Wikipedia:Artikel Pilihan/43 2018: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(8 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{HU/Tepigambar|Buah Rindu cover.jpg|125|Boeah Rindoe|{{{selular|}}}}}
{{HU/Tepigambar|Láminas 8 y 9 del Códice de Dresden.jpg|125|Halaman 8 dan 9 pada kodeks Dresden|{{{selular|}}}}}
'''[[Kodeks Dresden]]''' merupakan salah satu dari hanya empat manuskrip peninggalan kuno [[Peradaban Maya|Bangsa Maya]] yang masih tersisa di dunia. Kodeks ini berisi berbagai perhitungan dan prediksi astronomis yang hingga kini sering dibahas oleh para ahli [[arkeoastronomi]]. Dari ratusan kodeks [[hieroglif]] yang ada pada saat pendudukan Spanyol di daerah [[Mesoamerika]] pada abad ke-16, hanya tiga yang diyakini berasal langsung dari semenanjung [[Yukatan]] dan tersedia saat ini—ketiga kodeks tersebut di antaranya kodeks Dresden, Madrid, dan Paris. Manuskrip ini diyakini dilukis oleh orang-orang yang telah mengalami pelatihan khusus di "sekolah-sekolah" ataupun "bengkel seni" dari kebudayaan Maya yang memang dididik untuk kepentingan ini. Kodeks ini tersusun dari simbol-simbol yang membentuk berbagai "tabel" dan berisi catatan astronomi serta catatan meteorologi. Intrepertasi kebudayaan Maya pada masa lampau terhadap isi dari tabel-tabel ini hingga kini masih menjadi bahan kajian dan perdebatan. Namun, tabel-tabel ini menunjukkan bagaimana pentingnya benda-benda langit serta pergerakannya dalam kehidupan masyarakat Maya pada masa lampau, sekaligus menunjukkan bahwa pada masa itu peradaban Bangsa Maya memiliki pengetahuan yang luas dan mendetail mengenai pergerakan berbagai objek di langit. '''([[Kodeks Dresden|Selengkapnya...]])'''
'''''[[Boeah Rindoe]]''''' adalah koleksi puisi karya [[Amir Hamzah]] tahun 1941. Puisi-puisinya berasal dari tahun-tahun pertama Amir di Jawa, antara 1928 dan 1935. Menurut Anthony Johns dari [[Universitas Nasional Australia]], puisi-puisi tersebut disusun secara kronologis, yang menandakan peningkatan kematangan Amir sebagai penulis ketika mengembangkan puisi. Koleksi tersebut meliputi dua puluh tiga puisi berjudul dan dua karya tak berjudul. Sepuluh puisi sebelumnya telah diterbitkan, termasuk karya-karya pertama yang diterbitkan Amir (keduanya dari 1932), "Mabuk..." dan "Sunyi". Dalam ''Buah Rindu'', Amir menampilkan ketertarikan untuk menggunakan bentuk puisi Melayu tradisional seperti pantun, namun tidak seperti bentuk tradisional yang sangat tinggi, ia mencampur susunan [[ritme]]. Penggunaan bahasa oleh pengarang tersebut juga dikenal diwarnai oleh gagasan-gagasan dan istilah-istilah [[bahasa Jawa|Jawa]], dan sumber pengaruh lainnya berasal dari sastra India, dengan rujukan kepada dewa dan dewi Hindu. ''Buah Rindu'' diterbitkan secara keseluruhan dalam edisi Juni 1941 ''[[Poedjangga Baroe]]'', sebuah majalah yang Amir bantu dirikan pada 1933. Karya tersebut kemudian diterbitkan ulang sebagai buku yang berdiri sendiri oleh Poestaka Rakjat di [[Jakarta]]. '''([[Boeah Rindoe|Selengkapnya...]])'''


{{TFAfooter|Sair Tjerita Siti Akbari|Belanda Hitam|Globalisasi dan wanita di Tiongkok}}
{{TFAfooter|||}}

Revisi terkini sejak 18 Oktober 2018 15.47

Halaman 8 dan 9 pada kodeks Dresden

Kodeks Dresden merupakan salah satu dari hanya empat manuskrip peninggalan kuno Bangsa Maya yang masih tersisa di dunia. Kodeks ini berisi berbagai perhitungan dan prediksi astronomis yang hingga kini sering dibahas oleh para ahli arkeoastronomi. Dari ratusan kodeks hieroglif yang ada pada saat pendudukan Spanyol di daerah Mesoamerika pada abad ke-16, hanya tiga yang diyakini berasal langsung dari semenanjung Yukatan dan tersedia saat ini—ketiga kodeks tersebut di antaranya kodeks Dresden, Madrid, dan Paris. Manuskrip ini diyakini dilukis oleh orang-orang yang telah mengalami pelatihan khusus di "sekolah-sekolah" ataupun "bengkel seni" dari kebudayaan Maya yang memang dididik untuk kepentingan ini. Kodeks ini tersusun dari simbol-simbol yang membentuk berbagai "tabel" dan berisi catatan astronomi serta catatan meteorologi. Intrepertasi kebudayaan Maya pada masa lampau terhadap isi dari tabel-tabel ini hingga kini masih menjadi bahan kajian dan perdebatan. Namun, tabel-tabel ini menunjukkan bagaimana pentingnya benda-benda langit serta pergerakannya dalam kehidupan masyarakat Maya pada masa lampau, sekaligus menunjukkan bahwa pada masa itu peradaban Bangsa Maya memiliki pengetahuan yang luas dan mendetail mengenai pergerakan berbagai objek di langit. (Selengkapnya...)