Ester 2

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ester 2
KitabKitab Ester
KategoriKetuvim
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
17
pasal 1
pasal 3

Ester 2 (disingkat Est 2) adalah bagian dari Kitab Ester dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1][2][3]

Teks[sunting | sunting sumber]

Sebuah bagian Kodeks Sinaiticus yang memuat kitab Ester 2:3-8.

Tempat[sunting | sunting sumber]

Pasal ini mencatat kejadian-kejadian yang bertempat pada kota benteng Susan atau Susa di Persia (sekarang Iran)

Waktu[sunting | sunting sumber]

Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam pasal ini terjadi pada tahun ketujuh pemerintahan Ahasyweros (Ester 2:16), setelah ia pulang dari penyerangan ke Yunani, ~ 479 SM.

Struktur[sunting | sunting sumber]

Ayat 1[sunting | sunting sumber]

Sesudah peristiwa-peristiwa ini, setelah kepanasan murka raja Ahasyweros surut, terkenanglah baginda kepada Wasti dan yang dilakukannya, dan kepada apa yang diputuskan atasnya.[4]

Segera setelah pesta besar di mana raja membuang ratu Wasti, pada tahun 482 SM Ahasyweros (=Xerxes) memimpin tentara Persia menyerang Yunani dalam "Perang Kedua Yunani-Persia". Pada tahun 480 SM tentara Persia mengalahkan orang-orang Yunani dalam Pertempuran Thermopylae dan menguasai Athena. Namun, di bawah arahan Themistocles, angkatan laut Yunani memukul mundur armada Persia pada pertempuran Salamis sementara Xerxes mengawasi dari ketinggian tepi laut. Karena angkatan lautnya hancur, Xerxes mengundurkan diri ke Persia. Bala tentaranya pergi ke Yunani dan dikalahkan di Plataea pada tahun 479 SM. Herodotos, sejarawan Yunani, mencatat bahwa setelah kekalahan ini, Xerxes mencari hiburan dengan tinggal bersama gundik-gundiknya. Dalam pasal ini dicatat bahwa pada tahun ke-7 pemerintahannya (479 SM), Ahasyweros mulai memilih ratu pengganti Wasti, di mana Ester anak Abihail mendapat giliran untuk masuk menghadap raja Ahasyweros pada bulan yang ke-10 (Tebet) tahun itu.[5]

Ayat 5[sunting | sunting sumber]

Pada waktu itu ada di dalam benteng Susan seorang Yahudi, yang bernama Mordekhai bin Yair bin Simei bin Kish, seorang Benyamin.[6]

Mordekhai dan Ester berasal dari keturunan suku Benyamin, satu suku dengan raja Saul dan rasul Paulus.[7]

Ayat 6[sunting | sunting sumber]

...yang diangkut dari Yerusalem sebagai salah seorang buangan yang turut dengan Yekhonya, raja Yehuda, ketika ia diangkut ke dalam pembuangan oleh raja Nebukadnezar, raja Babel.[8]

Kish (atau Kisy) (ayat Ester 2:5), adalah buyut Mordekhai, yang atas perintah raja Nebukadnezar diangkut dari Yerusalem dan dibuang bersama dengan raja Yoyakhin atau Yekhonya pada tahun 597 SM.[9]

Ayat 7[sunting | sunting sumber]

Mordekhai itu pengasuh Hadasa, yakni Ester, anak saudara ayahnya, sebab anak itu tidak beribu bapa lagi; gadis itu elok perawakannya dan cantik parasnya. Ketika ibu bapanya mati, ia diangkat sebagai anak oleh Mordekhai.[10]

Nama "

Ester 2
KitabKitab Ester
KategoriKetuvim
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
17
pasal 1
pasal 3

Ester" adalah nama Persia, yang lebih dikenal daripada nama Yahudinya, "Hadasa". Karena nama Persia itu, identitas Ester sebagai orang Yahudi tidak diketahui sampai pada saat Ester mengakui asal-usulnya untuk membuka kedok rencana jahat Haman.[11]

Ayat 12[sunting | sunting sumber]

Tiap-tiap kali seorang gadis mendapat giliran untuk masuk menghadap raja Ahasyweros, dan sebelumnya ia dirawat menurut peraturan bagi para perempuan selama dua belas bulan, sebab seluruh waktu itu digunakan untuk pemakaian wangi-wangian: enam bulan untuk memakai minyak mur dan enam bulan lagi untuk memakai minyak kasai serta lain-lain wangi-wangian perempuan.[12]

Ayat 16[sunting | sunting sumber]

Demikianlah Ester dibawa masuk menghadap raja Ahasyweros ke dalam istananya pada bulan yang kesepuluh--yakni bulan Tebet--pada tahun yang ketujuh dalam pemerintahan baginda.[13]

Ayat 17[sunting | sunting sumber]

Maka Ester dikasihi oleh baginda lebih daripada semua perempuan lain, dan ia beroleh sayang dan kasih baginda lebih daripada semua anak dara lain, sehingga baginda mengenakan mahkota kerajaan ke atas kepalanya dan mengangkat dia menjadi ratu ganti Wasti.[14]

Perihal raja Persia mengangkat Ester sebagai ratu melukiskan bagaimana Allah dapat mengubah hati orang berdosa supaya mengikuti maksud-Nya (lihat Amsal 21:1; Ezra 1:1). Kini Ester sanggup menolong bangsanya ketika kebutuhan itu muncul sekitar lima tahun kemudian. Allah memakai keputusan-keputusan bebas dari orang-orang yang terlibat untuk melindungi umat-Nya (Ester 4:14).[9]

Ayat 20[sunting | sunting sumber]

Adapun Ester tidak memberitahukan asal usul dan kebangsaannya seperti diperintahkan kepadanya oleh Mordekhai, sebab Ester tetap berbuat menurut perkataan Mordekhai seperti pada waktu ia masih dalam asuhannya.[15]

Walaupun Ester sudah dipilih dan dimahkotai sebagai ratu kerajaan Persia yang besar (Ester 2:17), ia tidak menjadi sombong atau mementingkan diri karena kedudukan dan kuasanya yang baru. Ia tidak meremehkan nasihat saudara sepupunya yang kedudukannya lebih rendah, ia juga tidak melupakan bangsanya atau warisan rohaninya; malahan setelah menjadi ratu, ia menunjukkan sikap lembut, rendah hati, dan kesediaan untuk tunduk, seperti dahulu.[9]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  2. ^ Dianne Bergant dan Robert J.Karris (ed). 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Jogjakarta: Kanisius.
  3. ^ (Indonesia) W.S. LaSor, D.A. Hubbard, F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 2, Sastra dan Nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994. ISBN 9789794150431
  4. ^ Ester 2:1
  5. ^ Ester 2:16
  6. ^ Ester 2:5
  7. ^ Filipi 3:5
  8. ^ Ester 2:6
  9. ^ a b c The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  10. ^ Ester 2:7
  11. ^ Lihat Ester 7.
  12. ^ Ester 2:12
  13. ^ Ester 2:16
  14. ^ Ester 2:17
  15. ^ Ester 2:20

Pustaka tambahan[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]