Gereja Santo Yohanes Bosco, Danau Sunter
Gereja Santo Yohanes Bosco | |
---|---|
Gereja Santo Yohanes Bosco, Paroki Danau Sunter | |
Koordinat: 6°9′3.0992″S 106°52′30.2956″E / 6.150860889°S 106.875082111°E | |
Lokasi | Jalan Taman Sunter Indah Blok A3/13-21, Sunter Jaya, Jakarta Utara 14350 |
Negara | Indonesia |
Denominasi | Gereja Katolik Roma |
Situs web | www |
Sejarah | |
Dedikasi | Santo Yohanes Bosco |
Tanggal konsekrasi | 31 Januari 2001 |
Arsitektur | |
Status | Paroki |
Status fungsional | Aktif |
Peletakan batu pertama | 31 Januari 2000 |
Administrasi | |
Paroki | Danau Sunter |
Dekenat | Utara |
Keuskupan Agung | Jakarta |
Provinsi | Jakarta |
Klerus | |
Jumlah Imam | 2 |
Imam yang bertugas | R.P. Yosep Suban Ola, S.D.B. |
Gereja Santo Yohanes Bosco adalah sebuah gereja paroki Katolik yang berlokasi di Jakarta Utara, Indonesia. Gereja ini berada di bawah pengelolaan Keuskupan Agung Jakarta. Secara parokial, Gereja ini merupakan Paroki Danau Sunter. Gereja Santo Yohanes Bosco dinamai menurut Yohanes Bosco, yang dikenal sebagai pelindung kaum muda. Gereja ini berada dalam reksa pastoral tarekat Salesian Don Bosco.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Umat yang menjadi cikal bakal Paroki Danau Sunter saat itu tinggal di kawasan Sunter Kangkungan dan di kawasan Sunter Mas. Mereka terdaftar sebagai kelompok umat di Paroki Katedral pada tahun 1980. Perkembangan umat kemudian juga terjadi di kawasan Sunter Hijau pada tahun 1982.[1]
Daerah tersebut kemudian disebut sebagai daerah Sunter Selatan, seiring dengan perkembangan daerah Sunter Jaya pada tahun 1982 hingga 1984. Sejak tahun 1984, umat di wilayah ini bergabung dalam upaya pembangunan gereja di wilayah Sunter Utara, yang kelak menjadi Gereja Santo Lukas. Prioritas pembangunan saat itu adalah Gereja Santo Lukas, sesuai arahan Uskup Agung Jakarta saat itu, Leo Soekoto, S.J.
Pada tahun 1992, umat di kawasan Sunter Selatan telah memiliki tanah di Jalan Taman Sunter Indah. Pembangunan gereja di Sunter Selatan ini dimulai pada Mei 1994, di mana panitia pembangunan dilantik. Pada tahun 1995, umat telah mulai menggunakan kapel di Wisma Salesian sebagai lokasi peribadatan. Izin Mendirikan Bangunan didapatkan setelah melalui proses selama sekitar lima tahun, yakni pada tahun 1999.[2]
Peletakan batu pertama dan pemasangan tiang pancang pertama dilakukan pada awal tahun 2000.[3] Pemberkatan dan peresmian gedung paroki dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2001 oleh Julius Kardinal Darmaatmadja, S.J. Pembangunan gedung gereja sendiri dimulai satu tahun kemudian dan selesai juga dalam waktu satu tahun. Kardinal Darmaatmadja memberkati gedung Gereja Santo Yohanes Bosco, sekaligus diresmikan menjadi paroki ke-54 dalam wilayah Keuskupan Agung Jakarta.[4]
Pada tahun 2017, Gereja Santo Yohanes Bosco menjadi lokasi misa konselebrasi para uskup dalam rangka mendukung Gerakan Orang Tua Asuh untuk Seminari (GOTAUS).[5]
Peribadatan
[sunting | sunting sumber]Misa harian diselenggarakan pada pagi dan sore hari. Selain liturgi dalam bahasa Indonesia, Gereja ini juga menyelenggarakan Perayaan Ekaristi dalam bahasa Inggris pada siang hari.
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Tampak luar Gereja Santo Yohanes Bosco pada tahun 2018.
-
Tampak dalam Gereja Santo Yohanes Bosco pada tahun 2018.
-
Tampak luar Gereja Santo Yohanes Bosco pada tahun 2023.
-
Tampak luar Gereja Santo Yohanes Bosco pada awal tahun 2024.
-
Altar Gereja Yohanes Bosco pada Masa Paskah 2024.
-
Interior Gereja Yohanes Bosco pada tahun 2024.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Prolog". Gereja Katolik St. Yohanes Bosco. Diakses tanggal 12 Maret 2024.
- ^ "Panitia Pembangunan Gereja Sunter Selatan". Gereja Katolik St. Yohanes Bosco. Diakses tanggal 12 Maret 2024.
- ^ "Batu Pertama". Gereja Katolik St. Yohanes Bosco. Diakses tanggal 12 Maret 2024.
- ^ "Paroki Danau Sunter". Gereja Katolik St. Yohanes Bosco. Diakses tanggal 12 Maret 2024.
- ^ Biland, Anton (20 November 2017). "Gotaus mengetuk hati umat untuk pendidikan calon Imam". Majalah Hidup. Diakses tanggal 12 Maret 2024.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Pranala luar
[sunting | sunting sumber]