Sun Go Kong: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan pengetikan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Mengembalikan suntingan oleh 2001:448A:10E9:250B:2489:69A5:B128:1347 (bicara) ke revisi terakhir oleh 140.213.226.220
Tag: Pengembalian
 
(25 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{terjemah-ms}}
{{Contains Chinese text}}
{{Contains Chinese text}}
[[Berkas:Sun Go Kong.jpg|jmpl|alt=]]
{{Infobox Chinese
{{Infobox Chinese
|title = '''Sun Wukong Adisty'''
|title = '''Sun Wukong()'''
|pic=Sun Wukong (Chinese characters).svg
|pic=Sun Wukong (Chinese characters).svg
|piccap="{{PAGENAME}}" dalam bentuk karakter China Tradisional (atas) dan Sederhana (bawah)
|piccap="{{PAGENAME}}" dalam bentuk karakter China Tradisional (atas) dan Sederhana (bawah)
Baris 24: Baris 22:
|mc=Swon Ngu-kuwng
|mc=Swon Ngu-kuwng
|vie=Tôn Ngộ Không
|vie=Tôn Ngộ Không
|hn=孫悟空
|tha=เห้งเจีย (Sun Ngokong)
|tha=เห้งเจีย (Sun Ngokong)
|rtgs=Heng Chia<ref>(dari [[dialek Hokkien|Hokkien]] pengucapan dari "行者" (Hêng-chiá))</ref>
|rtgs=Heng Chia<ref>(dari [[dialek Hokkien|Hokkien]] pengucapan dari "行者" (Hêng-chiá))</ref>
|msa=Sun Gokong
|msa=Sun Gokong
|ind=Sun Go Kong
|ind=Sun Gokong
|hangul=손오공
|hangul=손오공
|hanja=孫悟空
|rr=Son O-gong
|rr=Son O-gong
|mr=Son Ohgong
|mr=Son Ohgong
Baris 40: Baris 36:
|bi=[[Bantuan:IPA|[myaʊʔ mí̃]]] (Miào Mīn)
|bi=[[Bantuan:IPA|[myaʊʔ mí̃]]] (Miào Mīn)
}}
}}
'''Sun Go Kong''' ([[Bahasa Hokkian]]:''Sun-gō·-khong'' / ''Sun-ngō·-khong'') adalah Adisty tokoh utama dalam novel ''[[Perjalanan ke Barat]]''. Dalam novel ini, ia menemani pendeta Tong dalam perjalanannya.Sun go kong atau yang kebih di kenal Adisty adalah ketek awowkwo
'''Sun Go Kong''' ([[Bahasa Hokkian]]:''Sun-gō·-khong'' / ''Sun-ngō·-khong'') adalah tokoh utama dalam novel ''[[Perjalanan ke Barat]]''. Dalam novel ini, ia menemani pendeta Tong dalam perjalanannya.


Dalam buku '''Journey To The West''' versi terjemahan bahasa Inggris, dinyatakan bahwa:
Dalam buku ''Journey To The West'' versi terjemahan bahasa Inggris, dinyatakan bahwa:
:"''Sun Go Kong amat gagah, senang sekali mengangkat tongkat sakti [[Ruyi Jingu Bang]] yang beratnya 13.500 [[kati]] (8.100&nbsp;kg). Sun Go Kong adalah seorang pejuang mahir yang mampu melawan panglima-panglima hebat di kayangan. Dia juga menghafal berbagai mantra untuk menghembuskan [[angin]], membelah [[air]], menyulap lingkaran lindungan dari ancaman [[setan]]''."<ref name="jttw_book">Journey to the West, Wu Cheng'en (1500-1582), Translated by Foreign Languages Press, Beijing 1993.</ref>
:"Sun Go Kong amat gagah, senang sekali mengangkat tongkat sakti [[Ruyi Jingu Bang]] yang beratnya 13.500 [[kati]] (8.100&nbsp;kg). Sun Go Kong adalah seorang pejuang mahir yang mampu melawan panglima-panglima hebat di kayangan. Dia juga menghafal berbagai mantra untuk menghembuskan [[angin]], membelah [[air]], menyulap lingkaran lindungan dari ancaman [[setan]]."<ref name="jttw_book">Journey to the West, Wu Cheng'en (1500-1582), Translated by Foreign Languages Press, Beijing 1993.</ref>


== Latar belakang ==
== Latar belakang ==
=== Kelahiran dan kehidupan awal ===
=== Kelahiran dan kehidupan awal ===
[[Berkas:Xiyou.PNG|ka|jmpl|250px|Sun Go Kong]]
[[Berkas:Xiyou.PNG|ka|jmpl|250px|Sun Go Kong]]
Sun Wukong lahir di [[Gunung Bunga-bunga dan Buah-buahan|''Huāguǒ-shān'']] ([[Hanzi]]: 花果山;lit. ''Gunung Bunga-bunga dan Buah-buahan'') dari sebuah batu [[mitos]] yang menerima saripati ([[qi]]) matahari dan bulan selama ribuan tahun. Ia tinggal bersama kawanan [[monyet]] kemudian dihormati setelah menemukan [[Gua Tabir Air|''Shuǐlián-dòng'']] ([[Hanzi]]: 水帘洞; lit. ''Gua Tabir Air'') di belakang sebuah [[air terjun]] raksasa. Monyet-monyet mengangkatnya sebagai raja mereka kemudian Sun Wukong menggelari dirinya sendiri sebagai ''Měi Hóuwáng'' (Raja Monyet Gagah). Ia menyadari bahwa dirinya masih akan mengalami [[kematian]] meskipun ia berkuasa atas monyet-monyet yang lain, maka Wukong berniat untuk mencapai [[keabadian]]. Ia berkelana dengan [[rakit]] ke wilayah-wilayah beradab lalu menemui dan menjadi pengikut [[Bodhi]], salah satu guru [[Buddhisme]]/[[Taoisme]]. Oleh karena itu, Wukong mempelajari seni bertutur-kata dan budi pekerti manusia.<ref name="jttw_book" />
Sun Go Kong lahir di [[Gunung Hwakuo]] ([[Hanzi]]: 花果山;lit. ''Gunung Bunga-bunga dan Buah-buahan'') dari sebuah batu [[Mitologi Tiongkok|mitologi]] yang menerima saripati ([[qi]]) matahari dan bulan selama ribuan tahun. Ia tinggal bersama kawanan [[monyet]] kemudian dihormati setelah menemukan Gua Shuilien ([[Hanzi]]: 水帘洞; lit. ''Gua Tabir Air'') di belakang sebuah [[air terjun]] raksasa. Monyet-monyet mengangkatnya sebagai raja mereka kemudian Sun Go Kong menggelari dirinya sendiri sebagai ''Měi Hóuwáng'' (Raja Monyet yang Gagah). Ia menyadari bahwa dirinya masih akan mengalami [[kematian]] meskipun ia berkuasa atas monyet-monyet yang lain, maka Sun Go Kong berniat untuk mencapai [[keabadian]]. Ia berkelana dengan [[rakit]] ke wilayah-wilayah keramat lalu menemui dan menjadi pengikut [[Bodhi]], salah satu guru [[Buddhisme]]/[[Taoisme]]. Oleh karena itu, Sun Go Kong mempelajari seni bertutur-kata dan budi pekerti manusia.<ref name="jttw_book" />


Pada mulanya, Bodhi enggan menerima Wukong sebagai pengikutnya karena Wukong bukanlah manusia. Namun, karena [[kegigihan]] dan [[ketabahan]] Wukong, Bodhi menjadi tertarik kepada monyet itu dan memberinya nama resmi ''Sun Wukong'' ("Sun" menunjukkan asal-usulnya sebagai monyet dan "Wukong" membawa pengertian ''sadar akan [[sunyata|kekosongan]]''). Tidak lama kemudian, minat dan [[kecerdasan]] Wukong menjadikannya salah satu pengikut kesayangan Bodhi. Bodhi membimbing dan melatihnya berbagai ilmu sakti dan Wukong menguasai ilmu [[perubahan bentuk]] yang dikenal sebagai "72 perubahan". Ilmu itu membuat yang menguasainya dapat berubah wujud dalam berbagai bentuk yang memungkinkan, termasuk manusia dan barang. Wukong juga belajar [[Penerbangan|perjalanan awan]], termasuk teknik ''Jīndǒuyún'' (bersalto di atas [[awan]]) yang dapat mencapai 108,000 ''[[li (unit)|li]]'' (54,000&nbsp;km). Ia juga dapat mengubah setiap bulunya yang berjumlah 84000 menjadi barang dan makhluk, atau [[Klon|mengklonkan]] dirinya. Wukong menjadi terlalu angkuh karena kemampuannya dan mulai berbicara angkuh dengan murid-muridnya yang lain. Hal itu membuat Bodhi tidak senang kemudian mengusirnya dari kuil. Sebelum mereka berpisah, Bodhi mengarahkan Wukong supaya berjanji tidak akan memberitahu siapapun tentang bagaimana dia mendapatkan ilmu tersebut.<ref name="jttw_book" />
Pada mulanya, Bodhi enggan menerima Sun Go Kong sebagai pengikutnya karena Sun Go Kong bukanlah manusia. Namun, sebab kegigihan dan ketabahan Sun Go Kong, Bodhi menjadi tertarik kepada monyet itu dan memberinya nama resmi ''Sun Go Kong'' ("Sun" menunjukkan asal-usulnya sebagai monyet dan "Go Kong" membawa pengertian ''sadar akan kekosongan''). Tidak lama kemudian, minat dan kecerdasan Sun Go Kong menjadikannya salah satu pengikut kesayangan Bodhi. Bodhi membimbing dan melatihnya berbagai ilmu sakti dan Sun Go Kong menguasai ilmu [[perubahan bentuk]] yang dikenal sebagai "72 perubahan". Ilmu itu membuat yang menguasainya dapat berubah wujud dalam berbagai bentuk yang memungkinkan, termasuk manusia dan barang. Sun Go Kong juga belajar [[Penerbangan|perjalanan awan]], termasuk teknik ''[[Jīndǒuyún]]'' (bersalto di atas awan) yang dapat mencapai 108.000 ''[[li (unit)|li]]'' (54.000&nbsp;km). Ia juga dapat mengubah setiap bulunya yang berjumlah 84.000 menjadi barang dan makhluk; atau [[Klon|mengklonkan]] dirinya. Sun Go Kong menjadi terlalu angkuh karena kemampuannya dan mulai berbicara angkuh dengan murid-muridnya yang lain. Hal itu membuat Bodhi tidak senang kemudian mengusirnya dari [[kuil]]. Sebelum mereka berpisah, Bodhi meminta Sun Go Kong supaya berjanji untuk tidak akan memberitahu siapapun tentang bagaimana dia mendapatkan ilmu tersebut.<ref name="jttw_book" />


Di [[Gunung Bunga-bunga dan Buah-buahan|''Huāguǒ-shān'']], Wukong memantapkan kedudukannya sebagai salah satu [[siluman]] yang paling berkuasa dan berpengaruh di dunia. Untuk mencari senjata yang sesuai, ia menjelajah lautan dan memperoleh tongkat [[Ruyi Jingu Bang]]. Tongkat itu dapat berubah ukuran dan menduplikasikan diri, juga bergerak sesuai kehendak hati pemiliknya. Mulanya tongkat itu digunakan oleh [[Yu Agung]] untuk mengukur kedalaman lautan, kemudian menjadi "Tiang yang Menenangkan Lautan" serta harta karun [[Ao Guang]], "[[Raja Naga]] Laut Timur". Berat tongkat itu adalah 13,500 ''[[Unit ukuran Cina|kati]]'' (8.1 tan). Saat Wukong mendekatinya, tiang itu bersinar, menandakan bahwa ia telah menjumpai pemiliknya yang benar. Tongkat itu membolehkan Wukong menggunakannya sebagai senjata serta menyimpannya di dalam telinga sebagai [[jarum jahit]]. Hal tersebut menyebabkan para makhluk sakti laut ketakutan serta mengakibatkan huru-hara di laut karena tidak benda lain yang mengawal [[pasang surut]] lautan. Selain merampas tongkat sakti itu, Wukong juga menewaskan naga-[[naga]] empat laut dalam pertempuran dan memaksa mereka memberikannya [[baju zirah]] (鎖子黃金甲), topi berbulu [[Fenghuang]] (鳳翅紫金冠 ''Fèngchìzǐjinguān''), serta [[sepatu bot]] yang membuatnya dapat berjalan di atas awan (藕絲步雲履 ''Ǒusībùyúnlǚ''). Saat petugas Neraka datang untuk mencabut nyawanya yang sudah habis, ia berubah wujud menjadi makhluk lain sehingga mereka terkecoh. Ia akhirnya turun ke dunia akhirat kemudian menghapuskan namanya bersama-sama nama semua monyet yang dikenalinya dari "Buku Hidup dan Mati". Raja-raja Naga dan [[Yan Luo Wang|Akhirat]] memutuskan untuk mengadukannya kepada [[Kaisar Giok]] di [[Tian|Surga]].<ref name="jttw_book" />
Di Gunung Hwakuo, Sun Go Kong memantapkan kedudukannya sebagai salah satu [[siluman]] yang paling berkuasa dan berpengaruh di dunia. Untuk mencari senjata yang sesuai, ia menjelajah lautan dan memperoleh tongkat sakti. Tongkat itu dapat berubah ukuran dan menduplikasikan diri, juga bergerak sesuai kehendak hati pemiliknya. Mulanya tongkat itu digunakan oleh [[Yu Agung]] untuk mengukur kedalaman lautan, kemudian menjadi "Tiang yang Menenangkan Lautan" serta harta karun [[Ao Guang]] ([[Raja Naga]] Laut Timur). Berat tongkat itu adalah 13.500 ''[[Unit ukuran Cina|kati]]'' (8.100 kg). Saat Sun Go Kong mendekatinya, tiang itu bersinar, menandakan bahwa ia telah menjumpai pemiliknya yang sesungguhnya. Sun Go Kong menggunakannya sebagai senjata serta menyimpannya di dalam telinga sebagai [[jarum jahit]]. Hal tersebut menyebabkan para makhluk sakti laut ketakutan serta mengakibatkan huru-hara di laut karena bisa berakibat [[pasang surut]] lautan. Selain merampas tongkat sakti itu, Sun Go Kong juga menewaskan naga-naga empat laut dalam pertempuran dan memaksa mereka menyerahkan [[baju zirah]] (鎖子黃金甲), topi berbulu [[Fenghuang]] (鳳翅紫金冠 ''Fèngchìzǐjinguān''), serta [[sepatu bot]] yang membuat Sun Go Kong dapat berjalan di atas awan (藕絲步雲履 ''Ǒusībùyúnlǚ''). Saat petugas [[neraka]] datang untuk mencabut nyawanya, ia berubah wujud menjadi makhluk lain sehingga mereka terkecoh. Ia kemudian menghapuskan namanya beserta nama semua monyet yang dikenalinya dari "Buku Hidup dan Mati". Raja-raja Naga dan [[Yan Luo Wang|Akhirat]] memutuskan untuk mengadukannya kepada [[Kaisar Giok]] di [[Tian|Surga]].<ref name="jttw_book" />


=== Huru-hara di Alam Surga ===
=== Huru-hara di Alam Surga ===
[[Berkas:Sun Wukong at Beijing opera - Journey to the West.jpg|jmpl|200px|Aktor memerankan Sun Wukong dalam adegan [[opera Beijing]].]]
[[Berkas:Sun Wukong at Beijing opera - Journey to the West.jpg|jmpl|200px|Aktor memerankan Sun Sun Go Kong dalam adegan [[opera Beijing]].]]


[[Kaisar Giok]] berharap dengan memberikan Wukong jabatan di [[Birokrasi Surga|kalangan dewa]] akan membuatnya lebih mudah diawasi. Wukong mengira ia akan diangkat sebagai salah satu dewa, tetapi ia hanya dijadikan pengurus [[kandang kuda]] surga untuk menjaga [[kuda]]. Setelah mengetahui hal itu, ia memberontak dan mengangkat dirinya sebagai "Bikkhu Agung, Berpangkat Setara dengan Surga" dan bersekutu dengan para [[siluman]] yang paling berkuasa di dunia. Percobaan awal Surga untuk menguasai Raja Monyet tidak berhasil. Selanjutnya, para dewa terpaksa mengakui gelar Wukong tersebut serta mencoba menawarinya kedudukan sebagai "Pelindung Taman Surga". Saat Wukong mendapati dirinya tidak diundang untuk menghadiri sebuah jamuan kerajaan oleh [[Xi Wangmu]], sementara dewa dan dewi lain dijemput, ia menjadi marah. Setelah mencuri "[[persik]] keabadian" [[Xi Wangmu]], pil lanjut usia [[Lao Tzu]], serta minuman anggur Kaisar Giok, Wukong melarikan diri kembali ke kerajaannya untuk menyusun pemberontakan.
[[Kaisar Giok]] berharap dengan memberikan Sun Go Kong jabatan di [[Birokrasi Surga|kalangan dewa]] akan membuatnya lebih mudah diawasi. Sun Go Kong mengira ia akan diangkat sebagai salah satu dewa, tetapi ia hanya dijadikan pengurus kandang kuda surga untuk menjaga kuda. Setelah mengetahui hal itu, ia memberontak dan mengangkat dirinya sebagai [[Biksu|Bikkhu]] Agung dan bersekutu dengan para [[siluman]] yang paling berkuasa di dunia. Percobaan awal Surga untuk mengalahkan Raja Monyet tidak berhasil. Selanjutnya, para dewa terpaksa mengakui gelar Sun Go Kong tersebut serta mencoba menawarinya kedudukan kepadanya sebagai "Pelindung Taman Surga". Saat Sun Go Kong mendapati dirinya tidak diundang untuk menghadiri sebuah jamuan kerajaan oleh [[Xi Wangmu]], sementara dewa dan dewi lain diundang, ia menjadi marah. Setelah mencuri [[Persik Keabadian|persik keabadian]] [[Xi Wangmu]], [[pil lanjut usia]] [[Lao Tzu]], serta minuman anggur Kaisar Giok, Sun Go Kong melarikan diri kembali ke kerajaannya untuk menyusun pemberontakan.


Wukong kemudian menewaskan Tentara Surga yang terdiri atas 100,000 pahlawan samawi dan membuktikan dirinya menjadi lawan tanding [[Er Lang Shen]], jenderal Surga yang terunggul. Namun, ia akhirnya berhasil ditangkap atas kuasa [[Taoisme]] dan [[Buddhisme]], serta usaha para [[Xian (Taoisme)|setengah dewa]]. Beberapa percobaan hukuman mati untuknya gagal, sehingga Wukong akhirnya dikurung dalam sebuah tungku [[bagua]] [[Lao Tzu]] untuk disuling menjadi pil obat dengan cara dibakar menggunakan api meditasi yang paling panas. Namun, tungku tersebut meledak setelah 49 hari dan Wukong melompat ke luar, bahkan menjadi lebih kuat daripada yang dahulu. Wukong kemudian berbuat berbagai kejahatan melalui ''huǒyǎn-jīnjīng'' (火眼金睛) ("renungan keemasan mata bernyala-nyala"), suatu keadaan dimana mata tahan terhadap asap.
Sun Go Kong kemudian menewaskan Tentara Surga yang terdiri atas 100.000 pahlawan samawi dan membuktikan dirinya menjadi lawan tanding [[Er Lang Shen]], jenderal Surga yang terunggul. Namun, ia akhirnya berhasil ditangkap atas kuasa [[Taoisme]] dan [[Buddhisme]], serta usaha para [[Xian (Taoisme)|setengah dewa]]. Beberapa percobaan hukuman mati untuknya gagal, sehingga Sun Go Kong akhirnya dikurung dalam sebuah tungku [[bagua]] [[Lao Tzu]] untuk disuling menjadi pil obat dengan cara dibakar menggunakan api meditasi yang paling panas. Namun, tungku tersebut meledak setelah 49 hari dan Sun Go Kong melompat ke luar, bahkan menjadi lebih kuat daripada yang dahulu. Sun Go Kong kemudian berbuat berbagai kejahatan melalui ''huǒyǎn-jīnjīng'' (火眼金睛; lit. renungan keemasan mata bernyala-nyala), yaitu suatu keadaan saat mata tahan terhadap asap.


Setelah semua cara gagal dilakukan, Kaisar Giok memohon [[Gautama Buddha|Buddha]] yang tinggal di kuilnya di Barat. Buddha [[Pertaruhan|bertaruh]] dengan Wukong bahwa Wukong tidak akan dapat melarikan diri daripada [[tapak tangan]]nya. Wukong yang dapat menempuh 108,000 ''li'' dalam satu kali lompatan, dengan angkuhnya, setuju dengan taruhan tersebut. Ia kemudian melompat bahkan dengan berkali-kali salto dan mendarat pada suatu tempat yang hanya terdapat lima batang tiang. Ia mengira telah mencapai ujung dunia. Sebagai penanda bahwa dirinya telah sampai di tempat itu, ia menulis pada tiang-tiang itu kalimat "Bikkhu Agung yang Sama Kedudukannya dengan Syurga", kemudian mengencinginya. Ia kemudian melompat kembali ke telapak tangan Buddha, dimana ia ditunjukkan bahwa kelima tiang tersebut adalah kelima jari tangan Buddha. Wukong segera berusaha melarikan diri, tetapi Buddha menindihnya dengan telapak tangan yang berubah menjadi gunung. Gunung tersebut disegel dengan mantra ''[[Om Mani Padme Hum]]'' dalam huruf emas. Wukong terkurung di sana selama lima abad.<ref name="jttw_book" />
Setelah semua cara gagal dilakukan, Kaisar Giok memohon kepada [[Gautama Buddha|Buddha]] yang tinggal di kuilnya di Barat. Buddha [[Pertaruhan|bertaruh]] dengan Sun Go Kong bahwa Sun Go Kong tidak akan dapat melarikan diri dari [[tapak tangan]]nya. Sun Go Kong yang dapat menempuh 108.000 ''li'' dalam satu kali lompatan, dengan angkuhnya, setuju dengan taruhan tersebut. Ia kemudian melompat bahkan dengan berkali-kali melompat dan mendarat pada suatu tempat yang hanya terdapat lima batang tiang. Ia mengira telah mencapai ujung dunia. Sebagai penanda bahwa dirinya telah sampai di tempat itu, ia menulis pada tiang-tiang itu kalimat "Bikkhu Agung yang Sama Kedudukannya dengan Surga", kemudian mengencinginya. Ia kemudian melompat kembali ke telapak tangan Buddha untuk mengklalim kemenangan taruhannya. Ia terkejut seteah menyadari bahwa kelima tiang tersebut adalah kelima jari tangan Buddha. Sun Go Kong segera berusaha melarikan diri, tetapi Buddha menindihnya dengan telapak tangan yang berubah menjadi gunung. Gunung tersebut disegel dengan mantra ''[[Om Mani Padme Hum]]'' dalam huruf emas. Sun Go Kong terkurung di sana selama lima abad.<ref name="jttw_book" />


=== Mengikut kepada Xuanzang ===
=== Mengikut kepada Xuanzang ===
Lima abad kemudian, [[Bodhisatva]] [[Guanyin]] sedang mencari-cari pengikut untuk melindungi [[Xuanzang (watak fiksyen)|Xuanzang]], seorang [[penziarah]] [[Dinasti Tang]], yang ingin membuat perjalanan ke [[India]] untuk memperoleh [[sutra]] [[agama Buddha]]. Pada saat Wukong terdengar hal itu, dia menawarkan diri untuk ditukar dengan kebebasannya. [[Guanyin]] memahami bahwa monyet itu tidak benar-benar berniat untuk mengawal dan oleh karena itu, memberi Xuanzang sebuah [[cekak rambut]] (bandana) ajaib, hadiah dari Buddha. Sekali saja Wukong ditipu untuk memakainya, cekak itu tidak dapat dilepaskan lagi. Dengan mantera khusus, cekak itu dapat diketatkan dan mengakibatkan kesakitan yang tidak tertahankan pada kepala Wukong. Atas keadilan, Guanyin juga memberi Wukong tiga bulu yang istimewa yang boleh digunakan dalam keadaan yang mendesak. Di bawah pengawasan Xuanzang, Wukong diperbolehkan melakukan perjalanan ke Barat.
Lima abad kemudian, [[Guanyin|Bodhisatva Guanyin]] sedang mencari-cari pengikut untuk melindungi [[Xuanzang (watak fiksyen)|Xuanzang]], seorang [[penziarah]] [[Dinasti Tang]], yang ingin membuat perjalanan ke [[India]] untuk memperoleh [[sutra]] [[agama Buddha]]. Pada saat Sun Go Kong mendengar hal itu, dia menawarkan diri untuk ditukar dengan kebebasannya. [[Guanyin]] memahami bahwa Sun Go Kong sangat sulit dikendalikan, Guanyin kemudian memberi Xuanzang sebuah cekak rambut (bandana) ajaib, hadiah dari Buddha. Ketika Sun Go Kong kemudian ditipu untuk memakainya. Ternyata, cekak itu tidak dapat dilepaskan lagi. Dengan mantra khusus, cekak itu dapat mengetat dan mengakibatkan kesakitan yang tidak tertahankan pada kepala Sun Go Kong. Supaya adil, Guanyin juga memberi Sun Go Kong tiga bulu yang istimewa yang boleh digunakan dalam keadaan yang mendesak. Di bawah pengawasan Xuanzang, Sun Go Kong diperbolehkan melakukan perjalanan ke Barat.


Pada sepanjang epik ''[[Perjalanan ke Barat]]'', Wukong membantu Xuanzang dengan setia dalam perjalanannya ke India. Mereka disertai oleh "Pigsy" (猪八戒 [[Zhu Bajie]]) dan "Sandy" (沙悟浄 [[Sha Wujing]]) yang menawarkan diri untuk menemani [[sami]] itu bagi menebus [[dosa]] mereka. Kuda sami sebenarnya ialah putra [[naga]]. Keselamatan Xuanzang sentiasa terancam oleh setan-setan serta makhluk-[[Makhluk legenda|makhluk gaib]] yang lain yang mempercayai bahwa daging Xuanzang, apabila dimakan, dapat menambah umur. Wukong sentiasa bertindak sebagai [[pengawal peribadi|pengawal pribadi]] Xuanzang dan dikaruniai kuasa Surga untuk memerangi ancaman-ancaman tersebut. Pada akhirnya, kelompok itu menghadapi 81 kesengsaraan sebelum mencapai misi mereka dan kembali ke [[China]]. Wukong kemudian dikurniai dengan [[Kebuddhaan]] atas dedikasi kesetiaan dan kekuatannya.<ref name="jttw_book" />
Sun Go Kong membantu Xuanzang dengan setia dalam perjalanannya ke India. Mereka pergi juga bersama "Pigsy" (猪八戒 [[Zhu Bajie]]) dan "Sandy" (沙悟浄 [[Sha Wujing]]) yang menawarkan diri untuk menebus [[dosa]] mereka. Keselamatan Xuanzang seringkali terancam oleh setan-setan serta makhluk-[[Makhluk legenda|makhluk gaib]] yang lain yang mempercayai bahwa daging Xuanzang apabila dimakan dapat menambah umur. Sun Go Kong bertindak sebagai pengawal pribadi Xuanzang dan dikaruniai kuasa Surga untuk memerangi ancaman-ancaman tersebut. Pada akhirnya, kelompok itu menghadapi 81 kesengsaraan sebelum mencapai misi mereka dan kembali ke [[China]]. Sun Go Kong kemudian mencapai [[Kebuddhaan]] atas dedikasi kesetiaan dan kekuatannya.<ref name="jttw_book" />


=== Antara Sun Go Kong dan Hanoman ===
=== Antara Sun Go Kong dan Hanoman ===
Muncul opini bahwa Wu mengambil tokoh Sun Go Kong muncul dari inspirasinya atas cerita Ramayana dari India yang mana juga ada mengisahkan tokoh kera sakti Hanoman.<ref name="situs budaya tionghoa">[http://budaya-tionghoa.net/index.php?option=com_content&view=article&id=126:antara-sun-go-kong-dan-hanoman&catid=47:mitologi-tiongkok&Itemid=58 Sun Go Kong dan Hanoman]</ref> Di dalam kalangan sastrawan Tiongkok sendiri juga terdapat pendapat yang mendukung opini ini, tetapi mayoritas menolak teori ini. Juga ada yang berpendapat bahwa Wu mendapat inspirasi dari Hanoman, tetapi Sun Go Kong kemudian digambarkan tanpa ada kaitan sama sekali dengan Hanoman India. [[Lu Xun]] (1881~1936) adalah Bapak Sastra Modern Tiongkok yang terkenal. Ia berpendapat bahwa Sun Go Kong adalah karya Wu yang mengambil inspirasi dari cerita karya [[Lee Gong-zuo]] yang hidup di zaman [[Dinasti Tang]]. Dalam novelnya berjudul "Gu Yue Du Jing", ia menceritakan tentang siluman sakti bergelar Huai Wo Shuei Shen yang akhirnya juga berhasil ditaklukkan oleh kekuatan Buddha. Setelahnya ia berganti nama menjadi Wu Zi Qi. Lu Xun berpendapat bahwa Wu Cheng-en mengambil tokoh Sun Go Kong atas modifikasi [[Wu Zi Qi]]. Lalu, sastrawan lain juga berpendapat bahwa tokoh Sun Go Kong adalah asli Tiongkok karena ada seorang Bikkhu yang juga terkenal pada masa Dinasti Tang bergelar Wu Kong (Go Kong = [[Hokkian]]), nama asli [[Che Chao-feng]].<ref name="situs budaya tionghoa" />
Muncul opini bahwa Wu mengambil tokoh Sun Go Kong muncul dari inspirasinya atas cerita Ramayana dari India yang mana juga ada mengisahkan tokoh kera sakti Hanoman.<ref name="situs budaya tionghoa">[http://budaya-tionghoa.net/index.php?option=com_content&view=article&id=126:antara-sun-go-kong-dan-hanoman&catid=47:mitologi-tiongkok&Itemid=58 Sun Go Kong dan Hanoman]</ref> Di dalam kalangan sastrawan Tiongkok sendiri juga terdapat pendapat yang mendukung opini ini, tetapi mayoritas menolak teori ini. Ada juga yang berpendapat bahwa Wu mendapat inspirasi dari Hanoman, tetapi Sun Go Kong kemudian digambarkan tanpa ada kaitan sama sekali dengan Hanoman India. [[Lu Xun]] (1881~1936) adalah Bapak Sastra Modern Tiongkok yang terkenal. Ia berpendapat bahwa Sun Go Kong adalah karya Wu yang mengambil inspirasi dari cerita karya [[Lee Gong-zuo]] yang hidup di zaman [[Dinasti Tang]]. Dalam novelnya berjudul "Gu Yue Du Jing", ia menceritakan tentang siluman sakti bergelar Huai Wo Shuei Shen yang akhirnya juga berhasil ditaklukkan oleh kekuatan Buddha. Setelahnya ia berganti nama menjadi Wu Zi Qi. Lu Xun berpendapat bahwa Wu Cheng-en mengambil tokoh Sun Go Kong atas modifikasi [[Wu Zi Qi]]. Lalu, sastrawan lain juga berpendapat bahwa tokoh Sun Go Kong adalah asli Tiongkok karena ada seorang Bikkhu yang juga terkenal pada masa Dinasti Tang bergelar Wu Kong (Go Kong = [[Hokkian]]), nama asli [[Che Chao-feng]].<ref name="situs budaya tionghoa" />


Namun [[Hu Shi]], sastrawan lain berpendapat bahwa Wu mengambil inspirasi dari Hanoman yang dikisahkan dalam cerita Ramayana. Karena ia berspekulasi bahwa tidak mungkin cerita Ramayana yang terkenal itu tidak sampai di Tiongkok. Jadi pasti ada pengaruh Hanoman pada karya [[Wu Cheng-en]] tadi. Ada pula sastrawan lain [[Ji Xian-lin]] yang berpendapat bahwa Sun Go Kong adalah Hanoman yang dimodifikasi menjadi Sun Go Kong tanpa ada kaitan sama sekali dengan Hanoman-nya sendiri kecuali sama2 merupakan kera sakti. Namun kera sakti Sun Go Kong jelas adalah perpaduan antara kepercayaan, cerita rakyat dan kreasi daripada penulisnya sendiri, Wu Cheng-en.<ref name="situs budaya tionghoa"/>
Namun [[Hu Shi]], sastrawan lain berpendapat bahwa Wu mengambil inspirasi dari Hanoman yang dikisahkan dalam cerita Ramayana. Karena ia berspekulasi bahwa tidak mungkin cerita Ramayana yang terkenal itu tidak sampai di Tiongkok. Jadi pasti ada pengaruh Hanoman pada karya [[Wu Cheng-en]] tadi. Ada pula sastrawan lain [[Ji Xian-lin]] yang berpendapat bahwa Sun Go Kong adalah Hanoman yang dimodifikasi menjadi Sun Go Kong tanpa ada kaitan sama sekali dengan Hanoman-nya sendiri kecuali sama2 merupakan kera sakti. Namun kera sakti Sun Go Kong jelas adalah perpaduan antara kepercayaan, cerita rakyat dan kreasi daripada penulisnya sendiri, Wu Cheng-en.<ref name="situs budaya tionghoa"/>

== Lihat Pula ==
* [[Antara Monkey King dan Hanoman]]


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.godchecker.com/pantheon/chinese-mythology.php?deity=MONKEY Sun Wukong's entry at Godchecker] is a tongue-in-cheek take on the Great Sage.
* {{en}} [http://www.godchecker.com/pantheon/chinese-mythology.php?deity=MONKEY Sun Sun Go Kong's entry at Godchecker] is a tongue-in-cheek take on the Great Sage.
* {{en}} [http://xahlee.org/p/monkey_king/monkey_king.html 'Journey to the West'] Complete untranslated novel.
* {{en}} [http://xahlee.org/p/monkey_king/monkey_king.html 'Journey to the West'] Complete untranslated novel.
* {{en}} [http://www.pantheon.org/articles/s/sun_wu-kung.html Sun Wukong at Encyclopedia Mythica]
* {{en}} [http://www.pantheon.org/articles/s/sun_wu-kung.html Sun Sun Go Kong at Encyclopedia Mythica]
* {{id}} [http://budaya-tionghoa.net/index.php?option=com_content&view=article&id=126:antara-sun-go-kong-dan-hanoman&catid=47:mitologi-tiongkok&Itemid=58 Sun Go Kong Dan Hanoman] Situs Budaya Tionghoa
* {{id}} [http://budaya-tionghoa.net/index.php?option=com_content&view=article&id=126:antara-sun-go-kong-dan-hanoman&catid=47:mitologi-tiongkok&Itemid=58 Sun Go Kong Dan Hanoman] Situs Budaya Tionghoa



Revisi terkini sejak 24 Januari 2024 01.43

Sun Wukong()

"Sun Go Kong" dalam bentuk karakter China Tradisional (atas) dan Sederhana (bawah)
Nama Tionghoa
Hanzi tradisional: 孫悟空
Hanzi sederhana: 孙悟空
Nama Indonesia
Indonesia: Sun Gokong
Nama Jepang
Kanji: 孫悟空
Hiragana: そん ごくう
Katakana: ソンゴクウ
Nama Korea
Hangul: 손오공
Nama Melayu
Melayu: Sun Gokong
Nama Vietnam
Vietnam: Tôn Ngộ Không
Nama Dungan
Dungan: Сүн Вўкун
Nama Thai
Thai: เห้งเจีย (Sun Ngokong)
Romanisasi: Heng Chia[1]

Sun Go Kong (Bahasa Hokkian:Sun-gō·-khong / Sun-ngō·-khong) adalah tokoh utama dalam novel Perjalanan ke Barat. Dalam novel ini, ia menemani pendeta Tong dalam perjalanannya.

Dalam buku Journey To The West versi terjemahan bahasa Inggris, dinyatakan bahwa:

"Sun Go Kong amat gagah, senang sekali mengangkat tongkat sakti Ruyi Jingu Bang yang beratnya 13.500 kati (8.100 kg). Sun Go Kong adalah seorang pejuang mahir yang mampu melawan panglima-panglima hebat di kayangan. Dia juga menghafal berbagai mantra untuk menghembuskan angin, membelah air, menyulap lingkaran lindungan dari ancaman setan."[2]

Latar belakang[sunting | sunting sumber]

Kelahiran dan kehidupan awal[sunting | sunting sumber]

Sun Go Kong

Sun Go Kong lahir di Gunung Hwakuo (Hanzi: 花果山;lit. Gunung Bunga-bunga dan Buah-buahan) dari sebuah batu mitologi yang menerima saripati (qi) matahari dan bulan selama ribuan tahun. Ia tinggal bersama kawanan monyet kemudian dihormati setelah menemukan Gua Shuilien (Hanzi: 水帘洞; lit. Gua Tabir Air) di belakang sebuah air terjun raksasa. Monyet-monyet mengangkatnya sebagai raja mereka kemudian Sun Go Kong menggelari dirinya sendiri sebagai Měi Hóuwáng (Raja Monyet yang Gagah). Ia menyadari bahwa dirinya masih akan mengalami kematian meskipun ia berkuasa atas monyet-monyet yang lain, maka Sun Go Kong berniat untuk mencapai keabadian. Ia berkelana dengan rakit ke wilayah-wilayah keramat lalu menemui dan menjadi pengikut Bodhi, salah satu guru Buddhisme/Taoisme. Oleh karena itu, Sun Go Kong mempelajari seni bertutur-kata dan budi pekerti manusia.[2]

Pada mulanya, Bodhi enggan menerima Sun Go Kong sebagai pengikutnya karena Sun Go Kong bukanlah manusia. Namun, sebab kegigihan dan ketabahan Sun Go Kong, Bodhi menjadi tertarik kepada monyet itu dan memberinya nama resmi Sun Go Kong ("Sun" menunjukkan asal-usulnya sebagai monyet dan "Go Kong" membawa pengertian sadar akan kekosongan). Tidak lama kemudian, minat dan kecerdasan Sun Go Kong menjadikannya salah satu pengikut kesayangan Bodhi. Bodhi membimbing dan melatihnya berbagai ilmu sakti dan Sun Go Kong menguasai ilmu perubahan bentuk yang dikenal sebagai "72 perubahan". Ilmu itu membuat yang menguasainya dapat berubah wujud dalam berbagai bentuk yang memungkinkan, termasuk manusia dan barang. Sun Go Kong juga belajar perjalanan awan, termasuk teknik Jīndǒuyún (bersalto di atas awan) yang dapat mencapai 108.000 li (54.000 km). Ia juga dapat mengubah setiap bulunya yang berjumlah 84.000 menjadi barang dan makhluk; atau mengklonkan dirinya. Sun Go Kong menjadi terlalu angkuh karena kemampuannya dan mulai berbicara angkuh dengan murid-muridnya yang lain. Hal itu membuat Bodhi tidak senang kemudian mengusirnya dari kuil. Sebelum mereka berpisah, Bodhi meminta Sun Go Kong supaya berjanji untuk tidak akan memberitahu siapapun tentang bagaimana dia mendapatkan ilmu tersebut.[2]

Di Gunung Hwakuo, Sun Go Kong memantapkan kedudukannya sebagai salah satu siluman yang paling berkuasa dan berpengaruh di dunia. Untuk mencari senjata yang sesuai, ia menjelajah lautan dan memperoleh tongkat sakti. Tongkat itu dapat berubah ukuran dan menduplikasikan diri, juga bergerak sesuai kehendak hati pemiliknya. Mulanya tongkat itu digunakan oleh Yu Agung untuk mengukur kedalaman lautan, kemudian menjadi "Tiang yang Menenangkan Lautan" serta harta karun Ao Guang (Raja Naga Laut Timur). Berat tongkat itu adalah 13.500 kati (8.100 kg). Saat Sun Go Kong mendekatinya, tiang itu bersinar, menandakan bahwa ia telah menjumpai pemiliknya yang sesungguhnya. Sun Go Kong menggunakannya sebagai senjata serta menyimpannya di dalam telinga sebagai jarum jahit. Hal tersebut menyebabkan para makhluk sakti laut ketakutan serta mengakibatkan huru-hara di laut karena bisa berakibat pasang surut lautan. Selain merampas tongkat sakti itu, Sun Go Kong juga menewaskan naga-naga empat laut dalam pertempuran dan memaksa mereka menyerahkan baju zirah (鎖子黃金甲), topi berbulu Fenghuang (鳳翅紫金冠 Fèngchìzǐjinguān), serta sepatu bot yang membuat Sun Go Kong dapat berjalan di atas awan (藕絲步雲履 Ǒusībùyúnlǚ). Saat petugas neraka datang untuk mencabut nyawanya, ia berubah wujud menjadi makhluk lain sehingga mereka terkecoh. Ia kemudian menghapuskan namanya beserta nama semua monyet yang dikenalinya dari "Buku Hidup dan Mati". Raja-raja Naga dan Akhirat memutuskan untuk mengadukannya kepada Kaisar Giok di Surga.[2]

Huru-hara di Alam Surga[sunting | sunting sumber]

Aktor memerankan Sun Sun Go Kong dalam adegan opera Beijing.

Kaisar Giok berharap dengan memberikan Sun Go Kong jabatan di kalangan dewa akan membuatnya lebih mudah diawasi. Sun Go Kong mengira ia akan diangkat sebagai salah satu dewa, tetapi ia hanya dijadikan pengurus kandang kuda surga untuk menjaga kuda. Setelah mengetahui hal itu, ia memberontak dan mengangkat dirinya sebagai Bikkhu Agung dan bersekutu dengan para siluman yang paling berkuasa di dunia. Percobaan awal Surga untuk mengalahkan Raja Monyet tidak berhasil. Selanjutnya, para dewa terpaksa mengakui gelar Sun Go Kong tersebut serta mencoba menawarinya kedudukan kepadanya sebagai "Pelindung Taman Surga". Saat Sun Go Kong mendapati dirinya tidak diundang untuk menghadiri sebuah jamuan kerajaan oleh Xi Wangmu, sementara dewa dan dewi lain diundang, ia menjadi marah. Setelah mencuri persik keabadian Xi Wangmu, pil lanjut usia Lao Tzu, serta minuman anggur Kaisar Giok, Sun Go Kong melarikan diri kembali ke kerajaannya untuk menyusun pemberontakan.

Sun Go Kong kemudian menewaskan Tentara Surga yang terdiri atas 100.000 pahlawan samawi dan membuktikan dirinya menjadi lawan tanding Er Lang Shen, jenderal Surga yang terunggul. Namun, ia akhirnya berhasil ditangkap atas kuasa Taoisme dan Buddhisme, serta usaha para setengah dewa. Beberapa percobaan hukuman mati untuknya gagal, sehingga Sun Go Kong akhirnya dikurung dalam sebuah tungku bagua Lao Tzu untuk disuling menjadi pil obat dengan cara dibakar menggunakan api meditasi yang paling panas. Namun, tungku tersebut meledak setelah 49 hari dan Sun Go Kong melompat ke luar, bahkan menjadi lebih kuat daripada yang dahulu. Sun Go Kong kemudian berbuat berbagai kejahatan melalui huǒyǎn-jīnjīng (火眼金睛; lit. renungan keemasan mata bernyala-nyala), yaitu suatu keadaan saat mata tahan terhadap asap.

Setelah semua cara gagal dilakukan, Kaisar Giok memohon kepada Buddha yang tinggal di kuilnya di Barat. Buddha bertaruh dengan Sun Go Kong bahwa Sun Go Kong tidak akan dapat melarikan diri dari tapak tangannya. Sun Go Kong yang dapat menempuh 108.000 li dalam satu kali lompatan, dengan angkuhnya, setuju dengan taruhan tersebut. Ia kemudian melompat bahkan dengan berkali-kali melompat dan mendarat pada suatu tempat yang hanya terdapat lima batang tiang. Ia mengira telah mencapai ujung dunia. Sebagai penanda bahwa dirinya telah sampai di tempat itu, ia menulis pada tiang-tiang itu kalimat "Bikkhu Agung yang Sama Kedudukannya dengan Surga", kemudian mengencinginya. Ia kemudian melompat kembali ke telapak tangan Buddha untuk mengklalim kemenangan taruhannya. Ia terkejut seteah menyadari bahwa kelima tiang tersebut adalah kelima jari tangan Buddha. Sun Go Kong segera berusaha melarikan diri, tetapi Buddha menindihnya dengan telapak tangan yang berubah menjadi gunung. Gunung tersebut disegel dengan mantra Om Mani Padme Hum dalam huruf emas. Sun Go Kong terkurung di sana selama lima abad.[2]

Mengikut kepada Xuanzang[sunting | sunting sumber]

Lima abad kemudian, Bodhisatva Guanyin sedang mencari-cari pengikut untuk melindungi Xuanzang, seorang penziarah Dinasti Tang, yang ingin membuat perjalanan ke India untuk memperoleh sutra agama Buddha. Pada saat Sun Go Kong mendengar hal itu, dia menawarkan diri untuk ditukar dengan kebebasannya. Guanyin memahami bahwa Sun Go Kong sangat sulit dikendalikan, Guanyin kemudian memberi Xuanzang sebuah cekak rambut (bandana) ajaib, hadiah dari Buddha. Ketika Sun Go Kong kemudian ditipu untuk memakainya. Ternyata, cekak itu tidak dapat dilepaskan lagi. Dengan mantra khusus, cekak itu dapat mengetat dan mengakibatkan kesakitan yang tidak tertahankan pada kepala Sun Go Kong. Supaya adil, Guanyin juga memberi Sun Go Kong tiga bulu yang istimewa yang boleh digunakan dalam keadaan yang mendesak. Di bawah pengawasan Xuanzang, Sun Go Kong diperbolehkan melakukan perjalanan ke Barat.

Sun Go Kong membantu Xuanzang dengan setia dalam perjalanannya ke India. Mereka pergi juga bersama "Pigsy" (猪八戒 Zhu Bajie) dan "Sandy" (沙悟浄 Sha Wujing) yang menawarkan diri untuk menebus dosa mereka. Keselamatan Xuanzang seringkali terancam oleh setan-setan serta makhluk-makhluk gaib yang lain yang mempercayai bahwa daging Xuanzang apabila dimakan dapat menambah umur. Sun Go Kong bertindak sebagai pengawal pribadi Xuanzang dan dikaruniai kuasa Surga untuk memerangi ancaman-ancaman tersebut. Pada akhirnya, kelompok itu menghadapi 81 kesengsaraan sebelum mencapai misi mereka dan kembali ke China. Sun Go Kong kemudian mencapai Kebuddhaan atas dedikasi kesetiaan dan kekuatannya.[2]

Antara Sun Go Kong dan Hanoman[sunting | sunting sumber]

Muncul opini bahwa Wu mengambil tokoh Sun Go Kong muncul dari inspirasinya atas cerita Ramayana dari India yang mana juga ada mengisahkan tokoh kera sakti Hanoman.[3] Di dalam kalangan sastrawan Tiongkok sendiri juga terdapat pendapat yang mendukung opini ini, tetapi mayoritas menolak teori ini. Ada juga yang berpendapat bahwa Wu mendapat inspirasi dari Hanoman, tetapi Sun Go Kong kemudian digambarkan tanpa ada kaitan sama sekali dengan Hanoman India. Lu Xun (1881~1936) adalah Bapak Sastra Modern Tiongkok yang terkenal. Ia berpendapat bahwa Sun Go Kong adalah karya Wu yang mengambil inspirasi dari cerita karya Lee Gong-zuo yang hidup di zaman Dinasti Tang. Dalam novelnya berjudul "Gu Yue Du Jing", ia menceritakan tentang siluman sakti bergelar Huai Wo Shuei Shen yang akhirnya juga berhasil ditaklukkan oleh kekuatan Buddha. Setelahnya ia berganti nama menjadi Wu Zi Qi. Lu Xun berpendapat bahwa Wu Cheng-en mengambil tokoh Sun Go Kong atas modifikasi Wu Zi Qi. Lalu, sastrawan lain juga berpendapat bahwa tokoh Sun Go Kong adalah asli Tiongkok karena ada seorang Bikkhu yang juga terkenal pada masa Dinasti Tang bergelar Wu Kong (Go Kong = Hokkian), nama asli Che Chao-feng.[3]

Namun Hu Shi, sastrawan lain berpendapat bahwa Wu mengambil inspirasi dari Hanoman yang dikisahkan dalam cerita Ramayana. Karena ia berspekulasi bahwa tidak mungkin cerita Ramayana yang terkenal itu tidak sampai di Tiongkok. Jadi pasti ada pengaruh Hanoman pada karya Wu Cheng-en tadi. Ada pula sastrawan lain Ji Xian-lin yang berpendapat bahwa Sun Go Kong adalah Hanoman yang dimodifikasi menjadi Sun Go Kong tanpa ada kaitan sama sekali dengan Hanoman-nya sendiri kecuali sama2 merupakan kera sakti. Namun kera sakti Sun Go Kong jelas adalah perpaduan antara kepercayaan, cerita rakyat dan kreasi daripada penulisnya sendiri, Wu Cheng-en.[3]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ (dari Hokkien pengucapan dari "行者" (Hêng-chiá))
  2. ^ a b c d e f Journey to the West, Wu Cheng'en (1500-1582), Translated by Foreign Languages Press, Beijing 1993.
  3. ^ a b c Sun Go Kong dan Hanoman