Tari kedempling

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.

Tari kedempling adalah salah satu kesenian jenis tari yang berasal dari Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat.[1] Kedempling diambil dari nama gamelan yang bentuknya tidak berpenclon (di wilayah Cirebon dan Indramayu disebut gamelan teras alit atau sundari) yang digunakan sebagai gamelan pengiring tarian ini.[1] Tarian ini sudah berkembang sejak pra-kemerdekaan sekitar tahun 1938-an saat penjajahan kolonial Belanda masih berlangsung.[1][2] Tari kedempling mulai tumbuh di Kabupaten Majalengka utara seperti daerah Ligung, Jatitujuh dan Randegan.[1]Biasanya, tarian ini dipentaskan dari satu tempat ke tempat lain atau disebut babarang (ngamen).[1] Selain itu, kesenian ini biasa dipentaskan atas undangan buruh kontrak perkebunan sebagai sarana hiburan pada malam hari usai bekerja seharian di perkebunan.[1]

Penari dan kostum

Pada tahun 1940-an pelaku seni ronggeng doger mengalami krisis panggilan menghibur dari masyarakat.[3] Oleh karena itu, penari doger beralih profesi menjadi penari kedempling.[2] Perpindahan profesi dari penari doger menjadi penari kedempling ini hanya berbekal keterampilan menari yang dipelajari secara otodidak.[2] Semua penari adalah kaum hawa yang mengenakan busana mirip laki-laki, yakni baju kutung dan sontog berwarna cokelat dipadu kain samping, selendang dan sabuk.[1] Bagian tangan dan kakinya menggunakan gengge (gelang gemerincing).[1] Sementara bagian kepalanya mengenakan iket yang dibentuk sedemikian rupa dan wajah penari dihiasi kacamata hitam serta kumis yang dilukis, serta terdapat kace di bagian dada.[1] Mereka menari dengan gerakan yang sangat sederhana mengikuti irama yang sederhana pula namun penuh arti.[1] Tarian ini merupakan perpaduan antara pola tari topeng tumenggung dan pola tari tayub sehingga mengandung dua unsur berbeda pula, yakni unsur cirebonan dan unsur priangan.[1]

Fungsi

Fungsi tari kedempling pada awalnya adalah untuk kegiatan babarang (ngamen) di tempat terbuka, bahkan di lapangan.[3] Sejak tahun 1957, banyak masyarakat yang mengundang tari kedempling untuk tampil di acara lahiran, khitanan, atau kaul dalam acara pernikahan.[3] Secara nilai dan makna, nilai-nilai kebersamaan dalam gerakan tari kedempling memperlihatkan kehalusan sikap, keindahan budi pekerti, dan kekompakan masyarakatnya.[3] Selain itu tarian ini memiliki peranan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi para penari dan penabuh gamelan di komunitas mereka.[3]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k "Ronggeng Kedempling Perpaduan Cirebonan & Priangan-Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat". www.disparbud.jabarprov.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-21. Diakses tanggal 2019-02-21. 
  2. ^ a b c http://repository.upi.edu/5933/4/S_SDT_0906403_Chapter1.pdf
  3. ^ a b c d e https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/dashboard/media/Buku%20Penetapan%20WBTb%202018.pdf

Pranala luar