu gaib dan mampu mengubah wujud menjadi manusia atau burung besar.


Dibandingkan agama Hindu dan Buddha, [[Jainisme|agama Jain]] memiliki pandangan yang berbeda terhadap raksasa. Menurut susastra Jain, ''Rakshasa'' adalah sebuah kerajaan beradab, penduduknya [[vegetarian]], dan termasuk ke dalam golongan [[bidadara]], yang merupakan pemuja [[Tirthankara]].<ref>[http://www.fas.harvard.edu/~pluralsm/affiliates/jainism/article/antiquity.htm Harvard.edu]</ref>
Dalam kosakata [[bahasa Indonesia]], kata ''rakshasa'' dalam istilah Hindu dan Buddha diadaptasi dan digunakan sebagai kata sifat untuk merujuk kepada sesuatu yang berukuran sangat besar daripada ukuran normal<ref>[[Daftar kata serapan dari bahasa Sansekerta dalam bahasa Indonesia#R|Raksasa adalah kata serapan dari bahasa Sanskerta.]]</ref>. Rakshasa betina disebut ''Rakshasi'', sedangkan rakshasa dalam wujud manusia disebut ''Manushya Rakshasa''.


Dalam kosakata [[bahasa Indonesia]], kata ''raksasa'' dari kepercayaan Hindu dan Buddha diadaptasi dan digunakan sebagai kata sifat untuk merujuk kepada sesuatu yang berukuran sangat besar daripada ukuran normal.<ref>[[Daftar kata serapan dari bahasa Sansekerta dalam bahasa Indonesia#R|Raksasa adalah kata serapan dari bahasa Sanskerta.]]</ref> Raksasa betina disebut ''Rakshasi'', sedangkan rakshasa dalam wujud manusia disebut ''Manushya Rakshasa''.
== Daftar pustaka ==
* {{en}} John Dowson, 1992 ''A Classical Dictionary of Hindu Mythology and Religion''. New Delhi: Heritage Publishers. Cetakan ulang, asli (1879). Lema pada ''rākshasas''.


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==

* [[Raksasa]]
* [[Raksasa]]
* [[Asura]]
* [[Asura]]
* [[Raksha]]
* [[Detya]]


== Catatan kaki ==
== Catatan kaki ==
Baris 28: Baris 27:
[[Kategori:Raksasa]]
[[Kategori:Raksasa]]
[[Kategori:Makhluk dalam mitologi Hindu]]
[[Kategori:Makhluk dalam mitologi Hindu]]
[[Kategori:Makhluk dalam mitologi Hindu]]
[[Kategori:Makhluk dalam mitologi Buddha]]

[[bg:Ракшаса]]
[[cs:Rákšasa]]
[[de:Rakshasa]]
[[en:Rakshasa]]
[[es:Ráksasa]]
[[fr:Rākshasa]]
[[it:Rakshasa]]
[[ja:羅刹天]]
[[ko:나찰]]
[[pl:Rakszas]]
[[pt:Rakshasa]]
[[ru:Ракшасы]]
[[sk:Rákšasa]]
[[ta:அரக்கன்]]
[[uk:Ракшаси]]
[[ur:راکھشس]]
[[zh:羅剎]]

Revisi terkini sejak 14 Oktober 2021 12.34

Raksasa atau sosok setan yang dipentaskan dalam Yakshagana, sebuah seni populer dari Karnataka, India.
Arca Raksasa di dekat Candi Sewu di dekat Yogyakarta

Raksasa (Dewanagari: रा॑क्षस; ,IASTRā́kṣasaḥ, रा॑क्षस) dalam mitologi agama-agama dari India (Hindu, Buddha, dan Jain), adalah bangsa makhluk supernatural, atau orang-orang berjiwa jahat. Kata raksasa berarti kekejaman, lawan kata dari raksa (sentosa). Menurut mitos dan legenda, mereka adalah makhluk pemakan daging manusia.

Kitab Ramayana menceritakan bahwa mereka adalah makhluk yang diciptakan dari kaki Brahma; di lain kisah, mereka muncul dari Pulastya, atau dari Khasa, atau dari Nirriti dan Nirrita. Dewa Brahma juga dikatakan pernah memberikan berkah kepada raksasa yang memujanya, seperti misalnya Wibisana, Hiranyaksa, dan Hiranyakasipu. Beberapa rakshasa merupakan inkarnasi dari orang-orang yang berdosa pada kehidupannya yang sebelumnya. Raksasa terkenal dalam cerita Hindu sebagai tokoh jahat yang mengganggu upacara, menodai asrama, mengganggu para pendeta, dan sebagainya.

Dalam penggambaran umum, biasanya raksasa dilukiskan sebagai makhluk bertubuh besar, berwajah sangar dan mengerikan. Kuku mereka beracun, dan mereka makan daging manusia, atau makanan hasil rampasan. Mereka memiliki ilmu gaib dan mampu mengubah wujud menjadi manusia atau burung besar.

Dibandingkan agama Hindu dan Buddha, agama Jain memiliki pandangan yang berbeda terhadap raksasa. Menurut susastra Jain, Rakshasa adalah sebuah kerajaan beradab, penduduknya vegetarian, dan termasuk ke dalam golongan bidadara, yang merupakan pemuja Tirthankara.[1]

Dalam kosakata bahasa Indonesia, kata raksasa dari kepercayaan Hindu dan Buddha diadaptasi dan digunakan sebagai kata sifat untuk merujuk kepada sesuatu yang berukuran sangat besar daripada ukuran normal.[2] Raksasa betina disebut Rakshasi, sedangkan rakshasa dalam wujud manusia disebut Manushya Rakshasa.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]