Ella Rizki Farihatul Maftuhah
Artikel ini tidak memiliki referensi atau pranala luar ke sumber-sumber tepercaya yang dapat menyatakan kelayakan dari subyek yang dibahas. (ajukan diskusi keberatan penghapusan) Artikel ini akan dihapus pada 7 Oktober 2024 jika tidak diperbaiki.Untuk pemulai artikel ini, jika Anda mempertentangkan nominasi penghapusan ini, jangan menghapus peringatan ini. Silakan hubungi sang pengusul, hubungi seorang pengurus, atau pasang tag {{tunggu dulu}} |
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Desember 2023. |
Ella Rizki Farihatul Maftuhah | |
---|---|
Lahir | 14 April 1995 Magelang, Jawa Tengah |
Kebangsaan | Indonesia |
Almamater | Universitas Gadjah Mada |
Pekerjaan | CEO PT Nira Lestari International |
Tahun aktif | 2015–sekarang |
Pasangan | Rayndra Syahdan Mahmudin |
Anak | Rafaizan Syahdan Alfatih |
Ella Rizki Farihatul Maftuhah, Amd.Si., S.Si., M.Sc. (lahir 14 April 1995) adalah CEO PT Nira Lestari International, perusahaan pertanian yang bergerak di bidang gula semut dan madu vegan. Ella saat ini sedang kuliah S3 di Universitas Gadjah Mada.[1]
Pendidikan dan Karier
[sunting | sunting sumber]Ella lulusan D3 Akademi Kimia Politeknik AKA Bogor 2012-2015, kemudian Ella melanjutkan kuliah S1 jurusan kimia di Universitas Nusa Bangsa Bogor, 2015 -2017 . Setelah itu, Ella melanjutkan magister kimia pada Universitas Gadjah Mada, 2018-2020, dan pada tahun 2022 Ella mengambil gelar doktoral kimia pada di Universitas Gadjah Mada. Ella menemukan dan membuat madu vegan.
Ella berinisiatif mendirikan PT Nira Lestari International, dan menggerakkan Koperasi Nira Lestari Tani di Dusun Semen, Desa Trenten, Kecamatan Candi Mulyo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Dengan adanya PT Nira Lestari International petani dapat melakukan ekspor dan menentukan harga produknya secara langsung. Ella melihat potensi pohon kelapa di kecamatan yang memiliki 480 hektare perkebunan kelapa. Sebagian besar penduduk Dusun Semen bekerja sebagai penderes, yaitu orang yang memanjat pohon kelapa, dan mengambil nira dari pohon kelapa. Kemudian nira dimasak menjadi gula cetak, namun karena kurang higienis, gula cetak tersebut kurang laku. Ini membuat banyak dari generasi ibu dan bapak Ella meninggalkan profesi tersebut dan lebih memilih bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) di kota.[2]
Setiap anggota koperasi yang berhasil menyetor gula semut akan mendapatkan upah berdasarkan prinsip bagi hasil koperasi. Ella ingin memuliakan ibu-ibu di desanya dengan menjadi mitra dan tidak lagi berprofesi sebagai ART yang menyebabkan anak-anak mereka di rumah tidak terurus. Bahkan tak jarang upah yang diperoleh sebagai ART sangat murah, hanya 20 ribu rupiah per hari. Ella ingin ibu-ibu di kampungnya beralih profesi dengan menjadi mitra pembuat gula semut dan madu vegan. Produk gula semut dan madu vegan ini sudah diekspor ke Belanda, Korea Selatan, dan Malaysia.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b NAPITUPULU, ESTER LINCE (2021-01-21). "Ella Rizki FM Memutar Roda Ekonomi Desa Berbasis Kelapa". kompas.id. Diakses tanggal 2023-09-25.
- ^ "Ella Rizki, Petani Milenial Penggerak Ekonomi Desa". FNN - Forum News Network (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-09-25.