Shuhaib ar-Rumi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Shuhaib bin Sinan ar-Rumi (Arab: صهيب بن سنان الرومي, lahir 587 M), atau lebih dikenal Shuhaib ar-Rumi,[1] adalah mantan budak dari Kerajaan Byzantium yang menjadi sahabat nabi dan sebagai salah satu dari pemeluk Islam pertama. Ayahnya, Sinan yang berasal dari Bani Tamim, adalah seorang hakim di Ubullah, Persia.[2] Dia mendapat nisbat "ar-Rumi" karena lama menetap di negeri Romawi.[2] Kunyahnya adalah Abu Yahya.[3]

Shuhaib ar-Rumi adalah veteran Perang Badr.[4] Suhayb Ar rumi RA adalah pejabat sementara khalifah saat Umar bin Khatab RA terbunuh dan Ustman bin Affan RA belum diangkat menjadi khalifah, Suhayb RA sebenarnya orang Arab, ayahnya gubernur di Iraq yang saat itu wilayah persia, tetapi saat masih kecil desanya diserang romawi dan dia diambil dijadikan budak sampai dewasa di romawi timur (byzantium) . Setelah 20 tahun menjadi budak Suhayb RA bisa melarikan diri dan bergabung dengan umat islam di mekkah.

Suhayb RA meninggal di Madinah pada bulan Syawal 38 H.[5]

Keistimewaan Shuhaib bin Sinan Ar RUmi[sunting | sunting sumber]

Berikut adalah diantara keistimewaan dari Shuhaib bin Sinan Ar Rumi:

  1. Termasuk kedalam assabiqunal Awwalun, atau sekelompok orang yang masuk Islam pertama kali[6]
  2. Memiliki semangat dan tekad besar dalam memperjuangkan dan membela agama Islam. Beliau berkata, "Tiada suatu perjuangan bersenjata yang diterjuni Rosulallah sholallahualahi wasallam, kecuali aku menyertainya. Tiada suatu baiat yang dijalaninya, kecuali tentulah aku menghadirinya. Tiada suatu pasukan bersenjata yang dikirimnya, kecuali aku termasuk dalam rombongannya. Tidak pernah beliau sholallahu alaihi wasallam bertempur, baik di masa-masa pertama Islam, atau pada masa-masa akhir, kecuali aku berada di sebelah kanan atau disebelah kirinya. Dan kalau ada sesuatu yang dikhawatirkan kaum muslimin di hadapan mereka, pasti aku menyerbu paling depan. demikian pula bila ada yang dicemaskan dibelakang mereka, pasti aku mundur ke belakang. Aku tidak sudi sama sekali membiarkan Rosulallah sholallahualahi wasallam berada dalam jangkauan musuh sampai ia kembali menemui Allah.[6]
  3. Melakukan jual Beli Yang menguntungkan, yang dipuji oleh Allah dan Rosul-Nya. Namun ini bukan soal jual beli harta dunia, namun ini tentang bagaimana Shuhaib rela menukarkan Hartanya untuk bisa berhijrah dijalan Allah. Dikisahkan, suatu ketika Suhaib berhijrah namun diburu oleh Sekelompok kaum kafir Quraisy. Hingga ketika jarak orang Kafir itu telah dekat dengan Suhaib, suhaib berkata pada mereka, "Kalian tahu aku adalah pemanah ulung, Demi Allah kalian tidak bisa mendekatiku sebelum aku melepaskan semua anak panah yang ada dikantongku, setelah itu aku akan menggunakan pedang untuk menebas kalian, sampai senjataku habis semua. Nah, sini majulah jika kalian berani. Akan Tetapi jika kalian setuju, saya akan tunjukkan tempat penyimpanan harta bendaku, asal saja kalian membiarkan aku pergi". Orang-orang kafir itu tertarik dan berkata, "Dulu engkau datang kepada kami dengan tanpa membawa apapun, sekarang hartamu menjadi banyak ditengah-tengah kami hingga melimpah ruah. Dan Sekarang engkau akan pergi dengan membawa jiwa dan harta kekayaanmu? Sudah seharusnya harta itu menjadi milik kami. Maka diberitahukanlah tempat penyimpanan Harta itu demi bisa berhijrah dengan selamat tanpa gangguan. Maka Sikap Shuhaib itupun dipuji oleh Rosulallah sholallahualaihi wasallam, ketika beliau melihat Shuhaib baru sampai dari perjalana Hijrah "Sungguh Menguntungkan jual beli Abu Yahya, Betapa menguntungkan JUal belinya". Ketika itu Allah juga menurukan Ayat-Nya yang mulia: "Dan diantara manusia ada yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridho'an Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada Hamba-Hamba-Nya. (QS AL Baqarah: 207)[6]
  4. Sangat dermawan. Bahkan beliau pernah dinasehati oleh Sayyyidina Umar bin Khattab, "Aku melihatmu mendermakan makanan hingga melewati batas." Shuhaib menjawab, "Itu karena aku pernah mendengar Rosulallah sholallahu alaihi wasallam bersabda: "Oranng yang terbaik diantara kalan adalah yang suka memberi makanan".[6]
  5. Dipilih AMirul Mukminin Umar ibn Khattab untuk menjadi Imam Sholat kaum muslimin.[6]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Kutipan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Lihat Ensiklopedi Sahabat urutan 11.
  2. ^ a b Al-Mishri 2015, hlm. 487.
  3. ^ Al-Mishri 2015, hlm. 496.
  4. ^ Al-Mishri 2015, hlm. 494.
  5. ^ Al-Mishri 2015, hlm. 498.
  6. ^ a b c d e Muhammad Khalid, Khalid (Robiul AKhir, 1439 H). Biografi 60 Sahabat Nabi. Jakarta Timur: Ummul Quro. hlm. 138–144. ISBN 9786029896886. 

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

  • Al-Mishri, Mahmud (2015). Muhammad Ali, Lc, ed. Ensiklopedi Sahabat: Biografi dan Profil Teladan 104 Sahabat Nabi SAW Generasi Terbaik Umat Islam Sepanjang Masa (Jilid I). Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi'i. ISBN 978-602-9183-90-0.