Rabi'ah bin Nizar
Rabi'ah bin Nizar (bahasa Arab: ربيعة بن نزار; sering disebut Rabi'ah) adalah salah satu suku dari dua cabang suku utama di Arabia Utara (Adnan), cabang suku lainnya adalah Mudar.[1][2]
Cabang
[sunting | sunting sumber]Menurut genealogi Arab klasik, berikut ini adalah cabang-cabang penting dari Rabi'ah:
- Abdul Qais[3]
- Anazzah
- Anz bin Wa'il
- Bakar bin Wa'il, yang mempunyai cabang-cabang suku lagi
- Bani Hanifah
- Bani Shayban
- Bani Qais bin Tha'laba
- Taimullah (atau Taym Allat)
- Bani Yashkur
- Taghlib bin Wa'il
- al-Nammir bin Qasit [4]
Lokasi
[sunting | sunting sumber]Seperti suku-suku Adnaniyah Arab lainnya, Bani Rabi'ah berasal dari Tihamah, bagian barat Arabia,[5] yang kemudian suku ini bermigrasi ke utara dan timur. Bani Abdul Qais bermukim di Arabia Timur, yang sekarang menjadi Bahrain.
Bani Bakar bermukim di al-Yamamah (di kawasan yang sekarang menjadi Riyadh) hingga bagian barat laut Mesopotamia. Suku utama dari bani-bani ini adalah Badui. Di cabang Bani Bakar, Bani Hanifah adalah kelompok yang terkuat dan mereka bermukim al-Yamama.
Bani Taghlib bermukim di sebelah timur Sungai Eufrat dan berdampingan dengan Bani Namir (al-Nammir). Kelompok Anz bin Wa'il bermukim di bagian selatan Arabia dan dinyatakan hancur karena wabah pada abad ke-13, meskipun begitu 'Asir yang masih bermukim disana dianggap sebagai keturunan Bani Rabi'ah.
Pemukiman Bani Anazzah terpecah, di bagian selatan al-Yamamah dan di bagian utara.
Abdul Qais, Taghlib, al-Nammir, dan beberapa cabang Bani Bakar memeluk Kekristenan sebagai agama mayoritas sebelum Islam. Di masa setelah Islam, Taghlib masih beragama Kristen untuk beberapa waktu. Bani Anazzah dan Bakar memuja dewa yang bernama al-Sa'ir.
Rabi'ah di Mesir dan Sudan
[sunting | sunting sumber]Pada masa Abbasiyah, banyak anggota Bani Hanifah dan Bani Bakar bermigrasi dari al-Yamamah, menuju ke bagian selatan Mesir. Disana mereka mendominasi pertambangan emas di Wadi Allaqi dekat Aswan. Saat di Mesir, mereka menggunakan nama Rabi'ah dan menikah dengan suku-suku asli disana seperti Orang Beja . Keturunan mereka adalah Bani Kanz (atau juga dikenal dengan Kunooz), yang mana nama mereka diambil dari Kanz al-Dawlah dari Bani Hanifah, yaitu pemimpin Bani Rabi'ah di Mesir pada masa Fatimiyah.
Beberapa orang terkenal
[sunting | sunting sumber]- Amr bin Kultsum
- Shuhaib ar-Rumi
- Al-Mutsanna bin Haritsah
- Abu Laila al-Muhalhel
- Tarafa
- Buhaira
- Al-A'sha
- Al-Harith ibn Hilliza al-Yashkuri
- Musailamah al-Kazzab
- Qatadah bin Da'amah
- Malik bin Tawk
- Khalid bin Yazid al-Shaybani
- Yazid bin Mazyad al-Shaybani
- Ma'n bin Za'ida al-Shaybani
- Abu Dulaf al-Ijli
- Ahmad bin Hanbal
- Al-Akhtal
- Abu al-Atahiya
- Harits Al-Muhasibi
- Haly Abenragel
- Badi' al-Zaman al-Hamadani
- Abu Firas al-Hamdani
- Awn al-Din bin Hubayra
- Al-Bakri
- Ibnu Abdil Barr
- Said Al-Andalusi
- Abdullah bin Ali Al Uyuni
- Abdul Aziz bin Saud
- Abdurrahman as-Sudais
- Mohammed bin Ali Aba Al Khail
Keluarga kerajaan yang berasal dari Bani Rabi'ah
[sunting | sunting sumber]- Dulafiyah
- Uyuniyah
- Hamdaniyah.
- Wangsa Saud, pemimpin Arab Saudi.
- Al Khalifa, pemimpin Bahrain
- Wangsa Sabah, pemimpin Kuwait.
- Banu Kanz
- Mazyad
- Shirvanshah
- Taifa dari Saltés dan Huelva.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Reuven Firestone (1990). Journeys in Holy Lands: The Evolution of the Abraham-Ishmael Legends in Islamic Exegesis. ISBN 9780791403310.
- ^ Göran Larsson (2003). Ibn García's Shuʻūbiyya Letter: Ethnic and Theological Tensions in Medieval al-Andalus. ISBN 9004127402.
- ^ Imam Muhammad al-Bukhari (11 November 2013). Sahih al-Bukhari: The Early Years of Islam. The Other Press. hlm. 353.
- ^ Subani, Hamad (2013). The Secret History of Iran. hlm. 44. ISBN 978-1-304--08289-3.
- ^ al-Bakri, Abdullah. Mu'jam mā ista'jam. 1. hlm. 87.