Batu Tapak Cidokom

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Batu Tapak Cidokom
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Cagar budaya Indonesia
KategoriBenda
Lokasi
keberadaan
Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Pemilik Indonesia
Koordinat6°23′52″S 106°41′54″E / 6.3976462°S 106.6982076°E / -6.3976462; 106.6982076Koordinat: 6°23′52″S 106°41′54″E / 6.3976462°S 106.6982076°E / -6.3976462; 106.6982076
Batu Tapak Cidokom di Kabupaten Bogor
Batu Tapak Cidokom
Batu Tapak Cidokom
Batu Tapak Cidokom di Jawa Barat
Batu Tapak Cidokom
Batu Tapak Cidokom di Jawa
Batu Tapak Cidokom
Batu Tapak Cidokom di Indonesia
Batu Tapak Cidokom

Batu Tapak Cidokom adalah sebuah situs arkeologi yang menampilkan batu kuno berbekas telapak kaki di atasnya. Batu Tapak terletak di Desa Cidokom, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Batu Tapak Cidokom juga merupakan dua tapak kaki yang menjadi pusat cerita dan legenda rakyat di Kabupaten Bogor.

Cerita legenda[sunting | sunting sumber]

Batu Tapak Cidokom merupakan dua telapak kaki yang terletak dalam sebongkah batu menjadi cerita tentang Batu Tapak. Menurut cerita rakyat setempat batu ini merupakan bekas telapak Raden Gembang yang bertapa dengan cara berdiri selama satu tahun dengan tidak makan dan tidak tidur.

Kesaktian tokoh penuh misteri ini membuat kakinya tercetak pada sebuah batu tempat ia bersemedi. Banyak cerita yang terasa luar biasa terjadi pada Batu Tapak. Cerita yang bukan hanya terpelihara di tengah masyarakat lokal, tapi sekaligus terus dikisahkan ke semua orang di Bogor khususnya.

Salah satu yang paling legendaris ialah kondisi batu yang tidak pernah mau dipindah dari tempatnya. Konon batu itu pernah dibawa ke tengah perkampungan namun esok harinya kembali ke lokasi awal.

Berada di sebuah pekarangan warga, batu tapak terasa tak biasa karena seperti dinaungi pohon tua yang berusia ratusan tahun. Bangunan tembok yang mengelilinginya dibuat agar para peziarah nyaman saat berpetirah. Begitu memasuki tembok dengan tinggi setengah dada, yang segera terlihat adalah batu yang tidak terlalu besar dengan warna yang terkesan sangat tua.

Seperti umumnya tempat keramat, situs Batu Tapak juga ramai pada hari tertentu. Para peziarah datang dari tempat-tempat yang jauh kepada mereka cerita tentang doa yang terkabul menjadi beredar luas. Konon orang akan sukses dalam karirnya jika telapak kakinya mampu menapak dengan tepat di Batu Tapak.

Tidak hanya cerita orang sukses yang tapak kakinya pas di batu tapak, para peziarah juga dibekali kisah-kisah tak biasa tentang ular sebesar pohon kelapa jika datang membawa niat tidak baik. konon ular besar itu seperti memberi perisai pada batu dengan cara melingkarkan tubuhnya sehingga batu tampak tak tampa.

Mitos tentang batu tapak seperti semakin lengkap dengan cerita penjaga gaib yang konon berwujud wanita cantik dan seorang nenek. Mereka yang pernah melihat anita cantik berambut panjang itu, mengenakan kebaya warna putih sementara sang nenek berkebaya kuning.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]