Lompat ke isi

Efesus (kota)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Efesos
Ἔφεσος
Efesus
Perpustakaan Celsus

Efesus adalah sebuah kota kuno yang terletak di wilayah pesisir barat Anatolia, Turki modern, dekat dengan kota Selçuk, Provinsi Izmir. Dikenal sebagai pusat kebudayaan dan agama pada zaman kuno, Efesus merupakan salah satu kota terbesar di Kekaisaran Romawi dan menjadi pusat perdagangan serta tempat berkembangnya berbagai peradaban, termasuk Yunani dan Romawi. Kota ini juga terkenal karena Kuil Artemis, salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno.

Zaman Prasejarah dan Pendudukan Awal

[sunting | sunting sumber]

Efesus diperkirakan didirikan sekitar milenium ke-10 SM, oleh suku-suku lokal yang menghuni daerah tersebut. Menurut legenda Yunani, kota ini dibangun oleh Amazon, para prajurit wanita yang dipimpin oleh Ratu Ephesia. Penduduk awal Efesus membangun pemukiman yang kemudian berkembang menjadi kota pelabuhan penting.

Periode Yunani Kuno

[sunting | sunting sumber]

Efesus mulai berkembang pesat pada abad ke-8 SM di bawah kekuasaan bangsa Ionia. Kota ini menjadi bagian dari Liga Ionia dan mendapatkan pengaruh budaya dari Yunani. Kuil Artemis yang besar dibangun pada periode ini, yang kemudian menjadi tempat pemujaan utama bagi penduduk.

Pada abad ke-6 SM, kota ini dikuasai oleh Lydian di bawah raja Kroisos, yang kemudian memperindah Kuil Artemis dan menjadikan Efesus sebagai pusat seni dan budaya. Namun, pada tahun 547 SM, kota ini dikuasai oleh Kekaisaran Persia di bawah Raja Cyrus yang Agung.

Masa Kekaisaran Romawi

[sunting | sunting sumber]

Efesus mencapai puncak kemegahannya di bawah kekuasaan Kekaisaran Romawi, terutama pada abad pertama dan kedua Masehi. Pada masa ini, kota tersebut menjadi salah satu kota terbesar di Kekaisaran Romawi, dengan populasi mencapai sekitar 250.000 orang. Di bawah kekuasaan Romawi, Efesus memiliki pelabuhan yang sangat penting dan menjadi titik perdagangan utama di kawasan Mediterania.

Bangunan-bangunan megah seperti Teater Besar, Perpustakaan Celsus, dan Kuil Domitianus dibangun pada masa ini. Efesus juga menjadi pusat penyebaran agama Kristen awal dan disebutkan beberapa kali dalam Perjanjian Baru. Rasul Paulus dan Yohanes pernah tinggal di kota ini, yang menyebabkan Efesus menjadi salah satu dari tujuh jemaat dalam Kitab Wahyu.

Penurunan dan Kehancuran

[sunting | sunting sumber]

Pada abad ke-3 Masehi, Efesus mengalami penurunan akibat serangan bangsa Goth dan kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi. Meski sempat diperbaiki pada masa Kaisar Bizantium, kota ini tidak pernah sepenuhnya pulih. Pelabuhan yang menjadi urat nadi kota tertimbun oleh sedimentasi, mengakibatkan Efesus kehilangan akses ke laut.

Pada abad ke-7, kota ini semakin ditinggalkan dan akhirnya ditinggalkan secara permanen setelah invasi Arab pada abad ke-11. Penduduk terakhir Efesus pindah ke pemukiman baru di Selçuk, tidak jauh dari reruntuhan kota ini.

Arkeologi dan Reruntuhan Efesus

[sunting | sunting sumber]

Kuil Artemis

[sunting | sunting sumber]

Kuil Artemis di Efesus adalah salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno. Dibangun pada abad ke-6 SM, kuil ini didedikasikan untuk Artemis, dewi kesuburan dan perburuan dalam mitologi Yunani. Kuil ini dihancurkan oleh Herostratus pada 356 SM, tetapi dibangun kembali dengan skala yang lebih besar. Namun, pada akhirnya kuil ini hancur sepenuhnya pada abad ke-5 Masehi.

Perpustakaan Celsus

[sunting | sunting sumber]

Perpustakaan Celsus dibangun pada awal abad ke-2 Masehi sebagai penghormatan untuk Tiberius Julius Celsus Polemaeanus, seorang gubernur Asia yang dihormati. Perpustakaan ini memiliki fasad yang megah dan berarsitektur khas Romawi dengan kolom-kolom Corinthian. Perpustakaan ini dulunya menyimpan lebih dari 12.000 gulungan dan menjadi salah satu perpustakaan terbesar pada masanya.

Teater Besar

[sunting | sunting sumber]

Teater Besar Efesus memiliki kapasitas lebih dari 25.000 penonton dan menjadi tempat utama untuk pertunjukan drama, pidato publik, dan acara-acara gladiator. Teater ini juga terkenal karena disebutkan dalam Kitab Kisah Para Rasul, ketika Rasul Paulus menyampaikan ajaran Kristen yang menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat Efesus.

Jalan Arkadian dan Pemandian Romawi

[sunting | sunting sumber]

Jalan Arkadian adalah jalan utama yang menghubungkan pelabuhan dengan Teater Besar dan kompleks kota lainnya. Jalan ini diapit oleh berbagai bangunan penting, termasuk pemandian umum yang digunakan oleh warga Romawi. Pemandian ini mencerminkan kemajuan dalam sistem sanitasi dan budaya Romawi pada masa itu.

Peranan Agama

[sunting | sunting sumber]

Efesus memiliki sejarah keagamaan yang panjang dan beragam. Sebelum Kristen, penduduk Efesus memuja Artemis sebagai dewi pelindung kota. Efesus kemudian menjadi salah satu pusat penyebaran agama Kristen di Asia Kecil.

Agama Kristen Awal

[sunting | sunting sumber]

Rasul Paulus berperan besar dalam menyebarkan ajaran Kristen di Efesus, yang pada akhirnya membentuk jemaat Efesus. Kitab Wahyu dalam Perjanjian Baru menyebut Efesus sebagai salah satu dari tujuh jemaat di Asia Kecil. Selain itu, tradisi Kristen menganggap bahwa Yohanes Rasul dan Maria, ibu Yesus, pernah tinggal di Efesus.

Konsili Efesus

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 431 M, Konsili Efesus diadakan di kota ini untuk memutuskan doktrin Kristen mengenai Yesus dan Maria. Konsili ini sangat penting dalam sejarah teologi Kristen, karena menegaskan Maria sebagai "Theotokos" atau "Bunda Allah."

Efesus dalam Budaya Populer

[sunting | sunting sumber]

Efesus dan kuil-kuil serta bangunan kunonya sering menjadi inspirasi dalam berbagai karya sastra, seni, dan film. Keindahan arsitekturnya juga menjadikan Efesus sebagai salah satu situs kuno yang paling sering dikunjungi di dunia. Sejumlah novel, film, dan dokumenter menampilkan Efesus sebagai latar utama, menyoroti keindahan kota kuno ini dan perannya dalam sejarah.

Pemugaran dan Pariwisata

[sunting | sunting sumber]

Saat ini, Efesus merupakan situs arkeologi yang dilindungi oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia. Pemerintah Turki bersama para arkeolog dari berbagai negara melakukan pemugaran besar-besaran untuk menjaga kelestarian situs ini. Setiap tahunnya, Efesus menarik jutaan wisatawan dari berbagai negara, yang datang untuk menyaksikan keindahan reruntuhan arsitektur Yunani dan Romawi yang tersisa.

Lihat Pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. Foss, C. "Ephesus after Antiquity." Cambridge University Press, 1979.
  2. Ersoy, Y. "The Archaeology of Ephesus: Studies in the Archaeology of Hellenistic and Roman Ephesus." Oxbow Books, 2017.
  3. The New Testament of the Bible, Kitab Kisah Para Rasul, Kitab Wahyu.